Anda di halaman 1dari 42

Case Report Session

PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS LUBUK KILANGAN

Oleh :

Kelsy Qoridisa

1840312245

Preseptor :

dr. Ida Rahmah Burhan, MARS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT penulis


ucapkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan ilmu, akal, pikiran, dan waktu,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Case Report Session “Pengelolaan
Kesehatan Lingkungan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan”. Makalah
Case Report Session ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tahap
kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ida Rahmah Burhan, MARS
yang telah membimbing penulis dalam penulisan makalah Case Report Session ini.
Tentunya penulisan makalah Case Report Session ini sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... 5

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... 6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 7

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 8

1.4 Batasan Masalah.................................................................................................. 9

1.5 Metode Penulisan ................................................................................................ 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan ...................................................................... 10

2.2 Ruang Lingkup dan sarana Kesehatan Lingkungan ............................................ 11

2.3 Syarat-Syarat Fasilitas dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia ................... 15

2.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Indonesia ........................................................ 20

2.5 Penyakit Berbasis Lingkungan ............................................................................ 23

BAB 3 ANALISIS SITUASI

3.1 Kondisi Geografis ............................................................................................... 24

3.2 Kondisi Demografis ............................................................................................ 25

3.3 Program Puskesmas Lubuk Kilangan ................................................................. 28

3
3.4 Program Kesehatan Lingkungan Lubuk Kilangan .............................................. 29

3.5 Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan ...................................................... 31

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan ............... 35

4.2 Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan .... 37

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 39

5.2 Saran .................................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 41

LAMPIRAN .................................................................................................................... 42

4
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Kelurahan tahun 2018 .................................................. 21

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2018 ............................... 25

Gambar 3.2 Data Dasar Tempat-Tempat Umum Wilayah Lubuk Kilanagn. .......................... 26

Gambar 3.3 Data Dasar Tempat Pengolahan Makanan Wilayah Lubuk Kilangan .................. 26

Gambar 3.4 Data Dasar Perumahan Wilayah Lubuk Kilangan ............................................... 27

Gambar 3.5 Cakupan TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan Puskemas Lubuk

Kilangan tahun 2018 ............................................................................................ 31

Gambar 3.6 Cakupan TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan Puskemas Lubuk

Kilangan tahun 2018 ............................................................................................ 32

Gambar 3.7 Cakupan Rumah yang Memenuhi Syarat Kesehatan Puskemas Lubuk

Kilangan tahun 2018 ............................................................................................ 33

Gmabar 3.8 Cakupan Kepatuhan pemeriksaan Bakteriologis DAMIU di Wilayah

Kerja Puskemas Lubuk Kilangan tahun 2018 ...................................................... 33

Gambar 3.9 Cakupan Jamban yang Memenuhi Syarat Kesehatan Puskemas Lubuk

Kilangan tahun 2018 ............................................................................................ 34

6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang

padat yaitu mencapai 265 juta jiwa pada tahun 2018. Hal ini membuat Indonesia

dihadapkan dengan berbagai masalah kesehatan yang kompleks. Menurut ahli

kesehatan HL. BLUM derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:

lingkungan, perilaku, manusia, dan pelayanan kesehatan. Sampai saat ini diketahui

bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat di Indonesia masih didominasi

oleh penyakit yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan lingkungan.1,2

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.

ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10

besar penyakit di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia.3 Berdasarkan data

Kemenkes tahun 2015, cakupan penemuan ISPA pada balita tahun 2014 berkisar

antara 20-30%, sedangkan pada tahun 2015 terjadi penignkatan menjadi 63,45%.

Sementara kejadian ISPA di Sumatera Barat tahun 2015 sebanyak 11.326 kasus

(22,94%) dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 13.384 kasus (27,11%).3,4 Masalah

kesehatan berbasis lingkungan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak

memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat

yang masih rendah, mengakibatkan penyakit-penyakit seperti ISPA,diare dan lain-

lain. Peningkatan jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan menggambarkan belum

7
2
optimalnya upaya kesehatan lingkungan.

Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat dalam hal membina peran serta masyarakat di

bidang kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat melalui program kesehatan lingkungan yang diharapkan akan

membantu mengurangi angka kejadian penyakit berbasis lingkungan. Di Puskesmas

Lubuk Kilangan, salah satu penyakit yang erat hubungannya dengan kesehatan

lingkungan yaitu ISPA dan diare yang selalu masuk dalam 10 besar penyakit berbasis

lingkungan. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian mengingat masalah kesehatan

lingkungan sangat berdampak pada berbagai penyakit lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk membahas

pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.2. RumusanMasalah

Bagaimana pengelolaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan?

1.3. TujuanPenulisan

1.3.1. TujuanUmum

Mengetahui pengelolaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan

8
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

2. Mengetahui pencapaian program kesehatan lingkungan di PuskesmasLubuk

Kilangan.

3. Menganalisa permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan

1.4. Batasan Masalah

Makalah ini membahas mengenai program kesehatan lingkungan, pencapaian

program dan permasalahan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan.

1.5. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk kepada

berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, laporan bulanan

Puskesmas Lubuk Kilangan, dan diskusi dengan Kepala Puskesmas serta pemegang

program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan.

9
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik,

mental, dan sosial. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Permasalahan kesehatan disebabkan oleh banyak hal. Menurut HL Blum, derajat

kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan

medis dan keturunan. Kesehatan lingkungan sendiri di definisikan sebagai suatu

keseimbangan ekologi yang harusada antara manusia dan lingkungan agar dapat

6,7
menjamin keadaan sehat dari manusia.

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia),

kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya mendefinisikan kesehatan

lingkungan sebagai suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga

berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Dapat

disimpulkan pengertian kesehatan lingkungan adalah upaya perlindungan,

pengelolaan dan modifikasi lingkungan yang di arahkan menuju keseimbangan

ekologi guna meningkatkan kesehatan masyarakat.

10
2.2 Ruang Lingkup dan Sarana Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal

yang esensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan

faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya

masalah kesehatan mayarakat. Pada Undang-Undang No 36 tahun 2009 disebutkan

bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat, baik, fisik, kimia (biomedik), biologi maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan antara lain:

A. Menurut WHO

 Penyediaan air minum

 Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran

 Pembuangan sampah padat

 Pengendalian vector

 Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

 Higiene makanan, termasuk susu

 Pengendalian pencemaran udara

 Pengendalian radiasi

 Kesehatan kerja

 Pengendalian kebisingan

 Perumahan pemukiman

 Aspek kesling dan transportasi udara

11
 Perencanaan daerah dan perkotaan

 Pencegahan kecelakaan

 Rekreasi umum dan pariwisata

B. Menurut UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan antara lain:

Pasal 162

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Pasal 163

1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan

lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.

2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup

lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan

fasilitas umum.

3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-

unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:

a. Limbah cair;

b. Limbah padat;

c. Limbah gas;

12
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan pemerintah;

e. Binatang pembawa penyakit;

f. Zat kimia yang berbahaya;

g. Kebisingan yang melebihi ambang batas;

h. Radiasi sinar pengion dan non pengion;

i. Air yang tercemar;

j. Udara yang tercemar; dan

k. Makanan yang terkontaminasi.

(4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses

pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3),

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014

Kesehatan Lingkungan

Bab III

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

Pasal 7www.hukumonline.com

Kualitas lingkungan yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau

pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan

Kesehatan.

13
Pasal 8

1) Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

ditetapkan pada media lingkungan yang meliputi:

a. Air;

b. Udara;

c. Tanah;

d. Pangan;

e. Sarana dan bangunan; dan

f. Vektor dan binatang pembawa penyakit.

(2) Media lingkungan yang ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berada pada lingkungan:

a. Permukiman;

b. Tempat Kerja;

c. Tempat rekreasi; dan

d. Tempat dan fasilitas umum.

(3) Media lingkungan yang ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung

terhadap kesehatan masyarakat.

