Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT BELAJAR FILSAFAT ILMU

Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampuh
oleh:
Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd

Disusun oleh:

Mega Cahya Pratiwi (1907051)


Sri Mariam (1906780)

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Pengertian, Tujuan dan Manfaat Belajar Filsafat Ilmu” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan,akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bandung, September 2019

Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Lingkup Bahasan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

A. Pengertian Filsafat Ilmu .............................................................................................. 2

B. Manfaat Filsafat Ilmu .................................................................................................. 6

C. Tujuan filsafat ilmu ..................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah hal yang penting dalam kehidupan, mampu menjawab segala
pertanyaan dengan metode berpikir yang logis dan tidak terikat norma dan dogma.
Namun stereotype yang menyatakan bahwa filsafat adalah jalan menuju ateisme masih
melekat dibeberapa kelompok masyarakat. Mereka meyakini filsafat bisa memberikan
perubahan pikiran yang menuju pada kenegatifan berfikir yang berujung pada
meragukan eksistensi Tuhan.
Padahal sebaliknya, kaum pemikir dewasa menyukai pembelajaran filsafat di
karenakan menurut mereka filsafat mampu memberikan sifat dan sikap kebijaksanaan
pada seseorang atau mampu mempengaruhi pemikiran seseorang menjadi lebih
bijaksana. Secara istilah pun, filsafat mengandung arti mencari kebenaran atau
kebijaksanaan, di dalam bahasa arab di kenal dengan falsafah yang berarti pohon.
Dalam Pengertiannya secara harfiah filsafat merupakan pembelajaran mencari
kebenaran atau kebijaksanaan dalam sebuah objek.
Filsafat sebenarnya merupakan pelajaran yang sangat indah karena memberikan
rasa penasaran dan jiwa ingin tahu yang tinggi sehingga pengetahuan dan ilmu bisa
bertambah walau tanpa dorongan dari orang lain. Filsafat juga memberikan pernyataan-
pernyataan yang berharga pada hidup sehingga kita lebih bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

B. Lingkup Bahasan
Sesuai dengan topik bahasan yang tersedia, lingkup pembahasan dititikberatkan
pada uraian pengertian/definisi, tujuan, dan manfaat mempelajari filsafat ilmu. Topik
ini penting untuk dibahas sebagai upaya penyamaan persepsi mengenai konsep dasar
filsafat ilmu sebelum akhirnya kita mendalami mengaplikasikannya di kehidupan
sehari-hari sebagai individu yang berusaha untuk terus memajukan dunia pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu


