Anda di halaman 1dari 10

UJI FITOKIMIA DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN SENDOK

(Plantago major L.) DAN BUAH SRIKAYA (Annona squamosa L.)


TERHADAP AKTIVITAS XANTIN OKSIDASE

Agus Surahman1, Subandi1, dan Muntholib1


1
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
E-mail: aliengogok@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawa metabolit


sekunder dalam ekstrak daun sendok dan buah srikaya serta daya inhibisinya terhadap
xantin oksidase. Aktivitas xantin oksidase ditunjukkan dengan pembentukan asam urat
yang diukur pada λ 290 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sendok
mengandung polifenol, flavonoid, dan alkaloid sedangkan buah srikaya mengandung
flavonoid dan alkaloid. Daya inhibisi tertinggi diperoleh dari ekstrak air daging buah
srikaya tanpa rebus 100 ppm yakni 87,5%.

Kata kunci: inhibisi, daun sendok, buah srikaya, xantin oksidase

ABSTRACT: This research aims are to determine the type of secondary metabolites
present in the broadleaf plantain and sugar apple fruit and their capacity to inhibit
xanthine oxidase. Xanthine oxidase activity by the formation of uric acid that monitored
at λ 290 nm. The results showed that broadleaf plantain contain polyphenols, flavonoids,
and alkaloids, while sugar apple fruits contain flavonoids and alkaloids. The highest
inhibitory activity obtained from water extract of sugar apple fruit flesh 100 ppm is
87.5%.

Keywords: inhibition, broadleaf plantain, sugar apple fruit, xanthine oxidase

Dewasa ini, penyakit gout makin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh pola
makan yang kurang dikontrol terutama makanan dan minuman yang mengandung
sumber purin tinggi antara lain hati, udang, daging, durian, nanas, tape, dan minuman
hasil fermentasi. Peningkatan biosintesis asam urat terjadi karena perubahan genetik
sehingga mekanisme kontrol sintesis purin menjadi terganggu (Dalimartha, 2008: 6).
Tingginya kadar asam urat atau hiperurisemia bisa menimbulkan penyakit gout yaitu
penyakit akibat pengendapan kristal monosodium urat (MSU) di jaringan (Dalimartha,
2008: 10). Asam urat merupakan hasil reaksi xantin yang dikatalisis oleh enzim xantin
oksidase. Berdasarkan pada penelitian Cao dkk., (2010), xantin oksidase mengoksidasi
hipoxantin menjadi xantin melalui serangan nuklofilik pada atom C-2 dari hipoxantin.
Tahapan selanjutnya yaitu proses oksidasi xantin menjadi asam urat melalui serangan
nukleofilik pada atom C-8 dari xantin.
Obat sintetik penurun kadar asam urat yang biasa dikonsumsi adalah
Allopurinol. Allopurinol memiliki struktur yang mirip dengan xantin yang merupakan
substrat xantin oksidase dalam sintesis asam urat. Dalam tubuh, Allopurinol akan
bersaing dengan xantin untuk mengikat sisi aktif enzim xantin oksidase dan bereaksi
menjadi oksipurinol yang juga bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase
(Alldred, 2005: 399). Penggunaan Allopurinol jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping seperti diare, rasa mual, dan kemerahan pada kulit yang disertai gatal
(Dalimartha, 2008: 36). Oleh karena itu perlu obat alternatif asam urat dengan efek
samping yang rendah dan dapat menghambat aktivitas xantin oksidase.
Fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sendok (Plantago major L.) mengandung
senyawa flavon, salah satunya diperkirakan adalah skutellarein 7-0-glukosida atau

1
plantaginin, yaitu flavon dengan OH pada C5, C6 dan C4 serta gugus glukosa pada C7
(Kartini, 2008: 88). Buah srikaya (Annona squamosa L.) dilaporkan mengandung
alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin (Pandey & Barve, 2011: 1404).
Senyawa golongan flavonoid, polifenol, dan saponin mampu menghambat kerja
xantin oksidase (Costantino dalam Azmi dkk., 2012: 160). Flavonoid golongan flavon
dan flavonol mampu menangkap elektron dari sisi aktif xantin oksidase (Cos dkk., 1998:
74). Yulianto (2009) juga melaporkan bahwa ekstrak etanol ciplukan yang mengandung
senyawa flavonoid mampu menginhibisi xantin oksidase sampai 70,08% dan ekstrak
etanol rosella sebesar 35,53%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui golongan
senyawa metabolit sekunder, rendemen, dan daya inhibisi ekstrak daun sendok
(Plantago major L.) dan buah srikaya (Annona squamosa L.) terhadap aktivitas enzim
xantin oksidase relatif terhadap dengan Allopurinol.