Yang menjadi sasaran kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Tempat umum, seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan dan usaha-

usaha yang sejenis.

14
2. Lingkungan pemukiman, yaitu rumah tinggal, asrama/ yang sejenis

3. Lingkungan kerja, seperti perkantoran, kawasan industry/ yang

sejenis

4. Angkutan umum, seperti kendaraan darat, laut dan udara yang

digunakan

5. Lingkungan lainnya, misalnya yang bersifat khusus seperti

lingkungan yang berada dalam keadaan darurat, bencana

perpindahan penduduk secara besar- besaran, reaktor/ tempat yang

bersifat umum.

2.3 Syarat-Syarat Fasilitas dalam Kesehatan Lingkungan di Indonesia

1) Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Syarat fisik, yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

b. Syarat kimia, yaitu kadar besi, maksimum yang diperbolehkan adalah

0,3 mg/l, kesadahan maksimal 500mg/l.

c. Syarat mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100ml

air)

2) PembuanganKotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

15
syarat sebagai berikut:

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-

benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

3) KesehatanPemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut (UU No.23/1992):

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu pencahayaan, sirkulasi udara,

ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang

menganggu

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu privasi yang cukup,

konumikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghunirumah

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar

penghunirumahdengan penyedia air bersih, pengelolaan tnja dan

limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan

16
hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan

penghawaan yang cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain

persyaratan garis sempadan jalan, kontruksi yang tidak mudah roboh,

tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya

jatuh tergelincir.

4) Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-

faktor (UU No.23/1992):

a. Penimbunan sampah. Faktor faktor yang mempengaruhi roduksi

sampah adalh jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas,

pola kehidupan/ tingkat sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim

dan kemajuan teknologi

b. Penyimpanan sampah

c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

d. Pengangkutan

e. Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat

mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita

dapt memecahkan masalah-masalah secara efisien.

17
5) Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir bibit penyakit yang kemudian disebut

sebagai vektor misalnya: pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk

Anopeles sp untuk penyakt malaria, nyamuk Aedes sp untuk Demam

Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk penyakit kaki gajah/

filariasis. Penanggulangan atau pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya

dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff,

kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigtan nyamuk

Anopeles sp, Gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, penggunaan kada pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi.

Binatang penggangu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing

yang menularkan penyakit seperti rabies. Kecoa dan lalat dapat menjadi

perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulkan

diare. Tikus dapat menyebabkan leptospirosis dari air seni yang

dikeluarkannya setelah terinfeksi bakteri penyebab.

6) Makanan danMinuman

Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,

rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan. Persyaratan hygiene sanitasi

makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi (Kemenkes RI,

2004):

18
a. Persyaratan lokasi dan bangunan

b. Persyaratan fasilitas sanitasi

c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

e. Persyaratan peralatan yang digunakan

7) Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan di antaranya pencemaran air, pencemaran

tanah, dan pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi menjadi indoor

air pollution dan outdoor air pollution. Indoor air pollution merupakan

problem perumahan/pemukiman, serta gedung umum, bis, kereta api, dan

lain-lain. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang

sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan

daripada berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan

bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya

infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.

Masalah outdoor air pollution atau pencemaran udara di luar rumah,

berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak

pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota

dibandingkan pedesaan.

Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Pembakaran

hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata

19
membawa dampak serius, misalnya infeksi salura pernafasan akut, iritasi pada

mata, terganggunya jadwal penerbangan dan terganggunya ekologi hutan.