Menurut Anthony Preus (2007), kata falsafah atau filsafat merupakan kata serapan
dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani “Philosophia”. Menurut bahasa,
kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata philia “persahabatan atau cinta“
dan shopia “kebijaksanaan“. Sehingga arti lughowinya atau semantik adalah seorang
pecinta kebijaksaan atau ilmu. Istilah lain yang juga sering digunakan dan dianggap
mengandung makna yang sama, yaitu kata philare atau philo yang berarti cinta, dalam
arti yang luas yaitu ingin dan oleh karena itu berusaha untuk mencapai yang diinginkan.
Orang yang cinta kepada ilmu pengetahuan disebut Philosopher, yang dalam bahasa Arab
dikenal sebagai failasuf. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan
sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
(Latif, 2014)
Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir.
Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat
adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya filsafat adalah hasil
akal seseorang mausia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-
dalamnya. Dengan kata lain filsafat adalah ilmu yang memperlajari dengan sungguh-
sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. (Ihsan, 2010)
Sebagai makhluk yang berakal, manusia selalu diliputi oleh hasrat ingin tahu.
Semakin kuat hasrat ingin tahu manusia, maka semakin banyak pengetahuannya. Proses
mengumpulkan pengetahuan adalah suatu proses belajar yang dilakukan oleh manusia
sejak usia dini sampai saat ia meninggal dunia. Berbagai pengetahuan yang diperoleh dari
proses belajar yang dilakukan manusia membuat manusia mampu membuka rahasia alam
yang ada di balik struktur yang tersembunyi. Selanjutnya, manusia menyusun berbagai
pengetahuan tersebut ke dalam suatu bentuk terstruktur yang terdiri dari konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proposisi-proposisi, dan teori-teori yang berkaitan dengan struktur alam
tertentu, yang pada tahap selanjutnya disebut ilmu.
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu “alima, ya’lamu, ‘ilman” yang berarti
mengerti, memahami benar-benar. Menurut KBBI, ilmu merupakan pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang pengetahuan. Filsafat ilmu
2
merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan, objek dari filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah.
The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif
terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. (Ihsan, 2010)
Menurut Ihsan Fuad (2010) filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
1. Filsafat ilmu dalam arti luas: menampung permasalahan yang menyangkut hubungan
keluar dari kegiatan ilmiah, seperti :
a. Implikasi ontologik-metafisik dari citra dunia yang bersifat ilmiah
b. Tata susila yang menjadi pegangan penyelenggaraan ilmu
c. Konsekuensi pragmatik-etik penyelenggara ilmu dan sebagainya
2. Filsafat ilmu dalam arti sempit: menampung permasalahan yang bersangkutan dengan
hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat
pengetahuan ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah.
Menurut Surajiyo (2009) untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian
filsafat ilmu dapatlah kiranya dirangkum tiga medan telaah yang tercakup di dalam
filsafat ilmu. Ketiganya ini adalah sebagai berikut:
1. Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu
tertentu, terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang
sistem lambang yang digunakan. Telaah kritis ini dapat diarahkan untuk mengkaji
ilmu empiris dan yang juga ilmu rasional. Juga untuk membahas studi bidang etika
dan estetika, studi kesejarahan, antropologi, geologi dan sebagainya. Dalam hubungan
itu yang terutama sekali di telaah adalah ihwal penalaran dan teorinya.
2. Filsafat ilmu adalah upaya umtuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep,
sangka wacana dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-
dasar keempirisan, kerasionalan dan kepragmatisan. Aspek filsafat ini erat
hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan epistemologis. Jadi, peran filsafat ilmu
disini berganda. Pada sisi pertama, filsafat ilmu mencakup analisis kritis terhadap
anggaran dasar, seperti kuantitas, kualitas, waktu, ruang, dan hukum. Pada sisi lain
filsafat ilmu mencakup studi mengenai keyakinan tertentu, seperti keyakinan
mengenai dunia ‘sana’, keyakinan mengenai keserupaan di dalam alam semesta, dan
keyakinan mengenai kenalaran proses-proses alami.
3
3. Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka
macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.
Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistimologis, maupun aksiologis yang
dilakukan melalui proses dialektika secara mendalam (radic) yang sistematis dan bersifat
spekulatif. Rosenberg (2003), mengatakan dalam filsafat ilmu dibagi dalam dua
pertanyaan utama. Pertama, pertanyaan tentang ilmu : fisika, biologi, sosial, dan budaya.
Kedua, pertanyaan tentang ilmu itu sendiri. Dari uraian ini ada dua buah konsep filsafat
ilmu yang senantiasa dipertanyakan, yakni tentang apa dan bagaimana. Apa itu ilmu dan
bagaimana ilmu itu disusun dan dikembangkan? (Latif, 2014)
Menurut Endang Komara (2011) untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu ada
beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian filsafat ilmu sebagai berikut:
1. A, cornelius Benjamin “ The philosopic disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its
place in the general scheme of intellectual discipines. ( cabang pengetahuan filsafat
yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya,
konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
2. Michael V. Berry “the study of the inner logic is scientific theories, and the relations
beetwen, and the relation beetwen experiment and theory, i.e. of scientific methods”.
(penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan
antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan
telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertantaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau
dari segi ontologis, epistemologis, maupun aksiologis. Dengan kata lain filsafat ilmu
merupakan bagian dari epistemologi filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu, seperti :
1. Objek apa yang ditelaah ilmu? bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yag
membuahkan pengetahuan (landasan ontologis)
2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
bagaimana prosedurnya? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan
pengetahuan yang benar? apakah kriterianya? apa yang disebut kebenaran itu? adakah

