Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah suatu negara berkembang dengan jumlah penduduk


terbanyak dan menduduki urutan ke empat di dunia dengan jumlah penduduk
242.968.342 jiwa (tiptoptens.com), dimana 9,6% dari penduduk lansia dan menderita
penyakit degeneratif diantaranya penyakit stroke, penyakit jantung, diabetes mellitus
yang memerlukan pemantauan rutin. Serta peningkatan kewaspadaan masyarakat,
kesadaran masyarakat akan hak-haknya di muka hukum, terbukanya era pasar bebas,
menigkatnya persaingan nasional dan internasional, dan peningkatan kualitas
pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia
keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi perawat yang baik
seharusnya sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak kearah
entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan
kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit
direalisasikan oleh generasi keperawatan jika trend dunia tersebut tidak diikuti oleh
arahan penyelenggara pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat
terlihat membedakan keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah
bahwa sampai dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan
pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata. Oleh
karena itu, pengembangan entrepreneurship sejak masa pendidikan perlu ditanamkan
agar kreatifitas mahasiswa keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan
daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak ketika memulai untuk terjun ke dunia
kerja.

Pada saat ini dimana kesadaran masyarakat semakin tinggi akan status
kesehatannya, maka makin banyak minat masyarakat untuk membeli alat ukur
sendiri seperti alat ukur tensimeter, kadar gula, kolesterol, asam urat, serta alat

1
kesehatan lainnya, maka peluang bisnisnya terbuka lebar dan berprospek sangat
baik. Maka oleh sebab itu kelompok dua mengambil materi tentang Kewirausahaan
Alat Kesehatan.

B. Tujuan
Tujuan Umum :

Menambah pengetahuan seputar kewirausahaan, masyarakat Indonesia khususnya


generasi muda dan para perawat sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dalam
berwirausaha.

Tujuan Khusus :

1 Menambah pengetahuan dalam berwirausaha bagi perawat


2 Menambah pendapatan penghasilan perawat
3 Dapat menciptakan lapangan kerja

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup kewirausahaan yang dilakukan perawat pada usaha bisnis alat-alat
kesehatan : Alat ukur tensimeter, kadar gula, kolesterol, asam urat, kursi roda,
nebulizer, dan lain lain.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keperawatan
Pengertian Keperawatan menurut Virginia Henderson adalah fungsi unik dari
perawat adalah membantu individu baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan
kegiatan yang menunjang kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar
meninggal dunia dengan tenang. Segala yang dilakukan perawat adalah untuk
membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan
agar tidak bergantung pada bantuan orang lain. Kata kunci dari definisi tersebut
adalah kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan
orang lain (kemandirian).

B. Pengertian Entrepreneur
Entrepreneur adalah sebuah kata yang berasal dari Perancis yang bermakna
seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan)
atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan risiko dalam konteks
yang lebih luas entrepreneur disinonimkan dengan “founder”.

Secara umum entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya


tidak selalu demikian . Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau
membentuk pelayanan jasa / produk dalam market baru, baik itu bersifat profit
ataupun nonprofit. Prof.W. Long menyebutkan istilah dari bahasa jerman
“unternehmer” dan “unternehmergeist” yang memiliki pengertian semangat untuk
gagasan baru yang menguntungkan (spirit of entreprenuership). Referensi lainnya
menyebutkan bahwa kata “entrepreneur”berasal dari bahasa Perancis “entreprendre”
yang berarti memulai, mengambil inisiatif dan tindakan sejenis. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Entrepreneur diartikan sebagai orang yang pandai

3
atau berakat dalam membuat produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.

Sedangkanmenurut Richard Cantillon mendefinisian entrepreneur sebagai orang


yang mempekerjakan diri sendiri. Mereka adalah orang-orang yang membeli sesuatu
pada harga tertentu dan menjualnya pada harga tak tentu dimasa depan.Entrepreneur
disini identik dengan mereka yang menanggung ketidakpastian (uncertainty).

C. Who Are The Entrepreneurs


Seorang entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan, mencari dan memanfaatkan peluang dalam mencapai apa yang
diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Perbedaan seorang wiraswastawan dengan
seorang entrepreneur adalah, entrepreneur cenderung bermain dengan resiko dan
tantangan. Artinya, etrepereneur lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang-
peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung kepada seseorang yang
memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang
entrepreneur bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu
entrepreneur. Wiraswastawan mungkin adalah seorang manajer yang mengelola suatu
perusahaan yang bukan miliknya. Namun entrepreneur adalah seseorang yang
memiliki sebuah usaha sendiri.

