Anda di halaman 1dari 15

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Watampone, Desember 2019

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing) .................................................... 3
B. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kegiatan Leasing ................................. 3
C. Penggolongan perusahaan leasing............................................................. 4
D. Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing ................................................. 6
E. Jenis dan teknik pembiayaan leasing ......................................................... 8
F. Keunggulan pembiayaan leasing................................................................ 7
G. Contoh perusahaan leasing....................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak
sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan
suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka
kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga
ini dinamakan leasing.1
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat
diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Leasing, Jenis-jenis Leasing?
2. Bagaimana Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing?
3. Apa Perbedaan Leasing dengan Pembiayaan Lain?
4. Bagaimana Keuntungan dan Kekurangan Leasing?

1
Drs. Herman Darmawi. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara,2006) h. 207-210

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Leasing, Jenis-jenis Leasing
2. Untuk mengetahui Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing
3. Untuk mengetahui Perbedaan Leasing dengan Pembiayaan Lain
4. Untuk mengetahui Keuntungan dan Kekurangan Leasing
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Leasing, Jenis-jenis Leasing


1. Pengertian
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahan (badan
hukum) atau perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal.
Pembayaran kembali oleh peminjam dilakukan oleh peminjam dilakukan
secara berkala, dan dalam jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan
yang menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang
mengajukan leasing disebut dengan lessee.2
Selanjutnya dengan kebijaksanaan deregulasi 20 desember 1988,
ketentuan bisnis leasing yang diterbitkan sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi. Bisnis leasing kemudian diberi nama sewa guna usaha sesuai
dengan keputusan mentri keuangan nomor 1169/KMK 01/1991 tanggal 21
november 1991 yang memberikan definisi “sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal, baik
secara sewa guna usaha hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh leases selama jangka
tertentu berdasarkan pembayaran berkala.”3
2. Jenis-Jenis Leasing
Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing,
yaitu:

2
Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002), h. 223.
3
Drs. Herman Darmawi. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: Pt.
Bumi Aksara,2006) h.200

3
4

a. Operating leasing
Adalah usaha leasing, dimana pihak lessee hanya membayar sewa
pembiayaan (rental) sesuai perjanjian, tanpa diikuti dengan pemilikan
barang modal tersebut oleh lessee pada akhir masa perjanjian.
Dalam praktiknya lessor biasanya membeli barang modal dari
supplier atau pihak lain terlebi dahulu, kemudian pihak lessee akan
membayar rental sejumlah tertentu, tanpa memperhitungkan terlalu rinci
biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.
b. Financial lease
Adalah usaha leasing, dimana selain membayar sewa yang
ditetapkan, pada akhirnya masa kontrak pembiayaan lessee akan membeli
barang-barang modal tersebut berdasarkan sisa yang disepakati bersama.4
Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi
leasing yang secara garis besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan
yaitu finance lease dan operating lease.
c. Finance Lease.
Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor
dan lessee dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa
barang bergerak ataupun benda tidak bergerak memiliki umur
maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
2) Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai
dengan jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah tersebut
merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya
perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang
dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan.

4
Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2000).
h .74
5

3) Lessor dalam jangka waktu pengembalian yang disetujui tidak dapat


secara sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang
tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya pemeliharaan dan biaya
lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease ditanggung
oleh lessee.
4) Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli
barang tersebut sesuai dengan nilai sisa yang disepakati untuk
menggembalikan pada lessor atau memperpanjang masa lesse sesuai
dengan syarat-syarat yang disetujui bersama.
Ciri-ciri finance lease antara lain :
1) Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
2) Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
3) Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
4) Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya
+ spread
5) Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-
cancellablea), atau akan dikenakan denda
6) Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
7) Transaksi keuangan
8) Full pay out
9) Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
10) Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal.5
d. Operating Lease.
Adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan
ketentuan sebagai berikut:

5
Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002). h. 224
6

1) Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada


pihak lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih
pendek dari pada umur ekonomis barang modal tersebut.
2) Lessor atau pengguna barang modal tersebut membayar sejumlah sewa
secara berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah
keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya.
3) Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas
barang-barang tersebut.
4) Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada
lessor.
5) Lease biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing
sewaktu-waktu.6
Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi
kedalam tiga 3 (tiga) kelompok yaitu:
a. Independent leasing.
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat/sekaligus sebagai
supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk
disewakan.
b. Captive lessor.
Dalam perusahaan leasing jenis ini, produsen atau supplier mendirikan
perusahaan leasing dan yang mereka sewakan adalah barang-barang milik
mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk dapat meningkatkan
penjualan, sehingga mengurangi penumpukan barang digudang/toko.

6
Drs. Herman Darmawi. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara,2006) h. 207-210
7

c. Lease broker.
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan-
keinginan lessee untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor
untuk disewakan.

B. Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing


Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat proses dan mekanisme yang
harus dijalankan sebagai beikut:
1. Lessee bebas memilih dan menentukan pealatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk suplaier peralatan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada
lesor disertai dokumen lengkap.
3. Lesse mengefaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan
fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee lalu ditanda
tangani.
4. Pada saat yang sama lease dapat menanda tangani kontrak asuransi seperti
yang tercantum dalam kontrak lease
5. Kontrak pemberian pealatan akan ditanda tangani lessor dengan suplaier
peralatan tersebut.
6. Suplaier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian tersebut.
7. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada
supplier.
8. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti
pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor.
9. Lessor membayar harga peralatan yang dileasee kepada supplier.
8

10. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran
yang telah ditentukan dalam kontrak lease.7

C. Perbedaan Leasing dengan Pembiayaan Lain


Keunggulan dari pembiayaan leasing adalah sebagai berikut:
1. Fleksibilitas penanaman karena memungkinkan pendayagunaan infesasi dana
secara optimum.8
2. Menghemat modal.
Penggunaan sistem leasing memungkinkan lessee menghemat modal kerja.
Untuk memulai usaha, lessee tidak perlu menyediakan dana dalam jangka
besar untuk menyiapkan barang-barang modal.
3. Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee menghemat modal
kerja, karena untuk memulai produksinya, lessee tidak harus menyediakan
barang dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin, dan sebagainya.
4. Resiko keusangan.
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating leasee terhadap risiko
keusangan sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan risiko pada tahap
dini yang mungkin terjadi.
5. Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating leasee yang berjangka
waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lesse terhadap resiko
keusangan sehingga lesee tidak perlu mempertimbangkan risiko pada tahap
dini yang mungkin terjadi.
6. Menciptakan keuntungkan dari pengaruh inflasi.

7
ThomasSuyatno, KelembagaanPerbankan, (Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama, 1999),
h. 59
8
Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, (Edisi Ke-2.
Yogyakarta: Bpfe, 1991), h. 387
9

Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau panjang.
Oleh karena itu, nilai riil sewa akan turun jika terjadi inflasi dalam
perekonomian.
7. Menguntungkan arus kas.
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam
perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang
berarti bagi pendapatan lessee.
8. Kemudahan penyusunan anggaran.
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan
memudahkan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee dapat memilih cara
pembayaran sewa secara bulanan atau kesepakatan lainnya disamping adanya
kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau mengambang.9

D. Keuntungan dan Kekurangan Leasing


1. Keuntungan Leasing
a. Pembiayaan Penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan
pembiayaannya dapat diberikan sampai dengan 100% (full pay out), hal
ini akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang baru
berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang sedang berkembang.
b. Lebih Fleksibel
Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena
leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan
dengan perbankan. Pembayaran sewa guna usaha (payment lease) secara
berkala akan ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee
sehingga pengaturan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dapat
disesuaikan dengan pendapatan yang dihasilkan aktiva yang akan dilease.

9
Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006), h. 196-197.
10

c. Sumber Pembiayaan Alternatif


Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan
tanpa menggangu jalur kredit yang telah dimiliki. Dari segi jaminan
leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang lebih
banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari pihak
lainnya.
d. Off balance sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi
leasing dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena
tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian aktiva
tidak perlu dipenuhi secara terperinci.
e. Arus dana
Pesyaratan pembayaran dimuka yang relatif lebih kecil akan sangat
berpengaruh pada arus dana.
f. Proteksi inflasi
Leasing merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam
beberapa keadaan sering dikatakan kurang relevan.
g. Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari
kerugian akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan
model atau sistem disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.
h. Sumber pelunasan kewajiban
Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi
melalui leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran sewa
hampir selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh
adanya aktiva yang di leasekan.
11

i. Kapitalisasi biaya
Adanya biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya
penyerahan, instalasi, pemeriksaan dan lain sebagainya dapat
dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing
dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing.
j. Resiko keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, leasing yang berjangka
waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap resiko
keusangan sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan resiko pada
tahap dini yang mungkin terjadi.
k. Kemudahan penyusutan anggaran
Adanya pembayaran sewa guna usaha secara berkala yang
jumlahnya relatif tetap akan merupakan kemudahan dalam penyusunan
anggaran tahunan lessee.
2. Kelemahan Menggunakan Leasing
a. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiba lease
telah diselesaikan dan hak opsi digunakan.
b. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar.
c. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan
jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu
sendiri. Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk
melakukan jual atau sewa kepada pihak sewa guna usaha yang lain.
e. Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi
perusahaan sewa guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang
disewa guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan tidak sesuai.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan
karenayang dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usahayang
di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaandana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk
penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan
hak pilih (optie) bagiperusahaan tersebut untuk membeli barang -barang modal
yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilaisisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk
salahsatu jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang modal.

B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan
jauh dari kesempurnaan,. Saran dan kritik yang konstruktif sangat diperlukan
demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bermanfaat dalam
kontribusinya bagi keilmuan. Wallahu’alam.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002)

Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, Edisi Ke-
2. Yogyakarta: BPFE, 1991.

Drs. Herman Darmawi . Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta:


Pt. Bumi Aksara,2006)

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 2002

Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006),

Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat,
2000).

Thomas Suyatno, KelembagaanPerbankan, (Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama,


1999)

13

Anda mungkin juga menyukai