Anda di halaman 1dari 16

PRE PLANNING USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SD NEGERI 93

PEKANBARU KECAMATAN RUMBAI


PEKANBARU

Pokok Pembahasan : Cuci Tangan


Sub Pokok Pembahasan : Penyuluhan Cuci Tangan
Sasaran : Anak SD Negeri 93 Pekanbaru Kecamatan Rumbai
Hari / Tanggal : 26 April 2017
Waktu Pertemuan : 15 Menit
Tempat : SD Negeri 93 Pekanbaru Kecamatan Rumbai
Penyuluhan : Mahasiswa Profesi STIKes Payung Negeri Pekanbaru

A. Latar Belakang
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan
kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal
(Effendy, 2007).
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana
individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih
hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraandan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata,
telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya
pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri
tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam
mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan
menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal, dengan melakukan
keperawatan kesehatan diri. Karena dari pengalaman dan penelitian terhadap
praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada praktek
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

1
2

Berdasarkan data dari SD Negeri 93 Pekanbaru Kecamatan Rumbai


didapatkan jumlah siswa didapatkan 90 orang siswa yang akan dilakukan
penyuluhan cuci tangan pada anak sekolah. Oleh sebab itu, kelompok tertarik
penyuluhan cuci tangan pada anak siswa-siswi SD Negeri 93 Pekanbaru.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat pendidikan kesehatan diharapkan murid-murid SD
Negeri 93 Pekanbaru Kecamatan Rumbai memahami dan mengetahui tentang
cuci tangan yang baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempraktekkan saat penyuluhan kesehatan diharapkan anak di
SD Negeri 93 Pekanbaru Kecamatan Rumbai mampu :
a. Memahami pengertian cuci tangan
b. Mengetahui macam-macam mencuci tangan
c. Mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Judul Kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang kesehatan pada murid kelas 4 dan 5 di Sekolah
Dasar (SD) Negeri 93 Jl. Sriindra, No.17 Rumbai Bukit Pekanbaru.
2. Peserta
a) Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 93 Jl. Sriindra, No.17 Rumbai Bukit
Pekanbaru.
b) Murid kelas 4, dan 5
c) Dosen pembimbing Akedemik STIKes Payung Negeri Pekanbaru
d) Mahasiswa keperawatan komunitas dan keluarga STIKes Payung Negeri
yang berjumlah 17 orang.
3. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
4. Media dan Alat
Sound system, laptop, infokus, sabun, dan lap tangan
5. Waktu dan Tempat
Kegiatan akan dilaksanakan pada :
3

Hari / Tangggal : Rabu, 26 April 2017


Waktu : 09.30 Wib
Tempat : Halaman Sekolah Dasar (SD) Negeri 93 Jl. Sriindra,
No.17 Rumbai Bukit Pekanbaru
6. Seting tempat

L Co
F

F F

Keterangan :

