Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA

Disusun Oleh :

Mut Mainatul Khomsah (180210147)

Arini Iga Pratiwi (180210161)

Anisa (180210168)

Putri Anjelina Tambunan (180210153)

Ellyasna Anggita Br Ginting (180210142)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata
Kuliah Administrasi Pembangunan dengan judul Pembangunan Sumber Daya
Manusia. Melalui kata pengantar ini kami memohon maaf apabila isi makalah ada
kekurangan dan penulisan kata dan apabila terdapat kata kata yang menyinggung
perasaan pembaca oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

BAB I ........................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5

1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 5

BAB II....................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6

A. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA .......................................................... 6

B. KONDISI DAN PERMASALAHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI


INDONESIA ........................................................................................................................ 7

C. SDM DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA ....... 11

1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk ........................................................................ 12

2. Kesehatan Rakyat dan Pembangunan ................................................................ 13

3. Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pendidikan ............................................... 14

4. Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia .......................................................... 15

5. Migrasi dan Pembangunan. ................................................................................. 18

KESIMPULAN ....................................................................................................................... 19

SARAN ................................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia
ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha
mengambil manfaat materi yang tersedia dilingkungannya guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Banyak sedikitnya jumlah penduduk serta unsur-unsur yang berkaitan
dengan jumlah dalam batas tertentu merupakan potensi dalam bidang pembangunan.
Dengan jumlah penduduk yang banyak merupakan sumber daya manusia untuk
melakukan pembangunan.
Bangsa yang sedang membangun melalui pembangunan nasional yang
berusaha meningkatkan hasilnya di segala bidang kehidupan. Pembangunan nasional
akan lebih bermakna sejauh pembangunan itu mampu mewujudkan tujuan hakiki
kebudayaan. Sumber daya manusia sebagai pendukung pembangunan adalah perilaku
produktif dari manusia dalam bentuk tindakan nyata, sikap dan pengetahuan yang
kondusif bagi terjadinya perubahan-perubahan dari tradisi, sikap dan fikiran dalam
menghadapi hari depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pembangunan. Oleh
karena itu dalam melaksanakan pembangunan suatu wilayah atau negara perlu
diketahui keadaan sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Semakin
lengkap dan tepat data mengenai sumber daya manusia yang tersedia, semakin mudah
dan tepat pula perencanaan pembangunan yang di buat.
Menurut GBHN, penduduk Indonesia, salah satu modal dasar pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi (tingkat pendidikan,
kesehatan dan gizi) akan menjadi modal pembangunan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan. Oleh karena itu, kebijakan dalam bidang kependudukan perlu diarahkan
untuk mencapai jumlah penduduk yang menguntungkan serta kualitas tertentu yang
diharapkan dapat mencapai sasaran pembangunan tertentu.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi syarat mutlak untuk
melaksanakan pembangunan. Setiap manusia dituntut kompetensi individunya untuk
berinovasi guna memacu pembangunan ekonomi disegala bidang. Meningkatkan
kualitas SDM merupakan investasi manusi jangka panjang, karena setiap orang
menempuh jalur pendidikan tidak secara otaomatis menjadikan dirinya berkualitas.
Masih diperlukan proses dalam dunia kerjanya menuju ke jenjang yang lebih ahli atau
berkualitas.

Namun, saat ini SDM di Indonesia masih belum memliki kualitas yang dapat
mendukung laju pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh
berbagai hal, dari masalah pendidikan, kesejahtraan sosial, ketenagakerjaan, dan lain
sebagainya. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai masalah SDM di
Indonesia dan bagaimana cara meningkatkan kualitas SDM yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pembangunan sumber daya manusia?


2. Bagaimana kondisi dan permasalahan Sumber Daya Manusia Indonesia?
3. Cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia.

