Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Parameter Batuan Terhadap Proses Peledakan


Dalam parameter batuan yang lebih penting dibandingkan dengan
karakteristik suatu bahan peledak yaitu dalam menentukan hasil dari peledakan.
Parameter – parameter yang memiliki pengaruh besar dalam menetukan hasil
peledakan, sebagai berikut :
1. Densitas.
2. Struktur geologi.
3. Karakteristik Elastis.
4. Kecepatan Gelombang Batuan.
5. Kekuatan dinamis dari batuan
Dimana pada batuan yang memiliki kekar dan bidang datar yang rata dan
memiliki banyak keberhasilan dalam fagmentasi maupun pembongkaran batuan
dapat dicapai dengan lebih mudah dibandingkan dengan batuan masif yang
memerlukan rekahan baru harus dibentuk oleh gelombang tekanan yang
dihasilkan dari ledakan pada bahan peledak
2.1.1 Kekuatan Dinamis pada suatu Batuan
Kekuatan batuan merupakan kemampuan dari suatu batuan terhadap
gaya yang dikenakan pada batuan tersebut. Batuan akan terjadinya pelemahan
terhadap tarikan, akan tetapi kuat terhadap tekanan. Dimana ledakan akan
menghasilkan tekanan yang memberaikan suatu batuan pada sekitar lubang
ledak, selanjutnya akan terbias menuju bidang bebas dan akan terpantulkan
menjadi gelombang tarik. Kuat tarik digunakan untuk variable dalam
menentukan suatu kekuatan pecahnya batuan tersebut. (Oucterlony, 1997)
Kic = Tensile Strenght x √3,14 x Crack Lenght............................2.1
Keterangan :
Kic = Kekuatan pecahnya batuan
Crack length = Dimensi Tunnel

2
3

2.2 Parameter Bahan Peledak


Bahan peledak dapat didefinisikan suatu bahan dasar dari kimia yang
memiliki senyawa tunggal ataupun campuran yang berbentuk padat, cair, atau
campuran dan apabila adanya reaksi panas, gesekan ataupun peledakan akan
mengalami perubahan reaksi kimia secara eksotermis dengan cepat yang akan
menghasilkan reaksi yang berbentuk gas dengan dibarengi oleh panas dan
tekanan yang sangat tinggi dan menjadi zat lain lebih stabil. Pada umumnya sifat
- sifat bahan peledak yaitu kekuatan, kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isis
bahan peledak, ketahanan terhadap air, dan sifat – sifat gas beracun.
2.2.1 Bobot Isi Bahan Peledak (Densitas)
Bobot isis bahan peledak merupakan perbandingan antara berat dan
volume bahan peledak yang dinyatakan dalam gr/cm3, densitas merupakan
angka yang menyatakan perbandingan antara berat per volume. Adapun definisi
lain yang menjelaskan tentang densitas, diantara:
1. Densitas bahan peledak merupakan berat bahan peledak per unit volume,
yang dinyatakan dalam satuan gr/cc.
2 Densitas pengisian yaitu berat bahan peledak per meter kolom lubang
tembak yang dinyatakan dalam satuan kg/m.
Bobot isi bahan peledak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
suatu energi pada setiap meter isian lubang ledak, semakin tinggi bobot isi
bahan peledak maka energi yang dihantarkan akan semakin besar. Hal ini
dikarenakan menjadi faktor utama dalam menentukan jumlah total energi
peledakan yang tepat untuk berbagai kondisi dari batuan yang akan dihasilkan
disesuaikan dengan kebutuhannya
2.2.2 Sensitifitas (Kepekaan)
Kepekaan merupakan ukuran yang besarnya impuls yang diperlukan oleh
bahan peledak agar dapat memulai suatu reaksi peledakan pada semua isian.
Kepekaan bahan peledak ini akan tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir,
bi=obot isi, temperature, dab=n pengaruh kandungan air. Dimana pada
sensitifitas atau kepekaan terbagi menjadi beberapa macam, sebagai berikut :
1. Kepekaan terhadap benturan
2. Kepekaan terhadap gesekan
3. Kepekaan terhadap panas
4. Kepekaan terhadap ledakan bahan peledak lain dari jarak tertentu.
4

