PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini dimana kesadaran masyarakat semakin tinggi akan status
kesehatannya, maka makin banyak minat masyarakat untuk membeli alat ukur
sendiri seperti alat ukur tensimeter, kadar gula, kolesterol, asam urat, serta alat
1
kesehatan lainnya, maka peluang bisnisnya terbuka lebar dan berprospek sangat
baik. Maka oleh sebab itu kelompok dua mengambil materi tentang Kewirausahaan
Alat Kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kewirausahaan yang dilakukan perawat pada usaha bisnis alat-alat
kesehatan : Alat ukur tensimeter, kadar gula, kolesterol, asam urat, kursi roda,
nebulizer, dan lain lain.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keperawatan
Pengertian Keperawatan menurut Virginia Henderson adalah fungsi unik dari
perawat adalah membantu individu baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan
kegiatan yang menunjang kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar
meninggal dunia dengan tenang. Segala yang dilakukan perawat adalah untuk
membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan
agar tidak bergantung pada bantuan orang lain. Kata kunci dari definisi tersebut
adalah kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan
orang lain (kemandirian).
B. Pengertian Entrepreneur
Entrepreneur adalah sebuah kata yang berasal dari Perancis yang bermakna
seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan)
atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan risiko dalam konteks
yang lebih luas entrepreneur disinonimkan dengan “founder”.
3
atau berakat dalam membuat produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.
D. Pengertian Nursepreneur
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata yaitu “nurse” dan
“entrepreneur”. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G.
Burch. Entrepreneur memiliki sifat :
Berhasrat mencapai prestasi
Seorang pekerja keras
4
Ingin bekerja untuk dirinya
Mencapai kualitas
Berorientasi kepada reward dan kesempurnaan
Optimis
Berorganisasi
Berorientasi kepada keuntungan
5
nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepreneur unggulan ( PaulusWinarto, 2005 ) :
a. Berani mengambil risiko
Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu
tidak semua risiko diambil, melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan
cermat (calculated risk).
b. Menyukai tantangan
Segala sesuatu dilihat sebagai tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus
terjadi dan zaman yang terus berubah menjadi motivasi kemajuan bukan
menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur unggulan. Dengan demikian, ia
akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.
c. Punya daya tahan yang tinggi
Seorang entrepreneur harus banyak akal, kreatif, dan tidak mudah putus asa. Ia
harus selalu mampu bangkit dari kegagalan serta tekun.
d. Punya visi jauh kedepan
Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai
dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu.
Bagaimana tahun berikutnya, lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi dan seterusnya.
Usahanya bukan letupan-letupan sesaat dan bukan pula karena latah (ikut-ikutan).
e. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Perawat entrepreneur akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu
dirasa kurang, Maka ia akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar
dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
6
a. Membangun Bisnis Toko Alat kesehatan
Untuk membuka sekaligus membangun bisnis alat kesehatan ini semua bahan
materi yang dibutuhkan dan strateginya cendrung sama dengan bisnis dibidang
lainnya, yang berbeda hanya terletak target pasarnya saja. Perkembangan zaman
yang dibarengi dengan kemajuan teknologi, membuat para pebisnis lebih mudah
mengembangkan bisnis ini hanya dengan duduk dan banyak orderan.
7
membuat bisnis lebih berkembang lagi. Dalam memilih rekan kerja harus
yang berkompeten sesuai dengan keahlian dan jenis bisnis yang dijalani.
3. Pastikan modal bisnis.
Modal merupakan hal yang sangat penting dalam membuka sebuah bisnis.
Dengan modal juga bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis yang
sudah berjalan agar lebih besar lagi.
4. Bentuk image bisnis dengan baik.
Image bisnis bisa didapatkan jika pelayanan dari bisnis kepada para
customer berjalan dengan baik dan customernyapun merasa sangat puas.
Ini akan lebih memudahkan akan mendapatkan image yang baik. Tidak
hanya itu, dengan memberikan pelayanan terbaik bisa mendatangkan
customer lain dan secara otomatis bisnis akan lebih maju dan berkembang.