METODE
Pembuatan Serbuk Daun Sendok
Daun sendok sebanyak 2000g dicuci, dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan
di sinar matahari selama 2 hari dan dipanaskan dalam oven pada suhu 55°C selama 5
jam. Setelah kering, diblender menjadi serbuk.

Ekstraksi Sampel
Serbuk daun sendok sebanyak 50 gram ditambah 250 mL air. Campuran digojok
dengan kecepatan 200 rpm selama 24 jam. Larutan disaring sehingga diperoleh residu
dan maserat. Maserat dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator hingga diperoleh
ekstrak kental. Ekstraksi dengan pelarut etanol 70% dilakukan dengan cara yang sama
seperti ekstraksi dengan pelarut air.
Daging buah srikaya 50 gram direbus pada air mendidih selama 10 menit
kemudian ditambah 50 mL air dan diblender. Larutan yang diperoleh disaring sehingga
diperoleh residu dan maserat. Maserat dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator
hingga diperoleh ekstrak kental. Daging buah srikaya 50 gram tanpa direbus dilakukan
dengan cara yang sama namun dilakukan tanpa perebusan. Ekstrak kental daun sendok
dan daging buah srikaya ditimbang dan dihitung rendemennya dengan rumus:

Uji Fitokimia
Prosedur uji fitokimia merujuk pada Mustarichie (2011: 19-20). Uji fitokimia
yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Kontrol
positif pada uji fitokimia adalah ekstrak teh hijau.

Alkaloid
Sebanyak 0,5 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masing-
masing dilarutkan dalam 5 mL kloroform. Larutan ekstrak ditambahkan 5 mL HCl 2 M
dan 0,5 g NaCl. Campuran diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah 3 tetes
HCl 2 M kemudian dipisah menjadi 4 bagian. Bagian pertama sebagai blanko, bagian
kedua ditambah reagen Wagner, bagian ketiga ditambah reagen Dragendorff, dan
bagian keempat ditambah reagen Mayer. Untuk uji penegasan, bagian pertama ditambah
amonia 25% hingga mencapai pH 8-9. Kemudian ditambahkan 3 tetes kloroform

2
selanjutnya diuapkan di atas penangas. Filtrat ditambahkan 2 mL HCl 2 M kemudian
diaduk dan disaring. Filtrat dibagi menjadi 4 bagian seperti prosedur sebelumnya.
Terbentuknya endapan menunjukkan alkaloid.

Flavonoid
Sebanyak 0,1 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masing-
masing dilarutkan dalam 3 mL etanol 70%. Larutan diambil 1 mL dan ditambahkan 10
tetes HCl 37% kemudian dipanaskan selama 10 menit. Hasil positif ditunjukkan oleh
perubahan warna menjadi kuning, jingga, atau merah.

Saponin
Sebanyak 0,1 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masing-
masing dilarutkan dalam 5 mL akuades panas kemudian dikocok selama 10 detik. Hasil
positif ditunjukkan oleh terbentuknya buih atau busa yang stabil selama 10 menit.

Tanin dan Polifenol


Sebanyak 0,1 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masing-
masing dilarutkan dalam 10 mL akuades panas kemudian didinginkan. Selanjutnya
larutan ditambah 5 tetes NaCl 10% dan disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi
tiga bagian. Filtrat pertama sebagai blanko, filtrat kedua ditambah 3 tetes FeCl3, dan
filtrat ketiga ditambah 5 tetes gelatin. Hasil positif polifenol ditunjukkan oleh adanya
perubahan warna menjadi hitam kehijauan. Sedangkan hasil positif tanin ditunjukkan
oleh adanya endapan putih.

