Anda di halaman 1dari 32

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN RSUD PASAMAN BARAT

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 pada pasal 43 disebutkan bahwa
Rumah sakit Daerah Kabupaten merupakan salah satu Unit Pelaksana teknis daerah
kabupaten/kota berupa rumah sakit daerah kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat
fungsional dan unit pelayanan yang bekerja secara profesional. Di Dalam pasal 44 ayat (7)
disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata hubungan kerja rumah
sakit daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 serta pengelolaan keuangan
rumah sakit Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) di atur
dalam Peraturan Presiden. Oleh karena Peraturan Presiden tersebut belum keluar maka struktur
organisasi rumah sakit masih mengacu kepada Peraturan Daerah nomor 10 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sebagai. Secara umum rumah
sakit mempunyai tupoksi telah diatur dalam UU 44 tahun 2009 pasal 4 dan secara khusus diatur
dalam Peraturan Bupati Kab. Pasaman Barat Nomor 66 Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Serta Uraian Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat , menyatakan
tugas dan fungsi RSUD Pasaman Barat adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis


2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
5. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
6. Menyelenggarakan pendataan, evaluasi dan pelaporan
2.1.1. Struktur Organisasi RSUD Pasaman Barat

Adapun Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola RSUD Pasaman Barat
sebagaimana ditetapkan dalam Perda Pasaman Barat Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sebagai berikut :

1. Direktur
2. Bagian Tata Usaha
- Subag Umum dan Perlengkapan
- Subag Kepegawaian dan Diklat
- Subag Keuangan
3. Bidang Pelayanan
- Seksi Pelayanan Medis
- Seksi Pelayanan Keperawatan
4. Bidang Penunjang
- Seksi Penunjang Pelayanan Medis
- Seksi Penunjang Non Medis
5. Bidang Perencanaan dan Program
- Seksi Sarana dan Prasarana
- Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
6. Kelompok jabatan Fungsional :
a. Instalasi
- Rawat Jalan
- Rawat Inap
- Gawat Darurat
- Bedah Sentral
- Perawatan Intensif
- Radiologi
- Farmasi
- Gizi
- Laboratorium
- Fisioterapi/Rehab Medik
- Medical Record
b. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional
c. Komite Keperawatan dan Staf Perawat Fungsional
d. Komite Tenaga kesehatan lainnya dan staf tenaga kesehatan lainnya
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD PASAMAN BARAT

Direktur

Tata Usaha
Kelompok Jabatan

Fungsional

Komite Medik Komite Keperawatan Staf Medik Fungsional Instalasi


Subag Umum & Perlenggkapan Subag Kepegawaian & Diklat Subag Keuangan

KaBid Perencanaan KaBid Pelayanan KaBid. Penunjang


& Program

Kasi Sarana & Prasarana Kasi Pelayanan Medis


Kasi Penunjang
Pelayanan Medis

Kasi Monev Kasi Keperawatan


Kasi Penunjang
Pelayanan Non Medis
2.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berikut dapat dilihat uraian tugas pejabat struktural eselon III dan IV di lingkungan
RSUD Pasaman Barat.

a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
c. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pelayanan Medis :
a. Seksi pelayanan medis;
b. Seksi Keperawatan.
d. Bidang Perencanaan dan Program:
a. Seksi Sarana dan Prasarana;
b. Seksi Monitoring dan Evaluasi.
e. Bidang Penunjang terdiri dari:
a. Seksi Penunjang Pelayanan Medis;
b. Seksi Penunjang Pelayanan Non Medis.
f. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:
a. Komite Medik
b. Komite Keperawatan
c. Komite tenaga kesehatan lainnya
A. Sruktur Organisasi setelah Penerapan PPK-BLUD

Dalam rangka implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD), maka organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat perlu disesuaikan.
Struktur organisasi RSUD Pasaman Barat (sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas C) setelah
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), pemimpin
BLUD akan mengusulkan pembentukan dewan pengawas kepada Bupati

Dewan Pengawas merupakan organ yang bertugas melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Di samping struktur organisasi sebagaimana
digambarkan di atas, sesuai dengan ketentuan perundangan PPK-BLUD Rumah Sakit Umum
Daerah Pasaman Barat akan mempertahankan Komite dan Unit-unit non struktural berupa
instalasi-instalasi karena sudah menjadi kebutuhan rumah sakit.

Perubahan lainnya dari struktur organisasi yang perlu dilakukan sesuai dengan kaidah
setelah penerapan PPK-BLUD adalah sebagai berikut:

a. Adanya penyebutan Pejabat Pengelola BLUD, sebagai berikut:


1. Direktur sebagai Pemimpin BLUD,
2. Sub Bagian Keuangan, sebagai Pejabat Pengelola Keuangan,
3. Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Pelayanan, Perencanaan dan
Penunjang, sebagai Pejabat Teknis.
b. Dibentuknya struktur organisasi baru yakni Dewan Pengawas dalam rangka
meningkatkan sistem pengendalian intern rumah sakit

Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelolaan BLUD, ditetapkan


berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang sehat yang dijaring melalui proses fit
and proper test, setelah memenuhi syarat-syarat kepegawaian yang ditetapkan oleh Bupati atau
Baperjakat Kabupaten Pasaman Barat.

Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola
BLUD berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Kebutuhan praktek bisnis yang sehat merupakan kepentingan
BLUD untuk meningkatkan kinerja keuangan dan non keuangan berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik. Fit and proper test yang dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh Bupati.
Pejabat pengelola dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) dan / non PNS yang profesional
sesuai dengan kebutuhan. Pejabat pengelola yang berasal dari non PNS dapat dipekerjakan
secara tetap atau berdasarkan kontrak.

Prosedur pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola BLUD yang berasal dari
PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Prosedur pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola yang berasal dari non PNS, diatur
lebih lanjut dengan keputusan Bupati. Masa jabatan Pejabat Pengelola selama-lamanya 5 (lima)
tahun terhitung sejak pengangkatannya dan setelah masa jabatan berakhir dapat diangkat kembali
untuk masa jabatan kedua kalinya apabila mempunyai prestasi yang baik yang dibuktikan dengan
kinerja RSUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

A.Direktur

(1) Direktur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan dibidang penyelenggaraan


upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas, direktur mempunyai
fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medis, pelayanan keperawatan,
fasilitas penunjang medis dan keperawatan, umum, sumber daya manusia
perencanaan dan anggaran, perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi;
b. Penyelenggaraan urusan pelayanan medis, pelayanan keperawatan, fasilitas
penunjang medis dan keperawatan, umum, sumber daya manusia, perencanaan dan
anggaran, perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi;
c. Pembinaan dan penyelenggaraan di bidang pelayanan medis, pelayanan keperawatan,
fasilitas penunjang medis dan keperawatan, umum, sumber daya manusia,
perencanaan dan anggaran, perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi;
d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya;
(3) Rincian tugas Direktur
a. Menyusun rencana kegiatan RSUD sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan. memantau, mengawasi, mengevaluasi dan memberi petunjuk
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.
c. Merumuskan kebijakan teknis operasional kegiatan RSUD dan
Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan administrasi, medik dan keperawatan;
d. Menyelenggarakan pembinaan kepada masyarakat berkaitan dengan pengelolaan
dan pelayanan RSUD;
e. Menyelenggarakan urusan pelayanan administrasi, medik dan keperawatan
RSUD;
f. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelayanan kepada masyarakat
khususnya di bidang promotif, pencegahan, pemulihan, rehabilitasi di bidang
kesehatan dan upaya rujukan serta pelayanan penunjang lainnya
g. Menyelenggarakan kebijakan program, keuangan, umum, perlengkapan dan
kepegawaian dalam lingkungan RSUD;
h. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas RSUD dan memberikan saran
pertimbangan kepada Bupati sebagai bahan perumusan kebijakan;
i. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
(4) Direktur, membawahi :
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Pelayanan;
c. Bidang Perencanaan dan Program;
d. Bidang Penunjang.
B. Bagian Tata Usaha

