Disusun Oleh:
Diana 1610711047
2019
KASUS
09.00 WIB
Tn. P usia 58 tahun dengan diagnose CHF datang dengan keluhan nyeri dada di sebelah kiri
sejak 8 jam SMRS. Nyeri dada dirasakan hilang timbul dan menjalar ke bagian punggung
belakang. Keluhan disertai dengan keluhan keluarnya keringat dingin. Mual-muntah (-),
sesak nafas (+), riwayat kecelakaan (-). Hasil pemeriksaan: keadaan umum pasien sakit berat,
kesadaran CM. TD: 110/70 mmHg, Nadi: 88 x/menit, RR: 27 x/menit, Suhu: 37,8°C, pasien
dipasang O2 kanul 3 lpm, SpO2: 96%, akral dingin, CRT < 2 detik, pemeriksaan EKG:
terdapat hipertrofi ventrikel kiri (kenaikan segmen ST/T). Pasien mendapatkan obat PCT 500
mg, ekstra ISDN/15 menit bila nyeri, Plavix 4 tab, IVFD RL. Observasi KU, TTV (pasang
monitor). Bila tidak ada perubahan pasien pindah ICCU.
09.30 WIB
Pasien mengatakan nyeri kembali, dada terasa berat, dan terlihat gelisah, kesadaran stupor,
ISDN sudah ekstra dua kali. TD: 90/80 mmHg, napas cepat dan dangkal, RR: 28 x/menit,
nadi: 110x/menit, SpO2 98%, O2 NRM 12 lpm, suhu: 37,0°C. Pasien dipindah ke ICCU.
09.45 WIB
Kesadaran pasien koma, TD: 50/30 mmHg, napas lambat dan dangkal, RR: 7x/menit, nadi
monitor: 200 x/menit, nadi karotis tidak teraba, SpO2: 90%, terpasang O2 NRM 12 liter,
suhu: 36.2°C. Skor EWS: 17 (resiko tinggi), hubungi tim code dan DPJP. Tim primer
melakukan RJP sebelum tim sekunder datang.
ANALISIS KASUS
CHF (Congestive Heart Failure) atau gagal jantung adalah keadaan di mana jantung
sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Gangguan fungsi jantung ditinjau dari efek-efeknya terhadap perubahan 3 penentu utama dari
fungsi miokardium, yaitu preload (beban awal) yaitu derajat peregangan serabut miokardium
pada akhir pengisian ventrikel atau diastolik. Afterload (beban akhir) yaitu besarnya tegangan
dinding ventrikel yang harus dicapai selama sistol untuk memompa darah. Kontraktilitas
miokardium yaitu perubahan kekuatan kontraksi.
Bila jantung tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka
jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa yang mengakibatkan terjadinya
gagal jantung. Pada kebanyakan penderita gagal jantung, disfungsi sistolik dan disfungsi
diastolik ditemukan bersama.
Pada disfungsi sistolik kekuatan kontraksi ventrikel kiri terganggu sehingga ejeksi
darah berkurang, menyebabkan curah jantung berkurang. Pada disfungsi diastolik relaksasi
dinding ventrikel terganggu sehingga pengisian darah berkurang menyebabkan curah jantung
berkurang.
Bila terjadi gangguan kontraktilitas miokard atau beban hemodinamik berlebih
diberikan pada ventrikel normal, maka jantung akan mengadakan sejumlah mekanisme untuk
meningkatkan kemampuan kerjannya sehingga curah jantung dan tekanan darah dapat
dipertahankan.
Henti jantung (cardiac arrest) ialah ketidaksanggupan curah jantung untuk memberi
kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya secara mendadak dan dapat balik normal
jika dilakukan tindakan yang tepat atau akan menyebabkan kematian atau kerusakan otak.
Sebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardi tanpa
denyut (80-90%), kemudian disusul oleh ventrikel asistol (+10%) dan terakhir oleh disosiasi
elektro-mekanik (+5%). Fibirilasi ventrikel terjadi karena koordinasi aktivitas jantung
menghilang.
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis, femoralis, radialis)
disertai kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gasping,
apnue), dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang cahaya, dan pasien tidak sadar.
Pengiriman O2 ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin (Hb),
saturasi Hb terhadap O2 dan fungsi pernapasan. Iskemi melebih 3-4 menit pada suhu normal
akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap, walaupun setelah itu dapat membuat
jantung berdenyut kembali.
Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan usaha yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan
atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang di mana fungsi tersebut gagal total oleh suatu
sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut
bekerja kembali.
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.P
Umur : 58 Tahun
Tgl MRS : 12/08/2019
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Nyeri dada sejak 8 jam SMRS
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran Umum
Pasien sakit berat, kesadaran CM
2. Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 27 x/menit
Suhu : 37,8°C
3. Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Cekung (-), Congjungtiva anemis (-), Sclera ikterik (-)
Hidung : Deviasi septum nasi (-), Secret (-)
Mulut : Sianosis (-), Mukosa bibir kering, faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-). Pembesaran Kelenjar tiroid (-),
Peningkatan JVP (-)
Thorax Pulmo :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus normal, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor pada lapang paru
Auskultasi : Vesicular (+), Wheezing (-), ronkhi (-)
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5
Perkusi : Batas jantung kanan pada linea stemalis, batas jantung kiri
pada linea midclavikula ICS 5
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Cembung, Skar (-), Bekas operasi (-)
Auskultasi : Bisisng usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani
Terapi :
PCT 500 mg, ekstra ISDN/15 menit bila nyeri, Plavix 4 tab, IVFD RL.
Nama : TN. P
No Reg :
Umur : 58 th
Jenis Kelamin :L
LEMBAR OBSERVASI
Pencatatan observasi menggunakan National Early Warning System (NEWS) untuk usia >16 th
Pukul 09.00
Pukul 09.30
Pukul 09.45
Skor EWS: 17 (resiko tinggi)
Respon Klinis: Harus segera memberikan penilaian darurat secara klinis oleh tim critical
care outreach atau code blue dengan kompetensi penanganan pasien kritis dan biasanya
terjadi transfer pasien ke area perawatan dengan alat bantu.
Tindakan: Berkolaborasi dengan tim medis/ pemberian assesmen kegawatan/ pindah ruang
HCU/ICU
DAFTAR PUSTAKA
Basket P, dkk. 1998. Buku Panduan Resusitasi Jantung, Paru, Otak. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Committee on Trauma Advanced Trauma Life Supportfor Doctor’s 7th Edition. Chicago:
American College of Surgeon Committee on Trauma.
Hazinski M, et all. 2010. Hand Book of Emergency Cardiovaskular Care for Healthcare
Provider. Chicago: American Heart Association.
Latief S, Suryadi K, Dachlan R. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi 2. Jakarta: Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
Muhiman M, dkk. 2004. Anestesiologi. Jakarta: Staf Pengajar Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif FKUI.