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui bagaimana peran Sumber Daya Manusia dalam pembangunan
nasional.
2. Untuk Menegtahui masalah Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia.
3. Mengetahui bagai mana cara meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk
menunjang pembangunan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA


Secara sederhana (secara objektif) sumber daya diartikan sebagai alat untuk
mencapai tujuan, atau kemampuan untuk memperoleh keuntungan. Sedangakan secara
subjektif , sumber daya dapat diartikan segala sesuatu baik berupa benda maupun
bukan benda yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara sederhana sumber daya manusia dapat diartikan sebagai seluruh
penduduk yang berada di suatu wilayah atau tempat dengan ciri-ciri demografis dan
sosial ekonomis.
Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data
kependudukan yang dimiliki oleh suatu daerah atau negara yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu bangsa atau negara.
Sumber daya manusia harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas.
Segi kuantitas bersangkut paut dengan jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk.
Sedangkan kualitas terutama terutama dilihat dari beberapa aspek, seperti tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan, dan kualitas tenaga kerja yang tersedia.

Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa SDM adalah segala potenis
yang di miliki manusia baik berupa daya pikir, tenaga, keterampilan, emosi, dan potensi
lainya yang dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk memenuhi keinginannya
sendiri ataupun untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
B. KONDISI DAN PERMASALAHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI
INDONESIA
Pengembangan sumber daya manusia akhir-akhir ini menjadi perhatian para
pakar ilmu ekonomi. Teori-teori ekonomi tentang investasi dan kapital mulai
mengalami perubahan setelah terbukti bahwa sumber daya manusia memainkan
peranan paling vital dalam pembangunan ekonomi. Banyak negara industri maupun
negara industri baru memusatkan perhatiannya pada investasi sumber daya manusia
karena terbukti merupakan faktor yang signifikan.
Seperti pernah dituturkan oleh Harry Oshima, bahwa negara-negara Asia
Tenggara (kecuali singapura) disebabkan oleh perbedaan tingkat kualitas sumber daya
manusianya. Satu sisi negara-negara asia timur relatif lebih miskin dalam hal sumber
daya alam, bahkan dalam perang Dunia Kedua dan perang Korea sejumlah besar
infrastruktur sosial dan barang-barang modal mengalami kehancuran, tetapi dalam
pertumbuhan ekonominya ternyata kawasan ini berada beberapa tahap didepan. Ahli
ekonomi jepang ini kemudian mengambil kesimpulan bahwa faktor penting yang
membedakan kedua kelompok tersebut adalah sumber daya manusia.
Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu ekonomi mengalami perubahan
orientasi karena memperlihatkan objek bahasan baru tentang pentingnya investasi
sumber daya manusia dalam proses pembangunan. Faktor manusia yang sulit
dikuantifikasi kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi dan banyak dilupakan
oleh kelompok ekonom klasik maupun strukturalis, ternyata memainkan peranan
kunci. Faktor ini memang bersifat disembodied, tetapi pengaruhnya sangat nyata
terhadap pembangunan ekonomi.
Theodore Schultz, pakar ilmu ekonomi pemenang nobel, memulai kajian-kajian
tentang sumber daya manusia ini sejak tahun 1960-an, yang menekankan pentingnya
investasi sumber daya manusia dalam proses pembangunan. Dengan mengutip
perkiraan yang dilakukan oleh Edward Denison, Schultz melihat bahwa kegiatan
pendidikan mampu menyumbang sekitar 0,35 persen terhadap pertumbuhan ekonomi
pertahun di Amerika Serikat pada tahun 1909 sampai tahun 1929 , khususnya terhadap
pendapatan nyata (real in come) dinegri ini. Kontribusi pendidikan tersebut kemudian
meningkat menjadi 0,67 persen dalam periode tahun 1929- 1957.
Kekurangan mendasar dalam masalah sumber daya manusia inilah yang biasa
dijumpai di negara - negara tengah berkembang pada umumnya. Biasanya negara-
negara tengah berkembang mengalami dua masalah pokok dalam pembangunan
ekonomi. Pertama, karena kekurangan tenaga-tenaga ahli dengan keahlian yang kritis
(the shortage of person with critical skills) disektor modernnya dan kedua, kelebihan
tenaga kerja (surplus labor) disektor tradisional maupun sektor modernya. Jadi, strategi
pengembangan sumber daya manusia harus memperhatikan dua pokok persoalan
dalam :
a. Pengembangan keterampilan
b. Penyediaan kesempatan kerja yang produktif bagi sumber daya manusia yang masih
belum termanfaatkan secara optimal.
Kekurangan dan kelebihan tenaga kerja berkaitan satu sama lain dan
merupakan produk dari proses pembangunan yang inheren. Kekurangan sumber daya
manusia dengan keahlian yang sangat diperlukan adalah salah satu sebab dari kelebihan
tenaga kerja tanpa pekerjaan. Ini biasanya merupakan pasangan persoalan yang
menjadi pemandangan umum di negara-negara dunia ketiga.
Seperti dikemukakan oleh F.H. Harbison, kekurangan tenaga kerja keahlian
biasanya mudah dideteksi dalam beberapa kategori , antara lain sebagai berikut.
a. Dikebanyakan negara sedang berkembang kekurangan tenaga ahli biasanya terlihat
pada bidang-bidang yang sangat diperlukan seperti ilmuwan, insinyur, dokter,
agronomis dan beberapa ahli lainnya. persoalannya lebih berat lagi karena pada
umumnya mereka yang berkeahlian dalam bidang-bidang tersebut hanya mau bekerja
dikota-kota besar sehingga keahlian mereka biasanya sangat jarang digunakan secara
efektif. Sangat banyak pula yang mempunyai keahlian tertentu justru hanya bekerja
sebagai staf administrasi atau bidang lainnya yang berbeda.
b. Biasanya juga terlihat adanya kekurangan teknisi dan tenaga lapangan. Ini biasanya
lebih kritis karena para pemuda di negara-negara sedang brkembang tidak terbiasa
bekerja keras dilapangan. Mungkin karena ”priyayisme” pekerjaan-pekerjaan yang
sifatnya “kantoran” jauh lebih disenangi ketimbang menjadi teknisi dilapangan.
Disinilah justru letak persoalannya sehingga investasi sumber daya manusia tidak
terlepas dari sikap budaya masyarakat bersangkutan.
c. Kekurangan tenaga profesional dibidang manajemen dan administrasi. Baik disektor
swasta maupun sektor pemerintah. Ini biasanya terjadi sehingga pengembangan
pembangunan ekonomi tidak didukung oleh kemampuan bersaing sumber daya
manusianya.

