PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gempa. Banyak metode penentuan sabilitas lereng dinamik yang selama ini
Kelemahan dari metode ini selain tidak mewakili dari sifat gempa, juga
memerlukan faktor reduksi gempa yang sulit ditentukan. Metode yang lebih
realistis adalah metode analisis dinamik dengan metode elemen hingga, dimana
gaya gempa yang diaplikasikan berupa input motion gempa. Kelebihan dari
analisis dinamik pada suatu model timbunan dan galian pada kelas tanah keras,
kedalaman tanah keras 30m dan 100m. Gempa yang diaplikasikan adalah gempa
srike-slip, dengan percepatan gempa pada tanah dasar 0,1g- 0,4g. Penelitian ini
juga menghitung faktor reduksi pada model timbunan dan galian yang dapat
keamanan akibat gempa dengan metode statik ekivalen dan metode dinamik
serta nilai faktor reduksi akibat percepatan gempa 0,3g pada kasus timbunan dan
galian.
Permukaan tanah yang tidak selalu membentuk bidang datar atau mempunyai
perbedaan elevasi antara tempat yang satu dengan yang lain sehingga
analisis stabilitas lereng. Analisis stabilitas lereng mempu- nyai peran yang
yang tidak selalu sesuai dengan perencanaan yang diingin- kan misalnya lereng
yang terlalu curam sehingga dilakukan pemotongan bukit atau kondisi lain yang
stabilitas lereng yang lebih akurat agar diperoleh konstruksi lereng yang mantap.
pada bangunan timbunan dan galian karena beban gempa mengacu pada
B. Tujuan Praktikum
keberadaan sebuah lereng menjadi keharusan. Desain lereng merupakan seni dalam
massa batuan dan karena itu kontinuitas kekuatannya menjadi terganggu. Tetapi
dalam analisis kemantapan lereng pada massa batuan, yang harus diperhatikan dan
diperhitungkan bukanlah keberadaan bidang lemah tersebut saja, tetapi dalam hal
ini kedudukan atau orientasi dari bidang-bidang lemah tersebut juga merupakan
faktor yang sangat penting, terutama untuk melakukan analisis terhadap jenis
longsoran, arah longsoran, serta besarnya gaya-gaya yang bekerja pada lereng
tersebut.
dapat dianalisis dengan mudah), maka untuk menentukan arah dipakai besaran
a. Jurus (srike) adalah arah (azimuth) dari suatu garis lurus yang
obyek yang tegak lurus terhadap jurus dengan bidang datar. Jurus/
arah kemiringan (dip direction). Untuk itu maka sudut azimuth jurus
ditulis sebagai : N (xx + 90) oE/ yy o atau yang lebih populer ditulis :
cara yang sering dipergunakan, yaitu metoda fotogrametri dan metoda pengukuran
dengan kompas geologi langsung di lapangan pada garis pengukuran (metoda scan
line). Dalam kuliah ini yang akan dibicarakan hanya metoda yang kedua yaitu
(scan line). Dalam hal ini yang penting adalah bahwa jarak antara garis pengukuran
paling tidak sama dengan ketinggian mata pengamat, panjang bentangan garis
pengukuran tidak kurang dari 10 X jarak kekar rata-rata di daerah tersebut dan
diusahakan tidak kurang dari 30 meter. Pengukuran strike/ dip dilakukan sepanjang
mundur).
Dalam suatu daerah/ blok/ permukaan tertentu, jumlah bidang lemah yang
Setelah pengukuran dilakukan pada beberapa scan line pada suatu blok tertentu (±
100 hasil pengukuran), maka perlu dilakukan plotting + pembuatan kontur kutub
(pole) bidang lemah tersebut pada stereo net (Schmidt net/ equal area net) di
lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil pengukuran yang telah
ditambah dengan 300 pengukuran berikutnya dan 400 hasil pengukuran tersebut
diplot/ kontur lagi sampai didapatkan pola orientasi yang jelas. Tetapi, kalau sampai
dengan 600 pengukuran atau lebih hasilnya tetap tidak menunjukkan pola tertentu
(tersebar merata pada stereo net), maka pengukuran untuk blok tersebut dapat
dianggap cukup.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Kompas Geologi
2. Papan Jalan
3. Pita Ukur
B. Langkah Kerja
2. Ukur strike bidang lemah dengan cara : Tempelkan sisi E (east) pada papan
jalan, geser-gesesr hingga gelembung udara dalam Bull’s eye level masuk
ke dalam lingkaran
3. Tunggu hingga jarum kompas stabil tidak bergerak, terakhir amati sudut
yang ditunjuk arah utara, lalu tuliskan sesuai dengan petunjuk N__oE
dengan bidang horizontal yang ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah sudut
yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus
Strike dan Dip dapat diukur dengan menggunakan kompas geologi. Kompas
geologi mumpuni untuk mengukur strike dan dip karena memiliki klinometer dan
juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur
kemiringan dan bulls eye adalah tabung isi gelembung udara yang berguna untuk
A. Kesimpulan
Strike and dip adalah bagian dari parameter pengukuran bidang lemah, yang
mana strike ini adalah penjuruan arah lereng tersebut, dan dip adalah derajat
kemiringan yang dibentuk antara kekar dengan bidang bantu seperti papan jalan.
Pada pengukuran strike, mata angin yang mengarah ke kekar adalah timur,
sedangkan dalam pengukuran Dip, menggunakan bidang bantu yang mana arah
mata angin barat bertempelan dengan bidang bantu, sehingga pembacaan dip
dapat diketahui.
Dips maupun manual dengan menggunakan kertas kalkir dan stereonet, dengan
memasukan hasil strike and dip yang sudah didapat tiap kekarnya
B. Saran
Pada saat mengukur strike dan dip, usahakan gelembung nivo nya tepat
berada ditengah agar tidak terjadi kesalahan pada saat membaca koordinatnya nanti.
Serta selalu teliti dalam melihat angka pada koordinat kompas (strike) dan sudut
kemiringannya (dip)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/251139112/Strike-Dan-Dip-Lapisan-Batuan
Nuryanto, dan Wulandari, S. 2012. ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN
METODE KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN
ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMENT). DEPOK: KAMPUS G
GUNADARMA.