Anda di halaman 1dari 13

BAB VII

PERPAJAKAN

A. Pengertian Pajak
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Di Indonesia terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya
tentang pengertian pajak, menurut DR. Rochmat Soemitro, SH dalam buku
Perpajakan Edisi Revisi 2011: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Sedangkan
Menurut S.I. Djajaningrat dalam buku Perpajakan Teori dan Kasus: Pajak
sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang
disebakan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
secara langsung, utnuk memelihara kesejahteraan secara umum.

B. Kedudukan Pajak dalam Bernegara


Seperti halnya financing dalam lingkup rumah tangga, perekonomian
negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak
merupakan sumber utama penerimaan negara yang menyumbang sekitar 70% dari
seluruh penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara akan sulit
untuk dilaksanakan.
Pajak digunakan untuk belanja pegawai sampai dengan pembiayaan
berbagai proyek pembangunan infrastruktur seperti: jalan, jembatan, sekolah,
rumah sakit, kantor polisi, pengadilan semua kebutuhan umum masyarakat diserap
dari pos pemasukan pajak negara. Subsidi pendidikan, subsidi kesehatan,

1
pembangunan fasilitas publik semua dibiayai dari pajak. Semakin banyak pajak
yang dipungut, maka semakin banyak infrastruktur dan fasilitas yang dibangun.
Kedudukan pajak sebagai pendapatan negara merupakan ujung tombak
pembangunan bangsa. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik, sudah
sepantasnya kita menaati regulasi pemerintah dalam membayar pajak, dalam
rangka ikut membantu dan mendorong kemajuan bangsa.

C. Fungsi, Manfaat dan Tarif Pajak


Judul Kegiatan : Menganalisis Fungsi dan Manfaat Pajak

Jenis Kegiatan : Kerja Mandiri

Tujuan Kegiatan :

1. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dan


manfaat pajak dengan benar.
2. Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis
fungsi dan manfaat pajak yang tepat

1. Fungsi Pajak
Seperti diketahui bahwa balas jasa yang diterima oleh pembayar pajak tidak
didapatkan secara langsung. Dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2011
(Mardiasmo, 2011), pajak memiliki dua fungsi, yaitu fungsi budgetair dan
regularend.
a. Fungsi Budgetair
Fungsi budgetair pajak maksudnya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan rutin dan pembangunan
b. Fungsi Regularend
Fungsi regularend pajak, maksudnya pajak digunakan sebagai alat untuk
mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan
bidang sosial seperti :
Pajak digunakan untuk barang-barang mewah, dengan maksud untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif
Pengenaan 0% untuk tarif pajak ekspor. Dengan tarif pajak 0% diharapkan
dapat meningkatkan ekspor produk-produk dalam negeri ke luar negeri.

2
2. Manfaat Pajak
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian
besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak
meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek
pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah,
rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang
berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan
rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat
dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari
pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri.
Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam pembinaan dan
modal
Pajak juga digunakan sebagai re-distribusi pendapatan dari masyarakat yang
mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang
kemampuannya lebih rendah. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan
sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.

3. Tarif Pajak
Tarif pajak yang dikenakan kepada wajib pajak memiliki jenis yang
beragam. Dalam buku Perpajakan Indonesia-Mekanisme dan Perhitungan
(Supramono & Damayanti, 2010), tarif pajak sendiri terdiri atas empat macam,
yaitu tarif sebanding/proporsional, tarif tetap, tarif progresif, dan tarif degresif.
a. Tarif Sebanding atau Proporsional
Tarif sebanding atau proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya
tetap berapa pun besarnya nilai dasar pengenaan pajak. Jadi berapa pun naiknya
nilai objek pajak, besarnya pajak yang terutang akan mengalami kenaikan secara
proporsional.
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Pajak yang Terutang

3
1 Rp 1.000.000,00 10% Rp 100.000,00

2 Rp 1.500.000,00 10% Rp 150.000,00

3 Rp 2.000.000,00 10% Rp 200.000,00

4 Rp 2500.000,00 10% Rp 250.000,00

Tabel 7.1 Tarif Pajak Sebanding

b. Tarif Tetap
Tarif tetap adalah tarif pajak yang besarnya sama berapa pun besarnya nilai
dasar pengenaan pajak tersebut. Contoh:
No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak

1. Rp 1.000.000,00 Rp 6.000,00

2. Rp 1.500.000,00 Rp 6.000,00

3. Rp 2.000.000,00 Rp 6.000,00

4. Rp 2500.000,00 Rp 6.000,00

Tabel 7.2 Tarif Pajak Tetap


c. Tarif Progresif
Tarif Progresif adalah tarif pajak yang semakin naik mengikuti naiknya nilai
dasar pengenaan pajak. Tarif pajak progresif dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
tarif progresif proporsional, tarif progresif-progresif, dan tarif progresif degresif.
1) Tarif Progresif Proporsional
Tarif Progresif proporsional adalah tarif pajak yang semakin meningkat
dengan semakin meningkatnya nilai dasar pengenaan pajaknya dengan
presentase kenaikan tetap. Contoh:
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Kenaikan Tarif

