Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis

UPT Puskesmas gajah mada adaah puskesmas yang terletak di Ibukota

kabupaten Indragiri Hilir tepatnya di Kecamatan Tembilahan Gajah.

Puskesmas ini didirikan pada bulan juli 2009, memiliki luas tanah 93,86 Km2

dan luas wilayah kerja 193,37 Km2. Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah

Mada, Terdiri dari 3 kelurahan yaitu:

1) Kelurahan Tembilahan Hilir

2) Kelurahan Sungai Beringin

3) Kelurahan Sungai Perak

Puskesmas Gajah Mada berbatasan langsung dengan :

1) Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Batang Tuaka

2) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Enok

3) Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Tembilahan Kota

4) Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Batang Tuaka

Keadaan tanah di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada

sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan endapan sungai serta rawa-rawa.

Daerah ini dapat di golongkan daerah beriklim tropis basah dengan udara

yang agak lembab, dengan curah hujan tertinggi bulan April dan terendah

pada bulan Agustus. Untuk mencapai daerah pedesaan, sebagian harus

menyebrangi sungai dengan menggunakan alat transportasi air.


Tabel 1. Jarak antara kelurahan ke Ibukota Kecamatan

No Kelurahan Jarak (Km2)


1 Tembilahan Hilir 1,00
2 Sungai Beringin 5,00
3 Sungai Perak 15,00
(Sumber: Profil Kesehatan UPT Gajah Mada, 2019)

B. Hasil penelitian

Hasil penelitian merupakan hasil dari pengolahan data yang diperoleh

setelah melakukan penelitian pada tanggal 23 juli 2019. Adapun tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah

Mada Tahun 2019, dengan jumlah sampel 35 orang dimana kasus adalah

seluruh ibu hamil yang mengalami kehamilan pada usia remaja berjumlah 35

dan kontrol ibu hamil yang tidak mengalami kehamilan pada usia remaja

berjumlah 35 dan hasil pnelitian sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Hasil analisis univariat merupakan analisis data yang dilakukan dari

hasil distribusi dan presentase penelitian dari tiap variabel dapat diliat dari

diagram berikut:

Diagram 5.1
Distribusi Frekuensi Umur pada kehamilan remaja di wilayah
kerja UPT puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Umur

Beresiko jika ≤ 20
43% tahun dan 35 tahun

57% Tidak beresiko jika 20


sampai 35 tahun
Dari diagram 5.1 dapat dilihat bahwa umur pada kehamilan remaja

di wilayah kerja UPT puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 memiliki

mayoritas beresiko ≤20 tahun dan 35 tahun sebanyak 20 (57%)

Diagram 5.2
Distribusi Frekuensi pendidikan pada kehamilan remaja di wilayah
kerja UPT puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Pendidikan
Rendah (Tidak
Sekolah atau Tamat
SD/MI,
40%
SMP/Mts)
Tinggi (SMA/MA,
60%
Diploma/SI)

Dari diagram 5.2 dapat dilihat bahwa pendidikan pada kehamilan

remaja di wilayah kerja UPT puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

memiliki mayoritas pendidikan yang Rendah (Tidak Sekolah atau Tamat

SD/MI, SMP/Mts) sebanyak 21 (60%)

Diagram 5.3
Distribusi Frekuensi pekerjaan pada kehamilan remaja di wilayah
kerja UPT puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Pekerjaan
3%

Tidak Bekerja
Bekerja

97%
Dari diagram 5.3 dapat dilihat bahwa pekerjaan pada kehamilan

remaja di wilayah kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

memiliki mayoritas yang tidak bekerja sebanyak 34orang (97%)

Diagram 5.4
Distribusi Frekuensi status pernikahan pada kehamilan remaja di
wilayah kerja UPT puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Status Pernikahan
3%

Tidak menikah
Menikah

97%

Dari diagram 5.3 dapat dilihat bahwa status pernikahan pada

kehamilan remaja di wilayah kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun

2019 menikahsebanyak 34 orang (97%).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap 4

variabel yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kehamilan pad a remaja di wilayah kerja UPT

Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 dengan menggunakan pengujian

statistik yaitu uji chi squre. Hasil penelitian dapat dilihat dari tabel

berikut:
Tabel 5.1
Hubungan umur dengan kehamilan pada remaja di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019
Kehamilan P- 95%
Total OR
Variabel Pada Remaja Value CI
Umur Kasus Kontrol
N % N % N %
Beresiko 4 23,5% 16 88,9% 20 57,1%
jika ≤ 20
tahun dan
35 tahun

,006
,000 ,038 ,244
Tidak 13 76,5% 2 11,1% 15 42,9%
Beresiko
jika 20-
35 tahun
Total 17 100,0% 18 100,0% 35 100,0%