D. Pengertian Nursepreneur
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata yaitu “nurse” dan
“entrepreneur”. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G.
Burch. Entrepreneur memiliki sifat :
 Berhasrat mencapai prestasi
 Seorang pekerja keras

4
 Ingin bekerja untuk dirinya
 Mencapai kualitas
 Berorientasi kepada reward dan kesempurnaan
 Optimis
 Berorganisasi
 Berorientasi kepada keuntungan

Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship


yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Secara konseptual,
nurspreneur termasuk dalam pengembangan karier dari peran dan fungsi perawat.
Pengembangan karier tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan
lainnya.

Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :


 Pengerahan diri : pendisiplinan diri dan secara menyuluruh merasa nyaman
bekerja untuk diri sendiri.
 Pengasuhan diri : antusiasme tak terbatas untuk ide-ide anda saat tak seorangpun
memilikinya.
 Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk mewujudkan mengaktualisasikan
dan mengubah ide-ide anda menjadi kenyataan.
 Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional,
mental dan fisik.
 Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi resiko.

Entrepreneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning


by doing), namun harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih
tetap sangat diperlukan karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut
tanpa tabung gas.
Agar konsep entrepreneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep

5
nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepreneur unggulan ( PaulusWinarto, 2005 ) :
a. Berani mengambil risiko
Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu
tidak semua risiko diambil, melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan
cermat (calculated risk).
b. Menyukai tantangan
Segala sesuatu dilihat sebagai tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus
terjadi dan zaman yang terus berubah menjadi motivasi kemajuan bukan
menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur unggulan. Dengan demikian, ia
akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.
c. Punya daya tahan yang tinggi
Seorang entrepreneur harus banyak akal, kreatif, dan tidak mudah putus asa. Ia
harus selalu mampu bangkit dari kegagalan serta tekun.
d. Punya visi jauh kedepan
Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai
dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu.
Bagaimana tahun berikutnya, lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi dan seterusnya.
Usahanya bukan letupan-letupan sesaat dan bukan pula karena latah (ikut-ikutan).
e. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Perawat entrepreneur akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu
dirasa kurang, Maka ia akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar
dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.

E. PENERAPAN DALAM DUNIA USAHA


Bisnis jual alat kesehatan pada toko alat kesehatan merupakan salah satu dari
bisnis di bidang kesehatan yang berhubungan langsung dengan dunia kesehatan
dengan alat-alat kesehatan. Bisnis alat kesehatan ini biasa target pasarnya adalah lebih
besar ke personal yang membutuhkan alat-alat kesehatan untuk membantu
mempercepat kesembuhan dari penyakit yang diderita pasien.

6
a. Membangun Bisnis Toko Alat kesehatan
Untuk membuka sekaligus membangun bisnis alat kesehatan ini semua bahan
materi yang dibutuhkan dan strateginya cendrung sama dengan bisnis dibidang
lainnya, yang berbeda hanya terletak target pasarnya saja. Perkembangan zaman
yang dibarengi dengan kemajuan teknologi, membuat para pebisnis lebih mudah
mengembangkan bisnis ini hanya dengan duduk dan banyak orderan.

b. Strategi Penting Dalam Bisnis Toko Alat Kesehatan


Sekarang ini para usahawan lebih banyak menggunakan media online untuk
melakukan bisnisnya karena lebih simpel dan mudah dalam pengembangan bisnis.
Tetapi saja, untuk memajukaan bisnis toko alat kesehatan ini pun harus dilakukan
dengan penuh kesabaran dan ketelitian agar bisnis alat kesehatan ini dapat
berjalan lancar sesuai dengan strategi bisnis alat kesehatan yang direncanakan
pada saat awal membuka bisnis ini. Ada lima hal penting dalam membangun
sebuah bisnis alat kesehatan dan harus menjadi pertimbangan sebelum memulai
bisnis, yaitu :
1. Riset pasar untuk menentukan target pasar.
Riset ini adalah strategi yang harus pertama kali sebelum memulai sebuah
bisnis jual alat kesehatan, dengan tujuan untuk menentukan target atau
market pasar atau market pasar yang lebih dikenal lagi siapa konsumen
bisnis, tentukan mana yang akan jadi sasaran utama atau konsumen anda
jadi lebih kecil. Pahami perbedaan antara pasar dan dimana kita dapat
meraih pelanggan.
2. Memilih rekan kerja yang kompeten.
Untuk membuka bisnis alat kesehatan dibutuhkan rekan kerja untuk dapat
membantu untuk mengembangkan bisnis. Dengan memilih rekan kerja
yang baik akan lebih memudahkan untuk mengembangkan bisnis dan
dapat juga menentukan langkah atau strategi apa yang cocok untuk