Isolasi Enzim Xantin Oksidase


Isolasi xantin oksidase berdasarkan Corran dkk., (1938) yang diperoleh dari 100
mL susu sapi segar dilakukan dengan pemanasan susu hingga mencapai suhu 30 °C.
Kemudian ditambahkan NaCl sampai jenuh dan disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm
selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh difraksinasi amonium sulfat dengan
fraksinasi 0-40% pada suhu 4 °C menggunakan penangas es kemudian disentrifugasi
pada kecepatan 8000 rpm suhu 4 °C selama 20 menit menggunakan ultrasentrifuge.
Supernatan dan residu yang diperoleh digunakan sebagai enzim xantin oksidase. Fraksi
residu dilarutkan dalam buffer fosfat 0,05 M pH 7,5 hingga larut.

Uji Aktivitas Enzim Xantin Oksidase


Pengujian aktivitas xantin oksidase berdasarkan Bergmeyer dkk., (1974)
sebanyak 1 mL xantin 0,15 mM ditambahkan 1,8 mL buffer fosfat 0,05 M pH 7,5.
Campuran tersebut diukur serapannya pada 290 nm hingga konstan. Selanjutnya,
ditambahkan 0,2 mL xantin oksidase diinkubasi pada suhu kamar (25°C) dan diukur
serapannya pada 290 nm setiap 10 menit sampai 40 menit. Larutan buffer dan xantin
digunakan sebagai blanko. Konsentrasi asam urat dihitung berdasarkan hukum Lambert-
Beer dengan koefisien ekstingsi molar asam urat pada 290 nm pH 7,5 adalah 12,2 mM-
1
cm-1 dan lebar kuvet 1 cm. Nilai absorbansi yang diperoleh dikonversikan menjadi
konsetrasi asam urat menggunakan hukum Lambert- Beer dengan nilai ε asam urat pada
λ 290 nm pH 7,5 sebesar 12,2 mM-1 cm-1 (Bergmeyer: 1974). Konsentrasi asam urat
yang diperoleh dibuat grafik konsentrasi vs waktu. Aktivitas enzim ditunjukkan oleh
nilai a pada persamaan garis pada grafik.

3
Uji Daya Inhibisi oleh Ekstrak Daun Sendok dan Daging Buah Srikaya
Ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya diencerkan hingga
konsentrasi 100 ppm yakni dengan melarutkan 0,01 gram sampel dalam 100 mL buffer
fosfat 0,05 M pH 7,5. Pada uji inhibisi, penambahan volume sampel 0,2 mL, larutan
buffer fosfat 0,05 M pH 7,5 sebanyak 1,6 mL kemudian ditambahkan 1 mL xantin 0,15
mM. 0,2 mL enzim. Campuran tersebut dihomogenkan, diinkubasi pada suhu kamar
(25°C), dan diukur serapannya pada 290 nm setiap 10 menit selama 40 menit. Dengan
prosedur yang sama, ekstrak diganti Allopurinol sebagai pembanding. Aktivitas enzim
pada penambahan sampel yang diperoleh dibandingkan dengan aktivitas enzim tanpa
penambahan sampel sebagai blanko. Daya inhibisi dihitung dengan rumus:

unit a tivitas en imtanpa in ibitor unit a tivitas en imin ibitor


in ibisi 100
unit a tivitas en imtanpa in ibitor

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penentuan Rendemen, Ekstraksi dan Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sendok dan
Daging Buah Srikaya
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yakni dilakukan dengan merendam
sampel dalam pelarut disertai dengan pengocokan untuk melemahkan membran dan
dinding sel sehingga zat-zat yang terkandung di dalam sampel akan terlarut (Astuti dkk.,
2006: 215). Data hasil penentuan rendemen hasil ekstraksi daun sendok ditunjukkan
pada Tabel 1.