Tiga masalah sumber daya manusia inilah yang dinilai menjadi bagian paling
kritis dalam proses pembangunan di negara-negara Dunia ketiga. Kelompok ini sangat
diperlukan kehadirannya dan biasanya disebut high level manpower atau human
capital. Yang sangat diperlukan bagi negara-negara sedang berkembang adalah
bagaimana mengembangkan proses akumulasi sumber daya manusia dalam arti
menambah jumlah dan kualitas orang-orang yang ahli, berketerampilan, berpendidikan
dan berpengalaman pada bidang-bidang yang sangat diperlukan dalam pembangunan
ekonomi. Hal ini akan menjadi investasi pemerintah dalam jangka panjang.
Pendekatan ini dipakai oleh para ahli ekonomi dalam menerangkan investasi
sumber daya manusia. Prinsip dasar human capital formation sama saja dengan proses
investasi dalam konteks barang, tetapi berbeda dalam pendekatan praktisnya. Tetapi di
dalam pikiran para ahli ekonomi seperti Schultz, Myrdal, maupun Kuznetz, investasi
sumber daya manusia harus dilakukan sejalan dengan investasi barang-barang modal.
Tingkat pembangunan suatu bangsa biasanya sangat berkaitan dengan tingkat
investasi sumber daya manusianya baik dilihat dari stok maupun tingkat akumulasinya.
Pembangunan yang progresif sangat memerlukan sumberdaya manusia dalam kpasitas
yang tinggi untuk mengembangkan pelayanan pemerintah, membangun sektor
pertanian yang modern, industrialisasi, dan berbagai kegiatan pembangunan lainnya.
dengan kata lain, modernisasi yang ditopang oleh serangkaian inovasi, invensi, dan
perubahan-perubahan sangat memerlukan sumber daya manusia dengan kualitas yang
tinggi.
Dengan demikian, Harbison mengemukakan generalisasi bahwa strategi
akumulasi sumber daya manusia harus selalu diatas tingkat perkembangan angkatan
kerja. Peningkatan tenaga-tenaga insinyur, misalnya kehendaknya dipercepat diatas
peningkatan angkatan kerja secara menyeluruh untuk bisa mencapai perkembangan
ekonomi yang progresif. Lebih lanjut, peningkatan investasi sumber daya manusia
harus pula diatas tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Ini sulit dilakukan dan tampaknya tidak terlalu relevan untuk memacu
perkembangan secepat itu mengingat keadaan sumber daya manusia negara-negara
sedang berkembang masih terbelakang. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana
membangun dan menstimulasi pertumbuhan kualitas sumber daya manusia, baik dari
segi keterampilan (skill) maupun budaya kerjanya (culture of work. Yang pertama bisa
dibangun dengan mengembangkan training yang efektif dan kesempatan kerja yang
mapan, sedangkan yang kedua dikembangkan dengan pembangunan pendidikan formal
maupun nonformal dan pembangunan politik secara umum.
C. SDM DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN EKONOMI DI
INDONESIA