4
kriterianya? cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengerahuan yang berupa ilmu? ( landasan epitemologis )
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? bagaiaman penentuan objek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional?
Ahmad Saebani (2009) menamai filsafat ilmu yaitu ilmu yang mengkaji seluk
beluk dan tata cara memperoleh suatu pengetahuan, sumber pengetahuan, metode dan
pendekatan yang digunakan untuk mendapat pengetahuan logis dann rasional. (Latif,
2014)
Jujun (2010) mengatakan, berkaitan dengan masalah ilmu tentu saja tidak dapat
dipisahkan dengan pengetahuan, pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental
yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar
dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengtahuan itu tidak ada. Sebab
pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam
kehidupan. Lalu bagaimana kita menyusun pengetahuan yang benar ? masalah inilah yang
dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasannya disebut metode ilmiah.
Epistemologi disebut juga dengan filsafaft ilmu, merupakan cabang filsafat yang
mempelajari dan menentukan ruang lingkup pengetahuan. epistemologi berusaha
membahas bagaimana ilmu didapatkan, bukan untuk apa atau mengenai apa. Kepastian
yang dicari oleh epistemologi dalam mencari kebenaran apakah manusia sudah benar
sesuai dengan tingkat pengetahuan dimungkinkan oleh suatu keraguan. Dengan keraguan
inilah akan memberi kesempatan kepada epistemologi untuk menjawabnya. (Latif, 2014)
Kebenaran suatu ilmu pengetahuan dapat diuji melalui landasan epistemologi.
Karena penelaahan epistemologi rasional dan logis menurut kaidah keilmiahan. Titik
tolaknya adalah bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh melalui tata cara dan prosedur
ilmiah sehingga dapat diterima kebenarannya, meskipun demikian tidak semua orang
dapat di samakan persepsinya terhadap kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu. Karena
manusia sebagai subjek, tentu tinngkat penelaahannya berbeda satu sama lain. (Latif,
2014)

5
B. Manfaat Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu
secara umum mengandung manfaat sebagai berikut:
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuan harus memiliki sikap kritis
terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap
solipsistik, yakni menganggap hanya pendapatnya paling benar.
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi dikalangan para ilmuan menerapkan
suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu
sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan
struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. (Komara , 2011)
Selanjutnya dikatakan oleh Muhammad Erwin (2011) manfaat mempelajar filsafat
ilmu diantaranya: pertama, menghindari timbulnya pandangan bahwa pengertian sudah
menjamin perbuatan, namun pengertian serba sedikit tantangan ilmu filfasat dapat
digunakan sebagai pedoman kenyataan kehiduapn sehari-hari, baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat. Kedua, sebagai pandangan hidup yang mantap yang akan
menentukan kriteria baik buruknya tingkah laku kita yang telah kita pilih dan atas dasar
keputusan batin kita sendiri, manusia telah memiliki kebebasan dan kepribadian sendiri.
Ketiga, mengurangi dan menghindari gejala negatif dalam hidup (negative thinking) agar
hidup lebih terarah dan tepat. Keempat, memiliki tingkah laku hidup bertujuan yang
didasarkan dan ditentukan oleh filsafat hidupnya agar tingkah lakunya lebih bernilai.
(Latif, 2014)
Filsafat ilmu berusaha mengkaji dan menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai
fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri. Untuk itu filsafat ilmu secara
praktis bermanfaat untuk:
1. Melatih berfikir kritis dan radikal tentang hakekat ilmu
2. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu
3. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa
ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran
6
4. Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain
di luar bidang ilmunya.
Dengan demikian eksistensi ilmu mestinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang
sudah final, dia perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya tapi untuk
memposisikan secara tepat dalam batas wilayahnya. Hal inipun dapat membantu
terhindar dari memutlakan ilmu dan menganggap ilmu dan kebenaran ilmiah sebagai
satu-satunya kebenaran, disamping perlu terus diupayakan untuk melihat ilmu secara
integral bergandengan dengan dimensi dan bidang lain yang hidup dan berkembang
dalam membentuk peradaban manusia (Widyawati, 2013).
Dalam hubungan ini filsafat ilmu akan membukakan wawasan tentang bagaimana
sebenarnya substansi ilmu itu. Hal ini karena filsafat ilmu merupakan pengkajian
lanjutan dan refleksi atas ilmu dengan demikian ia merupakan syarat mutlak untuk
menentang bahaya yang menjurus kepada keadaan cerai berainya ilmu. Disamping itu
untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ilmu-ilmu yang ada, melalui pemahaman
tentang asas-asas, latar belakang serta hubungan yang dimiliki/dilaksanakan oleh suatu
kegiatan ilmiah (Widyawati, 2013).

