Fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkorak. Fraktur
ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater yang melekat erat pada dasar tengkorak.
pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya rhinorrhea dan racon eyes sign pada fraktur
basis cranii fossa anterior, atau ottorhea dan battle’s sign pada fraktur basis cranii fossa media.
3. Gangguan Penciuman
Gangguan penciuman dapat disebabkan oleh cedera langsung (avulsi nervus olfaktori
pada plate cribriform) atau trauma tidak langsung pada nervus olfaktori. Berbagai metode
dapat digunakan untuk menguji kemampuan penciuman.Bau memiliki ambang deteksi
dan pengenalan bau. Pengujian zat dapat dibagi menjadi:
a. Bau murni yang hanya dapat merangsang saraf penciuman (kopi, vanili, kayu manis).
b. Bau yang juga merangsang saraf trigeminal (mentol, formalin, amoniak, cuka).
c. Bau yang juga merangsang indra perasa (chloroform, piridin).
Disfungsi penciuman , hanya mempengaruhi saraf trigeminal dan sensasi rasa yang dirasa.
Bensin adalah salah satu contoh zat yang cocok untuk melakukan uji sederhana
kemampuan penciuman (tes uji kemampuan penciuman subjektif). Sebuah kapas yang
dicelupkan kedalam bensin diletakkan didepan satu lubang hidung (dengan lubang hidung
lainnyta ditutup). Jika penciuman pasien intak maka dia dapat mencium bau bensin
tersebut.Uji simulasi dengan menempatkan aroma murni (misalnya peppermint atau
kayu manis) dilidah. Jika pasien anosmia, ia akan mengalami sensasi manis atau dingin.
Jika pasien memiliki ageusia, maka ai akan mengakami sensasi sejuk.
4. CSF Rhinorea
Kebocoran cairan serebrospinal dapat terjadi sebagai trauma cedera primer maupun
sekunder (beberapa minggu hingga bulan setelah trauma). Rinorea cairan serebrospinal
dapat terjadi hanya jika ada fistula cairan serebrospinal (terdapat hubungan antara ruang
intrakranial dan ruang udara di tulang wajah.Kebocoran cairan serebrospinal dapat
didiagnosis dengan menggunakan endoskopi, tes imunologi, contras radiografi atau
dengan metode dye.
5. CSF otore
CSF otore disebabkan oleh hancurnya pertahanan yang memisahkan telinga tengah
dengan CSF diotak. Ketika itu terjadi maka CSF akan keluar dari telinga.CSF otore yang
terjadi setelah trauma seringkali akan berhenti dengan spontan dalam 1-2 minggu. Jika
tidak maka diperlukan tindakan operasi.
6. Pneumocephalus
Pneumochepalus yaitu adanya udara diintrakranial. Penigkatan tekanan dihidung dan
sinus paranasal meyebabkan udara bocor melalui defect pada basis cranii yang akan
mengakibatkan adanya udara di epidural,subdural/subarachnoid maupun intracerebral.
7. Meningitis
Meningitis terjadi dalam hitungan jam atau hari setelah cedera. Hal ini disebabkan oleh
infeksi keventrikel. Tanda-tanda khas dari meningitis adalah mengantuk, leher kaku,
kernig atau lasgue sign positif.