2.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Indonesia

Upaya dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di

puskesmas di Indonesia antara lain sebagai berikut (Kemenkes No.852/2008):

1. Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah

kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan

lingkungan, pemberatasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan

bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Tujuan klinik sanitasi secara umum

adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat malalui upaya

preventif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus

menerus. Ruang lingkup klinik sanitasi, diantaranya:

a. Penyediaan dan penyehatan air bersih / jamban dalam rangka pencegahan

penyakit diare, kecacingan dan penyakit kulit.

b. Penyehatan perumahan/ lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit

ISPA, TB Paru, DBD ataupun malaria.

c. Penyehatan lingkungan kerja dalam rangka pencegahan pnyakit yang

berhubungan dengan pekerjaan atau akibat kerja

d. Penyehatan makanan atau minuman dalam rangka pencegahan penyakit

saluran cerna dan keracunan makanan

20
Kegiatan klinik sanitasi dilakukan di dalam dan di luar gedung

 Di dalam gedung

Setiap pasien yang mendaftar di loket, seterusnya pasien diperiksa oleh

tenaga medis Puskesmas. Apabila didapatkan pasien menderita penyakit

yang berhubungan dengan faktor lingkungan maka pasien dirujuk ke klinik

sanitasi, kemudian dilakukan wawancara, pengisian kuesioner dan

konseling. Jika diperlukan, petugas kesling membuat janji kunjungan ke

rumah pasien.

 Di luar gedung

Hal ini merupakan tindak lanjut kegiatan berupa kunjungan ke rumah

pasien, kunjungan ini sebenarnya rutin dilakukan namun kini dengan target

yang ditingkatkan.

2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Menurut Survey Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), rumah

sehat dinilai dari beberapa parameter:

a. Lokasi tempat tinggal yang dianjurkan sebaiknya tidak pada daerah

rawan banjir, bekas pembuangan akhir sampah, bekas pertambangan.

Kepadatan hunian, kebutuhan ruang tidur per orang hendaklah

2
mencapai 8m dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur

dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun

b. Jenis lantai yang baik adalah kedap air dan mudah dibersihkan

c. Pencahayaan, pada pencahayaan alamiah hendaklah memiliki jalan

21
masuk cahaya (sekurang-kurangnya 15% - 20% dari luas lantai dalan

ruangan rumah)

d. Ventilasi, ventilasi alamiah hendakanya mencapai 10% dari luaslantai

e. Air bersih, syarat-syarat kualitas air bersih dia antaranya adalah secara

fisik tidak berbau, berasa dan berwarna serta secara mikrobiologis air

harus bebas dari segala macam bakteri terutama bakteri patogen.

f. Kepemilikan jamban/ WC, kakus, dan Septic tank, dimana jarak

pembuangan septic tank yaitu jaraknya terhadap sumber air bersih harus

lebih dari 10 m.

g. Adanya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), saluran got,

pengelolaan sampah.

3. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)

Meliputi surveilans kualitas air dan inspeksi sanitasi sarana air bersih

4. Penyahatan Tempat-Tempat Umum(TTU)

Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat

penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana

ibadah, sarana angkutan umum, salon kecantikan, dan tempat hiburan

lainnya.

5. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)

Penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat

pengelolaan makanan meliputi kesehatan kebersihan makanan serta

kesehatan tenaga kerja.

22
6. Pemeriksaan Jentik Nyamuk

Pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi

perindukan nyamuk dan tumbuhnya jentik. Kemudian dihitung berapa

jumlah penduduk yang mengalami bebas jentik.

2.5 Penyakit Berbasis Lingkungan

Penyakit berbasis lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan

fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia

dengan segala suatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit berbasis

lingkungan. Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh faktor

lingkungan serta paerilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan

aspek sanitasi tingginya angka penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak

terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih

rendah, tercemarnnya tanah air dan udara karena limbah ruamh tangga, limbah

ndustri, limbah pertanian, sarana transpor serta lingkungan fisik yang

6
memungkinkan. Beberapa penyakit berbasis lingkunganberupa ISPA, diare,

penyakit infeksi kulit, malaria, DBD, cacingan, TB Paru, Filariasis, Keracunan

makanan dan minuman atau pestisida dan keluhan akibat lingkungan.