Tabel 1. Perolehan Rendemen Ekstrak Daun Sendok

Jenis Pelarut Massa Sampel (g) Massa Ekstrak (g) Rendemen (%)

Air 50,00 6,02 12,04

Etanol 70% 50,00 6,21 12,42

Rendemen ekstrak daun sendok dengan pelarut etanol 70% lebih besar daripada
dengan pelarut air yakni 12,42%. Hal ini dipengaruhi oleh pelarut etanol mampu
menarik senyawa-senyawa yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda. Etanol 70%
mampu mengekstrak senyawa polifenol dan senyawa flavonoid lebih banyak daripada
etanol dengan konsentrasi lebih atau kurang dari 70% (Bimakr, 2010: 6). Rendemen
ekstrak buah srikaya dengan perebusan lebih rendah daripada tanpa perebusan yakni
10,64%. Kemungkinan senyawa yang terdapat dalam jaringan buah srikaya yang
direbus berkurang karena proses pemanasan sehingga ekstrak yang diperoleh hanya
sedikit. Data hasil penentuan rendemen hasil ekstraksi daging buah srikaya ditunjukkan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Perolehan Rendemen Ekstrak Daging Buah Srikaya

Perlakuan Massa Daging Massa Ekstrak Rendemen Ekstrak


Buah (g) (g) (%)
Perebusan 50 5,32 10,64
Tanpa Perebusan 50 5,94 11,88

4
Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sendok dan Daging Buah Srikaya
Berdasarkan uji fitokimia, metabolit sekunder yang terkandung dalam daun
sendok adalah polifenol, flavonoid, dan alkaloid. Metabolit sekunder yang dihasilkan
dari ekstrak etanol 70% daun sendok lebih banyak daripada ekstrak air daun sendok.
Hasil uji fitokimia ekstrak daun sendok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sendok

Golongan Hasil Uji


Senyawa Ekstrak etanol 70% Ekstrak air Kontrol positif
Flavonoid ++ + +++
Saponin - - +
Tanin - - -
Polifenol ++ + +++
Alkaloid
-Mayer ++ + +++
-Wagner +++ ++ +++
Uji penegasan
-Mayer ++ + +++
-Dragendorff ++ ++ +++
*) Makin banyak tanda (+) makin banyak senyawa yang terdapat dalam sampel

Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daging Buah Srikaya

Golongan Hasil Uji


Senyawa Perebusan Tanpa perebusan Kontrol positif
Flavonoid + ++ +++
Saponin - - +
Tanin - - +
Polifenol - - +++
Alkaloid
-Mayer + ++ +++
-Wagner + ++ +++
Uji penegasan
-Mayer + ++ +++
-Dragendorff + ++ +++

*) Makin banyak tanda (+) makin banyak senyawa yang terdapat dalam sampel

Pada buah srikaya, metabolit sekunder yang terkandung adalah flavonoid, dan
alkaloid. Proses perebusan mempengaruhi jumlah metabolit sekunder yang terdapat
dalam daging buah srikaya. Penurunan kadar metabolit sekunder pada daging buah
srikaya yang direbus kemungkinan karena senyawa metabolit sekunder pada daging
buah srikaya tidak tahan panas sehingga sebagian senyawa rusak dan sedikit senyawa
yang keluar. Hasil uji fitokimia ekstrak daging buah srikaya dapat dilihat pada Tabel 4.
Metabolit sekunder hasil uji fitokimia yang terdapat pada tanaman tergantung pada
pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dan bagian tanaman yang digunakan (Saha,
2011: 1184). Costantino dalam Azmi dkk., (2012: 160) menyatakan bahwa polifenol
adalah salah satu inhibitor xantin oksidase. Beberapa senyawa dari golongan flavonoid
juga memiliki aktivitas inhibisi yang cukup tinggi. Tingkat inhibisinya tergantung oleh
posisi gugus hidroksil dalam kerangka dasarnya. Lin dkk., (2002: 171) menyatakan

5
bahwa struktur dari flavonoid menyebabkan golongan senyawa ini berpotensi sebagai
inhibitor kompetitif bagi xantin oksidase.