1. Sampai dengan Rp 10.000.000,00 15% -

2. 25% 10%
Rp 10.000.000,00 < s/d < Rp 25.000.000,00

3. Di atas Rp 25.000.000,00 35% 10%

Tabel 7.3 Tarif Pajak Progresif-Proporsional

2) Tarif Progresif-Progresif

4
Tarif progresif-progresif adalah tarif pajak yang semakin meningkat dengan
semakin meningkatnya nilai dasar pengenaan pajaknya dengan persentase
kenaikan yang semakin meningkat. Contoh :
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Kenaikan Tarif

1. Sampai dengan Rp 25.000.000,00 10% -

2. 15% 5%
Rp 25.000.000,00 < s/d < Rp 50.000.000,00

3. Di atas Rp 50.000.000,00 30% 10%

Tabel 7.4 Tarif Pajak Progresif-Progresif

3) Tarif Progresif Degresif


Tarif pajak progresif degresif adalah tarif pajak yang semakin meningkat
dengan semakin meningkatnya nilai dasar pengenaan pajaknya dengan
persentase kenaikan yang semakin menurun
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Kenaikan Tarif

1. Rp 50.000.000,00 10% -

2. Rp 100.000.000,00 15% 5%

3. Rp 200.000.000,00 18% 3%

Tabel 7.5 Tarif Pajak Progresif Degresif

d. Tarif Degresif
Tarif degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin menurun
dengan semakin meningkatnya nilai dasar pengenaan pajaknya.
Contoh:
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak

1. Rp 50.000.000,00 30%

2. Rp 100.000.000,00 20%

3. Rp 200.000.000,00 10%

Tabel 7.6 Tarif Pajak Degresif

5
D. Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi Lainnya

Judul Kegiatan : Mengidentifikasi Pungutan Resmi Selain Pajak

Jenis Kegiatan : Kerja Kelompok

Tujuan Kegiatan :

1) Peserta didik dapat menjelaskan pungutan resmi selain


pajak dengan benar
2) Peserta didik dapat mengomunikasikan hasil identifikasi
pungutan resmi selain pajak dengan benar

Pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada negara yang bersifat memaksa
dan diatur oleh undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung.
Selain pajak, masih terdapat beberapa pungutan lain yang dikenakan pada
masyarakat. Berikut beberapa pungutan resmi selain pajak:
1. Retribusi
Retribusi adalah pungutan yang dikenakan atas pemakaian suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata. Contoh retribusi
jalan tol, retribusi listrik, dan retribusi pasar.
2. Bea Masuk dan Bea Keluar
Bea masuk adalah pungutan atas barang-barang yang masuk ke daerah
pabean berdasarkan harga atau nilai barang itu ataupun berdasarkan tarif yang
sudah ditentukan. Bea keluar adalah pungutan atas barang-barang yang keluar
adalah pungutan atas barang-barang yang keluar dari daerah pabean berdasarkan
harga atau nilai barang itu ataupun berdasarkan tarif yang sudah ditentukan.
3. Bea Materai
Bea materai adalah pungutan yang dikenakan pada dokumen yang
menggunakan materai
4. Cukai
Cukai adalah pungutan yang dikenakan untuk barang-barang tertentu.
Contohnya tembakau, alkohol, gula dan lain-lain.
5. Iuran

6
Iuran adalah pungutan yang dikenakan atas pemakaian suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung kepada suatu kelompok atau
golongan pembayar.

E. Asas Pemungutan Pajak


Dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2011 (Mardiasmo, 11), pajak dipungut
berdasarkan tiga asas yaitu asas domisili, asas sumber, dan asas kebangsaan
Judul Kegiatan : Mendiskusikan Asas-asas Pemungutan Pajak

Jenis Kegiatan : Diskusi Kelompok

Tujuan Kegiatan :

1) Peserta didik dapat menjelaskan asas-asas pemungutan


pajak dengan benar
2) Peserta didik dapat mempresentasikan asas-asas
pemungutan pajak dengan benar.

