Anda di halaman 1dari 4

Penyakit Infeksi Pada Jantung

Infeksi Endokarditis

Infeksi Endokarditis adalah infeksi atau peradangan yang terjadi pada lapisan dalam
jantung yang disebabkan oleh berbagai penyebab seperti infeksi fokal pada gigi, bakteri(
staphylococcus, streptococcus, enterococcus), jamur (candida, aspergillus), patogen
intracelluler (coxiella ,bartonella ,chylmydia ,mycoplasm , dan berbagai penyebab
lain).penyebab terbanyak terjadinya penyakit ini biasanya adalah bakteri
streptococcus.Terdapat Faktor – faktor yang dapat memperberat terjadinya penyakit ini
yaitu seperti katup prostetik, degenarsi katup pada pasien usia lanjut, penggunaan obat
menggunakan jarum suntik, kateterisasi, dan pemakaian elektroda pacemaker.
Endokarditis diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu native valve endocarditis,
prosthetic valve endocarditis, penggunaan obat intrven, dan yang terakhir IE / ICD
electrodes.

Pada pasien dengan IE terdapat tanda dan gejala yag dirasakan seperti demam sekitar
95%, mual, penurunan berat badan, bunyi jantung murmur sekitar 85%, septic emboli
sekitar 20% hingga 50% pada otak, ginjal, limpa dan paru – paru, dan mikroembolisasi
perifer jarang terjadi. Dalam menegakkan diagnosis pasien dengan IE dapat dilakukan
pemeriksaan kultur untuk mengetahui bakteri apa yang menjadi penyebab dari IE
tersebut. Kultur bakteri ini merupakan pemeriksan yang memiliki sensitivitas tinggi yaitu
sekitar 85% hingga 90% , selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan lainnya seperti
Ecocardiografi .

Dalam menetukan apakah seseorang menderita infeksi endokarditis dapat menggunakan


kriteria Duke,dimana pada kriteria duke seseorang dikatakan menderita endokarditis
apabila pasien memiliki setidaknya 2 kriteria major atau 1 kriteria major dan 3 kriteria
minor atau memiliki 5 kriteria minor. Pada kriteria major dapat ditentukan lewat
pemeriksaan kultur darah dan pemeriksaan imaging . sedangkan untuk pemeriksaan
minor dapat ditentukan dengan melihat gejala yang terjadi seperti demam >38o C,
penggunaan obat suntikan, Vascular phenomena (kemerahan yang timbul di kulit),
fenomena immunologi seperti glomerulonephritis, Osler’s nodes, Roth’s spots, dan faktor
rheumatoid.

Terapi pada pasien endokrditis yaitu bisa dilakukan dengan terapi pembedahan untuk
pasien yang memiliki resiko tinggi( PVE , DM , usia ), gagal jntung dan syok, Agen
beresiko tinggi (S.aureus dan jamur). Sedangkan untuk terapi farmakologisnya dapat
dilakukan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan bakteri penyebab dari IE.
Dalam memberikan antibiotik biasanya menggunakan terapi kombinasikan dan tidak
menggunakan obat tunggal untuk mengurangi terjadinya resistensi. Golongan obat yang
dapat dikombinasikan antara lain Beta-Lactam (penicilin, cefalosporin), glykopeptide
(vancomycine), dan aminoglykosides (gentamicin). Tetapi apabila infeksi endokarditis
terjadi akibat karena adanya jamur maka bisa dilakukan terapi dengan pemberian obat
anti jamur. Pemberian antibiotik biasanya dilakukan selama 4 sampai 6 minggu terlepas
dari operasi. Bila pasien sudah tidak demam dan terdapat penurunan CRP maka itu
merupakan penanda yang baik untuk penyakit ini . Jika sudah berhasil maka tindakan
selanjutnya yahng harus dilakukan adalah TTE (< 2 minggu). Hentikan terapi jika CRP
telah kembali normal, TTE berhasil dan tidak terdapat embolisasi, serta tidak terjadinya
infeksi berulang.

Miokarditis

Miocarditis merupakan infeksi atau peradangan yang terjadi pada otot jantung yang
disebabkan oleh berbagai macam infeksi organisme, gangguan autoimun maupun agen
eksogen. Pada fase akut sekitar 0 – 2 minggu dapat terjadi efek sitotoksik langsung atau
sitotoksisitas yang dapat terjadi akibat dimediasi sel sedangkan Pada fase kronis > 2
minggu dan terjadi autoimun.