Mendapatkan image yang lebih baik bisa dengan memberikan total
pelayanan atau service yang bagus, sehingga pembeli merasa puas dan
mau balik lagi untuk belanja alat kesehatan
5. Sabar dalam bisnis.
Jangan berfikir jika membuka bisnis itu gampang dan akan mendatangkan
keuntungan yang banyak. Lebih banyak belajar untuk melakukan hal-hal
yang bersifat membangun seperti rajin promosi, membuat seminar, dan
masih banyak hal lain yang dapat dilakukan.
F. TIPE NURSEPRENEUR
1. Tipe Quitters
Memiliki ciri-ciri :
o Memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti.
o Menghentikan pendakian.
o Menolak kesempatan yang diberikan oleh lingkungan.
o Mereka mengabaikan, menutupi, meninggalkan dorongan inti untuk merdeka.
o Murung, sinis, mudah menyalahkan orang/lingkungan dan membenci orang-
8
orang yang lebih maju/berkembang.
2. Tipe Camper
Memiliki ciri-ciri:
o Mereka pergi tidak seberapa jauh, lalu berkemah : “oke cukup sampai disini
saja kemampuan kita.
o Karena bosan, mereka mengakhiri perjalan.
o Melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya bisa diraih.
o Mereka mudah berpuas diri ,tidak mau mengembangkan diri.
3. Tipe Climber
Memiliki ciri-ciri :
o Pemikir yang selalu memikirkan “peluang, peluang, danpeluang”.
o Tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik/mental atau
hambatan lainnya pendakian.
o Mereka tidak menyesali ketidakberhasilan.
o Mereka pembelajar seumur hidup.
9
BAB III
GAMBARAN UMUM
Ny. N adalah seorang perawat yang berbisnis di bidang distributor alat kesehatan.
beliau membangun bisnis pertama kali atas ide saat temannya meminta dicarikan
alat kesehatan untuk praktek bidan sendiri, dengan motivasi untuk menambah
penghasilan serta kreativitas dalam berbisnis membuka jaringan kerja.
Kekuatan yang dimiliki dalam nenjalani bisnisnya ny. N memiliki jaringan yang
luas baik pembeli maupun penjual alkesnya sedangkan kelemahannya belum bisa
fokus menjalani bisnisnya karena waktunya terbagi dengan pekerjaan sebagai
perawat.
10
Citra yang ingin dibangun adalah memberikan alat kesehatan yang berstandar dan
menghasilkan hasil yang akurat, sehingga dapat membantu menciptakan masyarakat
yang sehat. Bisnis yang dijalaninya sudah sepuluh tahun lebih dan sudah
menghasilkan dari segi materi dan bertambahnya pelanggan yang membutuhkan alat
kesehatan melalui perusahannya.
Saran beliau bila kita ingin berbisnis adalah modal dana dan modal relasi serta
kekuatan mental kita dalam menjalani bisnis ini.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas kesenjangan-kesenjangan yang ada antara teori maupun
konsep kewirausahaan dengan hasil survey lapangan yang telah dilakukan oleh kelompok
dalam hal ini kewirausahaan Ny. N yang bergerak dalam bidang jual-beli alat kesehatan.
Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur.
Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
wirausahanya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya
seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan “bisnis” dalam
divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada. Keterampilan dan karakter
perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki semangat wirausaha, memulai
sendiri, bertanggung jawab secara keuangan, mencoba hal baru, dan berani. Sebagai
seorang entrepreneur juga dituntut memiliki jiwa sales, customer servive, budgeting dan
manajer.
1. Pada dasarnya Ny. N memiliki visi dan misi yang menarik “menjadi
pengusahawati yang mandiri dan handal”. “ memiliki usaha yang sejalan dengan
keahlian”. Hal ini merupakan motivasi diri yang akan dibangun secara bertahap
mencapai kemapanan ekonomi dan kepuasan diri. Ada keterkaitan antara usaha
yang dijalani dengan keahlian yang dimiliki, sebenarnya ini peluang yang sangat
tepat karena ada unsur cinta dan hobi. Namun yang perlu kita ketahui, pada
tahapan mana ia sekarang tentunya sesuai persepsi Ny. N.
2. Sebagai wirausaha maka perlu ada modal (baik material maupun immaterial), ny.
N memiliki “memiliki jaringan yang luas baik pembeli maupun penjual
alkesnya”. Ini merupakan modal utama yang dimiliki oleh ny. N. bahkan kalau
modal jaringan ini digunakan secara maksimal bukan tidak mungkin akan jadi
12
kekuatan tersendiri, sebagai penopang usahanya. Apalagi prospeknya lumayan
bagus “banyaknya masyarakat yang membutuhkan alkes baik untuk dipakai
sendiri atau untuk mendirikan usaha sendiri misalnya membuka klinik-klinik
pengobatan”.
