Anda di halaman 1dari 49

PERENCANAAN DAN RANTAI DINGIN

VAKSINASI COVID-19

Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
Disampaikan pada Pelatihan Vaksinator COVID-19
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami dan melakukan
penyusunan perencanaan serta manajemen vaksin dan logistik vaksinasi COVID-19 sesuai
standar

Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1.Mengetahui dan menentukan tempat pelayanan vaksinasi COVID-19
2.Mengetahui dan menyusun jadwal pelayanan vaksinasi COVID-19
3.Mengetahui dan memahami kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
vaksinasi COVID-19
4.Mengetahui, memahami dan menyusun rencana kegiatan advokasi, sosialisasi dan
pelatihan serta monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19
5.Mengetahui, memahami dan melakukan mekanisme distribusi serta manajemen vaksin
dan logistik vaksinasi COVID-19 sesuai prosedur
PERENCANAAN
PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS
PENERIMA VAKSINASI
TOTAL SASARAN: 181,5 JUTA

1 2 3 4

PETUGAS KESEHATAN PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT MASYARAKAT LAINNYA


JAN-MINGGU 3 FEB 2021 MINGGU KEEMPAT FEB 2021 RENTAN AGUS-DES 2021
PETUGAS PUBLIK MINGGU
MEI-JULI 2021

Vaksinasi dilakukan untuk


17,4 Jt
KE-4 FEB 2021

Dengan pendekatan
Masyarakat di daerah
tenaga kesehatan dan kluster sesuai dengan
tenaga penunjang di dengan resiko penularan
ketersediaan vaksin
fasyankes tersebar di 34 tinggi
provinsi LANSIA

Catatan:
1.Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun
2.Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)
Penyusunan Perencanaan

1 2
Proses penyusunan Perencanaan disusun
perencanaan dengan
pelaksanaan vaksinasi memperhitungkan data
dilakukan oleh masing- dasar (jumlah fasilitas
masing jenjang pelayanan kesehatan/pos
administrasi pelayanan vaksinasi,
tenaga pelaksana,
daerah sulit, dll)
3
Perencanaan didukung
oleh Sistem Informasi
Satu Data Vaksinasi
COVID-19
PENDATAAN SASARAN
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
Mekanisme bersumber dari Kementerian/Lembaga/Badan
Usaha/Instansi terkait atau sumber lainnya meliputi Nomor
Top-Down Induk Kependudukan, nama, tanggal lahir, nomor kontak
(HP) dan alamat tempat tinggal sasaran

• Dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran


yang diperoleh secara top-down atau untuk melengkapi
mekanisme top-down.
Mekanisme • Dilakukan secara kolektif oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat
daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
Bottom-Up pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan Provinsi.

Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas
Kesehatan Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melalui Aplikasi PCare Vaksinasi.
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19

Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik KRITERIA
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah
daerah 1. memiliki tenaga kesehatan Dalam hal Fasilitas Pelayanan
Kabupaten/Kota atau pelaksana vaksinasi COVID-19; Kesehatan tidak dapat
2. memiliki sarana rantai dingin memenuhi kebutuhan dalam
milik
sesuai dengan jenis Vaksin memberikan Vaksinasi bagi
masyarakat/swasta COVID-19 yang digunakan atau
yang memenuhi seluruh sasaran dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan
persyaratan: memenuhi persyaratan, Dinas
peraturan perundang-undangan;
1.Puskesmas, dan Kesehatan Kabupaten/Kota
puskesmas 3. memiliki izin operasional Fasilitas dapat membuka pos Vaksinasi
pembantu; Pelayanan Kesehatan atau COVID-19
penetapan oleh Menteri sesuai
2.Klinik;
dengan ketentuan peraturan
3.Rumah sakit; perundang-undangan.
dan/atau
4.Unit pelayanan Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak
kesehatan di Kantor dapat memenuhi persyaratan poin 2 dapat
Kesehatan Pelabuhan menjadi tempat pelayanan vaksinasi COVID-
(KKP) 19 namun dikoordinasi oleh puskesmas
setempat
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-
19

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendataan fasilitas


pelayanan kesehatan yang akan menjadi tempat pelaksanaan
pelayanan vaksinasi COVID-19 melalui upaya koordinasi dengan
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
1.pendataan tenaga pelaksana,
2.pendataan jadwal pelayanan, dan
3.pendataan peralatan rantai dingin yang tersedia di setiap fasilitas
pelayanan kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian melakukan penilaian


terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan serta
menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-
19

Tenaga Pelaksana dan Jadwal Pelayanan

Satu tim pelaksana per sesi terdiri dari:


1. Petugas pendaftaran/verifikasi • Rangkaian pemeriksaan dan
2. Petugas untuk melakukan skrining pelayanan Vaksinasi COVID-19
(anamnesa), pemeriksaan fisik untuk satu orang diperkirakan
sederhana dan pemberian edukasi;
3. Petugas pemberi vaksinasi COVID-19 Jadwal Layanan sekitar 15 menit.
dibantu oleh petugas yang menyiapkan (hari pelayanan, • Satu vaksinator (perawat, bidan,
vaksin jml sesi pelayanan dan dokter) diperkirakan mampu
4. Petugas untuk melakukan observasi memberikan pelayanan maksimal
pasca vaksinasi COVID-19 serta per hari, jam dan
maksimal 70 sasaran per hari.
pemberian tanda selesai dan kartu kuota sasaran per
vaksinasi COVID-19; • Dalam satu hari dapat
sesi pelayanan)
5. Petugas untuk melakukan pencatatan dilaksanakan beberapa sesi
hasil vaksinasi COVID-19; pelayanan dengan jumlah sasaran
6. Petugas untuk melakukan pengelolaan
limbah medis; dan/atau
per sesi pelayanan disesuaikan
7. Petugas untuk mengatur alur kelancaran dengan kapasitas masing-masing
pelayanan vaksinasi COVID-19 fasilitas pelayanan kesehatan.
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-
19

Pengelola program imunisasi dan/atau logistik Dinas


Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus
melakukan inventarisasi jumlah dan kondisi :
1.vaccine refrigerator,
Inventarisasi Peralatan Rantai 2.cool pack,
Dingin 3.cold box,
4.vaccine carrier
5.alat pemantau suhu

Mengidentifikasi kekurangannya di tingkat provinsi,


kabupaten/kota, puskesmas maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
Fasyankes Mengisi Data
Dinkes Kab/Kota Mengompilasi
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-
19

Bila fasilitas pelayanan


kesehatan yang tersedia
tidak dapat memenuhi
kebutuhan dalam
memberikan vaksinasi
bagi seluruh sasaran
dan/atau fasilitas
pelayanan kesehatan
tidak memenuhi
persyaratan maka Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota dan
puskesmas dapat
membuka pos pelayanan
vaksinasi COVID-19
INPUT DATA FASYANKES
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan dalam bentuk SK
Penunjukan dan menginput data ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi

1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat untuk
mendapatkan hak akses (username dan password) aplikasi Pcare Vaksinasi.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui alamat
https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang terdapat pada
komputer/laptop/handphone yang terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username dan
password yang sudah didapatkan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengentrikan daftar fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan
vaksinasi yang telah ditetapkan pada aplikasi Pcare Vaksinasi. Data yang dientri meliputi nama fasilitas
pelayanan kesehatan, jadwal layanan vaksinasi, kapasitas layanan per-sesi, nama dan nomor handphone
PIC layanan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuatkan atau menambahkan hak akses (username dan password)
Pcare user fasilitas kesehatan bagi fasilitas pelayanan kesehatan baru atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
5. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User Manual
dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan password $ppt12020.
Percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19,
pelayanan vaksinasi dapat dilakukan dengan
strategi sebagai berikut

1. Berbasis fasilitas kesehatan untuk pelayanan publik


2. Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi yang memiliki
fasilitas kesehatan di institusinya, maka vaksinasi dilayani di
fasilitas kesehatan masing-masing.
3. Vaksinasi massal terpusat di gedung-gedung
4. Vaksinasi mobile terpusat di tempat keramaian.
5. Mobilisasi sasaran dengan dikoordinasi oleh fasyankes atau
Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi
VAKSINASI
MASSAL
Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang
memanfaatkan area/tempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan atau
berupa pelayanan kesehatan bergerak
Dalam rangka
percepatan Perlu disusun perencanaan kegiatan: menentukan jumlah hari
pelaksanaan pelaksanaan, jumlah target sasaran per hari, jumlah sasaran per sesi dan
vaksinasi COVID- jumlah sesi per hari, waktu pelayanan per sesi, jumlah meja pelayanan
per sesi, jumlah sasaran per meja per sesi jumlah tenaga per sesi
19, Kementerian
Kesehatan Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus
bekerja sama menerapkan protokol kesehatan dan memenuhi standar pelayanan
dengan Dinas vaksinasi COVID-19
Kesehatan
Provinsi dan Pos pelayanan vaksinasi massal merupakan bagian dari fasilitas
pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan melalui SK Kepala Dinas
pihak lain yang Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai tempat pelayanan vaksinasi COVID-
terkait dapat 19, sehingga pencatatan dan pelaporannya menjadi bagian dari fasilitas
membuka pos pelayanan kesehatan tersebut
pelayanan
vaksinasi massal Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI serius, perlu disiapkan ambulans
atau mobil puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta
kit anafilaktik yang memadai. Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan
untuk memantau proses observasi dan melakukan penanganan pertama
terhadap KIPI
CONTOH PENYUSUNAN PERENCANAAN
POS VAKSINASI MASSAL
REGISTRASI
SASARAN
• Proses pembentukan nomor tiket untuk
sasaran yang telah dilakukan pendataan
sebagai calon penerima vaksinasi COVID-19.
• Sasaran yang sudah memiliki tiket dapat
memperoleh vaksinasi di fasilitas pelayanan
kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi yang
telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