Sebelum kita berbicara mengenai peran sumber daya manusia dalam


pembangunan ekonomi Indonesia, terlebih dahulu mari kita bahas mengenai
Pembangunan Ekonomi. Pada Umumnya Pembangunan ekonomi diartikan sebagai
serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan
ekonominya sehingga infrastuktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak,
dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin
meningkat.

Dalam pembangunan ekonomi suatu negara melibatkan faktor-faktor yang


berperan penting, salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM). Keadaan SDM
suatu negara sanggat mempengarui pembangunan ekonomi negara tersebut. Untuk
dapat mempercepat tingkat pembangunan ekonomi maka diperlukan SDM yang unggul
diberbagai bidang.

Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya peningkatan sumberdaya


manusia (SDM), yaitu : (1) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas
manusianya seperti jasmani, rohani, dan kejuangan, maupun kualitas kehidupannya
seperti perumahan dan pemukiman yang sehat; (2) Peningkatan kualitas SDM yang
produktif dan upaya pemerataan penyebarannya; (3) Peningkatan kualitas SDM yang
berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai IPTEK yang
berwawasan lingkungan, serta (4) Pengembangan pelantara yang meliputi
kelembagaan dan perangkat hukum yang mendukung peningkatan kualitas SDM.
Secara oprasional, upaya peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui berbagai
sektor pembangunan, antara lain sektor pendidikan, kesehatan, kesejahtraan sosial,
kependudukan, tenaga kerja, dan sektor-sektor pembangunan lainnya.
1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Irawan dan Suparmoko (1992) mengatakan bahwa penduduk memiliki dua peranan
dalam pembangunan ekonomi; satu dari segi penduduk berperan sebagai konsumen
dan dari penawaran penduduk bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu,
pertumbuhan penduduk yang cepat tidak selalu merupakan penghambat bagi
pembangunan ekonomi.

