Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 pada pasal 43 disebutkan bahwa
Rumah sakit Daerah Kabupaten merupakan salah satu Unit Pelaksana teknis daerah
kabupaten/kota berupa rumah sakit daerah kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat
fungsional dan unit pelayanan yang bekerja secara profesional. Di Dalam pasal 44 ayat (7)
disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata hubungan kerja rumah
sakit daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 serta pengelolaan keuangan
rumah sakit Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) di atur
dalam Peraturan Presiden. Oleh karena Peraturan Presiden tersebut belum keluar maka struktur
organisasi rumah sakit masih mengacu kepada Peraturan Daerah nomor 10 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sebagai. Secara umum rumah
sakit mempunyai tupoksi telah diatur dalam UU 44 tahun 2009 pasal 4 dan secara khusus diatur
dalam Peraturan Bupati Kab. Pasaman Barat Nomor 66 Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Serta Uraian Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat , menyatakan
tugas dan fungsi RSUD Pasaman Barat adalah sebagai berikut :
Adapun Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola RSUD Pasaman Barat
sebagaimana ditetapkan dalam Perda Pasaman Barat Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sebagai berikut :
1. Direktur
2. Bagian Tata Usaha
- Subag Umum dan Perlengkapan
- Subag Kepegawaian dan Diklat
- Subag Keuangan
3. Bidang Pelayanan
- Seksi Pelayanan Medis
- Seksi Pelayanan Keperawatan
4. Bidang Penunjang
- Seksi Penunjang Pelayanan Medis
- Seksi Penunjang Non Medis
5. Bidang Perencanaan dan Program
- Seksi Sarana dan Prasarana
- Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
6. Kelompok jabatan Fungsional :
a. Instalasi
- Rawat Jalan
- Rawat Inap
- Gawat Darurat
- Bedah Sentral
- Perawatan Intensif
- Radiologi
- Farmasi
- Gizi
- Laboratorium
- Fisioterapi/Rehab Medik
- Medical Record
b. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional
c. Komite Keperawatan dan Staf Perawat Fungsional
d. Komite Tenaga kesehatan lainnya dan staf tenaga kesehatan lainnya
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD PASAMAN BARAT
Direktur
Tata Usaha
Kelompok Jabatan
Fungsional
Berikut dapat dilihat uraian tugas pejabat struktural eselon III dan IV di lingkungan
RSUD Pasaman Barat.
a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
c. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pelayanan Medis :
a. Seksi pelayanan medis;
b. Seksi Keperawatan.
d. Bidang Perencanaan dan Program:
a. Seksi Sarana dan Prasarana;
b. Seksi Monitoring dan Evaluasi.
e. Bidang Penunjang terdiri dari:
a. Seksi Penunjang Pelayanan Medis;
b. Seksi Penunjang Pelayanan Non Medis.
f. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:
a. Komite Medik
b. Komite Keperawatan
c. Komite tenaga kesehatan lainnya
A. Sruktur Organisasi setelah Penerapan PPK-BLUD
Dalam rangka implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD), maka organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat perlu disesuaikan.
Struktur organisasi RSUD Pasaman Barat (sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas C) setelah
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), pemimpin
BLUD akan mengusulkan pembentukan dewan pengawas kepada Bupati
Perubahan lainnya dari struktur organisasi yang perlu dilakukan sesuai dengan kaidah
setelah penerapan PPK-BLUD adalah sebagai berikut:
Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola
BLUD berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Kebutuhan praktek bisnis yang sehat merupakan kepentingan
BLUD untuk meningkatkan kinerja keuangan dan non keuangan berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik. Fit and proper test yang dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh Bupati.
Pejabat pengelola dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) dan / non PNS yang profesional
sesuai dengan kebutuhan. Pejabat pengelola yang berasal dari non PNS dapat dipekerjakan
secara tetap atau berdasarkan kontrak.
Prosedur pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola BLUD yang berasal dari
PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Prosedur pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola yang berasal dari non PNS, diatur
lebih lanjut dengan keputusan Bupati. Masa jabatan Pejabat Pengelola selama-lamanya 5 (lima)
tahun terhitung sejak pengangkatannya dan setelah masa jabatan berakhir dapat diangkat kembali
untuk masa jabatan kedua kalinya apabila mempunyai prestasi yang baik yang dibuktikan dengan
kinerja RSUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
A.Direktur
1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas ketatausahaan meliputi surat menyurat, kearsipan,
ekspedisi dan penggandaan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi dan pelaksanaan dibidang umum, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan
serta Keuangan.