Apabila dikaitkan pada bahan peledak sensitifitas yaitusifat yang


menunjukan kemudahan untuk inisiasi bahan peledak atau ukuran minimal
booster yang diperlukan agar mendapatkan hasil ledakan yang sempurna. Sifat
sensitif pada bahan peledak ini memiliki ketergantungan pada komposisi bahan
kimia peledak, diameter, temperature dan tekanan ambient. Terdapat beberapa
cara untuk menguji sensitiditas dar bahan peledak agar dapat dipakai dengan
cara yang cukup sederhana atau disebut dengan air gap test
2.2.3 Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)
Ketahanan bahan peledak terhadap air dapat didefinisikan sebagai
kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air pada daerah sekitarnya
tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensinya. Dimana bahan peledak dapat
dikatagorikan mempunyai ketahanan yang sangat buruk terhadap air yang dapat
larut dalam air pada waktu yang singkat, sehingga bahan peledak dapat
dikatakan baik apabila ketahan terhadap air bahan peledak tersebut tidak akan
larut dalam air.
2.2.4 Kekuatan (Strength)
Kekuatan bahan peledak memiliki keterkaitan dengan kandungan energi
yang dimiliki pada bahan peledak tersebut, dimana memiliki ukuran kemampuan
bahan peledak tersebut dalam melakukan kerja, dan kekuatan ini biasanya
dinyatakan dalam (%). Dimana terdapat dua macam ukuran kekuatan yang
digunakan dalam menilai bahan peledak komersial yaitu weinght strength
merupakan membandingkan kekuatan bahan peledak dengan dasar berat yang
sama dan kekuatan lainnya yaitu catridge atau bulk strength yaitu perbandingan
kekuatan bahan peledak dengan dasar volume yang sama.
2.2.5 Kestabilan Kimia (Chemical Stability)
Kestabilan kimia bahan peledaak yaitu kemampuan dari bahan peledak
untuk tidak dapat terubahkan secara kimia dan tetap mempertahankan
sensitifitas selama dalam penyimpanan yang berada dalam gudang dengan
kondisi tertentu. Seperti bahan peledak yang tidak stabil dimana bahan peledaak
berbasis nitrogliserin atau NG-based explosive. Dimana danya faktor yang
mempercepat ketidak stabilan kimiawi tersebut diantaranya dipengaruhi oleh
suhu panas dan dingin. Tanda dari kerusakan bahan peledak akan tampak
kristalisasi pada bahan peledak.
5

2.2.6 Sifat – Sifat Gas beracun (Fumes Characteristics)


Bahan peledak akan menghasilkan dua kemungkinan seperti fumes yaitu
gas gas yang beracun maupun smoke merupakan gas yang tidak beracun.
Dimana akan sulit dalam menentukan gas beracun atau tidak beracunya di
lapangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Adanya ketidakseimbang pencampuran antara bahan peledak yang
meliputi unsur oksida dan bahan peledak tersebut.
2. Dalam penyimanan primer yang kurang tepat.
3. Dalam pemasangan stemming yang kurang padat dan kuat..
4. Adanya air dalam lubang peledakan yang membuat isian bahan peledak
basah
5. Penentuan sistem waktu tunda yang kurang tepat dilakukan
6. Diindikasikan adanya reaksi antara bahan peledak dengan batuan sekitar.
2.2.7 Kecepatan Detonasi Peledakan (Velocity Of Detonation)
Kecepatan detonasi merupakan kecepatan gelombang detonasi yang
menerobos sepanjang kolom isian handak, dimana dapat dinyatakan dalam
meter/detik. Kecepatan suatu detonasi untuk bahan peledak komersil yaitu 5000
– 25000 fps atau 1500 – 8500 m/s. Dimana dalam kecepatan detonasi bahan
peledak tergantung pada parameter – parameter sebagai berikut :
1. Jenis bahan peledak (ukuran butir dan bobot isi)
2. Diameter lubang ledak atau dodol
3. Derajat pengurungan
4. Penyalaan awal
Sifat bahan peledak yang dapat didefinisikan sebagai cepat rambatnya
gelombang detonasi pada sepanjang bahan peedak dengan satuan meter per
second atau (m/s). kecepatan detonasi dapat diukur dalam beberapa kondisi,
sebagai berikiut :
1. Terkurung merupakan dimana kecepatan gelombang detonasi yang
merambat melalui kolom bahan peledak yang berada didalam lubang
ledak atau ruang terkurung .
2. Tidak Terkurung, merupakan kecepatan detonasi yang menunjukan
kecepatan peledakan apabila bahan peledak tersebut diledakkan dalam
keadan terbuka.

Anda mungkin juga menyukai