Anda di halaman 1dari 4

ABORTUS SPONTAN KOMPLIT

Nomor :SOP/ /XI/2019/KPK-UKP


Terbit ke :01
SOP No.Revisi :00
Tgl.Terbit :01 - 11 - 2019
Halaman :1 dari 4

Kepala Klinik Polda Kaltim

Ditetapkan Kepala
Klinik Polda Kaltim
drg. M Irfan Siregar
PEMBINA NIP. 197905292006041004

A. Pengertian Abortus spontan komplit adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi dari
kavum uteri sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai
batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau anak kurang
dari 500 gram.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan abortus spontan komplit.
C. Kebijakan SK Kepala Klinik Polda Kaltim Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis Klinik Polda Kaltim.
D. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
E. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective).

Keluhan.
a. Perdarahan sedikit.
b. Nyeri perut atau kram ringan c. Mulut rahim sudah tertutup.
c. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi.

Faktor Risiko.
1. Faktor Maternal.
a. Penyakit infeksi.
b. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme c. Gangguan nutrisi
yang berat.
c. Penyakit menahun dan kronis.
d. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan f. Anomali
uterus dan serviks.
e. g. Gangguan imunologis.
f. h. Trauma fisik dan psikologis.
2. Faktor Janin.
Adanya kelainan genetik pada janin.
3. Faktor ayah.
Terjadinya kelainan sperma.
ABORTUS SPONTAN KOMPLIT
Nomor :SOP/ /XI/2019/KPK-UKP
Terbit ke :01
SOP No.Revisi :00
Tgl.Terbit :01 - 11 - 2019
Halaman :2 dari 4

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective).

Pemeriksaan Fisik.
a. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu).
b. Penilaian tanda-tanda syok.
c. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia.
d. Mencari ada tidaknya massa abdomen.
e. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer.
f. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
 Osteum uteri tertutup.
 Perdarahan sedikit.
 Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan.

Pemeriksaan Penunjang.
a. Pemeriksaan USG.
b. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif
sampai.
c. 7-10 hari setelah abortus.
d. Pemeriksaan darah perifer lengkap.

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis.
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaam penunjang.

Diagnosis Banding.
Kehamilan ektopik, Mola hidatidosa, Missed abortion.

Komplikasi.
Komplikasi yang dapat terjadi pada abortus ialah perdarahan, infeksi,
perforasi, syok.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan).

Penatalaksanaan Umum.

Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan


komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat
terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu). Pada
ABORTUS SPONTAN KOMPLIT
Nomor :SOP/ /XI/2019/KPK-UKP
Terbit ke :01
SOP No.Revisi :00
Tgl.Terbit :01 - 11 - 2019
Halaman :3 dari 4

kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,


berikan antibiotika dengan kombinasi:
1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder / RS

Penatalaksaan
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita
anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya
makanannya mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.

Pencegahan
1. Pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan
tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu proses implantasi
janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga
menghambat sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas Ferosus 600
mg/hari selama 2 minggu,bila anemia berat maka berikan
transfusi darah.

Rencana Tindak Lanjut


1. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
2. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena
kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk
mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi spontan atau
diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran
antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi
serius lain dari abortus.
3. Follow up dilakukan setelah 2 minggu.

Kriteria Rujukan
-

Peralatan
1. Inspekulo.
ABORTUS SPONTAN KOMPLIT
Nomor :SOP/ /XI/2019/KPK-UKP
Terbit ke :01
SOP No.Revisi :00
Tgl.Terbit :01 - 11 - 2019
Halaman :4 dari 4

2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksan tes kehamilan .


3. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin.

Prognosis.
Prognosis umumnya bonam.
F. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

G.Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum.

G. Rekaman Historis:
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

Anda mungkin juga menyukai