Sejarah mencatat bahwa di negara-negara yang sudah maju menunjukan bahwa


pertumbuhan penduduk yang pesat justru menyumbang terhadap kenaikan pendapatan
riil perkapita. Dengan kondisi tersebut maka terkumpul tabungan yang siap untuk
kebutuhan investasi. Dengan demikian tambahan penduduk di negara maju justru
menambah potensi masyarakat untuk menghasilkan dan juga sebagai permintaan yang
baru. Hal ini sesuai dengan teori A. Hansen (Irawan dan Suparmoko, 1992) mengenai
stagnasi keluar (Secular Stagnation), yang mengatakan bahwa bertambahnya jumlah
penduduk justru akan menciptakan/memperbesar permintaan agregatif, terutama
investasi.

Para pengikut Keynes tidak melihat tambahan penduduk sekedar sebagai tabahan
penduduk saja, tetapi juga melihat adanya suatu kenaikan daya beli (purchasing
power). Para pengikut Keyns juga menganggap adanya kemajuan dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja ini akan selalu mengiringi
kenaikan jumlah penduduk.

Bagi negara-negara sedang berkembang kenaikannya justru terbalik sama sekali,


yaitu bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat justru menghambat perkembangan
ekonomi. Kaum klasik seperti Adam Smith, Recardo, dan Robert Malthus (Irawan dan
Suparmoko, 1992) berpendapat bahwa akan selalu berkejaran antara pertumbuhan
output dengan pertubuhan penduduk, yang akhirnya dimenagkan oleh pertumbuhan
penduduk. Karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga kerja, maka paling tidak
akan terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Kalo penduduk tersebut
mendapatkan pekerjaan maka akan mendapatkan kesejahtraan bangsanya. Tetapi kalau
tidak mendapat pekerjaan, berarti mereka akan menganggur, dan justru akan menekan
standar hidup bangsanya menjadi lebih rendah.

2. Kesehatan Rakyat dan Pembangunan

Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab bagi gangguan kesehatan dan
kematian yang prematur. Sering tidak terpenuhi kebutuhan kalori sehari-hari yang
diperlukan secara minimal untuk menjaga kesehatan. Persyaratan minimal mengenai
kebutuhan kalori, protein, vitamin dan unsur-unsur mineral dalam makanan harus
diperhatikan dari sudut mutu SDM dalam proses pembangunan. Hal itu satu sama lain
mempengaruhi pertumbuhan fisiknya maupun kemampuan nalarnya dan
perkembangan mentalnya.

Dari beberapa masalah dan target untuk meningkatkan SDM kita tidak terlepas dari
faktor ekonomi terutama masalah investasi yang sangat besar untuk meningkatkan
kualitas SDM supaya target pembangunan di masa datang dapat tercapai sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk meningkatkan kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari
kebutuhan makanan yang menyangkut dengan perbaikan gizi, sampai kepada
penyempurnaan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang
tentu membutuhkan investasi yang sangat besar sekali terutama untuk penyediaan
sarana dan prasarana.

Untuk perbaikan gizi pemerintah Indonesia telah memulai sejak PJP I yaitu
diterapkannya pemakaian Air Susu Ibu (ASI), penyediaan posyandu dengan tenaga
medis dan bermacam imunisasi untuk ibu hamil dan anak balita, perbaikan gizi,
semuanya ini untuk meningkatkan kualitas manusia masa depan dan menperpanjang
harapan hidup anak Indonesia. Sehingga pada PJP II diharapkan anak Indonesia
mampu menjadi manusia yang berkualitas yang dapat menyokong roda pembangunan
di masa akan datang.

3. Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia.
Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pendapatan nasional melalui
peningkatan keterampilan dan produktifitas kerja. Pendidikan berfungsi meniyapkan
salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan
produktif karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output
yang diharapkan bermuara pada kesejahtraan penduduk. Titik singgung antara
pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas tenaga kerja (labor
productivity). Dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi
produktivitas tenaga kerja, dan semakin tinggi pula pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu masyarakat.

