Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampuh
oleh:
Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd
Disusun oleh:
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Pengertian, Tujuan dan Manfaat Belajar Filsafat Ilmu” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan,akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat adalah hal yang penting dalam kehidupan, mampu menjawab segala
pertanyaan dengan metode berpikir yang logis dan tidak terikat norma dan dogma.
Namun stereotype yang menyatakan bahwa filsafat adalah jalan menuju ateisme masih
melekat dibeberapa kelompok masyarakat. Mereka meyakini filsafat bisa memberikan
perubahan pikiran yang menuju pada kenegatifan berfikir yang berujung pada
meragukan eksistensi Tuhan.
Padahal sebaliknya, kaum pemikir dewasa menyukai pembelajaran filsafat di
karenakan menurut mereka filsafat mampu memberikan sifat dan sikap kebijaksanaan
pada seseorang atau mampu mempengaruhi pemikiran seseorang menjadi lebih
bijaksana. Secara istilah pun, filsafat mengandung arti mencari kebenaran atau
kebijaksanaan, di dalam bahasa arab di kenal dengan falsafah yang berarti pohon.
Dalam Pengertiannya secara harfiah filsafat merupakan pembelajaran mencari
kebenaran atau kebijaksanaan dalam sebuah objek.
Filsafat sebenarnya merupakan pelajaran yang sangat indah karena memberikan
rasa penasaran dan jiwa ingin tahu yang tinggi sehingga pengetahuan dan ilmu bisa
bertambah walau tanpa dorongan dari orang lain. Filsafat juga memberikan pernyataan-
pernyataan yang berharga pada hidup sehingga kita lebih bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
B. Lingkup Bahasan
Sesuai dengan topik bahasan yang tersedia, lingkup pembahasan dititikberatkan
pada uraian pengertian/definisi, tujuan, dan manfaat mempelajari filsafat ilmu. Topik
ini penting untuk dibahas sebagai upaya penyamaan persepsi mengenai konsep dasar
filsafat ilmu sebelum akhirnya kita mendalami mengaplikasikannya di kehidupan
sehari-hari sebagai individu yang berusaha untuk terus memajukan dunia pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
kriterianya? cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengerahuan yang berupa ilmu? ( landasan epitemologis )
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? bagaiaman penentuan objek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional?
Ahmad Saebani (2009) menamai filsafat ilmu yaitu ilmu yang mengkaji seluk
beluk dan tata cara memperoleh suatu pengetahuan, sumber pengetahuan, metode dan
pendekatan yang digunakan untuk mendapat pengetahuan logis dann rasional. (Latif,
2014)
Jujun (2010) mengatakan, berkaitan dengan masalah ilmu tentu saja tidak dapat
dipisahkan dengan pengetahuan, pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental
yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar
dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengtahuan itu tidak ada. Sebab
pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam
kehidupan. Lalu bagaimana kita menyusun pengetahuan yang benar ? masalah inilah yang
dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasannya disebut metode ilmiah.
Epistemologi disebut juga dengan filsafaft ilmu, merupakan cabang filsafat yang
mempelajari dan menentukan ruang lingkup pengetahuan. epistemologi berusaha
membahas bagaimana ilmu didapatkan, bukan untuk apa atau mengenai apa. Kepastian
yang dicari oleh epistemologi dalam mencari kebenaran apakah manusia sudah benar
sesuai dengan tingkat pengetahuan dimungkinkan oleh suatu keraguan. Dengan keraguan
inilah akan memberi kesempatan kepada epistemologi untuk menjawabnya. (Latif, 2014)
Kebenaran suatu ilmu pengetahuan dapat diuji melalui landasan epistemologi.
Karena penelaahan epistemologi rasional dan logis menurut kaidah keilmiahan. Titik
tolaknya adalah bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh melalui tata cara dan prosedur
ilmiah sehingga dapat diterima kebenarannya, meskipun demikian tidak semua orang
dapat di samakan persepsinya terhadap kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu. Karena
manusia sebagai subjek, tentu tinngkat penelaahannya berbeda satu sama lain. (Latif,
2014)
5
B. Manfaat Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu
secara umum mengandung manfaat sebagai berikut:
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuan harus memiliki sikap kritis
terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap
solipsistik, yakni menganggap hanya pendapatnya paling benar.