23
BAB 3

ANALISIS SITUASI

3.1 Kondisi Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di Kecamatan Lubuk

Kilangan, Kota Padang dengan luas wilayah + 85,99 Km2 terdiri dari 7 kelurahan

dengan luas sebagai berikut:

a. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2

b. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2

c. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2

d. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2

e. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2

f. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2

g. Kelurahan Tarantang : 1.85 Km2

Dengan kondisi 40% dataran rendah dan 60 % dataran tinggi, curah hujan ±

384,80 mm/bulan, temperatur antara 28,5 0C – 31,50C adapun batas wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

24
Batas wilayah tersebut dapat juga kita lihat melalui peta wilayah kerja seperti terlihat

pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2018

3.2 Kondisi Demografis

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang untuk Kecamatan

Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2018 yang dipublikasikan pada tahun 2018,

jumlah Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 55.507 jiwa dengan jumlah

KK 17.254, RT Sebanyak 199 dan RW sebanyak 48 dengan rata-rata anggota

keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 614/km². Adapun rincian jumlah

penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

25
Gambar 3.2 Data Dasar Tempat-Tempat Umum Wilayah Lubuk Kilangan

Gambar 3.3 Data Dasar Tempat Pengolahan Makanan Wilayah Lubuk Kilangan

26
Gambar 3.4 Data Dasar Perumahan Wilayah Lubuk Kilangan

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Kelurahan tahun 2018

No Kelurahan JML KK JML JIWA RT RW

1 Bandar Buat 4728 15.016 45 11

2 Padang Besi 2264 7.542 24 5

3 Indarung 3811 11.430 44 12

4 Koto Lalang 2579 8.847 31 6

5 Batu Gadang 2530 7.979 31 6

6 Baringin 460 1.652 6 2

7 Tarantang 882 3.041 14 3

Jumlah 17.254 55.507 199 48

27
3.3 Program Puskesmas Lubuk Kilangan

Sebagai pelayanan tingkat pertama, Puskesmas Lubuk Kilangan bertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat sesuai dengan sistem kesehatan nasional. Upaya kesehatan yang

dilaksanakan di Puskesmas Lubuk Kilangan antara lain:

A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial

1. Pelayanan promosi kesehatan

2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan Gizi

4. Pelayanankesehatan ibu, anak dan keluarga berencana

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

6. Pelayanan Perkesmas

7. Pelayanan Penyakit Tidak Menular

B. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Tingkat Pertama

1. Rawat jalan

2. Pelayanan gawat darurat

3. Pelayanan farmasi

4. Laboratorium

C. Program Pengembangan

1. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

2. Program kesehatan jiwa

3. Program kesehatan lansia

28
3.4 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Lubuk Kilangan

Sebagai salah satu program Puskesmas Lubuk Kilangan, dalam

penyelenggaraannya program kesehatan lingkungan memiliki 4 subprogram pokok.

1. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)

Tempat-tempat umum yang menjadi pengawasan Puskesmas Lubuk

Kilangan berjumlah 172 tempat umum yang terdiri dari sarana pendidikan,

sarana kesehatan, pangkas rambut, salon dan sarana ibadah. Permasalahan

yang paling banyak dijumpai di tempat-tempat umum adalah kondisi toilet

yang tidak memenuhi syarat dan pengelolaan sampah serta limbah yang

belum memenuhi syarat.

Target untuk cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) dengan sanitasi

yang memnuhi syarat kesehatan di Puskesmas Lubuk Kilangan adalah 92%

dan cakupan pada tahun 2018 yaitu baru mencapai 87%.

2. Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan(TPM)

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat 104 TPM yang

menjadi pengawasan Puskesmas, terdiri dari rumah makan/restoran,

catering dan industri rumah tangga. Permasalahan yang paling banyak

ditemui adalah kurangnya hygiene dari petugas di beberapa tempat

pengolahan makanan dan pengolahan limbah yang tidak baik. Target

Puskesmas untuk program ini adalah 82% tempat pengolahan makanan

memenuhi syarat kesehatan, dan tahun 2018 Puskesmas Lubuk Kilangan

sudah melebihi target yaitu 86%.

3. Rumah Sehat

29
Upaya penciptaan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan dilakukan melalui pemeriksaan/survey perumahan dan

lingkungan dengan turun langsung ke pemukiman masyarakat dan

melakukan pemeriksaan terhadap sanitasi dasar dan indikator rumah

sehat. Target cakupan rumah dengan syarat kesehatan yaitu 91% dan

capaian program pada tahun 2018 hanya 69%.