Hebatnya suatu pendidikan suatu Negara sering menjadi cerminan tingginya


kualitas SDM tatanan warga bangsa tersebut. Pendidikan akan menjadi tolak ukur mutu
SDM dimanapun mereka berada. Jika kegitan pendidikan dilaksanakan dengan baik,
maka SDM pun akan kualified. Persoalanya, terjangkaukah pendidikan yang
diinginkan oleh setiap individu yang ingin meningkatkan kualitasnya?

Kenyataannya sekarang di Indonesia menunjukan bahwa semakin banyak anggota


masyarakat yang tidak bisa melanjutkan pendidikan (formal) ke jenjang yang
diinginkan. Hal ini cenderung disebabkan oleh kekurangan biaya yang dimilikinya.
Banyak fenomena lain yang memberikan indikasi mahal atau murahnya “dunia
pendidikan”.
Pendidikan yang mahal ialah yang harganya tinggi tetapi jasa yang didapat oleh
pembayar kurang sesuai atau tidak sebanding dengan pengeluaran yang dilakukan oleh
pembayar tadi. Pendidikan dikatakan mahal apa bila mutunya rendah, fasilitas
pembelajaran kurang memadai, pendidiknya relatif kurang prefesional, output-nya
biasa-biasa saja. Kondisi demikian yang dianggap mahal walaupun harganya biasa-
biasa saja. Sebaliknya apa bila kualitasnya tinggi, sarana dan prasarana representative,
para guru/dosen prefesional, lulusannya hebat, dampaknya positif, dan istimewa serta
memiliki berbagai macam keunggulan, maka yang demikian bisa dikatakan murah
walaupun biayanya cukup tinggi. Sayangnya penyelengaraan pendidikan yang seperti
ini sulit terjangkau oleh kalangan yang mempunyai keterbatasan financial seperti yang
terjadi di Indonesia.

4. Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam pembangunan
ekonominya adalah masalah ketenangakerjaan. Permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan ketenagakerjaan adalah tingginya tingkat penganguran dan setengah
pengangguraan karena banyaknya bidang usaha yang ditutup karena mengalami pailit.
Selain itu masih rendahnya tingkat kualitas dan produktivitas kerja, serta belum
memadainya perlindungan terhadap tenaga kerja termasuk tenaga kerja Indonesia
diluar negeri.

Melihat kondisi di atas maka pembangunan ketenagakerjaan mempunyai tujuan


untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha, sehinga setiap angkatan kerja
memperoleh pengkerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini
sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) dan ini merupakan ciri khas dari
system ekonomi kerakyatan. Selanjutnya dalam GBHN 1999-2004 diamanatkan
bahwa pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kompetensi dan
kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahtraan,
perlindungan ketenaga kerjaan, dan kebebasan berserikat. Disamping itu perlu
peningkatan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaantenaga yang dikelola secara
terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.

Berdasarkan arah kebijakan yang telah digariskan oleh GBHN 1999-2004 maka
program-program pembangunan bidang ketenaga kerjaan diarahkan kepada:

a. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

Adapun sasaranya adalah memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang


usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri, serta tersedianya system informasi dan
perencanaan-perencanaan tenaga kerja, melalui :

1. Peningkatan pelatihan yang berkaitan dengan teknologi tepat guna,


pengembangan kewirausahaan, serta keterampilan pendukung lainnya.
2. Infestasi dan pengkajian potensi kesempatan kerja, serta karakteristik pencari
kerja (termasuk informasi pasar kerja).
3. Pembangunan pemukiman transmigrasi baru serta pembinaannya untuk
meningkatkan kesempatan kerja dibidang pertanian.
4. Penyempurnaan mekanisme pengiriman, pembinaan, pembimbingan, dan
seleksi yang lebih ketat, serta perlindungan hukum yang memadai bagi tenaga
kerja Indonesia yang bekerja diluar negeri.
b. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Adapun sasaran ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan
berdaya saing tinggi baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri, melalui :

1. Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi.