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi dikalangan para ilmuan menerapkan
suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu
sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan
struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. (Komara , 2011)
Selanjutnya dikatakan oleh Muhammad Erwin (2011) manfaat mempelajar filsafat
ilmu diantaranya: pertama, menghindari timbulnya pandangan bahwa pengertian sudah
menjamin perbuatan, namun pengertian serba sedikit tantangan ilmu filfasat dapat
digunakan sebagai pedoman kenyataan kehiduapn sehari-hari, baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat. Kedua, sebagai pandangan hidup yang mantap yang akan
menentukan kriteria baik buruknya tingkah laku kita yang telah kita pilih dan atas dasar
keputusan batin kita sendiri, manusia telah memiliki kebebasan dan kepribadian sendiri.
Ketiga, mengurangi dan menghindari gejala negatif dalam hidup (negative thinking) agar
hidup lebih terarah dan tepat. Keempat, memiliki tingkah laku hidup bertujuan yang
didasarkan dan ditentukan oleh filsafat hidupnya agar tingkah lakunya lebih bernilai.
(Latif, 2014)
Filsafat ilmu berusaha mengkaji dan menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai
fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri. Untuk itu filsafat ilmu secara
praktis bermanfaat untuk:
1. Melatih berfikir kritis dan radikal tentang hakekat ilmu
2. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu
3. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa
ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran
6
4. Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain
di luar bidang ilmunya.
Dengan demikian eksistensi ilmu mestinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang
sudah final, dia perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya tapi untuk
memposisikan secara tepat dalam batas wilayahnya. Hal inipun dapat membantu
terhindar dari memutlakan ilmu dan menganggap ilmu dan kebenaran ilmiah sebagai
satu-satunya kebenaran, disamping perlu terus diupayakan untuk melihat ilmu secara
integral bergandengan dengan dimensi dan bidang lain yang hidup dan berkembang
dalam membentuk peradaban manusia (Widyawati, 2013).
Dalam hubungan ini filsafat ilmu akan membukakan wawasan tentang bagaimana
sebenarnya substansi ilmu itu. Hal ini karena filsafat ilmu merupakan pengkajian
lanjutan dan refleksi atas ilmu dengan demikian ia merupakan syarat mutlak untuk
menentang bahaya yang menjurus kepada keadaan cerai berainya ilmu. Disamping itu
untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ilmu-ilmu yang ada, melalui pemahaman
tentang asas-asas, latar belakang serta hubungan yang dimiliki/dilaksanakan oleh suatu
kegiatan ilmiah (Widyawati, 2013).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, “philosophia”. Philo yang berarti mencari atau
mencintai dan sophia yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Filsafat adalah kegiatan
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya filsafat adalah hasil akal
seseorang manusia yang mencari dan dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-
dalamnya.
Filsafat terdiri dari beberapa cabang kajian, salah satunya adalah filsafat ilmu yang
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu,
baik ditinjau dari sudut ontologis, epistemologis, maupun aksiologis yang dilakukan
melalui proses dialektika secara mendalam yang sistematis dan bersifat spekulatif.
Filsafat ilmu berusaha mengkaji dan menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai
fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri. Untuk itu filsafat ilmu secara
praktis bermanfaat untuk:
1. Melatih berfikir kritis dan radikal tentang hakekat ilmu
2. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu
3. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa
ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran
4. Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain
di luar bidang ilmunya.
Sedangkan tujuan dari fisafat ilmu meliputi: (1) Mendalami unsur-unsur pokok
ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu;
(2) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis; (3) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non-ilmiah; (4)
Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya; (5) Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara
ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Komara, E. (2011). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama .
Latif, M. (2014). Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group.
Surajiyo. (2009). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara .
10