4. Pengawasan Kualitas Air Bersih dan Depot AirMinum

Pengawasan kualitas air bersih di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan dilakukan setiap bulannya melalui kegiatan inspeksi sanitasi

sarana air bersih yang sejalan dengan kegiatan survey perumahan dan

lingkungan.Terdapat sebanyak 91 sarana air bersih diwilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan, terdiri dari BPSPAM 14 sarana, sumur gali

(SGL) 20 sarana,mata air terlindung 17 sarana dan 40 depot air minum isi

ulang (DAMIU).

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat 40 buah depot air

minum yang menjadi pengawasan Puskesmas. Minum isi ulang yang

memenuhi syarat telah dilakukan inspeksi sanitasi, hampir semua depot

yang tidak memenuhi syarat tersebut terkendala dengan hasil pemeriksaan

laboratoriumnya, dimana terdapat 62% depot tidak memeriksakan air

olahannya secara rutin 3 bulan sekali ke laboratorium yang telah

ditentukan, namun demikian ke depan akan lebih ditingkatkan pengawasan

dengan memberikan motivasi dan pengertian yang lebih intensif kepada

30
pengelola depot akan pentingnya pemeriksaan rutin dan sertifikat layak

hygiene depot air minum.

5. Akses Jamban

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, sebanyak 86% yang

memenuhi kriteria jamban sehat, dengan target sebesar 100%. Hal ini

disebabkan karena beberapa masalah, yaitu lahan pemukiman yang sempit,

lokasi pemukiman di pinggir sungai, dan kebiasaan masyrakat yang tidak

terbiasa dan tidak nyaman menggunakan jamban dan lebih memilih sungai.

3.5 Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Lubuk Kilangan

Pencapaian program kesehatan lingkungan oleh Puskesmas Lubuk Kilangan

pada masing- masing program adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum(TTU)

Gambar 3.5. Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan Puskesmas Lubuk

Kilangan tahun 2018

120.0

100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
Bandar Padang Indarung Koto Batu Baringin Tarantang Puskesmas
Buat Besi Lalang Gadang

31
Target untuk cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) dengan sanitasi yang

memnuhi syarat kesehatan di Puskesmas Lubuk Kilangan adalah 92% dan

cakupan pada tahun 2018 yaitu baru mencapai 87%.

2. Pengawasanan Sanitasi Tempat Pengolahan Makan

Gambar 3.6 Cakupan TPM yang memenuhi syarat kesehatan Puskesmas Lubuk

Kilangan tahun 2018

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
00
Bandar Padang Indarung Koto Lalang Batu Baringin Tarantang Jumlah
Buat Besi Gadang

Target Puskesmas untuk program ini adalah 82% tempat pengolahan

makanan memenuhi syarat kesehatan, dan tahun 2018 Puskesmas Lubuk

Kilangan sudah melebihi target yaitu 86%.

32
3. Rumah Sehat

Gambar 3.7 Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan Puskesmas

Lubuk Kilangan tahun 2018

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Banda Padang Indarung Koto Batu Baringin tarantang Puskemas
Buek Besi lalang gadang

Berdasarkan grafik diatas capaian rumah yang memenuhi syarat

kesehtan belum mencapai terget. Capaian rumah yang memenuhi syarat

kesehatan 69% dengan target 91%.

4. Pengawasan DAMIU

Gambar 3.8 Cakupan kepatuhan pemeriksaan bakteriologis DAMIU di

wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2018

70

60

50

40

30

20

10

00
Bandar Padang Indarung Koto Batu Baringin Tarantang Jumlah
Buat Besi Lalang Gadang

33
Hanya 38% DAMIU di wilayah kerja Lubuk Kilangan yang secara rutin

melakukan pemeriksaan bakteriologis rutin

5. Akses Jamban Sehat

Gambar 3.9. Cakupan Jamban yang memenuhi syarat kesehatan Puskesmas

Lubuk Kilangan tahun 2018

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, akses jamban sehat hanya

mencapai 79% dengan target sebesar 81%

34
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

Berdasarkan laporan masing-masing program kesehatan lingkungan yang

dilaksanakan oleh Puskesmas Lubuk Kilangan, dapat disimpulkan bahwa masih

terdapat beberapa permasalahan kesehatan lingkungan, diantaranya:

1. Tempat-Tempat Umum (TTU) dengan kondisi kesehatan lingkungan

buruk

Di wilayah Puskesmas Lubuk Kilangan masih ditemukan tempat umum

dengan kesehatan lingkungan yang buruk. Pada Tahun 2018, Tempat-Tempat

Umum (TTU) yang memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan belum mencapai target, yaitu sebesar 87% dengan target 92%.

Dikatakan tidak memenuhi syarat karena kondisi toilet dan pengelolaan

sampah serta limbah yang belum memenuhi syarat.

2. Masih terdapat Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang tidak sehat

Di wilayah Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2018 terdapat 104 TPM

yang menjadi pengawasan Puskesmas, terdiri dari rumah makan/restoran,

catering dan industri rumah tangga. Permasalahan yang paling banyak

ditemui diantaranya kurangnya hygiene dari petugas TPM .

Pengolahan makanan pada kebanyakan TPM belum menggunakan

prinsip hygiene dan sanitasi dalam pengolahan, pewadahan dan penyajian

makanan seperti yang telah diatur dalam PP No.66 tahun 2014 tentang
6
Kesehatan Lingkungan.

35
3. Pengawasan Kualitas Air Bersih dan Depot Air Minum

Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas Puskesmas, masih banyak

depot air minum yang tidak melakukan pemeriksaan bakteriologis rutin.

Hanya 38% DAMIU yang secara rutin melakukan pemeriksaan bakteriologis

setiap 3 bulan. Pengawasan kualitas air bersih di wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan dilakukan setiap bulannya melalui kegiatan inspeksi sanitasi

sarana air bersih yang sejalan dengan kegiatan survey perumahan dan

lingkungan.

Beberapa kendala didapatkan selama berjalannya program diantaranya,

kurangnya partisipasi masyarakat karena kondisi biaya dan tenaga yang

kurang mendukung salah satunya seperti, jauhnya tempat pengantaran sampel

yang harus di tempuh.

4. Pembinaan Rumah Sehat

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat 69% rumah yang

memenuhi syarat rumah sehat, capaian tersebut belum mencapai target, yaitu

sebanyak 91%. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya cakupan sanitasi

dasar.

5. Akses Jamban Sehat

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, akses jamban sehat hanya

mencapai 79% dengan target sebesar 81%. Hal ini disebabkan karena

beberapa masalah, yaitu lahan pemukiman yang sempit, lokasi pemukiman

di pinggir sungai, kurangnya jumlah akses jamban sehat dibeberapa

kelurahan dan kebiasaan masyarakat yang tidak terbiasa dan tidak nyaman

menggunakan jamban dan lebih memilih sungai.

36
4.2. Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan PuskesmasLubuk Kilangan

Berbagai upaya pemecahan masalah kesehatan lingkungan perlu dilakukan

dalam menyikapi berbagai masalah kesehatan lingkungan yang terjadi di

wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. Beberapa upaya yang telah dan dapat

dilakukan diantaranya:

1. Memberikan penyuluhan pada pengelola tempat-tempat umum (TTU),

tempat pengolahan makanan (TPM), depot air minum serta kepada

masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan demi mencegah

terjadinya berbagai penyakit dan apa saja yang perlu dilakukan untuk

menjaga kesehatan lingkungan sekitar mereka.

2. Mendata setiap tempat pengolahan makanan (TPM) dan memberikan

sertifikat terdaftar sebagai TPM sehat yang dikelola oleh petugas

kesehatan lingkungan.

3. Melakukan penyuluhan kepada pengelola TPM tentang cara pengolahan

makanan yang baik.

