Anda di halaman 1dari 15

I.

KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengertian
Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat
melakukan keperawatan diri).(lilik Marifatul Azizah 2016)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya
mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting
(BAK/BAB( prabowo 2014 )
Defisit perawatan diri adalah Salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya,dan
kesejaterannya, sesuai dengan kondisi kesehtannya. Klien dinyatakan terganggu
perawtaan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya.(abdul Muhith
2015
B. Etiologi
Menurut (lilik Marifatul Azizah 2016) penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
dir
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
C. Tanda dan gejala
Menurut (lilik Marifatul Azizah 2016)Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur
e. BAK dan BAB di sembarang tempat
D. Proses terjadinya
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan
jiwa yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit
perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit
perawatan diri yang signifikan. Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan
berhias biasa terjadi terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi
sangat preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal
melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. (lilik Marifatul Azizah
2016)
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan
ketidakseimbangan dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai
manifestasi adanya gangguan adalah pada perilaku maladaptif pasien ,Secara
biologi riset neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area otak yang
dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbik, lobus frontalis
dan hypothalamus. (lilik Marifatul Azizah 2016)
Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan medial
masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup serebrum. Fungsinya
adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi ,Menyimpan dan menyatukan
informasi berhubungan dengan emosi, tempat penyimpanan memori dan
pengolahan informasi. Disfungsi pada sistem ini akan menghadirkan beberapa
gejala klinik seperti hambatan emosi dan perubahan kebribadian. (lilik Marifatul
Azizah 2016)
Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam
perilaku dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik.
Lobus frontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol motorik
gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi fikir dan kontrol berbagai
ekspresi emosi. Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat meyebabkan
gangguan berfikir, dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan serta
tidak mampu mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif seperti tidak
mau merawat diri : mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting. Kondisi ini
menunjukkan gejala defisit perawatan diri. (lilik Marifatul Azizah 2016)
Hypotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam dari
serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum. Fungsi
utamanya adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan juga mengatur
mood dan motivasi. Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan
mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan sesuatu.
Kondisi seperti ini sering kita temui pada klien dengan defisit perawatan diri ,
dimana klien butuh lebih banyak motivasi dan dukungan untuk dapat merawat
dirinya. (lilik Marifatul Azizah 2016)
Ganguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya : Dopamine
fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan
pemecahan masalah secara volunter. Transmisi dopamin berimplikasi pada
penyebab gangguan emosi tertentu. Pada klien skizoprenia dopamin dapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan
psikomotor (perilaku) kondisi ini pada klien dengan defisit perawatan diri
memiliki perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan untuk
melakukan perawatan diri.
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan,
halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi
kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor. Jika terjadi
penurunan serotonin akan mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah
maladaptif. Pada klien dengan defisit perawatan diri perilaku yang maladaptif
dapat terlihat dengan tidak adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri
seperti : mandi, berganti pakaian, makan dan toileting. (lilik Marifatul Azizah
2016)
Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;
proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan kadar norepinephrine
akan dapat mengakibatkan kelemahan sehingga perilaku yang ditampilkan klien
cendrung negatif seperti tidak mau mandi, tidak mau makan maupun tidak mau
berhias dan toileting. (lilik Marifatul Azizah 2016)
E. Patofisiologi
F. Rentang respon
Menurut ( yusuf rizki 2015 ) rentang respon pada deficit perawatan diri yaitu :

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
G. Jenis
Menurut ( yusuf rizki 2015 ) jenis jenis deficit perawatan diri :
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
5. Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
H. Fase ?????
1. Fase orientasi (perkenalan)
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi mas, perkenalkan nama saya.......biasa dipanggil..........”saya
mahasiswa STIKES nani yang akan merawat mas...
“nama mas siapa? Suka dipanggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mashari ini? Dari tadisayaperhatikan mas
menggaruk badannya gatal ya mas?
c. Kontrak Waktu
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri? Kita bicara 20 menit
saja. Di mana tempatnya? Disini saja ya mas?
2. Fase kerja
”berapa kali mas mandi dalam sehari? apakah sudah mandi hari ini? Menurut
mas apa kegunaan mandi?Apa alasan sering tidak bisa merawat diri? menurut
mas apa manfaat jika kita menjaga kebersihan diri? Kira-kiratanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya? Badan gatal-gatal, baumulut?
Apalagi mas…. kalau kita tidak menjaga diri kita secara tidak teratur apa
menurut mas kira-kira yang bisa muncul? betul ada kutu….