7
membuat bisnis lebih berkembang lagi. Dalam memilih rekan kerja harus
yang berkompeten sesuai dengan keahlian dan jenis bisnis yang dijalani.
3. Pastikan modal bisnis.
Modal merupakan hal yang sangat penting dalam membuka sebuah bisnis.
Dengan modal juga bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis yang
sudah berjalan agar lebih besar lagi.
4. Bentuk image bisnis dengan baik.
Image bisnis bisa didapatkan jika pelayanan dari bisnis kepada para
customer berjalan dengan baik dan customernyapun merasa sangat puas.
Ini akan lebih memudahkan akan mendapatkan image yang baik. Tidak
hanya itu, dengan memberikan pelayanan terbaik bisa mendatangkan
customer lain dan secara otomatis bisnis akan lebih maju dan berkembang.
Mendapatkan image yang lebih baik bisa dengan memberikan total
pelayanan atau service yang bagus, sehingga pembeli merasa puas dan
mau balik lagi untuk belanja alat kesehatan
5. Sabar dalam bisnis.
Jangan berfikir jika membuka bisnis itu gampang dan akan mendatangkan
keuntungan yang banyak. Lebih banyak belajar untuk melakukan hal-hal
yang bersifat membangun seperti rajin promosi, membuat seminar, dan
masih banyak hal lain yang dapat dilakukan.

F. TIPE NURSEPRENEUR
1. Tipe Quitters
Memiliki ciri-ciri :
o Memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti.
o Menghentikan pendakian.
o Menolak kesempatan yang diberikan oleh lingkungan.
o Mereka mengabaikan, menutupi, meninggalkan dorongan inti untuk merdeka.
o Murung, sinis, mudah menyalahkan orang/lingkungan dan membenci orang-

8
orang yang lebih maju/berkembang.

2. Tipe Camper
Memiliki ciri-ciri:
o Mereka pergi tidak seberapa jauh, lalu berkemah : “oke cukup sampai disini
saja kemampuan kita.
o Karena bosan, mereka mengakhiri perjalan.
o Melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya bisa diraih.
o Mereka mudah berpuas diri ,tidak mau mengembangkan diri.

3. Tipe Climber
Memiliki ciri-ciri :
o Pemikir yang selalu memikirkan “peluang, peluang, danpeluang”.
o Tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik/mental atau
hambatan lainnya pendakian.
o Mereka tidak menyesali ketidakberhasilan.
o Mereka pembelajar seumur hidup.

Spirit Of Nursing Entrepreneur


Bangun Subuh Rahasia Kaya
Dinamisasi Hidup Menjemput Rezeki
Sholat Dhuha Kunci Investasi
Bersedekah (charity For Unlimitted Rich)

9
BAB III

GAMBARAN UMUM

Ny. N adalah seorang perawat yang berbisnis di bidang distributor alat kesehatan.
beliau membangun bisnis pertama kali atas ide saat temannya meminta dicarikan
alat kesehatan untuk praktek bidan sendiri, dengan motivasi untuk menambah
penghasilan serta kreativitas dalam berbisnis membuka jaringan kerja.

Keuntungan dalam berbisnis yang dijalaninya adalah selain menambah penghasilan


juga dapat teman atau relasi yang banyak, sedangkan kerugiannya adalah waktu
istirahat lebih sedikit.

Ny. N dalam menjalani bisnis mempunyai visi “menjadi pengusahawati yang


mandiri dan handal” dan misi “ memiliki usaha yang sejalan dengan keahlian”, tetapi
sejauh ini dalam menjalani bisnisnya belum mempunyai rencana strateginya.