2) Untuk menyelenggarakan tugas, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan urusan umum perlengkapan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, pendidikan dan latihan;
c. Pelaksanaan urusan keuangan;
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.
3) Rincian tugas Bagian Tata Usaha :
a. Merencanakan program kerja tahunan Bagian Tata Usaha berdasarkan ketentuan
perundangan undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan agar bawahan
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar
pelaksanaan tugas efisien dan efektif;
d. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat diselesaikan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
e. Merumuskan kebijakan operasional pelaksanaan umum, perlengkapan dan keuangan,
mengendalikan dan membina pegawai dilingkungan RSUD Pasaman Barat,
menyelenggarakan upaya kesehatan agar dapat bekerja sesuai dengan petunjuk dan
ketentuan yang berlaku;
f. Menyelenggarakan pembinaan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
khususnya dibidang promotif, pencegahan dan pemulihan, rehalibitasi bidang
kesehatan RSUD Pasaman Barat;
g. Menghadiri rapat koordinasi dengan sector terkait untuk member informasi,
menerima informasi dan data dalam rangka pemantapan pelaksanaan
tugas,memberikan bahan pertimbangan kepada Direktur baik secara lisan maupun
tertulis untuk memberikan masukan mengenai ketatalaksanaan kegiatan RSUD
Pasaman Barat;
h. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan
mengkoordinasikan dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan;
i. Melaporkan pelaksanakan tugas kepada atasan berdasarkan hasil kerja sebagai bahan
evaluasi bagi atasan dan melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan baik
tertulis maupun lisan.
(1) Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai tugas Merencanakan, membagi
tugas, memberi petunjuk, mengatur bawahan dalam penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, menyelenggarakan layanan medis, keperawatan, promkes dan
kerohanian berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
tugas bidang medis, keperawatan, promkes dan kerohanian terselenggara dengan baik
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dan pengembangan pelayanan medis dan keperawatan;
b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medis dan keperawatan;
c. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.
(3) Rincian tugas Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan :
a. Merencanakan Program Kerja Tahunan bidang pelayanan sebagai bahan pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau lisan agar bawahan
mengtahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan yang berkaitan dengan tugas pokok dengan cara
tertulis atau secara lisan agar pelaksanaan tugas efisien dan efektif;
d. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat diselesaikan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
e. Menyusun, merumuskan bahan kebijakan teknis, bahan fasilitasi, SOP (standar
pelayanan medis dan keperawatan), Promkes dan kerohanian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agar pelayanan sesuai dengan standar kerja;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan unit-unit terkait di kabupaten,
propinsi, kementrian dan swasta berdasarkan undang-undang dan peraturan yang
berlaku untuk singkronisasi kegiatan pelayanan;
g. Melaksnakan pelayanan medis dan keperawatan, mengelola administrasi, menyusun
standar layanan medis, mengusulkan peserta diklat, monitoring dan evaluasi layanan
medis, keperawatan, promkes dan kerohanian sesuai dengan sasaran kerja;
h. Membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan
berkoordinasi dengan unit kerja terkait pelaksanaan tugas dan kegiatan;
i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas Bidang Pelayanan kepada atasan sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;dan
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
E.Bidang Penunjang
F.Dewan Pengawas
a. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai RBA yang diusulkan oleh
pejabat pengelola;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran
kepada Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
BLUD;
c. Melaporkan kepada Bupati tentang kinerja BLUD;
d. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan
BLUD;
e. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keunagan maupun non keuangan, serta
memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat
pengelola BLUD; dan
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
7) Masa Jabatan
Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
a. Rapat Dewan Pengawas terdiri dari rapat berkala, rapat khusus dan rapat tahunan.
b. Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan apabila yang hadir mencapai
qorum, yaitu 3 (tiga) orang anggota.
c. Dalam hal qorum tidak tercapai maka rapat diundur setengah jam dari jadwal yang
ditentukan dalam undangan.
d. Dalam hal qorum tetap tidak tercapai maka rapat diundur pada hari, jam, tempat dan
agenda yang sama pada minggu berikutnya tanpa surat undangan dengan tidak lagi
mempersoalkan jumlah anggota yang hadir.
e. Untuk kepentingan pengambilan keputusan yang akurat dapat dihadirkan pihak-
pihak yang terkait, termasuk mendatangkan ahli bilamana diperlukan.