C. Tujuan filsafat ilmu


Salah satu yang terpenting dalam filsafat, termasuk filsafat ilmu, yaitu menyangkut
pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan itu, baik pertanyaan yang bersifat komperhensif
maupun spesifik. Karena hakikatnya filsafat ilmu secara umum bertujuan
mempertanyakan dan menjawab pertanyaan seputar ilmu, yang meliputi:
1. Apa tujuan dari ilmu dan metode itu? Jelaskan bagaimana membedakan ilmu dengan
yang bukan ilmu (non science) dan juga pseudoscience?
2. Bagaiman teori ilmiah dan hubungannya dengan dunia secara luas? Bagaimana
konsep teoritik itu dapat lebih bermakna dan bermanfaat kemudian dapat
dihubungkan dengan penelitian dan observasi ilmiah?
3. Apa saja membangun struktur teori dan konsep-konsep seperti misalnya causation
(sebab-akibat dan illat), eksplanasti (penjelasan) konfirmasi, teori, eksperimen,
model, reduksi dan sejumlah probalitas?
4. Apa saja aturan-aturan dalam pengembangan ilmu? Apa fungsi eksperimen? Apakah
ada kegunaan epistemic atau pragmatis dalam kebijakan dan bagaimana semua itu
dihubungkan dengan kehidupan sosial, budaya faktor-faktor gender? (Sumarto,
2017)
7
Dari kutipan Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A, tujuan fisafat ilmu adalah:
1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami ilmu di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non-
ilmiah.
4. Mendorong pada calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama
tidak ada pertentangan. (Sumarto, 2017)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, “philosophia”. Philo yang berarti mencari atau
mencintai dan sophia yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Filsafat adalah kegiatan
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya filsafat adalah hasil akal
seseorang manusia yang mencari dan dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-
dalamnya.
Filsafat terdiri dari beberapa cabang kajian, salah satunya adalah filsafat ilmu yang
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu,
baik ditinjau dari sudut ontologis, epistemologis, maupun aksiologis yang dilakukan
melalui proses dialektika secara mendalam yang sistematis dan bersifat spekulatif.
Filsafat ilmu berusaha mengkaji dan menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai
fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri. Untuk itu filsafat ilmu secara
praktis bermanfaat untuk:
1. Melatih berfikir kritis dan radikal tentang hakekat ilmu
2. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu
3. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa
ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran
4. Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain
di luar bidang ilmunya.
Sedangkan tujuan dari fisafat ilmu meliputi: (1) Mendalami unsur-unsur pokok
ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu;
(2) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis; (3) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non-ilmiah; (4)
Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya; (5) Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara
ilmu dan agama tidak ada pertentangan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, A. F. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Komara, E. (2011). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama .

Latif, M. (2014). Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sumarto. (2017). Filsafat Ilmu. Jambi: Pustaka Ma'arif Press.

Surajiyo. (2009). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara .

Widyawati, S. (2013). Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan.


Jurnal Seni Budaya, 87-96.

10

Anda mungkin juga menyukai