Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE
( ANC )

A. Defenisi
Kehamilan adalah periode dimana ovum telah di buahi dan berkembang
di da;am uterus, mengalami proses deverenisasi dan uterus berkembang sampai
bisa menunjang kehidupan di luar uterus.
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Guttmacher, 2007).
Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu
selama masa kehamilan. (Depkes RI 1997:26)

B. Tujuan pelayanan antenatal care (ANC), antara lain :

1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial
ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

C. Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T

1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).


Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 -
0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil
dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama
dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan

Usia Kehamilan sesuai Jarak dari simfisis


minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )


5) Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada
minggu ke-4.

Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid


Imunisasi TT Selang Waktu Lama Perlindungan
minimal
pemberian
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun
6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka
harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi
11 gr% atau lebih.
7) Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan..
8) Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau
tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9) Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10) Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali
sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
12) Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil
apusan darah yang positif.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 )

D. Pemeriksaan kehamilan

Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :


1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis ± 12 mgg
3) DJJ (+) dg Dopller ± 10-12 mgg
4) DJJ (+) dg fetoscop ± 20 mgg
5) Quickening ± 20 mgg

Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)


1) Hari + 7
2) Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan Taksiran Berat Janin
1) TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2) TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr

E. Fisiologoi kehamilan

1. Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).
2. Proses kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan
terjadi 3 fase yaitu:
1. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi
yang bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami
proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)

b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30
jam), 4 sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3
hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah
3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4
hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus
zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan
akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut
blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan
sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang
sehingga trofoblast bisa masuk endometrium dan siap
berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada
stadium blastokista) kedalam dinding uterus pada awal
kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir
rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak
cairan.(Marjati,dkk.2010 ; 37)
3. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi
proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell
mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm
serta mesoderm.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada
didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai
berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan
organ.
c. Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
- Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram,
sirkulasi tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi
berfungsi, terdapat refleks menghisap dan menelan, genitalia
tampak dan dapat ditentukan jenis kelaminnya.
- Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit
sangat transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak
subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.
- Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh
PB, wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan
kuku tumbuh sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar
X kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi
tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke
18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml urine
dikeluarkan setiap 24 jam.
- Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap
dengan vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam
merespon rangsangan.
- Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah
berkembang dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak
deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis
turun ke skrotum.
- Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih
membulat karena lemak disimpan disana, testis terus turun.
- Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit
masih tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat
didalam skrotum pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih
berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai
mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat
abdomen.
- Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum
sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang terdapat cukup
jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan tambahan BB
hampir 1 kg pada minggu tersebut. (Marjati,dkk, 2010; 39)

F. Tanda dan gejala kehamilan

1. Tanda presumtif kehamilan


a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
- Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
- Perut : Striae livide
Striae albican
Linea alba makin menghitam
- Payudara : hipepigmentasi areola mamae
- Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uterus.
c. Tanda Goodel (Pelunakan serviks)
d. Tanda Chadwiks.
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek.
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks.
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu.
g. Teraba Ballotement.
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif.
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon
ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan
diekskresi pada urine ibu.

3. Tanda Pasti (Positive Sign)


a. Gerakan janin dalam rahim.
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin.
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin.
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir)
d. Kerangka janin.
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG.(Marjati dkk, 2010:72-75)

G. Perubahan fisiologi ibu hamil

a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
Elastisitas vagina bertambah
Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

H. Ketidak nyamanan selama hamil

a. Nausea
Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di
pagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui secara pasti
puncak nausea dan muntah pada wanita hamil adalah pada usia
kandungan 11 minggu dan menghilang antara umur kehamilan 14 – 22
minggu
Cara meringankan:
1. Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
2. Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat tidur
dipagi hari
3. Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk menghindari stimulasi
refleks gag.
4. Istirahat
5. Gunakan obat – obatan
Tanda bahaya : hiperemesis gravidarum, kehilangan berat badan, tanda
– tanda kurang gizi

b. Peningkatan Frekuensi berkemih (TM I dan TM III)