Isolasi dan Uji Aktivitas Enzim Xantin Oksidase dari Susu Sapi Segar
Enzim xantin oksidase diperoleh dari susu sapi segar. Xantin oksidase
ditemukan di membran globula lemak susu (Briley & Eisenthal, 1975: 417). Susu sapi
segar merupakan sumber utama enzim xantin oksidase untuk analisis in vitro mengenai
pembentukan asam urat. Susu sapi memiliki karakteristik enzim xantin oksidase lebih
baik daripada enzim xantin oksidase yang diperoleh dari susu mamalia lain seperti susu
kambing. Kompleks ES xantin oksidase dari susu kambing kurang stabil jika
dibandingkan dengan kompleks ES xantin oksidase dari susu sapi. Hal ini menyebabkan
enzim xantin oksidase dari susu kambing tidak dapat membentuk produk (Evans dkk.,
2005: 5).
Hasil dari isolasi enzim xantin oksidase diperoleh residu dan supernatan.
Keduanya diuji aktivitasnya dengan cara mengukur absorbansi pembentukan asam urat
pada 290nm. Data absorbansi yang diperoleh kemudian dikonversi ke dalam satuan
konsentrasi asam urat menggunakan hukum Lambert-Beer. Kurva hubungan waktu
pengukuran terhadap konsentrasi asam urat akan diperoleh persamaan linier yang
menunjukkan aktivitas xantin oksidase. Aktivitas enzim diperoleh dari nilai a pada
persamaan garis y= ax + b. Aktivitas xantin oksidase bisa dilihat pada Tabel 5. Kurva
uji aktivitas pada supernatan dan residu dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 5. Aktivitas Xantin Oksidase pada Fraksinasi Amonium Sulfat 0-40%

Aktivitas XO
Fraksi Waktu (menit) Absorbansi Konsentrasi Asam Urat (mM)
(U/mL)
0 0,3763±0,0005 0,0308±0,0001
10 0,4039±0,0035 0,0331±0,0007
Supernatan 20 0,4352±0,0140 0,0356±0,0022 0,0003
30 0,4747±0,0017 0,0389±0,0008
40 0,5424±0,0018 0,0444±0,0006
0 0,4012±0,0017 0,0329±0,0008
10 0,4653±0,0018 0,0381±0,0006
Residu 20 0,5972±0,0200 0,0489±0,0016 0,0008
30 0,6758±0,0310 0,0554±0,0017
40 0,8118±0,0067 0,0665±0,0005

0.07
y = 0.0008x + 0.0315
0.06 R² = 0.9873
Konsentrasi Asam Urat

0.05
y = 0.0003x + 0.03
0.04 R² = 0.9636
(mM)

0.03
0.02 Residu
Supernatan
0.01
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)