1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas ketatausahaan meliputi surat menyurat, kearsipan,
ekspedisi dan penggandaan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi dan pelaksanaan dibidang umum, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan
serta Keuangan.
2) Untuk menyelenggarakan tugas, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan urusan umum perlengkapan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, pendidikan dan latihan;
c. Pelaksanaan urusan keuangan;
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.
3) Rincian tugas Bagian Tata Usaha :
a. Merencanakan program kerja tahunan Bagian Tata Usaha berdasarkan ketentuan
perundangan undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan agar bawahan
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar
pelaksanaan tugas efisien dan efektif;
d. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat diselesaikan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
e. Merumuskan kebijakan operasional pelaksanaan umum, perlengkapan dan keuangan,
mengendalikan dan membina pegawai dilingkungan RSUD Pasaman Barat,
menyelenggarakan upaya kesehatan agar dapat bekerja sesuai dengan petunjuk dan
ketentuan yang berlaku;
f. Menyelenggarakan pembinaan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
khususnya dibidang promotif, pencegahan dan pemulihan, rehalibitasi bidang
kesehatan RSUD Pasaman Barat;
g. Menghadiri rapat koordinasi dengan sector terkait untuk member informasi,
menerima informasi dan data dalam rangka pemantapan pelaksanaan
tugas,memberikan bahan pertimbangan kepada Direktur baik secara lisan maupun
tertulis untuk memberikan masukan mengenai ketatalaksanaan kegiatan RSUD
Pasaman Barat;
h. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan
mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan;
i. Melaporkan pelaksanakan tugas kepada atasan berdasarkan hasil kerja sebagai bahan
evaluasi bagi atasan dan melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan baik
tertulis maupun lisan.

4) Bagian Tata Usaha terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;


b. Sub Bagian Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;
c. Sub Bagian Keuangan.
a. Sub Bagian Umum
1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok Merencanakan program kerja,
membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam
melaksanakan pengelolaan, koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi Sub
bagian umum dan perlengkapan berdasarkan ketentuan yang berlaku agar tugas
terselenggara dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan di
lingkungan RSUD.
2) Rincian tugas Sub Bagian Umum :
a. Merencanakan program kerja tahunan Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
berdasarkan ketentuan perundangan undangan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan Tugas.
b. Menghimpun dan mempelejari peraturan perundang undangan dibidang
urusan umum dan perlengkapan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
c. Menyusun / Merevisi bahan kebijakan teknis, menyusun SOP Sub bagian
Umum dan Perlengkapan;
d. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat
diproses lebih lanjut.
e. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar
bawahan mengerti dan memehami pekerjaannya.
f. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya.
g. Melaksanakan ketatausahaan, kehumasan di lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Pasaman Barat, pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor,
kendaraan dinas, perlengkapan dan asset lainnya sertaketertiban, keindahan
dan keamanan kantor, penyelenggaraan rapat-rapat dinas, pertemuan, dan
acara rutin, keprotokolan, dan acara resmi lainnya, dan menyusun draf
rancangan peraturan daerah di bidang rumah sakit. Sesuai ketentuan yang
berlaku untuk kelancaran tugas ketatausahaan dan kehumasan.
h. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan Mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan
kegiatan;
i. Melaporkan Pelaksanaan dan hasil Kegiatan kepada sebagai bahan evaluasi
dan pertanggung jawaban dan;
j. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan Direktur RSUD Pasaman Barat
Baik lisan maupun tulisan.
b. Sub Bagian Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan.
1) Sub Bagian Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas
Merencanakan program kerja, membagi tugas, member petunjuk, memeriksa
pekerjaan bawahan dalam melaksanakan pengelolaan, koordinasi, fasilitasi,
pelaporan serta evaluasi Sub Bagian Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan,
berdasarkan ketentuan yang berlaku agar tugas Sub Bagian Kepegawaian,
Pendidikan dan Latihan terselenggara dengan baik sesuai dengan sasaran yang
telah ditetapkan.
2) Rincian tugas Sub Bagian Kepegawaian :
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat
berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan di Bidang
kepegawaian dan Diklat sebagai pedoman pelaksanaan Tugas;
c. Menyusun / Merevisi bahan kebijakan Tekhnis, menyusun SOP Sub bagian
kepegawaian dan diklat;
d. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau terulis agar dapat
diproses lebih lanjut;
e. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar
bawahan mengerti dan memehami pekerjaannya;
f. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya;
g. Melaksanakan kegiatan Kepegawaian dan Diklat yang meliputi peningkatan
kompetensi (Ijin belajar, Tugas belajar, Pelatihan) Orientasi Pegawai Baru,
pembinaan, disiplin, MOU / perjanjian kerja sama, ijin Penelitian, Ijin
Pengambilan data, Permohonan Kerja, usulan naik pangkat, perpindahan,
pension, penilaian SKP, kenaikan gaji berkala, cuti, masa kerja, peralihan
status, pemberian tanda jasa, kesejahteraan PNS, rencana formasi, informasi
jabatan, besetting, DUK, SDMK, data pegawai lainnya, pengelolaan absen
harian, apel pegawai, menerapkan sistem informasi kepegawaian berbasis
teknologi informasi, meningkatkan sumberdaya aparatur di lingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah, sesuai ketentuan yang berlaku;
h. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan
kegiatan;
i. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan kepegawaian, kepada atasan
sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban dan;
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik secara
tertulis maupun lisan sesuai dengan bidang tugas.
c. Sub Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas Merencanakan, membagi tugas, memberi
petunjuk, mengatur bawahan dalam menyusun program kerja, menyelenggarakan
koordinasidan konsultasi, pelaporan serta evaluasi keuangan dilingkungan RSUD,
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tugas bagian
keuangan terselenggara dengan baik sesuai dengan sasaran yang ditetapkan
dilingkungan RSUD.
2) Rincian tugas Sub Bagian Keuangan:
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan Sub Bagian keuangan berdasarkan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas atau kegiatan kepada bawahan dalam pelaksanaan urusan
keuangan sesuai tugas dan fungsi masing-masing agar dapat dilaksanakan
lebih lanjut;
c. Menyusun / Merevisi bahan kebijakan Tekhnis, menyusun SOP Sub bagian
keuangan;
d. Menghimpun dan mempelejari peraturan perundang undangan dibidang
urusan keuangan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;
e. Membimbina, membina dan pengendalian terhadap bendaharawan dan
pengelola keuangan lain di RSUD;
f. Memeriksa pekerjaan bawahan dalam ruang lingkup keuangan dengan
meneliti dan mengoreksi berdasarkan peraturan yang berhubungan dengan
keuangan sebagai parameter pencapaian target kinerja;
g. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan
kegiatan;
h. Mengevaluasi hasil dari pertanggungjawaban atas penatausahaan keuangan
daerah;
i. Menyiapkan laporan pelaksanaan dan hasil kegiatan kepada atasan sebagai
bahan pertimbangan atas pencapaian kinerja dan;
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tulisan.