Frekuensi kemih meningkat pada trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus sehingga membuat isthmus
menjadi lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang
membesar akibat adanya tekananlangsung pada uterus yang membesar.
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita
primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan :
a. Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kencing
b. Banyak minum di siang hari
c. Kurangi minum di malam hari.
Tanda – tanda bahaya : dysuria, oliguria, asymtomatic bacteriuria

c. Sakit punggung Atas dan Bawah


Karena tekanan terhadap akar syaraf sehingga kejang otot, ukuran
payudara yang semakin bertambah atau keletihan. Sebagian besar
disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena
titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat
menimbulkan spasmus.
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal, gunakan
mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat benda.
d. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan
kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama
kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan
menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III
karena pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Cara penanganan :
a. Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
b. Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan
kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
c. Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas
kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam
d. Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti
saat sedang berdiri.
e. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada
pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
a. Hindari menggunakan pakaian ketat.
b. Elevasi kaki secara teratur setiap hari
c. Posisi menghadap kesamping saat berbaring
d. Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan
vena-vena panggul
f. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
Penyebab:
a. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
b. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.
c. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
Cara penanganan :
a. Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari
lambung menjadi terlalu penuh
b. Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih
besar bagi lambung untuk menjalankan fungsinya
c. Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi
motilitas usus dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan
untuk pencernaan.
d. Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat
menyebabkan gangguan pencernaann.
g. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot
polos usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
a. Asupan cairan yang adekuat
b. Istirahat cukup
c. Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur
untuk menstimulasi peristaltik
d. Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
e. Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
f. Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan
postur tubuh yang bai, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi
otot abdomen bagian bawah secara teratur
h. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau
ketidakseimbangan rasio dan fosfor.selain itu uterus yang membesar
memberi tekanan pembulu darah panggul sehingga mengganggu
sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
a. Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya)
b. Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki
kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan
sirkulasi darah
c. Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
d. Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor

i. Kesemutan dan baal pada jari


Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada
saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal
pada jari-jari
Cara penanganan :
a. Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
b. Berbaring rileks
(Helen Varney, 2007 : 536-543 )

I. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella

Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah


Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange, coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan ABO
Darah
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika
ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur
cacing dan
parasit
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan
pada kondisi – kondisi
a. Diperlukan tanda pasti hamil
b. Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
c. Mencari sebab dari hidraamnion
d. Untuk menentukan kelainan anak

c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
a. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
b. Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
c. Mengetahui posisi plasenta
d. Mengetahui adanya IUFD
e. Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010;95-97)
KONSEP KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian ANC

1) Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati),
nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya

2) Pemeriksaan Fisik Diagnostik


(1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu
tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul
(kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis(tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau
ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion,
dan anak besar.
(4) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik
15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan
ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan
dicurigai mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7) Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak
simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
(8) Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala
janin kalau lebih dari 36 minggu

Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus
Leopold II :
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
(9) Tangan dan kaki
- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
(10) Pemeriksaan panggul
a. Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk
melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah,
bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan
masa atau cairan kista
b. Panggul : menggunakan spekulum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks
sudah membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c. Panggul : pemeriksaan bimanual
- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan
rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
- Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina
untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya
masa.

3) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :


Dari Janin :
- Djj pada bulan ke 4-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus

4) Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual dan muntah
2 Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan muntah
3 Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma
sekunder kehamilan
4 Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
5 Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
6 Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus

INTERVENSI

1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu
makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )

Intervensi :
(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya yang dianut
oleh ibu
(5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal
meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah
(7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi

2 Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi &
keparahan mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi

Intervensi :
(1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang kering,
penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi

3 Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma sekunder


kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas efektif
2) Kriteria Hasil :
(1) Melaporkan penurunan keluhan sesak
(2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
Intervensi :
(1) Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
(2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
(3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah rendah, aliran darah
ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan sehingga dapat
menyebabkan ibu merasa sesak
(4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk mampu mengatur
pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat berkurang
(5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan

4 Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal


1) Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan ketidaknyamanan
(2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan

Intervensi :
(1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
(2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
(3) Anjurkan pemakaian korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
(4) Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat
menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang akan menambah
keparahan hemoroid
(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga menyebabkan
kelelahan pada ibu
(8) Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil

5 Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan


ketidaknyamanan
1) Tujuan
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
2) Kriteria Hasil :
(1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
(2) Identifikasi langkah mengatasi situasi
(3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
Intervensi :
(1) Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
(2) Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
(3) Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas selam hamil
yang tidak mengganggu kehamilan
(4) Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting
susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan abortus

6 Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus


1) Tujuan :
Konstipasi tidak terjadi
2) Kriteria Hasil :
(1) Mempertahankan pola fungsi usus normal
(2) Mengidentifikasi perilaku beresiko
(3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi

Intervensi :
(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan
membantu merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Asuhan kebidanan I, 2010,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk perencanaan


dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.

Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC


Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

Anda mungkin juga menyukai