Etiologi dari miokarditis sekitar 50% belum diketahui apa penyebab pastinya, tetapi
banyak faktor yang dapat mneyebabkan penyakit ini seperti virus(enterovirus, Coxsackie
A, coxsackie B, adenovirus, parvovirus B19, Influenza, CMV, EBV, HCV, HIV , dan
berbagai virus alinnya ), Bacterial (streptococci, TBC,Diptheria, Borrelia, Chlamydia,
Mycoplasma) ,Jamur (Aspergillus dan candida), Protozoa (Trypanosoma cruzii), Obat –
obatan (antharcyclines, cocaine), demam rematik, autoimmune disorders (SLE , wegeners
granulomatosis).

Pada pasien dengan myocarditis gejala klinis yang biasanya ditimbulkan adalah gejala
seperti orang yang sedang flu, nyeri dada, dyspnea, palpitasi, arthralgias, malaise,
demam, pharyngitis, tonsilitis, gejala seperti gagal jantung, shock kardiogenik, dan
syncope .

Untuk menegakkan diagnosis miokarditis dapat dilakukan dengan melakukan


pemeriksaan hitung darah, erythrocyte sedimentasi rate level, CRP, screening
rheumatologic, kardiak biomarkers( Troponin I dan troponin T), Selain itu dapat
melakukan pemeriksaan titer antibodi virus, pemeriksaan EKG nonspesifik untuk melihat
adanya sinus tachycardi, segmen ST dan gelombang T yang berubah, terdapat AV blocks,
Echocardiography (TTE), coronary angiography, MRI, dan endomyocardial biopsy.

Terapi farmakologis yang dapat diberikan terhadap pasien miokarditis yaitu dengan
pemberian ACEI, Beta-Blocker, ARB, diuretic, Inotropic, IABP, LVAD pada shock, dan
tidak lupa pasien harus menghindari stres fisik. penggunaan imunosupresi rutin tidak
dianjurkan.

Perikarditis

Perikarditis adalah infeksi atau peradangan pada pericardium jantung yang ditandai
dengan nyeri dada yang khas, adanya pericardial friction rub pada auskultasi, dan
perubahan EKG pada segmen ST. Nyeri dada yang dirasakan biasanya dirasakan pada
daerah retrosternal lalu bisa menjalar ke trapezius, leher, bahu kiri dan kanan, atau
lengan. Nyeri biasanya pleuritic dan terasa terbakar atau menekan.Nyeri pada pericarditis
biasanya akan semakin memburuk saat inspirasi dalam, ketika tidur berbaring, atau saat
menelan, tetapi dapat berkurang saat pasien menunduk kedepan.

Hal yang dapat menyebabkan endocarditis masih bersifat idiopatik (50%) tetapi bnyak
faktor-faktor yang mugkin menjadi penyebabnya seperti virus (enterovirus, echovirus,
parvovirus, EBV, HIV), Bakteri (TBC, candida), Inflammatory disorders (RA,SLE,
scleroderma, demam rematik, dermatomyositis), Metabolic (gagal genjal , hipotirod),
Kardiovaskular disorders (acute MI, syndrome dressler), Iatrogenic (postpericardiotomic
, catheterization), Neoplasma, Obat – obatan, trauma, pneumonia, pulmonary infarction.

Untuk membantu menegakan diagnosis pericarditis dapat dilakukan pemeriksaan


penunjang seperti EKG biasanya akan ditemukan ST elevasi, PR depresi,dan kelainan
lainnya, Pemeriksaan rontgen dada (diperbesar jika effusi > 250 ml), MRI, dan lakukan
pemeriksaan laboratorium seperti kardiak marker (troponin I , troponin T) , hitung darah
lengkap, BUN, creatinin, dan elektrolit.

Terapi yang dilakukan pada pasien dengan pericarditis adalah jika penyebab spesifiknya
diketahui maka dihilangkan terlebih dahulu untuk gejalanya yang terjadi. Berikan NSAID
dalam dosis penuh selama 7-14 hari (ibuprofen 600-800 mg), pertimbangkan penggunaan
PPI untuk melindungi lambung ,berikan colchicine (rekurensi atau lebih dari 14 hari, 1
mg/hari) ,pemberian Kortikosteroid jika tidak ada respons terhadap penggunaan NSAID
serta colchicine.

Anda mungkin juga menyukai