1. Asas Domisili (Tempat Tinggal)


Asas ini menyatakan bahwa negara memiliki hak untuk mengenakan pajak
kepada seluruh penghasilan yang diterima oleh wajib pajak, baik yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri yang bertempat tinggal di dalam wilayah negara
tersebut.
2. Asas Sumber
Asas ini menyatakan bahwa negara memiliki hak untuk mengenakan pajak
kepada seluruh penghasilan yang bersumber dari wilayah negara tersebut tanpa
memerhatikan tempat tinggal wajib pajak tersebut. Misalnya semua wajib pajak
yang memperoleh penghasilan dari Indonesia akan dikenakan pajak atas
penghasilan yang didapatkannya tadi.
3. Asas Kebangsaan
Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan dari
wajib pajak itu sendiri. misalnya pajak bangsa asing di Indonesia yang dikenakan
kepada setiap warga asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

F. Jenis-jenis Pajak

7
1. Pajak Menurut Golongannya
Menurut golongannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu pajak langsung
dan pajak tidak langsung.
a. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dilimpahkan kepada wajib pajak lainnya. Contohnya Pajak Penghasilan
(PPh).
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat dipindahtangankan kepada
orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung timbul karena adanya suatu
kegiatan yang menyebabkan terutangnya pajak. Contohnya, Pajak Pertambahan
Nilai (PPN). Pajak Pertambahan Nilai (PPN) timbul karena adanya pertambahan
nilai barang dan jasa setelah diproduksi yang mengharuskan seorang produsen
untuk melakukan pembayaran pajak. Pajak ini dapat dibebankan kepada konsumen
yang membeli barang atau jasa tersebut. Caranya dengan memasukkan ke dalam
harga jual barang maupun jasa.
2. Pajak Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu pajak subjektif dan
pajak objektif.
a. Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya dengan memerhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh). PPh dikenakan
dengan memerhatikan keadaan wajib pajak (status pernikahan, jumlah anak, dan
banyaknya penghasilan yang didapatkannya).
b. Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya
tanpa memperhatikan keadaan wajib pajaknya. Contohnya, Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
3. Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya
Menurut lembaga pemungutnya, pajak dibedakan menjadi dua, yaitu pajak
pusat dan pajak daerah.

8
a. Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Contohnya,
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
b. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik itu daerah
tingkat I maupun daerah tingkat II. Contoh pajak daerah tingkat I, antara lain Pajak
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan. Contoh pajak daerah tingkat II, antara lain Pajak Hotel, Pajak Restoran,
dan Pajak Reklame.

G. Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia


1. Official Assessment System
Official Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang diberikan
kewenangan kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Sistem ini memberikan kebebasan sepenuhnya kepada fiskus untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Maka berhasil tidaknya
pemungutan pajak tergantung pada fiskus itu sendiri.
2. Self Assessment System
Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan
kewenangan kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
Sistem
ini memberikan kebebasan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri
besarnya pajak yang terutang. Wajib pajak yang terutang, memahami perundang-
undangan pajak yang berlaku, dan memiliki kesadaran tinggi dalam membayar
pajak.
3. With Holding System
With Holding System adalah sistem pemungutan pajak yang memberi
kewenangan kepada pihak ketiga untuk mengitung besarnya pajak yang terutang.
Penunjukkan pihak ketiga ini dilakukan sesuai dengan undang-undang, keputsan
presiden dan peraturan lainnya.

9
H. Taat Pajak
Pajak yang terlah disetorkan masyarakat akan digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat, antara lain; memberi subsidi barang-barang yang
dibutuhkan masyarakat dan membayar utang-utang negara. Selain itu pajak juga
digunakan untuk menunjang usaha mikro kecil dan menengah agar perekonomian
negara terus berkembang. Oleh karena itu sikap kita sebagai warga negara haruslah
taat terhadap aturan yang telah dibuat oleh pemerintah dalam hal ini membayar
pajak dapat dijadikan sebagai cara untuk mendidik masyarakat agar disiplin
membayar wajib pajak dengan memberikan kontribusi pendapatannya untuk
kepentingan umum dan dalam ajaran agama mana pun hal ini dinilai baik, karena
sejalan dengan norma positif bermasyarakat sekaligus menjembatani jurang
kesenjangan sosial atas pendapatan sehingga pajak berfungsi sebagai pemerataan
pendapatan dalam bentuk fasilitas dan layanan publik untuk seluruh masyarakat.