Dari tabel 5.1 Didapatkan hasil sebagian besar ibu dengan kehamilan

remaja yang beresiko umur ≤ 20 tahun dan 35 tahun sebanyak 20 (57,1%). Dari

hasil uji statistik chi-square didapat nilai p-value ,000 < 0,05 artinya ada

hubungan umur dengan kejadian kehamilan pada remaja di wilayah kerja UPT

Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 dengan nilai OR ,038 dan 95% CI ( ,006-

,244) artinya kehamilan pada remaja dengan umur ≤ 20 tahun dan 35 tahun

beresiko memiliki peluang ,038 kali untuk mengalami kehamilan pada remaja

dibandingkan ibu hamil dengan umur yang tidak beresiko 20-35 tahun.
Tabel 5.2
Hubungan pendidikan dengan kehamilan pada remaja di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Kehamilan P- 95%
Pada Remaja Total Value OR CI
Variabel
Pendidikan Kasus Kontro
l
N % N % N %
Rendah 5 29,4% 16 88,9% 21 60,0%
(Tidak
Sekolah
atau
Tamat
SD/MI,
SMP/Mts)
,009
,001 ,052 ,316
Tinggi 12 70,6% 2 11,1% 14 40,0%
(SMA/M
A,
Diploma/
SI)
Total 17 100,0% 18 100,0% 35 100,0%

Dari tabel 5.2 Didapatkan hasil sebagian besar ibu dengan kehamilan

remaja yang rendah pendidikan Tidak sekolah atau tamat SD/MI, SMP/Mts

Sebanyak 21 (60,0%). Dari hasil uji statistik chi-square didapat nilai p-value ,001

< 0,05 artinya ada hubungan pendidikan dengan kehamilan pada remaja di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 dengan nilai OR ,052

dan 95% CI ( ,009- ,316) artinya kehamilan pada remaja dengan pendidikan yang

Rendah (Tidak sekolah atau tamat SD/MI, SMP/Mts) memiliki peluang ,052 kali

untuk mengalami kehamilan pada remaja di bandingkan ibu hamil dengan

pendidikan yang tinggi (SMA/MA, Diploma/SI)


Tabel 5.3
Hubungan pekerjaan dengan kehamilan pada remaja di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Kehamilan P- O 95%
Pada Remaja Total Value CI
Variabel R
Pekerjaan Kasus Kontrol
N % N % N %
Tidak 16 94,1% 17 100,0% 34 97,1%
Bekerja

0
,486 0 0
Bekerja 1 5,9% 0,0 0% 1 2,9%
Total 17 100,0% 17 100,0% 35 100,0%

Dari tabel 5.3 Didapatkan hasil sebagian besar ibu dengan kehamilan

remaja yang tidak bekerja sebanyak 34 (97,1). Dari hasil uji statistik chi-square

didapat nilai p-value ,486 < 0,05 artinya tidak ada hubungan pekerjaan dengan

kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun

2019 dengan nilai OR 0 dan 95% CI (0-0) artinya kehamilan pada remaja yang

tidak bekerja memiliki peluang ,486 kali untuk mengalami kehamilan pada

remaja yang bekerja.


Tabel 5.4
Hubungan status pernikahan dengan kehamilan pada remaja di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Kehamilan Pada P- 95%


Remaja Total Valuse OR CI
Variabel
Pekerjaan Kasus Kontrol
N % N % N %
Tidak 0 0,0% 1 5,6% 1 2,9%
menikah

1,000 0 0
Menikah 17 100,0% 17 94,4% 34 97,1%
Total 17 100,0% 18s 100,0% 35 100,0%

Dari tabel 5.4 Didapatkan hasil sebagian besar ibu dengan kehamilan

remaja yang menikah sebanyak 34 (97,1). Dari hasil uji statistik chi-square

didapat nilai p-value 1,000 < 0,05 artinya tidak ada hubungan status pernikahan

dengan kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada

Tahun 2019 dengan nilai OR 0 dan 95% CI (0-0) artinya kehamilan pada remaja

yang menikah memiliki peluang 1,000 kali untuk mengalami kehamilan pada

remaja yang tidak menikah.