C. Bidang Perencanaan dan Program

1) Bidang Perencanaan dan Program mempunyai tugas Merencanakan, membagi tugas,


memberi petunjuk, mengatur bawahan dalam penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, menyelenggarakan perencanaan dan program Rumah Sakit dibidang
Perencanaan berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
agar tugas bidang perencanaan dan program terselenggara dengan baik sesuai dengan
sasaran yang telah di tetapkan.
2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perencanaan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan urusan program perencanaan sarana dan prasarana;
b. Pelaksanaan urusan pengelolaan monitoring dan evaluasi;
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai tugas dan fungsinya.
3) Rincian tugas Perencanaan dan Program:
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan, rencana kerja anggaran (RKA) atas
penjabaran rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) bidang perencanaan sebagai
bahan pedoman pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan agar bawahan
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan yang berkaitan dengan tugas pokok dengan cara
tertulis atau secara lisan agar pelaksanaan tugas efisien dan efektif;
d. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat diselesaikan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
e. Merumuskan bahan kebijakan teknis, bahan fasilitasi,koordinasi,urusan perencanaan
dan program rumah sakit;
f. Menyusun plafon pembiayaan belanja langsung dan tidak langsung beserta
penggunaan anggaran per tahun anggaran, menyusun DPA, perubahan anggaran yang
bersumber dari APBD dan APBN;
g. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan
berkoordinasi dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas dan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan
evaluasi dan pertanggungjawaban; dan
i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan
maupun tulisan.

4) Bidang Perencanaan, Membawahi :

a. Seksi Sarana dan Prasarana;


b. Seksi Monitoring dan Evaluasi.
A. Seksi Sarana dan Prasarana.
1) Seksi sarana dan prasarana mempunyai tugas Merencanakan program kerja,
membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam
melaksanakan pengelolaan, koordinasi, fasilitasi pelaporan serta evaluasi seksi
sarana dan prasarana berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar tugas seksi sarana dan prasarana terselenggara dengan baik
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Rincian Tugas Seksi Sarana dan Prasarana:
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan RSUD, rencana kerja anggaran (RKA)
atas penjabaran rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) seksi sarana dan
prasarana berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai bahan pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat
diproses lebih lanjut;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan yang berkaitan dengan tugas pokok
dengan cara tertulis atau secara lisan agar bawahan mengerti dan memahami
pekerjaannya;
d. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaanya;
e. Menganalisis perencanaan keuangan atas kegiatan operasional RSUD sebagai
bahan perumusan kebjakan atasan, menyusun kebijakan, pedoman dan
petunjuk teknis penyusunan perencanaan dan anggaran, menyusun plafon
pembiayaan belanja langsung dan tidak langsung beserta penggunaan
anggaran per tahun anggaran, menyusun DPA, perubahan anggaran yang
bersumber dari APBD dan APBN, melakukan kerjasama dengan pihak lain
dan atau hasil usaha lainya dalam upaya peningkatan pendapatan RSUD;
f. Melaporkan pelaksanaan tugas dan hasil kegiatan kepada atasan sebagai
bahan evaluasi dan pertanggungjawaban; dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tulisan.

B. Seksi Monitoring dan Evaluasi


1) Seksi monitoring dan evaluasi mempunyai tugas Merencanakan program kerja,
membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam
melaksanakan pengelolaan, koordinasi, fasilitasi pelaporan serta evaluasi Seksi
monitoring dan evaluasi berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar tugas seksi monitoring dan evaluasi terselenggara
dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Rincian Tugas Seksi Monitoring dan Evaluasi :
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan Seksi monitoring dan evaluasi
berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai bahan pedoman pelaksanaan
tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat
diproses lebih lanjut;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar
bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya;
d. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaanya;
e. Menganalisis laporan mingguan dan laporan bulanan;
f. Membuat profil Tahunan RSUD, LKPJ, LAKIP dan LPPD sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
g. Melaporkan pelaksanaan tugas dan hasil kegiatan kepada atasan sebagai
bahan evaluasi dan pertanggungjawaban; dan
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tulisan.

D. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

(1) Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai tugas Merencanakan, membagi
tugas, memberi petunjuk, mengatur bawahan dalam penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, menyelenggarakan layanan medis, keperawatan, promkes dan
kerohanian berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
tugas bidang medis, keperawatan, promkes dan kerohanian terselenggara dengan baik
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dan pengembangan pelayanan medis dan keperawatan;
b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medis dan keperawatan;
c. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.
(3) Rincian tugas Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan :
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan bidang pelayanan sebagai bahan pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau lisan agar bawahan
mengtahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan yang berkaitan dengan tugas pokok dengan cara
tertulis atau secara lisan agar pelaksanaan tugas efisien dan efektif;
d. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat diselesaikan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
e. Menyusun, merumuskan bahan kebijakan teknis, bahan fasilitasi, SOP (standar
pelayanan medis dan keperawatan), Promkes dan kerohanian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agar pelayanan sesuai dengan standar kerja;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan unit-unit terkait di kabupaten,
propinsi, kementrian dan swasta berdasarkan undang-undang dan peraturan yang
berlaku untuk singkronisasi kegiatan pelayanan;
g. Melaksnakan pelayanan medis dan keperawatan, mengelola administrasi, menyusun
standar layanan medis, mengusulkan peserta diklat, monitoring dan evaluasi layanan
medis, keperawatan, promkes dan kerohanian sesuai dengan sasaran kerja;
h. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan
berkoordinasi dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan;
i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas Bidang Pelayanan kepada atasan sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;dan
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;

4) Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, membawahi :

a. Seksi Pelayanan Medis ;


b. Seksi Keperawatan.
A. Seksi Pelayanan Medis
1) Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas Merencanakan program kerja, membagi
tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam penyusunan
standar pelayanan, sistem prosedur operasional pelayanan medis, kegiatan
promosi kesehatan, Kerohanian di rumah sakit berdasarkan ketentuan yang
berlaku agar tugas Saksi Medis dan promosi Kesehatan terselenggara dengan baik
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Rincian Tugas Seksi Pelayanan medis adalah:
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan Seksi Medis dan Promosi Kesehatan,
kerohanian berdasarkan ketentuan pereturan perundangan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat
diproses lebih lanjut;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar
bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya;
d. Memeriksa hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan
serta upaya penyempurnaanya;
e. Melaksanakan Penyuluhan bahan kebijakan teknis, menyusun SOP pelayanan
medis pada instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, IGD, instalasi rawat
intrensif, instalasi bedah sentral, menyusun jadwal jaga tenaga medis,
menyusun standar pelayanan medis, mengusulkan peserta diklat, menyusun
kebutuhan tenaga medis pada Rumah sakit Pasaman Barat;
f. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan mengkoordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan;
g. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan berdasarkan hasil kerja sebagai
bahan evaluasi bagi atasan; dan
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik
tertulis maupun lisan.
B. Seksi Keperawatan
1) Seksi Keperawatan mempunyai tugas Merencanakan program kerja, membagi
tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam seksi pelayanan
keperawatan dan etika profesi, berdasarkan ketentuan yang berlaku, agar tugas
seksi pelayanan keperawatan dan etika profesi terselenggara dengan baik sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Rincian Tugas Seksi Keperawatan adalah:
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan Seksi Pelayanan Keperawatan dan
Etika Profesi berdasarkan ketentuan peraturan perundangan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat
diproses lebih lanjut;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar
bawahan mengerti dan memahami pekerjaannya;
d. Memeriksa hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan
serta upaya penyempurnaanya;
e. Melaksanakan kebijakan teknis, menyusun kebutuhan tenaga, program
orientasi/Mutasi, kebutuhan peralatan, jadwal jaga perawat kontrol, SOP
pelayanan keperawatan dan etika profesi pada instalasi rawat jalan, instalasi
rawat inap, IGD, instalasi rawat intrensif, instalasi bedah sentral, mengusulkan
pesertaa diklat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku;
f. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan mengkoordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan;
g. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan berdasarkan hasil kerja sebagai
bahan evaluasi bagi atasan; dan
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik
tertulis maupun lisan.