f. Rapat berkala dilaksanakan paling sedikit 10 (sepuluh) kali dalam setahun.
g. Undangan rapat berkala harus disampaikan kepada seluruh anggota Dewan
Pengawas paling lambat 2 (dua) hari sebelum tanggal dilaksanakan.
h. Setiap undangan rapat harus dilampiri risalah singkat dari hasil rapat yang diadakan
sebelumnya, kecuali untuk rapat yang diadakan pertama kali.
i. Rapat khusus diadakan atas permintaan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
anggota atau karena adanya keadaan tertentu yang sangat urgen untuk segera
diselesaikan.
j. Undangan rapat khusus harus disampaikan kepada seluruh anggota 24 (dua puluh
empat) jam sebelum tanggal dilaksanakan dengan mencantumkan alasan dan
tujuannya secara spesifik.
k. Rapat khusus atas permintaan anggota harus diselenggarakan paling lambar 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya surat permintaan.
l. Rapat tahunan diselenggarakan sekali dlam setahun untuk mendengar dan membahas
laporan Direktur sebagai penanggung-jawab teknis operasional tentang kondisi
RSUD (termasuk laporan keuangan) serta untuk menyusun laporan tahunan Dewan
Pengawas kepada Bupati.
m. Undangan rapat tahunan dewan harus disampaikan kepada seluruh anggota paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan.
n. Setiap rapat khusus dan rapat tahunan Dewan Pengawas wajib dihadiri oleh segenap
anggota direksi serta pihak-pihak lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas.
o. Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas.
p. Dalam hal ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir maka rapat diadakan apabila
telah mencapai qorum dengan memilih salah seorang anggota untuk memimpin
rapat.
q. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugas pokok dan kewajibannya
sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (2) dan (3), kepada Bupati secara berkala
paling sedikit 1 (satu) dalam satu tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
I. Komite
Pembentukan Komite
a. Pegawai yang ditugaskan pada Satuan Pengawas Internal adalah pegawai fungsional yang
dibentuk menjadi tim dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Memiliki etika, integritas dan kapabilitas yang memadai;
b) Mempunyai komitmen dalam meningkatkan kualitas diri dan meningkatkan kinerja
RSUD;
c) Bersedia untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan SPI;
d) Memahami tugas pokok dan kewajiban di bidang pengawas internal;
e) Memiliki pengetahuan yang memadai atas keseluruhan tugas pokok dan kewajiban di
setiap Bidang/Bagian pada RSUD;
f) Mempunyai sikap independen dan obyektif terhadap obyek yang diaudit.
g) Komposisi tim terdiri dari :
a. Pengendali Mutu yang berfungsi membina, merencanakan, mengkoordinasikan
dan mengawasi tim dalam setiap penugasan dan memediasi hasil pengawasan
dengan Direktur;
b. Pengendalian teknis yang berfungsi mengawasi tim secara teknis operasional
dalam penugasan yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap prosedur
audit/pengawasan dan mereviu draft laporan yang disusun oleh ketua tim;
c. Ketua Tim yang berfungsi melaksanakan audit internal sesuai dengan prosedur
audit dan menyusun laporan hasil pengawasan;
d. Anggota Tim yang berfungsi membantu ketua tim dalam melaksanakan tugas
uadit internal.
e. Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari
satu tim yang jumlahnya ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2. Volume dan / atau kompleksitas pelayanan.
Fungsi satuan pengawas internal adalah membantu pejabat mengelola BLUD dalam hal :
a. Satuan Pengawas Internal ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur.
b. Satuan Pengawas Internal bertanggung jawab atas ketepatan dan kebenaran dalam hal:
1. Penjadwalan kerja.
2. Pelaporan dan prosedur unit.
Berdasarkan penugasan dari Direktur, Satuan Pengawas Internal mempunyai wewenang untuk :
1. Mendapatkan buku catatan, laporan dan bukti-bukti terkait dengan ruang lingkup
penugasan;
2. Meminta keterangan dari pegawai atas kegiatan yang dilaksanakannya;
Pada bagan struktur organisasi RSUD Pasaman Barat, terdapat 14 (empat belas) jabatan
struktural, yaitu:
1 Jabatan Direktur, Eselon III a
1 Jabatan Ka.Tata Usaha, Eselon III b
3 Jabatan Kepala Bidang, Eselon III b
9 Jabatan Kepala Sub Bagian/Bidang, Eselon Iva
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, RSUD Kab. Pasaman Barat di dukung
oleh Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
Tabel 2.1
Daftar Susunan Kepegawaian RSUD Pasaman Barat
Berdasarkan Pendidikan dan status KetenagaanTahun 2019
Status
No Jenis Tenaga Jml
ASN THL BLUD
I TENAGA MEDIS 25 9 0 34
Dokter Umum 1 6 0 7
Dokter Gigi 2 2 0 4
Dokter Spesialis Bedah 3 0 0 3
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 0 0 2
Dokter Spesialis Anak 1 1 0 2
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 3 0 0 3
Dokter Spesialis Mata 2 0 0 2
Dokter Spesialis THT 2 0 0 2
Dokter Spesialis Paru 2 0 0 2
Dokter Spesialis Saraf 1 0 0 1
Dokter Spesialis Ortopedi 1 0 0 1
Dokter Spesialis Radiologi 1 0 0 1
Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 0 0 1
Dokter Spesialis Anestesi 1 0 0 1
Dokter Spesialis Bedah Mulut 1 0 0 1
Dokter Spesialis Kulit Kelamin 1 0 0 1
Menurut data di atas dapat dilihat bahwa kualitas dan kuantitas ketenagaan sudah merata,
karena tenaga dokter spesialis sudah mencukupi hanya saja perawat yang masih kurang belum
adanya tenaga fungsional lain dari berbagai jenjang dan multi disiplin ilmu yang akan
mempengaruhi pelayanan.
RSUD Pasaman Barat di bangun sejak tahun 2005 diatas tanah dengan luas ± 38.445 m²
dengan rencana luas bangunan ± 1.528 m² dengan rencana penyelesaian pada akhir 2021.
1. Sarana Prasarana
A. Sarana Bangunan Terdiri dari:
a) Gedung IGD
b) Gedung Poli Klinik, Yang terdiri Dari :
Poli Klinik Spesialis Anak
Poli Klinik Spesialis Kebidanan dan kandungan
Poli Klinik Spesialis Penyakit Dalam
Poli Klinik Spesialis Bedah
Poli Klinik Spesialis Mata
Poli Klinik Spesialis THT
Poliklinik Spesialis Paru
Poli Klinik Spesialis Syaraf
Poliklinik Orthopedi
Poli Klinik Kulit dan Kelamin
Poliklinik Spesialis Bedah Mulut
Poli Klinik Gigi
c) Gedung Rawat Inap VIP
d) Gedung Rawat Inap Klas I dan II
e) Gedung Rawat Inap Kelas III
f) Gedung Medical Record
g) Gedung Pemulasaran Jenazah
h) Gedung Gizi
i) Gedung Laboratorium
j) Gedung Radiologi
k) Gedung Farmasi
l) Gedung Gudang Barang
m) Gedung Komite Medik
B. Sarana Tempat Tidur
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat mempunyai kapasitas tempat
tidur sebanyak 145 Tempat Tidur dengan lokasi:
Tabel 2.2
Capaian Indikator Pelayanan RSUD Pasaman Barat
Tahun 2014 s/d 2018
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 BOR 64% 52 % % % %
Ket :
GDR ( per seribu ) NDR ( per seribu )
BOR = Tingkat hunian LOS = Lama hari perawatan
GDR = Angka kematian Kasar NDR = Angka Kematian Bersih
1. Bed Occupancy Rate (BOR)
adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Rata-rata tingkat pemanfaatan
tempat tidur rawat inap pada tahun 2015 adalah 52 % dengan BOR tertinggi terjadi
pada kelas III. selama tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
angka ini berada dibawah standar yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu 60 – 85 %.
2. Length of Stay (LOS)
adalah Average Length of stay (AvLOS) mempunyai arti rata-rata lamanya seorang
pasien dirawat. Indikator ini secara umum bisa memberi gambaran efisiensi
pelayanan di rumah sakit hal ini juga menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu
pelayanan RSUD Pasaman Barat. Rata-rata lama rawatan seorang pasien adalah 4
hari. Angka ini sudah berada dibawah dibawah parameter ideal yaitu 6-9 hari, yang
artinya lama pasien dirawat rata-rata sangat efisien.