Gambar 1. Kurva Aktivitas Xantin Oksidase

6
Uji Daya Inhibisi Ekstrak Daun Sendok dan Buah Srikaya terhadap Aktivitas
Xantin Oksidase Relatif terhadap Allopurinol
Kemampuan ekstrak daun sendok dan buah srikaya dalam menginhibisi dapat
dilihat dari perubahan aktivitas enzim xantin oksidase dengan dan tanpa inhibitor.
Proses penurunan pembentukan asam urat dapat dilihat dari penurunan aktivitas enzim
saat penambahan inhibitor. Ekstrak daun sendok dan buah srikaya dapat digunakan
sebagai inhibitor xantin oksidase. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan
aktivitas xantin oksidase.
Perbedaan pelarut pada ekstrak daun sendok mempengaruhi inhibisi terhadap
xantin oksidase. Inhibisi ekstrak etanol daun sendok lebih besar daripada ekstrak air
daun sendok yakni sebesar 75% mirip dengan inhibisi pada Allopurinol. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan pelarut dalam mengekstrak metabolit sekunder pada daun
sendok. Pelarut etanol 70% mampu menarik senyawa-senyawa yang memiliki tingkat
kepolaran yang berbeda. Etanol merupakan pelarut polar yang memiliki gugus hidroksil
dan metil dengan kepolaran yang berbeda. Selain itu, Etanol 70% mampu mengekstrak
senyawa polifenol dan senyawa flavonoid lebih banyak daripada etanol dengan
kemurnian yang tinggi (Bimakr, 2010: 6). Sedangkan air hanya mampu mengekstrak
senyawa-senyawa yang besifat polar.
Adanya proses perebusan pada buah srikaya juga mempengaruhi inhibisi
terhadap aktivitas xantin oksidase. Inhibisinya cenderung lebih rendah daripada buah
srikaya tanpa perebusan. Hal tersebut karena senyawa yang berpotensi sebagai inhibitor
xantin oksidase, sebagian rusak pada perebusan karena tidak tahan panas. Buah srikaya
tanpa perebusan memiliki daya inhibisi paling besar bahkan melebihi Allopurinol yakni
87,5%. Inhibisi Allopurinol, ekstrak daun sendok dan buah srikaya dapat dilihat pada
Tabel 6.
Pada uji daya inhibisi xantin oksidase, Allopurinol 10 ppm mampu menginhibisi
sebesar 75%. Oleh karena itu, Allopurinol digunakan sebagai kontrol positif pada
penelitian ini. Apabila dilihat dari mekanismenya, Allopurinol termasuk inhibitor
reversibel kompetitif. Suatu inhibitor kompetitif memiliki struktur mirip dengan
substrat. Hal ini menyebabkan adanya kompetisi antara substrat dengan inhibitor dalam
mengikat sisi aktif enzim. Xantin oksidase yang berikatan dengan Allopurinol akan
membentuk oksipurinol.
Pada penelitian, kemungkinan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak daun
sendok dan buah srikaya yang berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase adalah
flavonoid. Senyawa tersebut memiliki kemiripan struktur dengan xantin. Hal ini
disebabkan oleh adanya dua cincin aromatik yang memiliki gugus hidroksil sebagai
akseptor elektron dari xantin oksidase (Cos dkk., 1998: 72). Struktur flavonoid bisa
dilihat pada Gambar 2.
R3 '

R 2' R 4'

R7 O
R 5'

R3

R5 O

Gambar 2. Struktur Dasar Flavonoid (Sumber: Yulianto, 2009)

7
Tabel 6. Daya Inhibisi Allopurinol, Ekstrak Daun Sendok dan Buah Srikaya

Aktivitas Daya
Waktu Konsentrasi Asam
Sampel Absorbansi XO Inhibisi
(menit) Urat (mM)
(U/mL) (%)
0 0,4012±0,0017 0,0329±0,0008
10 0,4653±0,0018 0,0381±0,0006
Tanpa inhibitor 20 0,5972±0,0200 0,0489±0,0016 0,0008 0
30 0,6758±0,0310 0,0554±0,0017
40 0,8118±0,0067 0,0665±0,0005
0 0,3033±0,0127 0,0248±0,0001
10 0,3153±0,0092 0,0258±0,0009
Allopurinol 10
20 0,3431±0,0112 0,0281±0,0009 0,0002 75
ppm
30 0,3823±0,0091 0,0313±0,0008
40 0,4056±0,0067 0,0332±0,0005
0 0,2321±0,0070 0,0190±0,0006
Ekstrak Etanol 10 0,2656±0,0056 0,0217±0,0005
Daun Sendok 100 20 0,2877±0,0143 0,0235±0,0012 0,0002 75
ppm 30 0,3149±0,0115 0,0258±0,0010
40 0,3456±0,0115 0,0283±0,0010
0 0,2631±0,0063 0,0215±0,0005
10 0,2826±0,0105 0,0231±0,0009
Ekstrak Air Daun
20 0,3153±0,0047 0,0258±0,0004 0,0003 62,5
Sendok 100 ppm
30 0,3563±0,0088 0,0292±0,0007
40 0,3998±0,0053 0,0327±0,0004
Ekstrak Air 0 0,3135±0,0059 0,0327±0,0005
Daging Buah 10 0,3611±0,0065 0,0339±0,0005
Srikaya Rebus 100 20 0,4136±0,0114 0,0373±0,0010 0,0004 50
ppm 30 0,4685±0,0107 0,0418±0,0009
40 0,5722±0,0052 0,0469±0,0005
Ekstrak Air 0 0,2489±0,0058 0,0204±0,0005
Daging Buah 10 0,2758±0,0076 0,0226±0,0006
Srikaya Tanpa 20 0,2800±0,0055 0,0229±0,0004 0,0001 87,5
Rebus 100 ppm 30 0,2954±0,0073 0,0242±0,0006
40 0,3042±0,0072 0,0249±0,0006