2. Peningkatan relevansi, kualitas, dan efesiensi pelatihan kerja melalui
pembinaan dan pemberdayaan lembaga pelatihan kerja.
3. Pemasyarakatan nilai dan budaya produktif, pengembangan system dan metode
peningkatan produktivitas, serta pengembangan kader dan tenaga ahli
produktivitas.

c. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja

Sasaran dari program ini adalah peningkatan peran kelembagaan tenaga kerja
diperusahaan, perbaikan kondisi kerja, serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja,
melalui :

1. Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.


2. Peningkatan pengawasan norma kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, serta
jaminan social kerja.
3. Peningkatan perlindungan, pengawasan, dan penegakan hukum terhadap
peraturan yang berlaku.
4. Peningkatan pembinaan syarat-syarat kerja dan penegakan terhadap
pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan.
5. Migrasi dan Pembangunan.

Makin pesatnya pembangunan dinegara-negara berkembang menyebabkan


terjadinya perpindahan penduduk dari desa kekota. Hal ini dipandang sebagai hal yang
menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Terjadinya migrasi internal dianggap
sebagai suatu proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik
dari sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan
industri di perkotaan.

Migrasi juga dianggap suatu proses yang bisa menghilangkan ketidak seimbangan
struktural antara desa dengan kota melalui dua sisi, yaitu sisi permintaan dan sisi
penawaran. Dilihat dari sisi penawaaran migrasi internal ini cenderung menambah
pertumbuhan penawaran tenaga kerja (pencari kerja) di perkotaan sementara di
pedesan terjadi penurunan jumlah sumber daya manusia.

Dilihat dari sisi permintaan, penyediaan lapangan kerja di perkotaan lebih sulit
dibandingkan dengan penyediaan lapangan kerja di pedesaan karena kebutuhan sumber
daya komplementer sektor industri. Selain tekanan kenaikan upah dan tunjangan
tambahan lainnya, permasalahan penyediaan lapangan kerja di perkotaan juga masalah
ketidak adaan alat-alat teknologi produksi padat karya yang dapat mengimbangi
kenaikan output sektor modern dengan kenaikan produktivitas kerja.
KESIMPULAN

Dari pemaparan materi di atas, dapat kita simpulkan bahwa Sumber Daya
Manusia memiliki peran penting dalam pembangunan sebuah Negara. Maka
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai investasi pembangunan sangat di
perlukan. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang Sumber Daya
Manusianya masih kurang dari segi kualitas dan produktifitasnya.

Untuk dapat mengatasi masalah kurangnya kualitas dan produktifitas Sumber


Daya Manusia di negara berkembang seperti Indonesia. Maka kita perlu memahami
cara-cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui bidang pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan , dan migrasi seperti yang di ulas dalam makalah ini.

SARAN

Sebagai generasi muda kita harus memahami mengenai permasalahan yang ada
di Indonesia untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia, khusunya dalam
masalah Sumber Daya Manusia. Dengan membaca materi-materi mengenai
Pembanguan Ekonomi Indonesia. Kita dapat mengetahui masalah yang dihadapi dan
berbagai alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.

Maka saya sarankan pada para generasi muda untuk berhenti bersikap antipati
dan mulai peduli akan pembangunan bangsa, dengan banyak membaca dan mencari
informasi dari berbagai sumber. Terlebih lagi kita merupakan Sumber Daya Manusia
yang akan berpengaruh bagi pmbangunan bangsa di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Suherman, Eman. 2012. Kiat Sukses Membangun SDM Indonesia. Bandung : CV.
Alfabeta.

S, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Subandi. 2012. Ekonomi Pembangunan. Bandug : Alfabeta.

Effendi, Tadjuddin Noer.1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja Dan kemiskinan.
Yogyakarta : Tiara Wacana.
Hasibuan,.S.p dan Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.
J. Rachbini, didik. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta :
PT Gramedia widiasarana Indonesia.

https://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/makalah-sumber-daya-manusia.html

Anda mungkin juga menyukai