A. Pembahasan

1. Hubungan umur dengan kehamilan pada remaja Di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu dengan dengan

kehamilan remaja yang beresiko umur < 20 tahun dan 35 tahun sebanyak

20 (57,1%). Dari hasil uji statistik chi-square didapat nilai p-value ,000 <

0,05 artinya ada hubungan umur dengan kejadian kehamilan pada remaja
di wilayah kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 dengan nilai

OR ,038 dan 95% CI ( ,006- ,244) artinya kehamilan pada remaja

dengan umur < 20 tahun dan 35 tahun beresiko memiliki peluang ,038

kali untuk mengalami kehamilan pada remaja dibandingkan ibu hamil

dengan umur yang tidak beresiko 20-35 tahun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Danita Sari (2014) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan

kehamilan pada usia remaja di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2014. Usia yang dapat mengalami kehamilan pada remaja

adalah kurang dari 18 tahun dan lebih dari 18 tahun . penelitian dengan

rancangan case control. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja

hamil maupun tidak hamil yang memanfaatkan program PKPR diwilayah

kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang selatan tahun 2013. Sampel

100 orang. Uji chis square di dapatkan hasil remaja yang hamil sebagian

besar beresiko sebanyak 71 orang (100,0) ada hubungan antara umur

dengan kejadian kehamilan pada remaja (P=0,00).

Sesuai teori bahwa Kehamilan dibawah usia 20 tahun dapat

menimbulkan banyak permasalahan karena mempengaruhi organ tubuh

sepeti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan berat bayi lahir kurang, hal

ini disebabkan karena wanita yang hamil muda belum bisa memberikan

suplai makanan dengan baik dari tubuhnya kejanin dan didalam rahimnya

(Mami, 2012 dalam Ekasari, 2015). Kehamilan di usia remaja (dibawah

usia 20 tahun) akan mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan

persalinan, hal ini dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belum
siap untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi ibu belum siap

untuk hamil (prawirohardjo, 2012 dalam Ekasari, 2015).

Umur pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu

untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu sehingga kualitas

sumber daya meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan generasi

penerus dapat terjamin. Begitu juga kehamilan diusia tua (diatas 35

tahun) akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan persalinan

serta alat-alat reproduksi ibu untuk hamil (prawirohardjo, 2012 dalam

Ekasari, 2015).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang disampaikan diatas

dapat disimpulkan bahwa kejadian kehamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 disebabkan oleh umur <

20 tahun dan 35 tahun.

2. Hubungan pendidikan dengan kehamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu dengan kehamilan

remaja yang rendah pendidikan Tidak sekolah atau tamat SD/MI,

SMP/Mts Sebanyak 21 (60,0%). Dari hasil uji statistik chi-square didapat

nilai p-value ,001 < 0,05 artinya ada hubungan pendidikan dengan

kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada

Tahun 2019 dengan nilai OR ,052 dan 95% CI ( ,009- ,316) artinya

kehamilan pada remaja dengan pendidikan Tidak sekolah atau tamat

SD/MI, SMP/Mts melalui peluang ,052 kali untuk mengalami kehamilan


pada remaja di bandingkan ibu hamil dengan pendidikan SMA/MA,

Diploma/SI.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Heni Setyowati Eti Rahayu dkk (2017) yang bejudul Faktor determinan

dan resiko kehamilan remaja di kecamatan Magelang Selatan Tahun

2017. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 responden. Uji yang

dilakukan adalah uji chi square didapatkan hasil remaja yang hamil dari

segi pendidikan ibu reponden pada kelompok remaja paling banyak pada

tingkat pendidikan rendah 26 orang (78,8%) sedangkan pada kelompok

non remaja paling banyak pada tingkat pendidikan tinggi berjumlah 25

orang (75,8%) dan p value 0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu responden dengan

kehamilan remaja.

Berdasarkan Teori yang ada pendidikan merupakan faktor yang

cukup penting dalam perkembangan remaja. Pendidikan adalah suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan

diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, makin mudah menentukan dan menerima

informasi. Semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.
Maka tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang

tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang

akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain

maupun media massa, semakin banyak informasi yang masuk, semakin

banyak pula pengetahuan.

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar dan

pendidikan tinggi. Dimana pendidikan dasar, terdiri dari: sekolah Dasar/

Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan SMP/Mts. Pendidikan Tinggi, terdiri dari:

SMA dan MA, SMK dan MAK, Akademi, Institut, sekolah tinggi, dan

universitas (Farhani, 2014).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang disampaikan diatas

dapat disimpulkan bahwa kejadian kehamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 Terjadi karena

disebabkan oleh pendidikan yang rendah yaitu Tidak Sekolah atau Tamat

SD/MI, SMP/Mts).