E.Bidang Penunjang

1) Bidang Penunjang mempunyai tugas Merencanakan, membagi tugas, memberi petunjuk,


mengatur bawahan dalam menyelenggarakan dan koordinasi layanan penyelenggaraan
kegiatan di ruang lingkup Bidang Penunjang, berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku agar tugas Bidang Penunjang terselenggara dengan baik sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan.
2) Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Penunjang mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana dan pengembangan kebutuhan fasilitas medis dan non medis;
b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan fasilitas medis dan non medis;
c. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Rincian tugas Bidang Penunjang :


a. Merencanakan program kerja tahunan Bidang Penunjang sebagai bahan pedoman
pelaksanaaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan agar bawahan
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan yang berkaitan dengan tugas pokok dengan cara
tertulis atau secara lisan agar pelaksanaan tugas sfisien dan efektif;
d. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat diselesaikan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
e. Menyusun, merumuskan bahan kebijakan teknis, bahan fasilitasi, (SOP) standar
pelayanan Penunjang Medis dan Non medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku
agar pelayanan sesuai dengan standar kerja;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan unit-unit terkait, kabupaten,
Departemen, swasta berdasarkan undang-undang danperaturan yang berlaku untuk
sinkronisasi kebijakan dan pelayanan di Bidang Penunjang;
g. Melaksanakan pelayanan penunjang medis dan penunjang non medis, mengelola
administrasi, menyusun standar layanan medis, mengusulkan peserta diklat,
monitoring dan evaluasi layanan penunjang medis dan non medis sesuai dengan
aturan dan ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan sasaran
kerja;
h. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
dan mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan;
i. Melaporkan pelaksanaan tugas Bidang Penunjang kepada atasan secara lisan maupun
tertulis sebagai avaluasi bagi atasan.

4) Bidang Penunjang, membawahi :

a. Seksi Penunjang Pelayanan medik;


b. Seksi Penunjang Pelayanan Non Medik.

A. Seksi Penunjang Pelayanan Medik

1) Seksi Penunjang palayanan Medik mempunyai tugas merencanakan program


kerja, membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi seksi penunjang pelayanan medik,
berdasarkan ketentuan yang berlaku agar kegiatan disiplin pegawai terselenggara
denagn baik sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Rincian Tugas Seksi Penunjang Medik :
a. Merencanakan program kerja tahunan seksi pelayanan penunjang medis
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar dapat
diproses lebih lanjut;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar
bawahan mengerti dan memehami pekerjaannya;
d. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannnya;
e. Melaksanakan kebijakan teknis, menyusun kebutuhan tenaga, program
orientasi/mutasi, kebutuhan peralatan, jadwal jaga seksi penunjang medis,
SOP pelayanan penunjang medik (laboratorium, radiologi, RM, farmasi,
gizi), mengusulkan pengurus diklat, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku;
f. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan
kegiatan;
g. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan kepada atasan berdasarkan hasil
kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pempinan baik
tertulis maupun lisan.

B. Seksi Pelayanan Pelayanan Non Medik


1) Seksi Penunjang Pelayanan non Medik mempunyai merencanakan program
kerja, membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa pekerjaan bawahan dalam
melaksanakan tugas pokok dan tugas seksi penunjang pelayanan non medik,
berdasarkan ketentuan yang berlaku agar kegiatan disiplin pegawai terselenggara
dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Rincian Tugas Seksi Non Penunjang Medik adalah :
a. Merencanakan program kerja tahunan seksi pelayanan penunjang non medik
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara lisan atau tertilis agar dapat
diproses lebih lsnjut;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara lisan atau tertulis agar
bawahan mengerti dan memehami pekerjaannya;
d. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempuirnaannya;
e. Melaksanakan kebijakan teknis, menyusun kebutuhan tenaga, program
orientasi/mutasi, kebutuhan peralatan, jadwal jaga seksi penunjang non medik,
SOP pelayanan penunjang non medik (IPS-RS dan Loundry), undangan dan
ketentuan yang berlaku;
f. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dan mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan;
g. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan berdasarkan hasil kerja sebagai
bahan evaluasi bagi atasan; dan
h. Melasanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik
tertulis maupun lisan.

F.Dewan Pengawas

Fungsi, Tugas Pokok, kewajiban, Tanggung Jawab dan Wewenang adalah:

1) Dewan pengawas memegang fungsi pembinaan dan fungsi pengawasan terhadap


pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelolaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Tugas pokok Dewan Pengawas adalah :
a. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai RBA yang diusulkan
Direktur RSUD;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan RSUD, memberikan pendapat dan saran kepada
Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan RSUD.
c. Melaporkan kepada Bupati tentang kinerja RSUD;
d. Memberikan nasehat kepada Direktur RSUD dalam melaksanakan pengelolaan ;
e. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja, baik keuangan maupun non-keuangan,
serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti;
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja;
g. Mengawal visi dan misi RSUD secara keseluruhan;
h. Memberikan pendapat dan saran mengenai RSB RSUD;
i. Mengawasi program-program RSUD;
j. Berperan sebagai penengah apabila terjadi konflik antara staf dengan staf lainnya
(atas permintaan eksekutif) atau konflik antara staf dengan pemerintah;
k. Senantiasa memantau dirinya sendiri secara kontinyu serta secara periodik
menganalisa, baik struktur maupun kinerjanya.

3)Dewan Pengawas mempunyai kebijakan :

a. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai RBA yang diusulkan oleh
pejabat pengelola;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran
kepada Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
BLUD;
c. Melaporkan kepada Bupati tentang kinerja BLUD;
d. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan
BLUD;
e. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keunagan maupun non keuangan, serta
memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat
pengelola BLUD; dan
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.

4) Dewan pengawas bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah atas tanggung-jawabnya untuk :

a. Melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus serta memberikan pengarahan


dan pendapat kepada pejabat pengelola dalam menjalankan operasional RSUD;
b. Bertanggungjawab atas hasil pengawasan terhadap RSUD berupa rekomendasi yang
diberikan untuk memperbaiki keadaan-keadaan yang menyimpang dari ketentuan;
c. Bertanggunggjawab atas nasehat/pengerahan yang diberikan kepada pejabat
pengelola dalam rangka menjalankan pengelolaan RSUD dengan memperhatikan
manajemen resiko dan sistem pengendalian internal.
d. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Pola Tata Kelola dalam setiap kegiatan
RSUD pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

5) Untuk dapat melaksanakan tanggung-jawabnya maka kepada Dewan

Pengawas diberikan kewenangan untuk :


a. Melihat buku-buku, surat-surat, dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk
keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan RSUD;
b. Meminta penjelasan pejabat pengelola dan atau pejabat lain mengenai segala macam
persoalan RSUD;
c. Meminta pejabat pengelola dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan pejabat
pengelola untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas;
d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pejabat pengelola dalam melakukan
perbuatan hukum;
e. Mengajukan anggaran untuk keperluan tugas-tugas Dewan Pengawas;
f. Mendatangkan ahli, konsultan atau lembagaindependen lainnya manakala diperlukan.