Kolektif : melalui Sistem Informasi Satu


Data Vaksinasi COVID-19

KOLEKTIF Individual : dilakukan pada waktu


kedatangan di tempat pelayanan
menggunakan aplikasi PCare Vaksinasi,
atau aplikasi lainnya yang ditetapkan
INDIVIDUAL kemudian dengan verifikasi data NIK dan
bukti pendukung lainnya sesuai kriteria
sasaran per tahapan vaksinasi.
Pilih Menu ini

Diisi dengan username


dan password yang telah
ditetapkan Data sasaran dapat diunduh menjadi file excel dengan
mengklik tombol hijau ini
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA

•Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik vaksinasi lainnya


dilakukan berdasarkan jumlah sasaran. Alokasi vaksin dan logistik
vaksinasi lainnya pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dilakukan
dengan mempertimbangkan estimasi wastage rate vaccine (estimasi
wastage rate vaccine multidosis adalah 15%) serta buffer stock
logistik (untuk ADS ditambahkan 5%).
•Alokasi bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatan ditentukan
berdasarkan kapasitas layanan masing-masing fasilitas pelayanan
kesehatan.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK PPI

Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari Ketentuan alat pelindung diri mengacu pada
Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa
pelayanan x 2 Pandemi COVID-19 meliputi:
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam) 1.Masker bedah/masker medis
2.Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap kali memberikan vaksinasi kepada
Face shield (bila tersedia) sasaran. Apabila petugas menggunakan sarung
tangan, maka sarung tangan harus diganti untuk
= ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining)) setiap satu sasaran yang divaksinasi.
+ (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan) 3.Alat pelindung diri lain apabila tersedia, seperti
pakaian gown/apron/pakaian pakaian hazmat kedap
air, dan face shield.

Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran


*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran
Kebutuhan logistik PPI lainnya:

•Hand sanitizer = sesuai kebutuhan


•Sabun cair dan air mengalir = sesuai kebutuhan
•Cairan disinfektan = sesuai kebutuhan
Rencana Distribusi
Vaksin dan Logistik Lainnya

Apabila
dibutuhkan,
dapat dilakukan
realokasi vaksin
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DAN PELATIHAN

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan


Puskesmas menyusun rencana advokasi,
sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh
pihak baik lintas program maupun lintas
sektor terkait

Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator


dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelaksanaan pelayanan,
serta pengelola program dan supervisor,
diperlukan pelatihan dengan melibatkan
instansi pelatihan kesehatan. Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu menyusun rencana
kegiatan pelatihan.
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DAN PELATIHAN
RENCANA MONEV
RENCANA SUPERVISI
PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19 bersumber dari
APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain yang
Pendanaan untuk pemantauan dan
sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca
Vaksinasi COVID-19 dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber
pendanaan lain yang sah sesuai dengan
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh APBN, APBD dan
ketentuan peraturan perundang-undangan
sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain :
1.biaya operasional,
Pendanaan untuk perawatan dan pengobatan
2.biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya,
Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 bagi
3.biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE,
peserta Program JKN yang aktif, ditanggung
4.biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan sosialisasi,
melalui mekanisme JKN, sedangkan bagi
5.bimbingan teknis dan monitoring, dan
peserta Program JKN yang non aktif dan selain
6.surveilans KIPI
peserta Program JKN didanai melalui
mekanisme pendanaan lain yang bersumber
Penggunaan anggaran operasional pelaksanaan vaksinasi merujuk pada
dari anggaran pendapatan dan belanja negara
Keputusan Menteri yang menetapkan tentang Petunjuk Teknis Perencanaan
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Penganggaran Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
peraturan perundang-undangan.
Covid-19 bersumber Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH)
Tahun Anggaran 2021
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA
Penyusunan Rencana Operasional
Penjangkauan daerah Sulit
Kegiatan Vaksinasi 03
COVID-19 harus
menjangkau semua
sasaran sehingga
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan
Puskesmas perlu
melakukan pemetaan
wilayah sulit dan
menyusun rencana
operasionalnya
RANTAI DINGIN
Distribusi vaksin tahap
lanjutan (vaksinasi tahap 2,
3 dan 4) mengacu pada
Juknis yang diterbitkan
Ditjen Farmalkes:
Dilakukan melalui Hub/PBF,
sampai ke fasyankes