: Leader
L

Co : Co Leader

F
: Fasilitator

O
: Observer

: Murid SD sekolah SD 93 Pekanbaru


4

D. Susunan acara

No Acara Metode Waktu

1. Pembukaan Ceramah 5 menit

2. Persentasi Tentang kesehatan Ceramah 10 menit

3. Mencuci tanganan Ceramah 15 menit

Pembentukan anggota UKS

5. Penetapan waktu pertemuan UKS Ceramah dan diskusi 10 menit

6. Doa Diskusi 5 menit

5 menit

7. Penutup 3 menit

2 menit

E. Uraian Tugas

1. Penanggung jawab : Azfizul, S.Kep

2. Leader : Citra Dirgahayu, S.Kep

Tugas : Memimpin jalannya acara

3. Pemateri mencuci tangan: Septiana Belasari, S.Kep

4. Pemateri sikat gigi : Fahriani, S.Kep

Tugas : Menyampaikan materi

5. Notulen : Sukmawati, S.Kep, T.Riska Novi Y.R, S.Kep,

Resdika Agniyana, S.Kep & Siska Muliana S,Kep

Tugas : Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

6. Observasi : Tri Setiawan, S.Kep, Agustien Hayati, S.Kep, Deli

Diana, S.Kep & Nurayta Asmir, S.Kep


5

Tugas : -Mengamati jalannya kegiatan,

-Membuat laporan hasil kegiatan

7. Fasilitator : Budi Kurniawan, S. Kep, Ridha Yanti, S.Kep,

Aftina Rischa W.A, S.Kep, Radilna Asful, S.Kep

9. Doa : Daud Iqbal, S.Kep

F. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Pre planning sudah dipersiapkan maksimal 1 hari sebelum acara

2) Tempat dan media yang diperlukan telah disiapkan maksimal 1 hari

sebelum kegiatan

3) Peran serta dan tanggung jawab sesuai dengan susunan panitia

b. Evaluasi Proses

1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah

ditentukan.

2) Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

3) Peserta dapat berperan aktif

4) Mahasiswa berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing yang telah

ditentukan

c. Evaluasi Hasil

1) Peserta dapat memperaktikan cara cara mencuci tangan yang benar

2) Peserta dapat memperaktikkan 6 langkah mencuci tangan yang benar


6

MATERI PENYULUHAN CUCI TANGAN DI SD NEGERI 93 PEKANBARU


KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU

A. Pengertian Cuci Tangan


Cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual
keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda
dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi
sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam
angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya
(maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan
teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah
yang mencukupi. (Depkes RI, 2007)

B. Macam Macam Mencuci Tangan


1. Mencuci tangan dengan air
Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah
Makan ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya
maupun praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci
tangan Bahá'í, dalam agamaYahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim.
Praktek yang mirip adalah ritual lavabo untuk agama Kristen,wudhu untuk
agama Islam, dan Misogidi kuil Shinto.
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan
padang, rumah makan sunda, atau warung-warung makan lainnya dimana
mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan
langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kadang
menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut
dengankobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk
menghilangkan bau sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan
pada umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam
7

keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi
tempat sup kumankarena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung
kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari
wadah mencuci tangan tersebut.

2. Mencuci tangan dengan air panas


Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci
tangan dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun
pendapat ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana
manusia dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman.
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan
kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini
sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme.
Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat
celsius, dan temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro
organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya
sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak
efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam
prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran
dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah
yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak
signifikan.

3. Mencuci tangan dengan sabun


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun.
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling
umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku
mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan
untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini
dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan
dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan
bertujuan untuk melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme
(kuman) dalam mencegah perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan air
8

saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air
terbukti tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat-zat ini
merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis, khususnya
dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan mensterilkan tangannya
dengan menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau
sabun anti mikroba) atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan
mikro organisme tidak hanya diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa
memastikan bahwa mikro organisme yang tidak bisa "bersih" dari tangan,
mati, dengan zat kimia antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi
pembunuhan mikroba ini penting sebelum melakukan operasi dimana
mungkin terdapat organisme-organisme yang kebal terhadap antibiotik.

4. Mencuci tangan dengan cairan


 Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan
alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan,
antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan
ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama
dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan
penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol.
Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah,
praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
 Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar
alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston
menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59
persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular
pada RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at Children's
Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga
Sehat" ("Healthy Hands, Healthy Families.") mengemukakan bahwa
penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa
penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini
mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk
penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di tempat
9