6) Komposisi dan Kriteria


1) Komposisi Dewan Pengawas berjumlah 5 (lima) orang anggota, dan seorang di antara
anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai ketua Dewan Pengawas.
2) Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur ;
a. Pejabat OPD yang berkaitan dengan kegiatan BLUD;
b. Pejabat DPKD atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Bupati;
c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.
3) Bupati dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas untuk mendukung kelancaran
tugas Dewan Pengawas.
4) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bukan merupakan
anggota Dewan Pengawas.
5) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi anggota Dewan Pengawas adalah :
a. Memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan
kegiatan RSUD, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau
tidak pernah menjadi anggota direksi atau komisaris, atau dewan pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang
yang tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah; dan
c. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya
manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan
publik; serta
d. Memiliki tingkat kesehatan fit untuk melaksanakan tugasnya.
e.

7) Masa Jabatan

Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

8) Rapat-rapat dan Pelaporan

a. Rapat Dewan Pengawas terdiri dari rapat berkala, rapat khusus dan rapat tahunan.
b. Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan apabila yang hadir mencapai
qorum, yaitu 3 (tiga) orang anggota.
c. Dalam hal qorum tidak tercapai maka rapat diundur setengah jam dari jadwal yang
ditentukan dalam undangan.
d. Dalam hal qorum tetap tidak tercapai maka rapat diundur pada hari, jam, tempat dan
agenda yang sama pada minggu berikutnya tanpa surat undangan dengan tidak lagi
mempersoalkan jumlah anggota yang hadir.
e. Untuk kepentingan pengambilan keputusan yang akurat dapat dihadirkan pihak-
pihak yang terkait, termasuk mendatangkan ahli bilamana diperlukan.
f. Rapat berkala dilaksanakan paling sedikit 10 (sepuluh) kali dalam setahun.
g. Undangan rapat berkala harus disampaikan kepada seluruh anggota Dewan
Pengawas paling lambat 2 (dua) hari sebelum tanggal dilaksanakan.
h. Setiap undangan rapat harus dilampiri risalah singkat dari hasil rapat yang diadakan
sebelumnya, kecuali untuk rapat yang diadakan pertama kali.
i. Rapat khusus diadakan atas permintaan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
anggota atau karena adanya keadaan tertentu yang sangat urgen untuk segera
diselesaikan.
j. Undangan rapat khusus harus disampaikan kepada seluruh anggota 24 (dua puluh
empat) jam sebelum tanggal dilaksanakan dengan mencantumkan alasan dan
tujuannya secara spesifik.
k. Rapat khusus atas permintaan anggota harus diselenggarakan paling lambar 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya surat permintaan.
l. Rapat tahunan diselenggarakan sekali dlam setahun untuk mendengar dan membahas
laporan Direktur sebagai penanggung-jawab teknis operasional tentang kondisi
RSUD (termasuk laporan keuangan) serta untuk menyusun laporan tahunan Dewan
Pengawas kepada Bupati.
m. Undangan rapat tahunan dewan harus disampaikan kepada seluruh anggota paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan.
n. Setiap rapat khusus dan rapat tahunan Dewan Pengawas wajib dihadiri oleh segenap
anggota direksi serta pihak-pihak lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas.
o. Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas.
p. Dalam hal ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir maka rapat diadakan apabila
telah mencapai qorum dengan memilih salah seorang anggota untuk memimpin
rapat.
q. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugas pokok dan kewajibannya
sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (2) dan (3), kepada Bupati secara berkala
paling sedikit 1 (satu) dalam satu tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

9) Pemberhentian Dewan Pengawas

1) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh Bupati.


2) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSUD; atau
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana
dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan
tugasnya melaksanakan pengawasan atas RSUD.

G. Kelompok Jabatan Fungsional

I. Komite

Pembentukan Komite

1) Pembentukan komite ditetapkan dengan keputusan Bupati atas usul Direktur;


2) Komite dibentuk dengan tugas pokok untuk membantu Direktur menyusun standar
pelayanan, memantau pelaksanaannya, melaksanaan pembinaan etika profesi, mengatur
kewenangan profesi anggota staf medis dan/atau paramedis fungsional, mengembangkan
program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
3) Komite dibentuk sesuai dengan kebutuhan RSUD dan tuntutan kualitas pelayanan,
sehingga tidak dibatasi dari jumlah yang telah ada, yaitu :
a. Komite medis
b. Komite keperawatan
c. Komite kesehatan lainnya
4) Antar satu komite dengan komite lainnya dapat saling berkoordinasi untuk
menyelesaikan pelayanan yang ada.
A. Komite Medis
a) Komite medis adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari
ketua kelompok, staf medis atau yang mewakili.
b) Para anggota komite medis memilih dan menetapkan ketua, wakil ketua dan sektetaris
diantara anggota komite medis.
c) Jabatan Ketua Komite Medis merupakan jabatan non struktural yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Direktur
d) Ketua, Wakil ketua dan Sekretaris Komite Medis mempunyai masa bakti selama 3
(tiga) tahun dan sesudah masa bakti berakhir akan diadakan pemilihan kembali.
e) Komite Medis mempunyai tugas membantu Direktur didalam:
a. Membantu menyusun rencana kerja jangka pendek (RBA) dan jangka panjang
(RSB);
b. Merencanakan anggaran rutin dan tidak terduga untuk pelaksanaan kegiatan
Komite Medik;
c. Mengusulkan panitia-panitia dibawah Komite Medik;
d. Mengusulkan calon-calon Ketua Staf medis Fungsional (SMF) yang sudah
ditetapkan oleh SMF masing-masing kepada Direktur RSUD;
e. Mengkoordinir penyusunan prosedur-prosedur pelayanan medis;
f. Memimpin rapat Komite Medik;
g. Melakukan pembinaan etika profesi;
h. Mengatur kewenangan profesi dari SMF;
i. Mengembangkan program pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
j. Menyeleksi rekruitmen tenaga medis;
k. Mengadakan pengendalian mutu pelayanan medis;
l. Menyusun Standar Pelayanan Medis (SPM) dan membantu pelaksanaannya;
m. Memberikan saran dan masukan kepada Direktur perihal pengembangan
pelayanan medis
n. Dalam melaksanakan tugasnya Komite medis disamping dibantu oleh Wakit
Ketua dan Sekretaris juga dibantu oleh Sub Komite / Panitia yang anggotanya
terdiri dari Staf Medis Fungsional dan tenaga Profesi lainnya secara Ex-offisio.
o. Sub Komite atau Panitia sebagaimana tersebut pada ayat (2) pasal ini adalah
merupakan kelompok kerja khusus di dalam Komite Medis yang dibentuk
berdasarkan kebutuhan RSUD untuk mengatasi masalah khusus.
p. Wakil Ketua dan Sekretaris Komite Medis serta panitia ditetapkan oleh Direktur
atas usul Ketua Komite Medis.
B. Komite Keperawatan
a) Komite Keperawatan adalah kelompok tenaga keperawatan yang keanggotaannya
dipilih dari Ketua atau Anggota Kelompok Staf Perawat Fungsional (SPF);
b) Para anggota Komite Keperawatan memilih dan menetapan Ketua diantara anggota
komite Keperawatan
c) Ketua Komite Keperawatan terpilih, memilih dan menunjuk Wakil Ketua, Sekretaris
dan Perangkat lainya yang dianggap perlu.
d) Jabatan Ketua Komite Keperawatan merupakan jabatan Non Struktural yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
e) Ketua , Wakil Ketua dan Sekretaris dan Pengurus Komite Keperawatan mempunyai
masa bakti selama 3(tiga) tahun dan sesudah masa bakti akan diadakan pemilihan
kembali.
f) Komite Keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur dalam hal:
a. Merencanakan, menyusun dam mengusulkan Standar Keperawatan yang terdiri
dari standar kebutuhan tenaga, standar peralatan keperawatan, standar asuhan
keperawatan, standar manajemen keperawatan, serta memantau pelaksanaannya;
b. Menyusun rencana kerja Komite Keperawatan;
c. Bersama Sub Bidang Keperawatan menyusun rencana strategis keperawatan;
d. Menyusun dan mengusulkan panitia-panitia yang berada dibawah Komite
keperawatan;
e. Melaksanakan etika profesi;
f. Mengatur kewenangan profesi anggota SPF;
g. Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan;
h. Memberikan masukan kepada Direktur perihal pengembangan pelayanan
keperawatan.
i. Dalam melaksanakan tugas Komite Keperawatan disamping dibantu oleh Wakil
Ketua dan Sekretaris serta pengurus lainnya juga dibantu oleh Sub Komite /
Panitia yang anggotanya terdiri dari anggota SPF an tenaga Profesi lainnya secara
insidensil.
j. Sub Komite adalah merupakan kelompok kerja khusus didalam Komite
Keperawatan yang dibentuk berdasarkan kebutuhan RSUD untuk mengatasi
masalah khusus.
k. Pembentuka Panitia didalam Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur atas
usulan Ketua Komite Keperawatan berdasarkan pertimbangan Kepala Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan.
l. Dalam menjalankan tugas Komite Keperawatan diharapkan selalu menjalin
kerjasama secara horisontal dengan Instalasi terkait, dan seksi-seksi dibawah
jajaran Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan.
II. Instalasi
a. Instalasi merupakan unit penyelenggaraan pelayanan fungsional di rumah sakit,
merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan medik dan keperawatan, pelayanan
penunjang medik, kegiatan penunjang non medik.
b. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan fungsional.
c. Kepala Instalasi mempunyai tugas membantu direktur dalam penyelenggaraan
pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya dan bertanggungjawab melalui bidang
dan atau seksi masing masing.
d. Jumlah dan jenis instalasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit
dan perubahannya ditetapkan dengan keputusan Direktur sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
e. Kepala instalasi ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit

H. Satuan Pengawas Internal

Kriteria, komposisi dan Jumlah SPI

a. Pegawai yang ditugaskan pada Satuan Pengawas Internal adalah pegawai fungsional yang
dibentuk menjadi tim dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Memiliki etika, integritas dan kapabilitas yang memadai;
b) Mempunyai komitmen dalam meningkatkan kualitas diri dan meningkatkan kinerja
RSUD;
c) Bersedia untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan SPI;
d) Memahami tugas pokok dan kewajiban di bidang pengawas internal;
e) Memiliki pengetahuan yang memadai atas keseluruhan tugas pokok dan kewajiban di
setiap Bidang/Bagian pada RSUD;
f) Mempunyai sikap independen dan obyektif terhadap obyek yang diaudit.
g) Komposisi tim terdiri dari :
a. Pengendali Mutu yang berfungsi membina, merencanakan, mengkoordinasikan
dan mengawasi tim dalam setiap penugasan dan memediasi hasil pengawasan
dengan Direktur;
b. Pengendalian teknis yang berfungsi mengawasi tim secara teknis operasional
dalam penugasan yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap prosedur
audit/pengawasan dan mereviu draft laporan yang disusun oleh ketua tim;
c. Ketua Tim yang berfungsi melaksanakan audit internal sesuai dengan prosedur
audit dan menyusun laporan hasil pengawasan;
d. Anggota Tim yang berfungsi membantu ketua tim dalam melaksanakan tugas
uadit internal.
e. Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari
satu tim yang jumlahnya ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2. Volume dan / atau kompleksitas pelayanan.

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok Satuan Pengawas Internal adalah ;

a. Mengadakan penelitian terhadap sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya


pada RSUD untuk memberikan saran-saran perbaikannya;
b. Memimpin Tim SPI melaksanakan pemeriksaan sesuai penjadwalan;
c. Membuat laporan hasil pemeriksaan kepada Direktur;
d. Melakukan pembinaan terhadap Staf SPI;
e. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain di RSUD;
f. Mempersiapkan bahan manajemen review;
g. Melakukan pengembangan staf SPI dan melakukan pendidikan staf SPI;
h. Menyusun perencanaan/program kerja tahunan dan pelaksanaan pengawasan secara
berkala;
i. Membuat laporan hasil pengawasan;
j. Mengadakan evaluasi terhadap Tim secara berkala.

Fungsi satuan pengawas internal adalah membantu pejabat mengelola BLUD dalam hal :

a. Pengamanan harta kekayaan ;


b. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. Menciptakan efisienasi dan produktifitas ;dan
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam menerapkan praktek bisnis yang
sehat.

Tanggung Jawab dan Wewenang

a. Satuan Pengawas Internal ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur.
b. Satuan Pengawas Internal bertanggung jawab atas ketepatan dan kebenaran dalam hal:
1. Penjadwalan kerja.
2. Pelaporan dan prosedur unit.

Berdasarkan penugasan dari Direktur, Satuan Pengawas Internal mempunyai wewenang untuk :

1. Mendapatkan buku catatan, laporan dan bukti-bukti terkait dengan ruang lingkup
penugasan;
2. Meminta keterangan dari pegawai atas kegiatan yang dilaksanakannya;

Melaporkan kepada direktur atas adanya penyimpangan yang ditemukan.

2.1.3. Sumber Daya RSUD Pasaman Barat

Pada bagan struktur organisasi RSUD Pasaman Barat, terdapat 14 (empat belas) jabatan
struktural, yaitu:
 1 Jabatan Direktur, Eselon III a
 1 Jabatan Ka.Tata Usaha, Eselon III b
 3 Jabatan Kepala Bidang, Eselon III b
 9 Jabatan Kepala Sub Bagian/Bidang, Eselon Iva

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, RSUD Kab. Pasaman Barat di dukung
oleh Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
Tabel 2.1
Daftar Susunan Kepegawaian RSUD Pasaman Barat
Berdasarkan Pendidikan dan status KetenagaanTahun 2019
Status
No Jenis Tenaga Jml
ASN THL BLUD
I TENAGA MEDIS 25 9 0 34
Dokter Umum 1 6 0 7
Dokter Gigi 2 2 0 4
Dokter Spesialis Bedah 3 0 0 3
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 0 0 2
Dokter Spesialis Anak 1 1 0 2
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 3 0 0 3
Dokter Spesialis Mata 2 0 0 2
Dokter Spesialis THT 2 0 0 2
Dokter Spesialis Paru 2 0 0 2
Dokter Spesialis Saraf 1 0 0 1
Dokter Spesialis Ortopedi 1 0 0 1
Dokter Spesialis Radiologi 1 0 0 1
Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 0 0 1
Dokter Spesialis Anestesi 1 0 0 1
Dokter Spesialis Bedah Mulut 1 0 0 1
Dokter Spesialis Kulit Kelamin 1 0 0 1

