Anda di halaman 1dari 11

Laporan Resmi

Praktikum Biologi Tanah

” Keanekaragaman Jenis Hewan Tanah dan Faktor Pendukung


Keberadaannya di Hutan Biologi UNY”

Oleh:

Indy Laili Fitriani (09304241006)

Atiah Hestining Tyas (09304241007)

Adina Ratih Damayanti (09304241046)

Wulan Sari Suhanto (09304241048)

Prodi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta

2012
I. Judul
Keanekaragaman Jenis Hewan Tanah dan Faktor Pendukung
Keberadaannya di Hutan Biologi UNY

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Keanekaragaman jenis hewan tanah di Hutan Biologi
UNY?
2. Apa saja faktor pendukung keberadaan hewan tanah di hutan biologi
UNY?

III. Tujuan
1. Mengetahui keanekaragaman jenis hewan tanah di hutan biologi
UNY.
2. Mengetahui faktor – faktor pendukung keberadaan hewan tanah di
hutan biologi UNY.

IV. Dasar Teori

Ekosistem terrestrial dibedakan menjadi alami dan buatan. Hutan


dan lahan tidur bervegetasi semak belukar merupakan contoh ekosistem
terrestrial alami. Kebun dan taman merupakan ekosistem terrestrial binaan.
Walaupun demikian, kita jarang memperhatikan organisme yang hidup di
tanah. Dalam praktikum ini, kami akan mengamati keanekaragaman jenis
organisme tanah ini (Djuwanto, 2012: 2).

Studi tentang komponen hidup dalam tanah disebut biologi tanah.


Pada dasarnya, organisme tanah dapat dikelompokkan menjadi mikoflora
atau mikroorganisme tanah dan fauna tanah. Mikroorganisme tanah ini
antara lain bakteri, jamur, aktinomisetes, dan ganggang. Fauna tanah
bervariasi dari ukuran mikroskopis (mikrofauna) sampai dengan ukuran
yang lebih besar seperti cacing tanah dan mamalia kecil (makrofauna).
Jumlah fauna tanah dalam tanah sangat bervariasi, berkisar dari sedikit
sampai 106 per gram tanah (Handayanto dan Hairiah, 2007: 2).

V. Alat dan Bahan


Alat:
1. Catok (1 buah)
2. Meteran (1 buah)
3. Tool green (1 buah)
4. Tabung Reaksi (2 buah)
5. pH stick (1 buah)
6. Hygrometer (1 buah)
7. Mikroskop (4 buah)
8. Cawan petri (1 buah)
9. Pipet (1 buah)
10. Lup (1 buah)
11. Tabung jam (6 buah)

Bahan:

Air secukupnya

VI. Cara Kerja


Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Menentukan lokasi pengamatan

Membuat transek berukuran 30 x 30 cm2 di 2 lokasi berbeda secara purposive


sampling

Melakukan komponen abiotik seperti tekstur tanah, pH tanah, kelembaban


tanah, dan suhu tanah. mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel

Melakukan pengamatan hewan yang terdapat di permukaan tanah dan mencatat


hasil pengamatan ke dalam tabel

Menggali tanah sedalam 10 cm, mengambil sampel tanah menyimpan di dalam


botol jam
Mengidentifikasi jenis – jenis hewan tanah yang terdapat pada kedalaman 10
cm dan mencatat jenis hewan yang ditemukan ke dalam sebuah tabel

Mengulangi langkah diatas untuk kedalaman tanah 20 cm dan 30 cm

Meletakan sampel tanah kedalam toolgreen dan tunggu selama 24 jam

Mengidentifikasi jenis mikrooganisme yang terdapat pada hasil ekstrak tanah


dengan menggunakan mikroskop

Mencatat hasil pengamatan ke dalam sebuah tabel

VII. Tabulasi Data


a. Komponen Abiotik
No Faktor abiotik Plot 1 Plot 2
1 Kelembaban 68mmHg 68mmHg
tanah
2 pH tanah 7 7
3 Suhu Tanah 28 26
4 Warna Tanah 10 cm cokelat 10 cm cokelat
(berdasarkan keabu-abuan keabu-abuan
kedalaman 20 cm cokelat 20 cm cokelat
tanah) muda muda
30 cm cokelat 30 cm cokelat
muda muda
5 Tekstur Tanah debu 10% debu 10%
pasir 90% pasir 90%

b. Komponen Biotik Permukaan Tanah


Plot Organisme Jumlah
I Semut 20
Ciri 1
Rayap 5
Gastropoda 5
Serangga tanah 10
Serangga kecil 15
Jangkrik 1
Kelabang 1
II Semut merah 20
Belatung / larva 2
laba – laba tanah 3
Semut hitam besar 5
Ciri 1
Kalajengking 2
Jangkrik 1
Kelabang 1
Gastropoda 5

c. Komponen Biotik Dalam Tanah


Plot Organisme Jumlah
I Protozoa I* 50
Serangga tanah 3
Protozoa II* 1
Protozoa III* 1
II Larva Serangga 3
Cacing 1
Protozoa I* 20
Keterangan
Protozoa I berbentuk bulat dan motil, cara bergeraknya
menggelincir.
Protozoa II berbentuk bulat dan motil, cara bergeraknya seperti
ikan pari.
Protozoa III berbentuk silinder memanjang dan motil, cara
bergeraknya seperti memiliki pseudopodia.