“Apa yang mas lakukan untuk merawat rambut? kapan saja mas menyisir
rambut?bagaimana dengan dandan (contoh untuk pasien laki-laki)” berapa
kali cukuran dalam 1 minggu?apa cumin cukur? Apaalat yang digunakan?
sebaiknya cukur 2 x seminggu dan ada alatnya. nanti bisa minta keperawatnya
ya…
“Berapa kali makan 1 hari?apa yang dilakukan setelah makan? Dimanakah
BAB/BAK?bagaimana membersihkannya? Jangan lupa kita membersihkan
dengan sabun..”Menurut mas kalau mandi harus bagimana? Sebelum mandi
apa saja yang perlu disiapkan? Kita harus menyiapkan handuk, pakaianganti,
sikatgigi, sabun, shampoo dansisir. “ Bagaimana kalau kita sekarang kekamar
mandi, perawat akan membimbing melakukannya. Sekarang siram seluruh
tubuh termasuk rambut lalu beri shampo gosokkan pada kepala sampai
berbusa lalu bilas dengan air sampai bersih. “Selanjutnya ambil sabun
gosokkan keseluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih.
Jangan lupa sikat gigi pakai odo. Giginya disikat dari atas ke bawah. Gosok
seluruh gigi mulai dari depan sampai belakang lalu kumur sampai bersih.
Terakhi rsiram lagi seluruh tubuh dengan air sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk, selanjutnya pakai baju dan sisir rambutnya dengan rapi..
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan mas setelah mandi dang anti
pakaian?Cobasebutkanlagicara-caramandi yang baik yang dilakukantadi!
b. Evaluasi Obyektif
“Bagaimana perasaan setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi? Sekarang coba ulangi tanda-tanda bersih dan rapi?
c. Rencana Tindak Lanjut
“mari kita masukkan ke jadwal aktifitas harian…Nah..lakukan ya dan beri
tanda kalau sudah di lakukan seperti mandiri kalau di lakukan tanpa
disuruh, bantuan kalau di ingatkan dan tidak kalau tidak melakukan.
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita latihan berdandan?
2) Waktu
”Besok kita latihan berdandan sehabis makan pagi..
3) Tempat
”Besok kita latihan berdandan dimana? Bagaimana kalau di sini lagi.
Sampai jumpa…
I. Mekanisme koping
Menurut (mukripah 2014 ) Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di
bagi 2 yaitu:
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar
dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.
J. Perilaku
1. Mandi/hygine : Klien mengalami ketidak mapuan dalam membersihkan
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi
2. Berpakaian : Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian.
3. Makan : Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut,mengambil makanandari wadah lalu
memasukan ke mulut, melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara
yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna
cukup makanan dengan aman
4. Eliminasi : sKlien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB
dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil
K. Pentalaksanaan
Menurut (damayanti 2014 ) penata laksanaan pada defisit perawatan diri :
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
1) Proses kerja : Fenotiazin bekerja memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis
yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap
dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.,sedangkan piperadin
menghambat protein danekspresi mRNA IL6 dan COX-2
(siklooksigenase, inhibitor selektif). sehinggadengan adanya
penghambatanpenghambatan pada enzim, protein dan mRNAtersebut,
piperin secara signifikan menghambat produksi dua media
proinflamasipenting yaitu IL6 (interleukin ) dan PGE2 (prostaglandin )
dan piperazine bekerja memproduksi blok neuromuskuler menyebab
kan kelumpuhan otot cacing.
2) Indikasi : digunakan untuk pengobatan skozofren,psikotik akut dan
mengontrol menifestasi kegilaan yang akut
3) Kontra indikasi : gangguan hati,penyakit kroner,insufiensi
serebral,hipotensi berat.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
1) Proses kerja : Amitriptilin merupakan senyawa obat yang bersifat
antikolinergik (mempengaruhi sistem saraf) dan sedatif. Setelah
dicerna, senyawa obat ini akan dimetabolisme menjadi nortriptyline
yang mampu menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin sehingga
terjadi kelebihan serotonin dan norepinefrin pada otak. Gangguan pada
reuptake serotonin dan norepinefrin ini diyakini sebagai salah
satu penyebab utama timbulnya depresi. Sehingga kemampuan
amitriptilin menghambat proses ini dapat membantu
meringankan gejala depresi dengan memperbaiki suasana hati.
Senyawa obat ini juga diketahui memiliki kemampuan
mengobati penyakit lainnya terutama yang berhubungan dengan sistem
saraf seperti sakit kepala kronis, migrain dan nyeri neuropatik
2) Indikasi : Amitriptilin diindikasikan untuk mengobati kondisi depresi
baik sedang maupun berat. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk
mengatasi kondisi kesehatan lainnya seperti berikut:
a) Pengobatan sakit kepala kronis dan migrain.
b) Perawatan nyeri neuropatik (akibat gangguan fungsi saraf).
c) Mengatasi gangguan tidur.
d) Enuresis nokturnal (ngompol) pada anak di atas 6 tahun dengan
kondisi tertentu (harus dengan resep dokter).
e) Perawatan diabetes neuropati.
f) Agitasi.
g) Insomnia.