Kekuatan yang dimiliki dalam nenjalani bisnisnya ny. N memiliki jaringan yang
luas baik pembeli maupun penjual alkesnya sedangkan kelemahannya belum bisa
fokus menjalani bisnisnya karena waktunya terbagi dengan pekerjaan sebagai
perawat.

Peluang yang dimiliki dalam berbisnisnya adalah banyaknya masyarakat yang


membutuhkan alkes baik untuk dipakai sendiri atau untuk mendirikan usaha sendiri
misalnya membuka klinik-klinik pengobatan sedangkan ancaman yang dirasakan
banyaknya produk-produk luar negeri yang tidak teregistrasi yang bisa dijual bebas
di pasaran.

10
Citra yang ingin dibangun adalah memberikan alat kesehatan yang berstandar dan
menghasilkan hasil yang akurat, sehingga dapat membantu menciptakan masyarakat
yang sehat. Bisnis yang dijalaninya sudah sepuluh tahun lebih dan sudah
menghasilkan dari segi materi dan bertambahnya pelanggan yang membutuhkan alat
kesehatan melalui perusahannya.

Saran beliau bila kita ingin berbisnis adalah modal dana dan modal relasi serta
kekuatan mental kita dalam menjalani bisnis ini.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas kesenjangan-kesenjangan yang ada antara teori maupun
konsep kewirausahaan dengan hasil survey lapangan yang telah dilakukan oleh kelompok
dalam hal ini kewirausahaan Ny. N yang bergerak dalam bidang jual-beli alat kesehatan.

Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur.
Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
wirausahanya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya
seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan “bisnis” dalam
divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada. Keterampilan dan karakter
perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki semangat wirausaha, memulai
sendiri, bertanggung jawab secara keuangan, mencoba hal baru, dan berani. Sebagai
seorang entrepreneur juga dituntut memiliki jiwa sales, customer servive, budgeting dan
manajer.

Pembahasan Study Kasus :

1. Pada dasarnya Ny. N memiliki visi dan misi yang menarik “menjadi
pengusahawati yang mandiri dan handal”. “ memiliki usaha yang sejalan dengan
keahlian”. Hal ini merupakan motivasi diri yang akan dibangun secara bertahap
mencapai kemapanan ekonomi dan kepuasan diri. Ada keterkaitan antara usaha
yang dijalani dengan keahlian yang dimiliki, sebenarnya ini peluang yang sangat
tepat karena ada unsur cinta dan hobi. Namun yang perlu kita ketahui, pada
tahapan mana ia sekarang tentunya sesuai persepsi Ny. N.
2. Sebagai wirausaha maka perlu ada modal (baik material maupun immaterial), ny.
N memiliki “memiliki jaringan yang luas baik pembeli maupun penjual
alkesnya”. Ini merupakan modal utama yang dimiliki oleh ny. N. bahkan kalau
modal jaringan ini digunakan secara maksimal bukan tidak mungkin akan jadi

12
kekuatan tersendiri, sebagai penopang usahanya. Apalagi prospeknya lumayan
bagus “banyaknya masyarakat yang membutuhkan alkes baik untuk dipakai
sendiri atau untuk mendirikan usaha sendiri misalnya membuka klinik-klinik
pengobatan”.

3. Dalam proses perjalanan usaha, tentu memiliki banyak cerita (naik – turun), ny. N
telah melakukan usaha ini “sudah sepuluh tahun lebih” artinya, ny N memiliki
komitmen untuk merawat usaha yang dilakukan selama ini. Waktu 10 tahun
bukan waktu yang singkat, ada modal mentalitas yang dimilikinya. Ada banyak
hal baru yang ditemukan. Pasang surut, menjamurnya saingan usaha tentu tak
mudah untuk dilakukan secara sendirian.

4. Strategi yang dimilikinya adalah produknya mesti memiliki stadar kualitas


(teregistrasi)/legalitasnya ada, so ny N, hanya menjual produk yang memiliki
legalitas. Tentu ini akan jadi kepercayaan tersendiri bagi pelanggan. Ada
kepuasan dan keamanan bagi pelanggan juga bagi penjualnya. Selain itu ny. N
juga memanfaatkan relasi/jaringannya untuk menjual produk, ini juga termasuk
strategi yang dimiliki, hingga usaha tetap bertahan sampai sekarang. Meskipun
ny. N mengatakan bahwa selama ini usahanya biasa aja, tidak memiliki strategi
“dalam menjalani bisnisnya belum mempunyai rencana strategi”.