VIII. Pembahasan Hasil

Praktikum Biologi Tanah kami kali ini mengenai Keanekaragaman


Jenis Hewan Tanah dan Faktor Pendukung Keberadaannya di Hutan
Biologi UNY. Tujuan dari praktikum kami ini yaitu untuk mengetahui
keanekaragaman jenis hewan tanah di hutan biologi UNY dan mengetahui
faktor – faktor pendukung keberadaan hewan tanah di hutan biologi UNY.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kami menyiapkan alat-alat


pengamatan antara lain hygrometer untuk mengukur kelembaban, pH stick
untuk mengukur pH tanah, termometer tanah untuk mengukur suhu tanah,
meteran dan tali rafia untuk membuat transek, serta lup untuk mengamati
organisme kecil tanah. Selanjutnya, untuk mengamati organisme dalam
tanah, kami menggunakan catok untuk menggali tanah pada kedalaman
tertentu, botol jam untuk menyimpan tanah sampel, dan tool green untuk
mengekstraksi tanah sehingga didapatkan organisme tanah dengan
menggunakan pengamatan mikroskopi.

Untuk mendapatkan data abiotik dan biotik agar kami dapat


mencapai tujuan kami, kami melakukan serangkaian prosedur. Setelah
kami mempersiapkan alat dan bahan yang kami perlukan, kami mennuju
ke lokasi pengamatan, yaitu Hutan Biologi FMIPA UNY yang terletak di
sebelah barat FMIPA UNY. Selanjutnya, kami menentukan plot
pengamatan sebanyak 2 buah secara purposive sampling maksudnya area
plot yang kami pilih pertama adalah yang mendapat sinar matahari
langsung dan plot kedua yang mendapat sinar matahari tidak langsung
karena berada di bagian terlindung kanopi pohon. Kemudian, kami
membuat plot dengan ukuran 30 x 30 cm2. Setelah itu, kami mengukur
faktor abiotik dan mencatatnya dalam tabel pengamatan. Selanjutnya,
kami mengamati bagian permukaan tanah untuk mengetahui macam-
macam organisme tanah. Setelah selesai, kami menggali tanah dengan
kedalaman 10 cm, 20 cm, 30 cm untuk melihat warna tanah dan
mengambil sampel tanah. Sampel tanah ini nantinya akan kami ekstraksi
menggunakan tool green dan kami amati mikroorganismenya
menggunakan mikroskop. Hasil yang kami peroleh, kami catat dalam tabel
pengamatan.

Dari hasil pengamatan terhadap faktor abiotik plot I (yang


mendapat sinar matahari secara langsung) diperoleh hasil kelembaban
tanah sebesar 68 mmHg, pH tanah, suhu tanah 28◦C , sementara tekstur
tanah yaitu 10% debu, 90% pasir sehingga dapat dikatakan tanah pada
plot I bertekstur pasir. Sementara untuk warna tanah berdasarkan
kedalamannya yaitu 10 cm cokelat keabu-abuan, 20 cm cokelat muda, 30
cm cokelat muda.

Setelah mengukur faktor abiotik kami mengamati macam – macam


organisme permukaan tanah pada plot I antara lain semut jumlahnya 20 ,
ciri jumlahnya 1, rayap jumlahnya 5, gastropoda jumlahnya 5, serangga
tanah jumlahnya 10, serangga kecil jumlahnya 15, jangkrik jumlahnya 1,
Kelabang jumlahnya 1. Dari data tersebut diketahui bahwa organisme
permukaan tanah yang paling banyak pada plot I adalah semut.

Dari Hasil ekstraksi sampel tanah dengan menggunakan toolgreen


diperoleh berbagai organisme dalam tanah antara lain Protozoa I
jumlahnya 50, serangga tanah jumlahnya 3, Protozoa II jumlahnya 1,
Protozoa III jumlahnya 1. Sehingga dapat kita ketahui bahwa pada plot I
organisme dalam tanha yang terbanyak adalah Protozoa I.
Dari hasil pengamatan terhadap faktor abiotik plot II (yang tidak
mendapat sinar matahari secara langsung) diperoleh hasil kelembaban
tanah sebesar 68 mmHg, pH tanah, suhu tanah 26◦C , sementara tekstur
tanah yaitu 10% debu, 90% pasir sehingga dapat dikatakan tanah pada
plot I bertekstur pasir. Sementara untuk warna tanah berdasarkan
kedalamannya yaitu 10 cm cokelat keabu-abuan, 20 cm cokelat muda, 30
cm cokelat muda.

