KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak
sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan
suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka
kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga
ini dinamakan leasing.1
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat
diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Leasing, Jenis-jenis Leasing?
2. Bagaimana Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing?
3. Apa Perbedaan Leasing dengan Pembiayaan Lain?
4. Bagaimana Keuntungan dan Kekurangan Leasing?
1
Drs. Herman Darmawi. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara,2006) h. 207-210
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Leasing, Jenis-jenis Leasing
2. Untuk mengetahui Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing
3. Untuk mengetahui Perbedaan Leasing dengan Pembiayaan Lain
4. Untuk mengetahui Keuntungan dan Kekurangan Leasing
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002), h. 223.
3
Drs. Herman Darmawi. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: Pt.
Bumi Aksara,2006) h.200
3
4
a. Operating leasing
Adalah usaha leasing, dimana pihak lessee hanya membayar sewa
pembiayaan (rental) sesuai perjanjian, tanpa diikuti dengan pemilikan
barang modal tersebut oleh lessee pada akhir masa perjanjian.
Dalam praktiknya lessor biasanya membeli barang modal dari
supplier atau pihak lain terlebi dahulu, kemudian pihak lessee akan
membayar rental sejumlah tertentu, tanpa memperhitungkan terlalu rinci
biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.
b. Financial lease
Adalah usaha leasing, dimana selain membayar sewa yang
ditetapkan, pada akhirnya masa kontrak pembiayaan lessee akan membeli
barang-barang modal tersebut berdasarkan sisa yang disepakati bersama.4
Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi
leasing yang secara garis besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan
yaitu finance lease dan operating lease.
c. Finance Lease.
Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor
dan lessee dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa
barang bergerak ataupun benda tidak bergerak memiliki umur
maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
2) Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai
dengan jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah tersebut
merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya
perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang
dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan.
4
Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2000).
h .74
5
5
Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002). h. 224
6
6
Drs. Herman Darmawi. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara,2006) h. 207-210
7
c. Lease broker.
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan-
keinginan lessee untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor
untuk disewakan.
10. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran
yang telah ditentukan dalam kontrak lease.7
7
ThomasSuyatno, KelembagaanPerbankan, (Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama, 1999),
h. 59
8
Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, (Edisi Ke-2.
Yogyakarta: Bpfe, 1991), h. 387
9
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau panjang.
Oleh karena itu, nilai riil sewa akan turun jika terjadi inflasi dalam
perekonomian.
7. Menguntungkan arus kas.
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam
perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang
berarti bagi pendapatan lessee.
8. Kemudahan penyusunan anggaran.
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan
memudahkan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee dapat memilih cara
pembayaran sewa secara bulanan atau kesepakatan lainnya disamping adanya
kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau mengambang.9
9
Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006), h. 196-197.
10
i. Kapitalisasi biaya
Adanya biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya
penyerahan, instalasi, pemeriksaan dan lain sebagainya dapat
dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing
dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing.
j. Resiko keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, leasing yang berjangka
waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap resiko
keusangan sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan resiko pada
tahap dini yang mungkin terjadi.
k. Kemudahan penyusutan anggaran
Adanya pembayaran sewa guna usaha secara berkala yang
jumlahnya relatif tetap akan merupakan kemudahan dalam penyusunan
anggaran tahunan lessee.
2. Kelemahan Menggunakan Leasing
a. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiba lease
telah diselesaikan dan hak opsi digunakan.
b. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar.
c. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan
jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu
sendiri. Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk
melakukan jual atau sewa kepada pihak sewa guna usaha yang lain.
e. Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi
perusahaan sewa guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang
disewa guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan tidak sesuai.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan
karenayang dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usahayang
di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaandana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk
penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan
hak pilih (optie) bagiperusahaan tersebut untuk membeli barang -barang modal
yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilaisisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk
salahsatu jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang modal.
B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan
jauh dari kesempurnaan,. Saran dan kritik yang konstruktif sangat diperlukan
demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bermanfaat dalam
kontribusinya bagi keilmuan. Wallahu’alam.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002)
Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, Edisi Ke-
2. Yogyakarta: BPFE, 1991.
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 2002
Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006),
Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat,
2000).
13