10
UJI KOMPETENSI
Pilihan Ganda
01. Secara umum sumber penerimaan (E) penjualan
negara dibagi menjadi 2, yaitu ….
(A) penerimaan dalam negeri dan 06. Semakin besar pendapatan, semakin
hibah besar tarif pajak yang dikenakan.
Sistem seperti itu disebut sistem
(B) pajak dan pungutan resmi
lainnya tarif ….
(C) pajak dan nonpajak (A) distribusi
(D) rutin dan pembangunan
(B) sebanding
(E) penerimaan migas dan (C) tetap
nonmigas (D) degresif
(E) progresif
02. Berikut bukan merupakan prinsip-
prinsip pajak yang dikemukakan 07. Dalam melaksanakan pemungutan
oleh Adam Smith adalah …. pajak, pemerintah harus
memerhatikan efektivitas dan
(A) kesamaan efisiensi. Artinya adalah
(B) ekonomis mempertimbangkan agar biaya
(C) kemudahan pemungutan pajak tidak melebihi
(D) kepastian hasil pendapatan pajak. Hal ini
(E) keadilan merupakan prinsip ….
(A) keadilan
03. Pajak yang dipungut setiap terjadi (B) kesamaan (C) ekonomis
transaksi tanpa adanya surat
ketetapan pajak (kohir) dan dapat (D) kemudahan
dilimpahkan kepada orang (E) kepastian
lain disebut ….
08. Pengaruh penarikan pajak
(A) pajak perseorangan terhadap perekonomian adalah ….
(B) pajak tidak langsung
(C) pajak langsung (A) peningkatan pendapatan
(D) pajak lembaga masyarakat
(E) pajak pertambahan nilai (B) salah satu faktor yang dapat
menentukan kegiatan
04. UU perpajakan yang mengatur pajak produksi
penghasilan adalah …. (C) pemerataan pembagian
pendapatan nasional
(A)UU No. 16 Tahun 2000 (D) mengurangi tekanan inflasi
(B)UU No. 17 Tahun 2000 (E) penurunan pendapatan
(C)UU No. 18 Tahun 2000 negara
(D)UU No. 20 Tahun 2000
(E) UU No. 21 Tahun 2000 09. Yang bukan merupakan unsur pajak
adalah ….
05. Beban pajak yang tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain (A) wajib pajak
disebut pajak …. (B) objek pajak
(A) tidak langsung (C) pegawai pajak
(B) pertambahan nilai (D) subjek pajak
(C) langsung (E) tarif pajak
(D) pembelian

11
10. Retribusi termasuk ke dalam jenis Penghasilan yang diperoleh setelah
…. Pak Wolter membayar pajak adalah
….
(A) pajak langsung
(B) iuran (A) Rp2.000.000,00
(C) sumbangan (B) Rp4.000.000,00
(D) hibah (C) Rp36.000.000,00
(E) pungutan resmi (D) Rp38.000.000,00
(E) Rp39.000.000,00
11. Di antara pajak-pajak di bawah ini,
yang tergolong sebagai pajak tidak 14. Contoh pajak langsung adalah ….
langsung adalah …. (A) pajak pendapatan dan pajak
(A) pajak penghasilan penjualan
(B) pajak penjualan (B) pajak pendapatan dan pajak
(C) pajak kendaraan bermotor bea masuk
(D) pajak bumi dan bangunan (C) pajak penjualan dan pajak
(E) bea balik nama kendaraan pertambahan
bermotor nilai
(D) pajak penjualan dan pajak
12. Berikut ini merupakan fungsi- perseroan
fungsi pajak, kecuali …. (E) pajak pendapatan dan pajak
(A) pengatur kegiatan ekonomi bumi dan bangunan
(B) alat stabilisasi perekonomian
(C) sumber pendapatan negara 15. Pajak yang memerhatikan keaadaan
(D) alat pembayaran negara si wajib pajak disebut dengan
(E) pengukur kesejahteraan istilah pajak ….
negara (A) subjektif
(B) objektif
13. Pak Wolter adalah pengusaha yang (C) partisipatif
memiliki penghasilan sebesar (D) konsumtif
Rp40.000.000,00. Sedangkan (E) produktif
ia harus dikenai pajak
proporsional sebesar 5%.

Uraian

1. Jelaskan pengertian pajak menurut UU Nomor 28 tahun 2007!


2. Sebutkan dan jelaskan fungsi pajak!
3. Pak Eko seorang pengusaha tas kulit. Ia membeli kulit dari Pak Beni seorang
pengusaha penyamakan kulit dengan harga Rp32.000.000,00/ kulit tersebut
dapat menghasilkan tas sebanyak 500 buah dengan harga jual per buah
Rp100.000,00. Hitunglah besarnya PPN yang terutang Pak Eko dengan
teliti!
4. Uraikan hambatan-hambatan dalam memungut pajak!

12
Sumber :

Astuti, Sari Dwi & Hakim, Muhammad Lutfi. 2016. Ekonomi Permintaan Ilmu-
Ilmu Sosial SMA/MA Kelas XI. CV. Mediatama : Surakarta

Zenius.net: https://www.zenius.net/c/6154/perpajakan-soal (diakses pada: 10


Desember 2019 Pukul 15:04)

Gusfahmi. DJP: https://www.pajak.go.id/artikel/pajak-haramkah (diakses pada: 11


Desember 2019 Pukul 08.30)

Cermati.com: https://www.cermati.com/artikel/manfaat-pajak-bagi-masyarakat-
dan-negara (diakses pada: 11 Desember 2019 Pukul 08.45)

13

Anda mungkin juga menyukai