• Dalam hal terjadi kekosongan atau kekurangan ketersediaan vaksin


COVID-19 di satu daerah maka Pemerintah Pusat dapat melakukan
realokasi vaksin COVID-19 ke daerah lain.
Distribusi logistik vaksinasi • Realokasi dapat dilakukan antar Fasyankes di satu Kabupaten/Kota
lainnya dilakukan melalui dan/atau antar Kabupaten/Kota dalam satu wilayah provinsi/PBF.
mekanisme biasa • Dalam kondisi darurat, dimungkinkan realokasi vaksin antar PBF yang
berbeda Provinsi. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota bertanggung jawab
melakukan koordinasi dengan Fasyankes yang akan dilakukan realokasi
vaksin dan mengusulkan realokasi antar Fasyankes kepada Dinas
Kesehatan Provinsi dan PBF.
Pendistribusian vaksin, peralatan pendukung dan logistik lainnya harus dilakukan dan dikelola sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan untuk menjamin kualitas yang baik agar mampu memberikan kekebalan yang
optimal kepada sasaran.
Distribusi harus disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Vaccine
Arrival Report (VAR) serta Packing Slip.

1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box, vaccine carrier disertai dengan cool pack atau alat
transportasi lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan
logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan;
2. Pada setiap cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya disertai dengan alat
pemantau suhu;
3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box, vaccine carrier atau alat transportasi lainnya
dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar;
4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan pada
saat melakukan penataan vaksin di vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin lainnya;
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah
menangani vaksin dan logistik vaksinasi lainnya; dan
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator

Berdasarkan prosedur/manajemen
penyimpanannya, vaksin COVID-19 dibagi
menjadi 3 yaitu :
1.vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
2-8 °C,
2.vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-20 °C (vaksin mRNA, Moderna), dan
3.vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-70 °C (vaksin mRNA, Pfizer).
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu 2-8 °C
1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari
langsung.
2. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk
menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah
dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar
dengan vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan
dalam vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin
rutin.
3. Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum
memiliki vaccine refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-Kualifikasi
WHO), masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/ rumah tangga,
dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan
sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif.
4. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator
Suhu 2-8 °C

IPV
DT
COVID
COVID
COVID
COVI
Td D IPV
Jangan
menyimpan
vaksin di
pintu
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -20 °C