3) Kontraindikasi :Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini,
penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh
menggunakan:
a) Orang yang baru saja atau sendang mengalami infark miokardial
(serangan jantung).
b) Penderita aritmia terutama jenis block jantung.
c) Penderita mania.
d) Tidak boleh digunakan pada orang yang sedang mengonsumsi obat-
obatan jenis MAOI, dapat diberikan jika sudah 14 hari dari hari
terakhir pemberian obat MAOI.
e) Tidak boleh diberikan pada orang yang sedang mengonsumsi obat
linezolid atau yang sedang diberikan methylen blue secara
intravena.
c. Obat antu ansietas :
 Diasepam
1) Proses kerja : Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat
fungsi hambatan neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh
sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama
dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak
kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis.
Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai
benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya
interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan
meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan
aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion
klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel.
Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel
bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang
berkurang
2) Indikasi : Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala
yang timbul seperti gelisah yang berlebihan, diazepam juga dapat
diinginkan untuk gemeteran, kegilaan dan dapat menyerang secara tiba-
tiba. Halusinasi sebagai akibat mengkonsumsi alkohol. diazepam juga
dapat digunakan untuk kejang otot, kejang otot merupakan penyakit
neurologi. dizepam digunakan sebagai obat penenang dan dapat juga
dikombinasikan dengan obat lain
3) Kontar indikasi :
a) Hipersensitivitas
b) Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain
c) Pasien koma
d) Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya
e) Nyeri berat tak terkendali
f) Glaukoma sudut sempit
g) Kehamilan atau laktasi
h) Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena (hanya
injeksi)
 Bromozepam
1) Proses kerja : Bromazepam berada dalam kelas obat yang disebut
benzodiazepin. Kelas obat berarti sekelompok obat yang memiliki cara
kerja yang sama, juga sering digunakan untuk mengobati kondisi yang
sama. Bromazepam bekerja untuk mengurangi kecemasan dengan
mempengaruhi zat tertentu di otak yang disebut neurotransmitter.
2) Indikasi : Ansietas (penggunaan jangka pendek).
3) Kontara indikasi : Depresi pernapasan, gangguan hati
berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan o
bsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut,
serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak
boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi
 clobozam.
1) Proses kerja : Cara kerja obat ini adalah dengan bertindak sebagai
GABA (Gamma Amino Butyric Acid) yang merupakan zat yang dapat
menghambat sinyal syaraf. Clobazam sebagai GABA akan
meningkatkan batas minimal sensitivitas saraf terhadap rangsang
sehingga penghantaran sinyal pada saraf terhambat dan rangsangan
berlebih yang tidak diinginkan pun dapat ditekan. Selain adanya efek
antikonvulsi dan efek sedatif, obat ini juga menghasilkan efek anti
cemas (ansiolitik), penurunan daya ingat (amnestik), dan relaksasi otot.
2) Indikasi : ndikasi Clobazam ampuh digunakan sebagai anti-konvulsan
dan juga baik untuk anxiolitik. untuk digunakan sebagai pengobatan
anxietas dan atau pengobatan epilepsi
3) Kontraindikasi :myasthaenia gravis,kehamilan (trimester 1),laktasi
,kerusakan hati serius,sindrom apnea tidur,gangguan fungsi pernafasan
d. Obat anti insomia : phnebarbital
1) Proses kerja : Fenobarbital adalah penurun ambang stimulasi sel saraf
di korteks motorik sehingga terjadi hambatan penyebaran aktivitas
listrik (lepas muatan) dari fokus aktivitas epilepsi di otak. Fenobarbital
bekerja pada reseptor GABA sehingga menyebabkan peningkatkan
inhibisi sinaptik. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya efek
terangkatnya ambang kejang. Selain itu, hal tersebut pula dapat
mengurangi penyebaran aktivitas kejang dari fokus kejang. Fenobarbital
juga dapat menghambat saluran kalsium, mengakibatkan penurunan
pengeluaran transmitter yang memiliki fungsi untuk merangsan
2) Indikasi : epilepsi, kejang, insomnia, kecemasan
3) Kontra indikasi : hipersensitivitas terhadap barbiturat atau komponen
sediaan, gangguan hati yang jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas,
porfiria, hamil
2. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memancing emosi klien.
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah
yang dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan
tingkah laku pada orang lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri.
2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.
5) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.
Penatalaksanaan manurut… adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

Anda mungkin juga menyukai