3. Turn Over Interval (TOI)
Adalah tingkat hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat sampai terisi
berikutnya. Rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi
berikutnya adalah 1 hari. Angka ini masih ideal karena idealnya tempat tidur kosong
hanya dalam waktu 1-3 hari, artinya rata- rata tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi
ke saat terisi berikutnya cukup. Interval pemakaian tempat tidur (TOI), yaitu suatu rata-
rata hari yang menggambarkan interval pemakaian tempat tidur dari saat terakhir terisi
ke saat terisi berikutnya. Indikator ini sebagaimana halnya indikator BTO
penggunaannya tidak berdiri sendiri, akan tetapi bersama-sama dengan indikator LOS,
BTO dan BOR melalui analisis Barber & Johnson untuk menilai tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur rumah sakit. Rasio TOI selama tahun 2011 mencapai 1 hari,
TOI tahun 2012 bertambah menjadi 3 hari, tahun 2013 menurun menjadi 2 hari, tahun
2014 tetap dengan 2 hari dan tahun 2015 . angka-angka ini masih sesuai standar yang
ditetapkan kementerian kesehatan ( 1- 3 hari )
Tabel 2.3
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014 s/d 2018
Dari tabel dapat dilihat adanya peningkatan jumlah pasien rawat jalan terutama pada
tahun 2013 dan 2014. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan kembali -1,2%. Penurunan
tertinggi pada tahun 2015 adalah pada poliklinik umum danIGD.
Tabel 2.4
Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2014 s/d 2018
No Ruang Rawat Inap 2014 2015 2016 2017 2018
9 RRI Mata 61 45
Untuk pasien rawat inap secara umum terjadi peningkatan jumlah pasien dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8% per tahun, walaupun pada
tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pasien sebesar -4,8%.
JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan melalui
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib. Program ini dimulai tahun 2014 dan
pada tahun 2019 seluruh Warga Negara Indonesia telah dicover oleh Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Namun fakta dilapangan rumah sakit banyak mengalami kendala dalam
memberikan pelayanan kepada pasien JKN. Rendahnya tarif yang diterima oleh rumah sakit
menjadi salah satu penyebabnya. Perubahan pola penyakit dari penyakit menular kepada
penyakit tidak menular (degeneratif) juga menjadi isu penting yang menjadi tantangan rumah
sakit ke depan.
Beberapa tantangan utama rumah sakit ke dalam 5 tahun ke depan antara lain :
1. Pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular yang
menyebabkan biaya pelayanan kesehatan menjadi lebih tinggi.
2. Pola tarif JKN dengan sistem paket INA CBGs memerlukan strategi dan inovasi pelayanan
agar tidak merugikan rumah sakit.
3. Rendahnya pemanfaatan tekologi informasi dalam manajemen pelayanan sehingga
memperlambat pelayanan dan biaya pelayanan menjadi lebih tinggi.
4. Tingkat kepedulian dan pengetahuan masyarakat akan kesehatan pribadi dan lingkungan
juga mempengaruhi keberhasilan terapi pengobatan di Rumah Sakit.
5. Tarif Layanan sudah diatur oleh Peraturan Daerah namun perhitungan tarif belum
berdasarkan perhitungan real cost dari masing-masing jenis layanan, sehingga besar
kemungkinan banyak tarif yang ada dibawah harga keekonomian.
6. Pertumbuhan rumah sakit pesaing dengan basis pasar/konsumen yang sama yang berpotensi
mengurangi pangsa pasar RSUD Pasaman Barat.
Sementara itu beberapa peluang (opportunities) yang dapat diidentifikasi untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di kabupaten Pasaman Barat antara lain :
1. Pertumbuhan peserta JKN yang tinggi dimana pada tahun 2019 seluruh warga negara
Indonesia sudah menjadi peserta JKN menjadi peluang pertumbuhan kunjungan ke Rumah
sakit yang berarti pertumbuhan pendapatan.
2. RSUD Pasaman Barat merupakan satu dari dua rumah sakit yang berada di kabupaten
Pasaman Barat dengan jumlah penduduk 410.307 jiwa.
3. Dukungan pendanaan belanja modal alat dan bangunan dari Pemerintah daerah melalui
APBD dan melalui Pemerintah Pusat melalui DAK dan APBN.
4. Pola pengelolaan keuangan RSUD Pasaman Barat telah berbentuk PPK-BLUD yang
memberikan fleksibilitas dalam penggunaan anggaran.
5. Lokasi RSUD Pasaman Barat yang strategis.