Bahan Diskusi :

1. Dalam sepuluh tahun, bisa dikatakan waktu yang cukup lama. Juga bisa dikatakan
proses perjalanan usaha yang berliku-liku. Atau sebaliknya usaha yang jadi
sampingan. So, dari study kasus ini banyak hal yang bisa diambil pelajaran :
a. Apa sebenarnya orientasi usahanya?
b. Bagaimana karekter sang ny N?
c. Saham yang dimilikinya? Atau hanya sebatas memanfaatkan part time.

13
d. Adakah masterplan yang akan dilakukan?
e. Keberanian untuk mengambil resiko?
f. Ide-ide kreatif yang mampu medongkrak penjualan atau menjadikan
usahanya berkembang lebih pesat
2. Dalam profil wirausaha kita mampu mendapatkan hal-hal yang cukup berguna,
baik untuk motivasi diri sendiri mengukur kemampuan diri sendiri, gambaran
umum bagaimana proses usaha seseorang dan menangkap peluang sekitar untuk
dijadikan sebagai proyek usaha sendiri.

14
BAB V

PENUTUP

Secara umum dalam study kasus ini terdapat 3 hal penting untuk dijadikan sebagai
rumusan mengenai wirausaha :

1. Karakter, menjadi wirausaha memerlukan karakter yang lain dengan individu


umumnya. Ada tekad, kemauan, pantang menyerah, terus belajar, motivasi untuk
lebih baik, motivasi untuk membesarkan usahanya. Ini modal utama yang terdapat
pada setiap individu. So, sebenarnya manusia terlahir dengan keunikan dan
keistimewaan tersendiri. Artinya apa? setiap individu terdapat potensi menjadi
wirausaha (entrepreneur).

2. Dari study kasus ini, kita bisa membayangkan bila kita dalam posisi Ny N. apa
yang kurang, apa yang diperlukan untuk membesarkan usaha ini. Tentu banyak
hal yang bisa dilakukan. Dengan segala keterbatasan dan kelebihan tentu masih
ada celah untuk bisa berkembang lebih besar lagi. Nah, tema inilah yang perlu ada
diskusi lebih dalam (konsultan ahli) dan penelitian di lapangan yang lebih banyak
(formulasi yang utuh) sebagai pondasi membesarkan usaha lebih baik.

3. Kesenjangan antar teori dan aplikasi lapangan tentu bukan ukuran final. Proses ini
masih terus berjalan, sesuai tahapan kemampuan setiap individu. Sedikit
memaksa munculnya kreatifitas, ide-ide baru, perubahan social-ekonomi
masyarakat, tentu peluang bagi yang ingin jadi wirausaha sejati.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Yosep Iyus, Ai Mardiyah. 2010. Spirit And Soft Skill Of Nursing Entrepreneur.
Rafika Aditama : Bandung. http :// www.nursingentrepreneurs.com
2. Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice in
Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. Black, M. 2002. A Handbook on Advocacy – Child Domestic Workers: Finding a
Voice. Anti-Slavery International. Sussex, UK: The Printed Word.
4. Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park, CA:
Sage.Co, M.J. 2004. The Formal Institutional Framework of Entrepreneurship in the
Philippines: Lessons for Developing Countries. The Journal of Entrepreneurship, 13
(2): 185-203.
5. Cohen, E. 1996. Nurse Case Management in the 21st Century. St. Louis: Mosby-Year
Book. Inc.
6. Cohen, D., de la Vega, R., & Watson, G. 2001. Advocacy for Social Justice: A Global
Action and Reflection Guide. Bloomfield, CT: Kumarian Press.
7. Community Health Nurses Association of Canada. 2003. Canadian community health
nursing standards of practice. Ottawa: Author.
8. Depkes RI. 2004a. Kajian Sistem Pembiayaan, Pendataan dan Kontribusi APBD
untuk Kesinambungan Pelayanan Keluarga Miskin (Exit Strategy). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
9. Depkes RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
10. Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www. promokes.go.id,
diunduh pada tanggal 25 September 2005.

16

Anda mungkin juga menyukai