4. Mewajibkan setiap depot air minum untuk melakukan pemeriksaan sampel

air minimal satu kali dalam tiga bulan dan hasil pemeriksaan tersebut

ditinjau berkaitan dengan izin kelayakan air untuk dikonsumsi masyarakat

serta memberikan sertifikat laik hygiene depot air minum. Selain itu,

Puskesmas Lubuk Kilangan juga mengadakan sosialisasi hygiene depot air

minum yang diikuti oleh penanggung jawab depot air minum se-

kecamatan Lubuk Kilangan.

5. Melakukan penyuluhan tentang pemanfaatan jamban yang tersedia untuk

37
menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan pembuatan

jamban komunal dengan partisipasi masyarakat dengan dana stimulan atau

dengan bantuan program sanitasi berbasis masyarakat.

38
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Lubuk


Kilangan antara lain pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU),
pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM), pengawasan depot air
minum, pengawasan sumber air bersih, pembinaan rumah sehat serta
penyuluhan tentang jamban sehat. Program-program ini sudah sesuai
dengan program pemerintah di puskesmas namun ada satu program yaitu
pemeriksaan jentik nyamuk yang masih belum dilaksanakan tersendiri oleh
bagian kesehatan lingkungan namun sudah dilaksanakan bersamaan
dengan program p2p.
2. Program kesehatan lingkungan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah
dilaksanakan cukup baik namun dari lima program yang ada hanya satu
program yang baru mencapai target.
3. Permasalahan kesehatan lingkungan yang terjadi di wilayah Puskesmas
Lubuk Kilangan hampir ditemukan di semua program antara lain masalah
kebersihan lingkungan, masalah pengolahan dan kebersihan makanan,
pengawasan depot air minum, pembinaan rumah sehat serta kurangnya
akses jamban sehat.

5.2 Saran
1. Diharapkan Puskesmas memiliki sarana prasarana yang memadai untuk
melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kesehatan lingkungan
untuk mendukung upaya peningkatan kesehatanmasyarakat.
2. Diharapkan program kesehatan lingkungan yang sudah mencapai target
dapat dipertahankan dan ditingkatkan dan untuk program yang belum
mencapai target diharapkan dapat mencapai target yang sudah ditentukan
dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
3. Diperlukan analisis masalah sesuai dengan program yang belum tercapai
dan merumuskan solusi yang dapat dilaksanakan seperti melakukan
penyuluhan sesuai dengan tema program.

39
4. Diharapkan program yang belum ada untuk bidang kesehatan lingkungan
dapat dicanangkan dan dilaksanakan sesuai dengan undang undang terkait
kesehatan lingkungan.

4. dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

5. Diperlukan analisis masalah sesuai dengan program yang belum tercapai

dan merumuskan solusi yang dapat dilaksanakan seperti melakukan

penyuluhan sesuai dengan tema program.

40
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik. Proyeksi Penduduk Indonesia.Jakarta: BPS;2018

2. Budiman. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2006

3. Purnama GP. Buku Ajar Penyakit Berbasis Lingkungan. Denpasar:

Universitas Udayana; 2016

4. Dinkes. Profil Kesehatan Sumatera Barat. Padang : Dinkes Sumbar;2016

5. Decroli E. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang : Pusat Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2019

6. Ricki M. Kesehatan lingkungan. Yogyakarta: Graha Mulia;2005

7. WHO. Public health and enviroment global strategy. 2011.

Tersedia:www.who.int/phe/en.diunduh pada Oktober 2019.

8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi nasional sanitasi total

berbasis masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia;2008.

9. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Keseharan

RI. Survey kesehatan nasional: Survei sosial ekonomi (Susenas) 2004

substansi kesehatan, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Keseharan RI;2005.

10. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

11. Peraturan Daerah Kota Padang No. 21 Tahun 2012 Tentang

PengelolaanSampah.

12. Puskesmas Lubuk Kilangan. Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2018

Puskesmas Lubuk Kilangan. Padang : Puskesmas Lubuk Kilangan;2018

41
LAMPIRAN

42

Anda mungkin juga menyukai