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa daya inhibisi ekstrak etanol daun


sendok 100 ppm setara dengan Allopurinol 10 ppm. Inhibisi tersebut membutuhkan 3 g
ekstrak daun sendok untuk mendapatkan inhibisi setara dengan 1 tablet Allopurinol
yang massanya 0,3 g sehingga untuk memperoleh ekstrak sebanyak tersebut diperlukan
376,24 g daun sendok segar. Sedangkan ekstrak air daun sendok 100 ppm setara dengan
Allopurinol 8,3 ppm yang membutuhkan 3,6 g ekstrak dari 465,72 gram daun sendok
segar. Makin tinggi daya inhibisi ekstrak daun sendok makin tinggi pula kesetaraannya
dengan konsentrasi Allopurinol sehingga makin sedikit jumlah ekstrak yang diperlukan
untuk menghasilkan senyawa yang mampu menginhibisi aktivitas xantin oksidase.
Kesetaraan inhibisi ekstrak daun sendok terhadap Allopurinol dapat dilihat pada Tabel
7. Begitu juga untuk daging buah srikaya dapat dilihat kesetaraan inhibisinya terhadap 1
tablet Allopurinol pada Tabel 8. Untuk daya inhibisi 100 ppm ekstrak daging buah
srikaya rebus setara dengan Allopurinol 6,67 ppm dan lebih kecil daripada inhibisi
ekstrak daging buah srikaya tanpa rebus yang setara dengan Allopurinol 11,67 ppm.

8
Tabel 7. Kesetaraan Inhibisi Ekstrak Daun Sendok terhadap 1 Tablet Allopurinol

Massa
Massa Daun Sendok
Setara Ekstrak Massa
Ekstrak Segar untuk
Konsentrasi dengan Setara 1 Daun
Daun Menghasilkan Ekstrak
(ppm) Allopurinol Tablet Sendok
Sendok Setara 1 Tablet
(ppm) Allopurinol Segar (g)
Allopurinol (g)
(g)
Pelarut 100 10 3 778,82 376,24
Etanol
Pelarut Air 100 8,3 3,6 778,82 465,72

Tabel 8. Kesetaraan Inhibisi Ekstrak Buah Srikaya terhadap 1 Tablet Allopurinol

Massa
Massa Daging Buah
Setara Ekstrak Massa
Ekstrak Srikaya untuk
Konsentrasi dengan Setara 1 Daging
Buah Menghasilkan Ekstrak
(ppm) Allopurinol Tablet Buah
Srikaya Setara 1 Tablet
(ppm) Allopurinol Srikaya (g)
Allopurinol (g)
(g)
Perebusan 100 6,67 4,51 50 42,39
Tanpa 100 11,67 2,57 50 21,63
Perebusan

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1)
senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak daun sendok adalah golongan
polifenol, flavonoid, dan alkaloid, sedangkan dalam buah srikaya terdapat flavonoid dan
alkaloid, 2) rendemen ekstrak air daun sendok, ekstrak etanol daun sendok, ekstrak air
daging buah srikaya rebus dan daging buah srikaya tanpa rebus berturut-turut adalah
12,04%, 12,42%, 10,64%, dan 11,88%, 3) daya inhibisi ekstrak air daun sendok, ekstrak
etanol daun sendok, ekstrak air daging buah srikaya rebus dan daging buah srikaya
tanpa rebus berturut-turut adalah 62,5%, 75%, 50%, dan 87,5%, dan 4) massa yang
diperlukan agar menghasilkan ekstrak yang mempunyai daya inhibisi setara dengan 1
tablet Allopurinol (100 mg) adalah 465,72 gram (daun sendok segar dengan pelarut air),
376,24 gram (daun sendok segar dengan pelarut etanol 70%), 42,39 gram (daging buah
srikaya rebus dengan pelarut air) dan 21,63 gram (daging buah srikaya tanpa rebus
dengan pelarut air).

Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran untuk penelitian
selanjutnya adalah 1) identifikasi lebih lanjut metabolit sekunder ekstrak daun sendok
dan buah srikaya yang mampu menginhibisi enzim xantin oksidase, 2) penggunaan
enzim murni xantin oksidase untuk mengetahui daya inhibisi yang lebih akurat, 3) perlu
adanya penelitian lebih lanjut yakni pengujian secara in vivo.

9
DAFTAR RUJUKAN
Alldred, A. 2005. Gout-Pharmacological Management. Hospital Pharmacist, 12: 395-
400.
Astuti, A., Pranowo, D., & Puspitasari, S. D. 2006. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daging
Dan Biji Buah Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl Terhadap Sel Mononuklir
Normal Perifer Manusia. Indo. J. Chem. 6 (2), 212 218.
Azmi, S. M. N., Jamal, P. & Amid, A. 2012. Xanthine Oxidase Inhibitory Activity
from Potential Malaysian Medicinal Plant as Remedie for Gout. International
Food Research Journal. 19 (1): 159-165.
Bergmeyer, H.U., Gawehn, K. & Grassl, M. 1974. Methods of Enzymatic Analysis
(Bergmeyer, H.U. ed.). New York : Academic Press Inc.
Bimakr, M. 2010. Comparison of Different Extraction Methods for The Extraction of
Major Bioactive Flavonoid Compounds from Spearmint (Mentha Spicata L.)
Leaves. Food Bioprod Process. 2010: 1-9.
Briley, M.S. & Eisenthal, R. 1975. Association of Xanthine Oxidase with the Bovine
Milk-Fat-Globule Membrane. Journal of Biochemistry. 147: 417 423.
Cao, H., Pauff, J.M. & Hille, R. 2010. Substrate Orientation and Catalytic Specifity in
the Action of Xanthine Oxidase. Journal of Biological Chemistry, 285(36):
28044-28053.
Corran, H.S., Dewan, J.G., Gordon, A.H. & Green, D.E. 1939. CCXI. Xanthine Oxidase
and Milk Flavoprotein. Journal of Biochemical, 107 (2): 1693-1708.
Cos, P., Ying, L., Calomme, M., Hu, J.P., Cimanga, K., Poel, B.V., Pieters, L.,
Vlietinck, A.J. & Berghe, D.V. 1998. Structure Activity Relationship and
Classification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide
Scavengers. Journal of Natural Product, 61(1): 71-76.
Costantino, L., Albasini, A., Rastelli, G. & Benvenuti, S. 1992. Activity of polyphenolic
crude extracts as scavengers of superoxide radicals and inhibitors of xanthine
oxidase. Planta Medica. 58: 342-344.
Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Bogor: Penebar
Swadaya.
Evans, C., Mohammed, A., Vunchi & Patience, O. 2005. Comparism of Xanthine
Oxidase Activities in Cow and Goat Milk. Biokemistri, 17 (1): 1-6.
Kartini. 2008. Isolasi Glikosida Flavon Dari Fraksi Etil Asetat Plantago major L.
Astocarpus. 8(2): 85-90.
Lin, C. M., Chen, C. S., Chen, C. T., Liang, Y. C. & Lin, J. K. 2002. Molecular
Modeling of Flavonoid that Inhibits Xanthine Oxidase. Biechemical and
Biophysical Research Communications. 294 : 167-172.
Mustarichie, R., Misfiroh, I., & Levita, J. 2011. Penelitian Kimia Tanaman Obat.
Bandung: Widya Padjajaran.
Pandey, N., & Barve, D. 2011. Phytochemical and Pharmacological Review on Annona
squamosal Linn. International Journal of Research in Pharmaceutical and
Biomedical Sciences. 2(4): 1404-1412.
Saha, R. 2011. Pharmacognosy and Pharmacology of Annona squamosa: A Review.
International Journal of Pharmacy and Life Sciences. 2(10): 1183-1189.
Yulianto, D. 2009. Inhibisi Xantin Oksidase Secara In Vitro oleh Ekstrak Rosela
(Hibiscus sabdariffa) dan Ciplukan (Physalis angulata). Skripsi tidak
diterbitkan. Bogor: MIPA Institut Pertanian Bogor.

10

Anda mungkin juga menyukai