1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar


matahari langsung. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur
sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan pengambilan,
perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau keranjang
vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin.
Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan dalam
freezer atau vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan
dengan vaksin rutin.
2. Vaksin dapat bertahan selama 30 hari pada suhu 2-8 °C. Pada
vaccine refrigerator, letakkan vaksin dekat dengan
evaporator.
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
• Penyimpanan jenis vaksin COVID-19 ini membutuhkan sarana Ultra Cold Chain (UCC).
Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
• Sarana UCC yang dimaksud adalah freezer dengan suhu sangat rendah (Ultra Low
Temperature/ULT) dan alat transportasi vaksin khusus.
• Alat transportasi vaksin UCC (berupa kontainer pasif) terdiri dari dua yaitu Arktek
menggunakan kotak dingin berupa PCM (Phase-Change Materials) dan thermoshipper
menggunakan dry ice. PCM dan dry ice berfungsi mempertahankan suhu dingin.
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan UCC (UCC Hub) dibutuhkan sarana yaitu:
• Freezer ULT ukuran besar -85 °C (500 sampai dengan 700 liters, kapasitas muatan
sampai dengan 25,000 vial).
• Freezer ULT ukuran kecil -85 °C sebagai cadangan dan menyimpan paket PCM pada
-85 ° C.
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan jarak jauh dibutuhkan sarana yaitu:
• Freezer UTL -85 ° C kecil (masing-masing 70 liter).
• Alat transportasi vaksin khusus (Arktek) untuk penyimpanan jangka pendek (hingga 5
hari) dengan suhu -70 °C.
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
• PCM terdiri dari beberapa jenis yaitu:
• PCM khusus freezer ULT (-80 ° C) untuk UCC
Isi kemasan dengan cairan PCM dan bekukan sebelumnya pada -20 ° C.
Selesaikan pembekuan pada ULT pada -85 ° C setidaknya selama 24
jam. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara.
• Cairan CO2/Dry ice (-78°C) untuk UCC
Simpan pada suhu -80 ° C menggunakan freezer ULT atau kontainer
khusus. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara.
• Air/es (0°C) untuk cold chain tradisional
Isi packs dengan air dan bekukan pada suhu -1 ° C. Digunakan untuk
menjaga vaksin tetap dingin selama transportasi atau selama sesi
pelayanan.
• Petugas harus menggunakan APD berupa cryogenic gloves dalam melakukan
penataan dan pengambilan vaksin.
Suhu dalam penyimpanan
vaksin harus terjaga sesuai 1. Pemantauan suhu sebaiknya dilakukan
dengan yang lebih sering, lebih dari 2 kali dalam
MEKANISME sehari, pastikan suhu tetap 2-8 0C.
direkomendasikan 2. Catat hasil monitoring suhu pada grafik
Perlu dilakukan pemantauan pemantauan suhu.
suhu menggunakan alat 3. Apabila menggunakan alat pemantau
pemantau suhu dan perekam suhu terus menerus
secara jarak jauh yang sudah terhubung
Jenis Alat Pemantau Suhu dengan aplikasi SMILE, maka petugas
dapat memantau suhu dari jarak jauh
melalui aplikasi.
1. Alat pemantau suhu (termometer, termometer muller, dll); 4. Alat transportasi vaksin UCC harus
2. Alat pemantau dan perekam suhu terus menerus; dilengkapi dengan datalogger.
3. Alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi
Internet of Things (IoT) terus menerus secara jarak jauh
• Pengelola program imunisasi atau koordinator imunisasi (korim) menyiapkan vaksin untuk
dibawa ke ruang vaksinasi atau tempat pelayanan. Vaksin dibawa menggunakan kontainer
pasif yaitu vaccine carrier atau untuk vaksin dengan prosedur penyimpanan UCC
menggunakan Arktek dan PCM atau thermoshipper dan dry ice.
• Saat pelayanan, kontainer pasif jangan terpapar sinar matahari langsung. Pastikan
kontainer pasif dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Untuk penggunaan vaccine
carrier, vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine
carrier, sedangkan vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier
• Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan memperhatikan: belum
kadaluarsa, disimpan dalam suhu yang direkomendasikan, label masih ada, dan tidak terendam
air.
• Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang penyimpanan untuk
disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu yang direkomendasikan. Vaksin tersebut
didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
• Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk mencantumkan tanggal dan waktu
pertama kali vaksin dibuka atau diencerkan.
• Untuk pelayanan dalam gedung atau di fasilitas pelayanan kesehatan maka vaksin yang
sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam vaccine carrier atau kontainer pasif yang
digunakan.
• Untuk pelayanan luar gedung, vaksin yang sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam
dalam atau kontainer pasif yang digunakan, namun apabila sesi pelayanan selesai dalam
waktu kurang dari 6 jam maka vaksin yang sudah dibuka harus dibuang, tidak boleh
disimpan kembali di vaccine refrigerator.
Penyimpanan Logistik Lainnya
1. Selain vaksin, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga membutuhkan
logistik lainnya yang meliputi ADS, safety box, dan alcohol swab
dimana juga memerlukan tata kelola yg baik. Selain manajemen yang
baik juga diperlukan gudang penyimpanan yang memadai.
2. Dalam penyimpanan logistik ini harus dipastikan kondisi fisik dan
keamanan barang dan kemasannya, di semua tingkat fasilitas
penyimpanan, hingga digunakan oleh masyarakat.
3. Perhatikan kadaluwarsa setiap barang. Khusus untuk ADS, pengiriman
atau pemakaiannya harus mengikuti prinsip EEFO (Early Expired First
Out), dimana barang yang akan kadaluwarsa, diutamakan untuk
dikirim/dipakai terlebih dahulu. ADS yang sudah kadaluwarsa tidak
boleh didistribusikan atau digunakan.
Format-format dan panduan
dapat diunduh pada tautan:
http://bit.ly/LampiranJuknisVC1
9
TERIMA KASIH
PENUGASAN

• Menyusun perencanaan pos vaksinasi


massal
• Membuat SOP manajemen vaksin untuk
vaksin yg disimpan pada suhu 2-8 °C, -20 °C
dan -70 °C

Anda mungkin juga menyukai