3. Hubungan pekerjaan dengan kahamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Didapatkan hasil sebagian besar ibu dengan kehamilan remaja

yang tidak bekerja sebanyak 34 (97,1). Dari hasil uji statistik chi-square

didapat nilai p-value ,486 < 0,05 artinya tidak ada hubungan pekerjaan

dengan kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah

Mada Tahun 2019 dengan nilai OR 0 dan 95% CI (0-0) artinya


kehamilan pada remaja yang tidak bekerja memiliki peluang ,486 kali

untuk mengalami kehamilan pada remaja yang bekerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Danita Sari (2014) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan

kehamilan pada usia remaja di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2014. Sampel 100 orang. Uji chis square di dapatkan hasil

analisis hubungan antara pekerjaan responden dengan kehamilan pada

usia remaja di puskesmas ciputat bahwa sebanyak 25 orang (34,7%) tidak

bekerja yang hamil. Adapun diantara responden yang bekerja sebanyak

16 orang (57,1%) yang hamil. Hasil uji statistik di peroleh nilai p 0,069

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pekerjaan dengan kehamilan pada usia remaja.

Berdasarkan Teori yang ada pekerjaan merupakan suatu aktivitass

yang dikerjakan untuk mendapatkan imbalan atau balas jasa. Orientassi

orang bekerja biasanya untuk kebutuhan keluarga bagi yang sudah

menikah namun tidak jarang yang hanya untuk kepentingan dirinya

terutama bagi remaja. Remaja yang memenuhi kebutuhannya. Dengan

demikian akan mendorong untuk melakukan sesuatu terutama untuk

menyenangkan dirinya termasuk hubungan seksual hingga menikah yang

bisa menyebabkan kehamilan.


4. Hubungan Status pernikahan dengan kahamilan pada remaja di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019

Dari tabel 5.4 Didapatkan hasil sebagian besar ibu dengan

kehamilan remaja yang menikah sebanyak 34 (97,1). Dari hasil uji

statistik chi-square didapat nilai p-value 1,000 < 0,05 artinya tidak ada

hubungan status pernikahan dengan kehamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada Tahun 2019 dengan nilai OR 0 dan

95% CI (0-0) artinya kehamilan pada remaja yang menikah memiliki

peluang 1,000 kali untuk mengalami kehamilan pada remaja yang tidak

menikah.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Danita Sari (2014) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan

dengan kehamilan pada usia remaja di Puskesmas Ciputat Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014. Sampel 100 orang. Dimana analisis

hubungan antara status pernikahan dengan kehmilan pada usia remaja di

Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 di peroleh

bahwa ada 6 orang yang responden (10,5%) tiadak menikah hamil,

sedangkan diantara responden yang menikah sebanyak 35 orang (81,4%)

yang hamil hasil uji satatistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan status pernikahan dengan

kehamilan pada usia remaja. Sedangkan pada penelitian yang saya

lakukan sebagian besar ibu dengan kehamilan remaja yang menikah

sebanyak 34 (97,1). Dari hasil uji statistik chi-square didapat nilai p-

value 1,000 < 0,05 artinya tidak ada hubungan status pernikahan dengan
kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada

Tahun 2019. Diamana hanya terdapat 1 remaja yang tidak menikah

(menikah siri) pada saat hamil dan 34 orang menikah menikah.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan faktor-faktor yang berhubungan

dengan kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah

Mada Tahun 2019, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Distribusi frekuensi umur dengan kehamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 sebagian besar ibu

dengan kehamilan remaja beresiko < 20 tahun dan 35 tahun sebanyak

20 orang (57,1%).

2. Distribusi Frekuensi pendidikan dengan kehamilan pada remaja di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 sebagian besar

ibu dengan kehamilan remaja yang pendidikan rendah (Tidak sekolah

atau tamat SD/MI, SMP/Mts) Sebanyak 21 (60,0%).

3. Distribusi Frekuensi pekerjaan dengan kehamilan pada remaja di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 sebagian besar

besar ibu dengan kehamilan remaja yang tidak bekerja sebanyak 34

(97,1).

4. Distribusi Frekuensi status pernikahan dengan kehamilan pada remaja

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 sebagian

besar ibu dengan kehamilan remaja yang menikah sebanyak 34 (97,1).

5. Ada hubungan Umur, dengan kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 dengan p value ,000 OR ,038
6. Ada hubungan Pendidikan, dengan kehamilan pada remaja di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 dengan p value ,001

OR ,052

7. Tidak ada hubungan Pekerjaan, dengan kehamilan pada remaja di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 dengan p value

,486 OR 0

8. Tidak ada hubungan Pekerjaan, dengan kehamilan pada remaja di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada tahun 2019 dengan p value

1,000 OR 0

B. Saran

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kehamilan pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gajah Mada

2. Bagi Layanan/Tempat Penelitian

Penelitian ini dharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang kehamilan

remaja

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan, informasi

dan masukan dalam proses pembelajaran, sebagai refensi terhadap

peneliti dimasa yang akan datang dan dapat menambah literatur


kepustakaan Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan Tahun

2019

Anda mungkin juga menyukai