II TENAGA KEPERAWATAN 107 101 0 208


S2 Manajemen Keperawatan 11 0 0 11
S1 Keperawatan + Ners 27 13 0 40
DIII Keperawatan 45 51 0 96
Pembantu Keperawatan/SPK 0 1 0 1
D4 Kebidanan 10 1 0 11
D3 Kebidanan 14 35 0 49
III KEFARMASIAN 10 12 11 33
Apoteker 2 3 3 8
S1 farmasi 0 1 0 1
AKAFARMA *) 8 8 8 24
IV KESEHATAN MASYARAKAT 4 5 0 9
S2 - Kesehatan Masyarakat 3 0 0 3
S1 - Kesehatan Masyarakat 8 4 0 12
D3 – Sanitarian 0 1 0 1
V GIZI 4 2 0 6
S1 - Gizi / Dietisien 1 2 0 3
Akademi / D3 - Gizi / Dietisien 3 0 0 3
VI KETERAPIAN FISIK 1 2 1 4
D3 Fisio Terapis 1 2 1 4
VII KETEKNISIAN MEDIS 22 30 3 55
D3 Perawat Anestesi 2 0 0 2
D3 Teknik Radiologi & Radioterapi 2 5 0 7
D3 Refraksionis Optisien 2 1 0 3
D3 Perekam Medis 5 7 0 12
D3 Teknik Elektromedik 1 2 0 3
D4 Analis Kesehatan 0 4 0 4
D3 Analis Kesehatan 7 11 3 21
D3 Perawat Gigi 3 0 0 3
VIII TENAGA NON KESEHATAN 10 57 0 67
Sarjana Teknik 1 0 0 1
S2 Kimia 1 0 0 1
Sarjana Ekonomi / Akuntansi 3 1 0 4
Sarjana Hukum 2 0 0 2
Sarjana Pendidikan Islam 1 0 0 1
D3 Akuntansi 0 2 0 2
Sarjana Muda Komputer 0 2 0 2
D3 Arsiparis 1 0 0 1
D3 Listrik/ Elektro 1 1 0 2
SMA / SMU 0 51 0 51
Jumlah 188 216 15 419

Menurut data di atas dapat dilihat bahwa kualitas dan kuantitas ketenagaan sudah merata,
karena tenaga dokter spesialis sudah mencukupi hanya saja perawat yang masih kurang belum
adanya tenaga fungsional lain dari berbagai jenjang dan multi disiplin ilmu yang akan
mempengaruhi pelayanan.

2.1.4. Sarana Prasarana dan Jenis Pelayanan

RSUD Pasaman Barat di bangun sejak tahun 2005 diatas tanah dengan luas ± 38.445 m²
dengan rencana luas bangunan ± 1.528 m² dengan rencana penyelesaian pada akhir 2021.

1. Sarana Prasarana
A. Sarana Bangunan Terdiri dari:
a) Gedung IGD
b) Gedung Poli Klinik, Yang terdiri Dari :
Poli Klinik Spesialis Anak
Poli Klinik Spesialis Kebidanan dan kandungan
Poli Klinik Spesialis Penyakit Dalam
Poli Klinik Spesialis Bedah
Poli Klinik Spesialis Mata
Poli Klinik Spesialis THT
Poliklinik Spesialis Paru
Poli Klinik Spesialis Syaraf
Poliklinik Orthopedi
Poli Klinik Kulit dan Kelamin
Poliklinik Spesialis Bedah Mulut
Poli Klinik Gigi
c) Gedung Rawat Inap VIP
d) Gedung Rawat Inap Klas I dan II
e) Gedung Rawat Inap Kelas III
f) Gedung Medical Record
g) Gedung Pemulasaran Jenazah
h) Gedung Gizi
i) Gedung Laboratorium
j) Gedung Radiologi
k) Gedung Farmasi
l) Gedung Gudang Barang
m) Gedung Komite Medik
B. Sarana Tempat Tidur
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat mempunyai kapasitas tempat
tidur sebanyak 145 Tempat Tidur dengan lokasi:

a) Ruang kelas III : 97 TT


b) Ruang Kelas I : 14 TT
c) Ruang Kelas II : 16 TT
d) Ruang VIP : 10 TT
e) Rawat Inap ICU : 8 TT
C. Fasilitas lain terdiri dari:
a) Listrik PLN : 70 Kva
b) Generator set : 30 KVA dan 200 KVA/160 KWA
c) Sumur Air Bersih Diperoleh Dari :
1. PDAM 1 Titik
2. Sumur Bor 2 Unit
3. Sumur Gali 1 Unit
d) Telepon : PABX Sistem dan Handphone

2. Jenis Pelayanan Yang Tersedia


RSUD Pasaman Barat memberikan pelayanan kesehatan baik umum maupun
spesialis dengan rincian sebagai berikut:
A. Pelayanan IGD/ Pelayanan Gawat Darurat
B. Pelayanan Medis
1. Dokter Spesialis
a. Penyakit Dalam
b. Bedah
c. Anak
d. Kebidanan dan Kandungan
e. Mata
f. Paru
g. THT
h. Neurologi
i. Orthopedi
j. Bedah Mulut
k. Kulit kelamin
l. Radiologi
m. Anastesi
n. Patologi Klinik
2. Dokter Umum
3. Dokter Gigi
C. Pelayanan Penunjang :
a. Rekam Medik
b. Radiologi
c. Fisioterapy
d. Farmasi
e. Gizi
f. Bank Darah Rumah Sakit
g. Pemulasaran Jenazah
h. IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)
i. Laundry
j. Ambulance
D. Pelayanan Rawat Inap
1. Rawat Inap Klas III : 97 TT
a. Bedah : 15 TT
b. Anak : 12TT
c. Penyakit Dalam : 26 TT
d. Kebidanan (Obstetri & Ginekologi) : 10 TT
e. Paru : 12 TT
f. Mata : 2 TT
g. THT : 3 TT
h. Bayi : 17 TT
2. Rawat Inap ICU : 8 TT
3. Rawat Inap Klas II : 16 TT
4. Rawat Inap Klas I : 14 TT
5. Rawat Inap VIP : 10 TT
2.1.5. Kinerja Pelayanan RSUD Pasaman Barat

Untuk menilai tingkat keberhasilan atau memberikan gambaran tentang keadaan


pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi, yaitu : tingkat pemanfaatan sarana
pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan

Tabel 2.2
Capaian Indikator Pelayanan RSUD Pasaman Barat
Tahun 2014 s/d 2018

Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018

1 BOR 64% 52 % % % %

2 LOS 4 hari 4 hari 5 hari 4 hari 4 hari

3 BTO 59 kali 53 kali 51 kali 59 kali 53 kali

4 TOI 2 hari 3 hari 2 hari 2 hari 3 hari

5 GDR 28/ 1000 45/1000 43/ 1000 28/ 1000 45/1000

6 NDR 17/ 1000 14/1000 19/ 1000 17/ 1000 14/1000

Ket :
GDR ( per seribu ) NDR ( per seribu )
BOR = Tingkat hunian LOS = Lama hari perawatan
GDR = Angka kematian Kasar NDR = Angka Kematian Bersih
1. Bed Occupancy Rate (BOR)
adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Rata-rata tingkat pemanfaatan
tempat tidur rawat inap pada tahun 2015 adalah 52 % dengan BOR tertinggi terjadi
pada kelas III. selama tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
angka ini berada dibawah standar yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu 60 – 85 %.
2. Length of Stay (LOS)
adalah Average Length of stay (AvLOS) mempunyai arti rata-rata lamanya seorang
pasien dirawat. Indikator ini secara umum bisa memberi gambaran efisiensi
pelayanan di rumah sakit hal ini juga menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu
pelayanan RSUD Pasaman Barat. Rata-rata lama rawatan seorang pasien adalah 4
hari. Angka ini sudah berada dibawah dibawah parameter ideal yaitu 6-9 hari, yang
artinya lama pasien dirawat rata-rata sangat efisien.
3. Turn Over Interval (TOI)
Adalah tingkat hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat sampai terisi
berikutnya. Rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi
berikutnya adalah 1 hari. Angka ini masih ideal karena idealnya tempat tidur kosong
hanya dalam waktu 1-3 hari, artinya rata- rata tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi
ke saat terisi berikutnya cukup. Interval pemakaian tempat tidur (TOI), yaitu suatu rata-
rata hari yang menggambarkan interval pemakaian tempat tidur dari saat terakhir terisi
ke saat terisi berikutnya. Indikator ini sebagaimana halnya indikator BTO
penggunaannya tidak berdiri sendiri, akan tetapi bersama-sama dengan indikator LOS,
BTO dan BOR melalui analisis Barber & Johnson untuk menilai tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur rumah sakit. Rasio TOI selama tahun 2011 mencapai 1 hari,
TOI tahun 2012 bertambah menjadi 3 hari, tahun 2013 menurun menjadi 2 hari, tahun
2014 tetap dengan 2 hari dan tahun 2015 . angka-angka ini masih sesuai standar yang
ditetapkan kementerian kesehatan ( 1- 3 hari )

4. Net Death Rate (NDR)


Adalah angka kematian pasien rawat inap yang dirawat lebih atau sama dengan 48 jam
untuk tiap 1000 penderita keluar baik hidup atau mati pada periode tertentu. Indikator ini
lebih bermakna dalam penilaian mutu pelayanan rumah sakit, karena jika dibandingkan
dengan yang meninggal <48 jam setelah dirawat lebih memberikan gambaran upaya
rumah sakit dalam menyelamatkan jiwa pasien. Pasien yang meninggal >48 jam
setelah dirawat sangat dipengaruhi oleh tingkat keparahan pasien pada waktu
masuk rumah sakit. Oleh karena itu untuk menilai mutu pelayanan di rumah sakit,
indikator angka kematian yang dipakai adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
(NDR).
5. Gross Death Rate (GDR)
Adalah angka kematian pasien rawat inap yang dirawat lebih atau sama dengan 48 jam
untuk tiap 1000 penderita keluar baik hidup atau mati pada periode tertentu. Indikator ini
lebih bermakna dalam penilaian mutu pelayanan rumah sakit, karena jika dibandingkan
dengan yang meninggal <48 jam setelah dirawat lebih memberikan gambaran upaya
rumah sakit dalam menyelamatkan jiwa pasien. Pasien yang meninggal >48 jam
setelah dirawat sangat dipengaruhi oleh tingkat keparahan pasien pada waktu
masuk rumah sakit. Oleh karena itu untuk menilai mutu pelayanan di rumah sakit,
indikator angka kematian yang dipakai adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
(NDR).

Tabel 2.3
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014 s/d 2018

No Unit Pelayanan 2014 2015 2016 2017 2018

1 Poliklinik Bedah 3343 3503

2 Poliklinik Anak 1594 1778

3 Poliklinik Kandungan 489 1037

4 Poliklinik Gigi dan Mulut 614 849

5 Poliklinik Mata 2113 2261


6 Poliklinik Umum 900 454

7 Poliklinik penyakit Dalam 3200 3312

8 Poliklinik Paru 1340 1611

9 Poliklinik THT 484 1538

10 Poliklinik Neurologi 1136 2351

11 Poliklinik Fisioterapi 1556 1049

12 IGD 10779 7470

Total 27548 27548

Dari tabel dapat dilihat adanya peningkatan jumlah pasien rawat jalan terutama pada
tahun 2013 dan 2014. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan kembali -1,2%. Penurunan
tertinggi pada tahun 2015 adalah pada poliklinik umum danIGD.

Tabel 2.4
Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2014 s/d 2018
No Ruang Rawat Inap 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penyakit Dalam/Internist 1147 883

2 Paru 287 295

3 Kesehatan Anak/Bayi 641 505

4 Bedah 671 612

5 Obstetri & Ginekology 491 670

6 Klas I/II 1172 1296

7 VIP 562 613

8 RRI Intensif/HCU 0 167

9 RRI Mata 61 45

Total 5032 5086

Untuk pasien rawat inap secara umum terjadi peningkatan jumlah pasien dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8% per tahun, walaupun pada
tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pasien sebesar -4,8%.

2.1.6. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Pasaman Barat


Saat ini Pemerintah telah memberlakukan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
merupakan bentuk reformasi di bidag kesehatan dengan tujuan mengatasi permasalahan
fragmentasi dan pembagian jaminan kesehatan.

JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan melalui
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib. Program ini dimulai tahun 2014 dan
pada tahun 2019 seluruh Warga Negara Indonesia telah dicover oleh Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Namun fakta dilapangan rumah sakit banyak mengalami kendala dalam
memberikan pelayanan kepada pasien JKN. Rendahnya tarif yang diterima oleh rumah sakit
menjadi salah satu penyebabnya. Perubahan pola penyakit dari penyakit menular kepada
penyakit tidak menular (degeneratif) juga menjadi isu penting yang menjadi tantangan rumah
sakit ke depan.

Beberapa tantangan utama rumah sakit ke dalam 5 tahun ke depan antara lain :

1. Pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular yang
menyebabkan biaya pelayanan kesehatan menjadi lebih tinggi.
2. Pola tarif JKN dengan sistem paket INA CBGs memerlukan strategi dan inovasi pelayanan
agar tidak merugikan rumah sakit.
3. Rendahnya pemanfaatan tekologi informasi dalam manajemen pelayanan sehingga
memperlambat pelayanan dan biaya pelayanan menjadi lebih tinggi.
4. Tingkat kepedulian dan pengetahuan masyarakat akan kesehatan pribadi dan lingkungan
juga mempengaruhi keberhasilan terapi pengobatan di Rumah Sakit.
5. Tarif Layanan sudah diatur oleh Peraturan Daerah namun perhitungan tarif belum
berdasarkan perhitungan real cost dari masing-masing jenis layanan, sehingga besar
kemungkinan banyak tarif yang ada dibawah harga keekonomian.
6. Pertumbuhan rumah sakit pesaing dengan basis pasar/konsumen yang sama yang berpotensi
mengurangi pangsa pasar RSUD Pasaman Barat.

Sementara itu beberapa peluang (opportunities) yang dapat diidentifikasi untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di kabupaten Pasaman Barat antara lain :

1. Pertumbuhan peserta JKN yang tinggi dimana pada tahun 2019 seluruh warga negara
Indonesia sudah menjadi peserta JKN menjadi peluang pertumbuhan kunjungan ke Rumah
sakit yang berarti pertumbuhan pendapatan.
2. RSUD Pasaman Barat merupakan satu dari dua rumah sakit yang berada di kabupaten
Pasaman Barat dengan jumlah penduduk 410.307 jiwa.
3. Dukungan pendanaan belanja modal alat dan bangunan dari Pemerintah daerah melalui
APBD dan melalui Pemerintah Pusat melalui DAK dan APBN.
4. Pola pengelolaan keuangan RSUD Pasaman Barat telah berbentuk PPK-BLUD yang
memberikan fleksibilitas dalam penggunaan anggaran.
5. Lokasi RSUD Pasaman Barat yang strategis.

Anda mungkin juga menyukai