penitipan anak dan menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan


sabun dengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu
separuh dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran
yang memberitahu tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara
separuhnya lagi, befungsi sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang
nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan cairan pencuci tangan.
Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 59 persen angkadiare yang lebih rendah dibandingkan
kelompok yang berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard
Medical School dan RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases
at Children's Hospital Boston) yang dipublikasikan pada bulan April 2005
menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang
menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri. Cairan
sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua yang tidak
sempat berulangkali ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus
merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun
dan air efektif untuk mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun
untuk melakukannya dibutuhkan wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus
(virus yang paling sering ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan
anak di Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan
air, namun dapat dimatikan dengan alkohol.
 Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan
non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik
oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk
mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang
berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh
kuman cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan
material organik lainnya.
 Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara
menggunakan cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun,
Wallace Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk Pengendalian
Infeksi) berpendapat bahwa keduanya efektif dalam membersihkan
bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan pembersih tangan berbahan dasar
10

alkohol tidak efektif dalam membunuh bakteria yang lain seperti e-coli dan
salmonela. Karena alkohol tidak menghancurkan spora-spora namun
dengan mencuci tangan dengan sabun spora-spora tersebut terbasuh dari
tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak
memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci
tangan jauh lebih baik daripada tidak menggunakan apapun.
 Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen
Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa
cairan tersebut dapat merangsang api menjadi besar, namun Rumah Sakit
Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk menaruh cairan
pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan yang
disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen alkohol dan
bahan pelembab.
 Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif untuk
mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus,
spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk membersihkan
mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap disarankan
menggunakan sabun dan air.

5. Mencuci tangan dengan tisu basah


Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli
dan Salmonella. Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan
tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS
dianjurkan untuk peralatan rumah tangga laiinya. Menurut Center for Disease
Control and Prevention (CDC)(Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal
di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan
masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap
tahun 5.000 orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan
masuknya makanan.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci
tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa
tisu basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti
11

bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa
kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci
tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan
tisu basah yang berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9
persen bakteri yang terdapat dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli.
Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam membersihkan tangan dan
peralatan dapur lainnya sebelum masak agar mencegah kontaminasi bakteri
silang antara tangan, bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak
menyebar. (Subea, 2010)

C. Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril


Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari
penyakit.Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak
yang masih kecil, karna salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia
adalah diare, yang dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah
dengan mencuci tangan dengan benar dan bersih :
– diare,
– cacingan,
– Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
– TBC,
– penyakit yang mematikan seperti SARS,
– flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).

Cara mencuci tangan yang bersih harus menggunakan sabun dan di bawah
air yang mengalir. Berikut langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar :
1. PERSIAPAN ALAT & BAHAN
 Sabun anti mikroba
 Kertas Tisue
 Handuk steril
 Tempat handuk kotor
12

2. PROSEDUR KERJA
a) Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik ke atas
b) Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
c) Berdiri di depan westafel jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh
westafel
d) Seragam yang digunakan harus tetap kering
e) Tuangkan sabun 2 - 5 cc kedalam tangan, sabun tangan lengan hingga 5
cm di atas siku
f) Bersihkan kuku bila kotor dengan kikir dan letakan pada tempat atau
bengkok
g) Basahi sikat / spon dan beri sabun kembali
h) Jumlah gerakan 20 gerakan untuk tangan, 30 gerakan untuk kuku, sikat di
pegang tegak lurus terhadap kuku
i) Sikat jari - jari termasuk sela jari, sikat telapak tangan, punggung tangan
j) Basahi sikat dan beri sabun kembali
k) Bagi tangan menjadi 3 bagian, 1/3 pergelangan tangan bawah dengan arah
memutar, lanjutkan 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian atas. tangan dalam
posisi fleksi dengan jari - jari menghadap ke atas selama prosedur
l) Ulangi langkah ini pada yang satunya lagi (tangan kiri)
m) Dengan tangan posisi fleksi bilas dengan seksama ujung jari ke siku
tangan kiri dan ulangi pada tangan kanan
n) Matikan kran dengan siku
o) Ambil handuk steril yang ada di atas kemasan pastikan tidak ada apapun
atau benda dekat dari jangkauan anda
p) Buka handuk steril secara maksimal pagang satu bagian putar dari jari ke
siku
q) Dengan hati - hati pindahkan handuk ke lengan satunya
r) Buang handuk pada tempat yang disediakan
s) Bila akan menggunakan sarung tangan steril dapat dikeringkan hanya
dengan kertas tisu. (Depkes, 2017)
13

D. Manfaat Mencuci Tangan


Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun yaitu :
1. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan
menurunkan insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai delapan
belas bulan.
2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif
menurunkan insiden diare.
3. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman. (Depkes RI, 2010)

Dari hasil studi oleh Anggrainy (2010) tentang manfaat mencuci tangan
dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan
membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk
menurunkan insidens penyakit.

E. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat sederhana


dan sepele, namun berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.
Dengan mencuci tangan menghindari penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit,
alergi dan gatal – gatal. Karena tangan kita adalah bagian dari tubuh yang sangat
sering menyebarkan infeksi. Tangan terkena kuman waktu menyentuh daerah
tubuh kita, tubuh orang lain, hewan atau permukaan yang tercemar. Walaupun
kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk ketubuh
waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang terkena HIV lebih
rentan terhadap infeksi apapun karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan
oleh HIV. Oleh karena itu, kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih
teratur.
(Anggrainy, 2010)
14

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN CUCI TANGAN DI


SDN 93 PEKANBARU KECAMATAN RUMBAI KOTA

A. Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 26 April 2017
Jam : 09.30 s/d 10.30
Ruang : Kelas 4a dan 4b

B. Proses sebelum materi


Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap perkenalan dan panggalian peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembukaan untuk
mengetagui tingkat pengetahuan peserta tentang materi yang akan di berikan.
Pertanyaan yang akan diberikan sebagai berikut:
a. Bagaimana cara cuci tangan yang tepat dan benar ?
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana
sebagian besar peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah
itu penyaji langsung masuk pada meteri penyuluhan.
2. Tahap Penyajian Materi
Penyaji materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
POA. Disela-sela materi yang akan disampaikan. Pemateri memberikan
kesempatan pada peserta untuk bertanya apabila ada materi yang tidak
dimengerti. Setelah materi disampaikan semua, pemateri melakukan
demonstrasi pengertian cara mencuci tangan yang baik dan benar.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Rencana pelaksanaan kegiatan direncanakan dilakukan pada hari
Kamis tanggal 26 April 2017 pukul 09.30 - 10.30, akan tetapi
penyuluhan baru bisa dilaksanakan pada hari yang sama pukul 10.30 -
11.30. Dan penyuluhan dilakukan di musola SDN 93 Pekanbaru
Kecamatan Rumbai Bukit.
15

b. Evaluasi proses
Peserta yang hadir 46 murid (hampir seluruh peserta di kelas 4a
dan 4b hadir). Pelaksanaan penyuluhan berjalan sebagaimana yang
diharapkan dimana peserta antusias menjawab pertanyaan yang diajukan
pemateri walaupun masih dibantu oleh mahasiswa untuk menjawab
pertanyaan yang mereka lontarkan.
c. Evaluasi hasil
Lebih dari 90% dari peserta yang hadir mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan tentang materi yang disampaikan dan
jawaban dibantu oleh pelaksana untuk menjawab pertanyaan tersebut
jika ada yang kurang. Hal ini membuktikan bahwa peserta
memperhatikan materi yang disampaikan.
16

DAFTAR PUSTAKA

Anggrainy, R. (2010). Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Menurunkan Angka Diare
di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Program Mendukung
Perilaku Hidup Bersih. http://www.perilakuhidupbersih(PHBS).com.
Diakses 15 April 2017
Depkes RI. (2017). Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai
Penyakit. From http://www.depkes.go.id. Diakses 15 April 2017
Depkes RI. (2007). Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai
Tatanan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah. Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan.
Subea D. (2010). Raih Hidup Sehat Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun - Hari
Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). From
http://www.depkes.go.id. Diakses 15 April 2017

Anda mungkin juga menyukai