3. Dalam proses perjalanan usaha, tentu memiliki banyak cerita (naik – turun), ny. N
telah melakukan usaha ini “sudah sepuluh tahun lebih” artinya, ny N memiliki
komitmen untuk merawat usaha yang dilakukan selama ini. Waktu 10 tahun
bukan waktu yang singkat, ada modal mentalitas yang dimilikinya. Ada banyak
hal baru yang ditemukan. Pasang surut, menjamurnya saingan usaha tentu tak
mudah untuk dilakukan secara sendirian.
Bahan Diskusi :
1. Dalam sepuluh tahun, bisa dikatakan waktu yang cukup lama. Juga bisa dikatakan
proses perjalanan usaha yang berliku-liku. Atau sebaliknya usaha yang jadi
sampingan. So, dari study kasus ini banyak hal yang bisa diambil pelajaran :
a. Apa sebenarnya orientasi usahanya?
b. Bagaimana karekter sang ny N?
c. Saham yang dimilikinya? Atau hanya sebatas memanfaatkan part time.
13
d. Adakah masterplan yang akan dilakukan?
e. Keberanian untuk mengambil resiko?
f. Ide-ide kreatif yang mampu medongkrak penjualan atau menjadikan
usahanya berkembang lebih pesat
2. Dalam profil wirausaha kita mampu mendapatkan hal-hal yang cukup berguna,
baik untuk motivasi diri sendiri mengukur kemampuan diri sendiri, gambaran
umum bagaimana proses usaha seseorang dan menangkap peluang sekitar untuk
dijadikan sebagai proyek usaha sendiri.
14
BAB V
PENUTUP
Secara umum dalam study kasus ini terdapat 3 hal penting untuk dijadikan sebagai
rumusan mengenai wirausaha :
2. Dari study kasus ini, kita bisa membayangkan bila kita dalam posisi Ny N. apa
yang kurang, apa yang diperlukan untuk membesarkan usaha ini. Tentu banyak
hal yang bisa dilakukan. Dengan segala keterbatasan dan kelebihan tentu masih
ada celah untuk bisa berkembang lebih besar lagi. Nah, tema inilah yang perlu ada
diskusi lebih dalam (konsultan ahli) dan penelitian di lapangan yang lebih banyak
(formulasi yang utuh) sebagai pondasi membesarkan usaha lebih baik.
3. Kesenjangan antar teori dan aplikasi lapangan tentu bukan ukuran final. Proses ini
masih terus berjalan, sesuai tahapan kemampuan setiap individu. Sedikit
memaksa munculnya kreatifitas, ide-ide baru, perubahan social-ekonomi
masyarakat, tentu peluang bagi yang ingin jadi wirausaha sejati.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Yosep Iyus, Ai Mardiyah. 2010. Spirit And Soft Skill Of Nursing Entrepreneur.
Rafika Aditama : Bandung. http :// www.nursingentrepreneurs.com
2. Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice in
Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. Black, M. 2002. A Handbook on Advocacy – Child Domestic Workers: Finding a
Voice. Anti-Slavery International. Sussex, UK: The Printed Word.
4. Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park, CA:
Sage.Co, M.J. 2004. The Formal Institutional Framework of Entrepreneurship in the
Philippines: Lessons for Developing Countries. The Journal of Entrepreneurship, 13
(2): 185-203.
5. Cohen, E. 1996. Nurse Case Management in the 21st Century. St. Louis: Mosby-Year
Book. Inc.
6. Cohen, D., de la Vega, R., & Watson, G. 2001. Advocacy for Social Justice: A Global
Action and Reflection Guide. Bloomfield, CT: Kumarian Press.
7. Community Health Nurses Association of Canada. 2003. Canadian community health
nursing standards of practice. Ottawa: Author.
8. Depkes RI. 2004a. Kajian Sistem Pembiayaan, Pendataan dan Kontribusi APBD
untuk Kesinambungan Pelayanan Keluarga Miskin (Exit Strategy). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
9. Depkes RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
10. Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www. promokes.go.id,
diunduh pada tanggal 25 September 2005.
16