Setelah mengukur faktor abiotik kami mengamati macam –


macam organisme permukaan tanah pada plot II antara lain semut merah
jumlahnya 20 , belatang/larva jumlahnya 2, laba-laba tanah jumlahnya 3,
semut hitam besar jumlahnya 5, ciri jumlahnya 1, kalajengking jumlahnya
2, jangkrik jumlahnya 1 , kelabang jumlahnya 1,gastropoda jumlahnya 5 .
Dari data tersebut diketahui bahwa organisme permukaan tanah yang
paling banyak pada plot II adalah semut merah.

Dari Hasil ekstraksi sampel tanah dengan menggunakan toolgreen


diperoleh berbagai organisme dalam tanah antara lain larva serangga
jumlahnya 3, cacing jumlahnya 1, protozoa I jumlahnya 20. Sehingga
dapat kita ketahui bahwa organisme tanah yang paling banyak pada plot II
adalah Protozoa I.

Dari uraian di atas, dapat dihitung indeks keanekaragaman jenis


Shannon-Wiener sebagai berikut.

dimana H’  indeks keanekaragaman SW

ni  jumlah individu dari suatu jenis

N  jumlah total individu semua jenis

Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil H’ = 0,82 berarti


keanekaragaman jenis organisme Hutan Biologi FMIPA UNY berdasarkan
hasil perhitungan indeks SW berkategori rendah. Menurut prediksi kami,
hal ini dikarenakan kondisi tanah yang kering pada saat pengamatan
kurang cocok untuk hidup organisme. Meskipun disebut hutan dengan pH
tanah netral, di sana masih terdapat banyak seresah daun-daun yang jatuh
tetapi belum mengalami pelapukan. Organisme yang dominan adalah jenis
semut karena menurut prediksi kami, kondisi lingkungan hutan
memberikan banyak sumber makanan bagi mereka. Di sana juga
ditemukan kelabang dan kalajengking karena kondisi permukaan tanah
yang banyak seresah dauh-dauh sesuai untuk habitat mereka.
IX. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kami di Hutan Biologi FMIPA UNY, dapat


kami simpulkan sebagai berikut.

1. Keanekaragaman jenis organisme pada Hutan Biologi FMIPA UNY


berkategori rendah, dimana diketahui indeks keanekaragaman SW H’ =
0,82 < 1. Di sana, ditemukan 17 jenis organisme, antara lain semut merah,
semut kecil, semut hitam, ciri, rayap, gastropoda, serangga tanah, jangkrik,
kelabang, belatung/ larva, laba-laba tanah, kalajengking, protozoa bulat
dan motil dengan menggelincir, protozoa bulat dan motil dengan gerak
seperti ikan pari, protozoa silinder panjang dengan gerak seperti memiliki
pseudopodia, cacing, dan larva serangga mikroskopis.

2. Faktor yang mendukung hadirnya organisme tersebut misalnya


banyaknya pepohonan sehingga cocok untuk hidup jenis semut karena
banyaknya sumber makanan, lantai hutan yang dipenuhi seresah daun
sehingga cocok untuk hidup kelabang ataupun kalajengking, pH tanah
netral (pH 7) cocok untuk hidup protozoa-protozoa yang telah disebutkan
pada nomor 1. Begitu pula faktor abiotik lain, seperti kelembaban 68
mmHg, tekstur tanah berpasir, dan temperatur antara 26-28◦C yang cocok
untuk hidup organisme-organisme tersebut.

X. Masalah Baru yang Dikembangkan

Pengaruh tekstur tanah terhadap keanekaragaman jenis organisme tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Djuwanto. 2012. Pedoman Praktikum Biologi Tanah. Yogyakarta: UNY


Press.

E. Handayanto dan K. Hairiah. 2007. Biologi Tanah. Yogyakarta: Pustaka


Adipura.
LAMPIRAN GAMBAR

Gbr 1. Gastropoda Gbr 2. Serangga Tanah

Gbr 3. Belatung Gbr 4. Ciri

Gbr 5. Kalajengking Gbr 6. Kelabang


Gbr 7. Larva Mikroskopis Gbr 8. Cacing Mikroskopis

Gbr 9. Protozoa Bulat dan Motil

Anda mungkin juga menyukai