Anda di halaman 1dari 53

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT REFERAT

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS SEPTEMBER 2019


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

LAPORAN ANALISIS MASALAH UPAYA KESEHATAN


PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PUSKESMAS LEPO-LEPO
PERIODE JANUARI-DESEMBER TAHUN 2018

Oleh:
Iriamana Liasyarah Marudin, S.Ked
K1A1 15 018

Pembimbing :
dr. Arimaswati, M.Sc.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Iriamana Liasyarah Marudin, S.Ked

NIM : K1A1 15 018

Judul Referat : Laporan Analisis Masalah Upaya Kesehatan Pengendalian

Penyakit Menular Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari-Desember Tahun 2018

Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik Bagian

Kedokteran Okupasi pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran

Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo.

Kendari, September 2019

Mengetahui:

Pembimbing,

dr. Arimaswati, M.Sc

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya maka penulis dapat menyelesaikan Referat Analisis Upaya
Kesehatan Pencegahan Penyakit Menular di Puskesmas Lepo-lepo Periode
Januari-Desember Tahun 2018. Laporan Analisis Upaya Kesehatan P2M di
Puskesmas Lepo-lepo Periode Januari-Desember Tahun 2018 ini disusun untuk
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo. Penulis juga
berterima kasih kepada dr. Hasmirah selaku Kepala Puskesmas Lepo-lepo dan
dr. Arimaswati, M.Sc selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya dalam membimbing penulis selama masa kepaniteraan klinik di IKM-
IKK. Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan dan sebagai bahan evaluasi bagi Puskesmas Lepo-lepo

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat


kekurangan-kekurangan dan tidak sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran sehingga laporan ini dapat lebih baik lagi. Penulis juga menyadari
selama pengambilan data dan pembuatan laporan, penulis tidak lepas dari
kesalahan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mohon maaf.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya.

Kendari, September 2019

Iriamana Liasyarah Marudin, S.Ked

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………… ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….. . 1

B. Tujuan…………………………………………………………………… 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas………………………………………………………………... 4

B. Pencegahan penyakit menular…………………………………………... .. 9

BAB III. METODE PENGUMPULAN DATA

A. Data Yang Dikumpulkan………...…………...................................…. ...12

B. Cara Pengambilan Data ……………………………………….…….…..12

BAB IV. HASIL KEGIATAN PUSKESMAS DAN HASIL

PENGUMPULANDATA

A. Gambaran Singkat Puskesmas…………………….………………….....13

B. Data Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas…………..23

BAB V. MASALAH KESEHATAN

A. Identifikasi Masalah ……………………………………………………. 26

B. Nilai Prioritas Masalah………………………………………………….. 32


iv
C. Analisis Penyebab Masalah…………………………………………….. 33

D. Prioritas Penyebab Masalah……………………………………..……… 35

BAB VI. PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN

USULAN KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH

A. Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah yang Terpilih……….. 38

BAB VII. PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………………..40

B. Saran …………………………………………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42

LAMPIRAN ………………………………………………………………… .... 43

v
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Halaman

Tabel 1 Distribusi Penduduk Per Kelurahan Tahun 2018 16

Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas


Tabel 2 Lepo-lepo Tahun 2018 17

Jumlah Tenaga Kesehatan diPuskesmas Lepo-


Tabel 3 lepo Tahun2018 21

Cakupan Upaya Kesehatan Puskesmas Lepo-


Tabel 4 29
lepo 2018
Cakupan Upaya Kesehatan Pencegahan Penyakit
Tabel 5 31
Menular

Tabel 6 Besar Masalah (Kriteria A) 32


Tabel 7 Penilaian kegawatan masalah (Nilai 1-5) 32

Tabel 8 Kegawatan Masalah (Kriteria B) 33

Tabel 9 Kriteria Kemudahan Penanggulangan 33

Tabel 10 Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C) 34

Tabel 11 PEARL Faktor (Kriteria D) 35

Tabel 12 Penilaian Prioritas Masalah 36

Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah


Tabel 13 Cakupan Kesembuhan penderita TB BTA Positif 38

Tabel 14 Tabel Paired Comparison 39

Tabel 15 Kumulatif prioritas penyebab masalah 40

Tabel 16 Plan of Action (POA) 41

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

Gambar 1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo 15

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk

mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup

masyarakat melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinasi,

untuk: Perbaikan kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit

menular, melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan, serta

pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis. Upaya kesehatan masyarakat

menyangkut : Sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit, pendidikan

kesehatan (higiene), manajemen (pengorganisasian), mengembangan rekayasa

sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat dan perawatan untuk

diagnosis dini dan pengobatan.1

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan

modal setiap warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan

mencapai kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan

hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan

merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara

layak. Salah satu unit pelayanan kesehatan di daerah yaitu puskesmas.2

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya

kesehatan masyarakat esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan,

1
2

pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga

berencana, pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.3

Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang

menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi sehingga perlu

dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan,

pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien. Penyakit Menular

adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen

biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit. Penanggulangan Penyakit

Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan

preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka

kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran

penyakit agar tidak meluas antardaerah maupun antarnegara serta berpotensi

menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

masyarakat bertanggung jawab menyelenggarakan Penanggulangan Penyakit

Menular serta akibat yang ditimbulkannya. Penyelenggaraan Penanggulangan

Penyakit Menular dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan.5

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya. Dalam menjalankan fungsinya sebagai


3

penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dalam rangka

mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota

bidang kesehatan.4

Puskesmas Lepo-lepo dalam rangka melakukan pencegahan penyakit

menular, membuat suatu program/tim yang bekerja dalam pencegahan penyakit

menular/P2M. Dari data yang didapatkan pada pencegahan penyakit menular

puskesmas Lepo-lepo, ada beberapa masalah yang ada pada program-program

pencegahan penyakit menular puskesmas Lepo-lepo, maka dari itu referat ini

berisi tentang analisis masalah dan perencanaan solusi terhadap masalah yang

ada.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari Analisis Upaya pencegahan penyakit menular

Puskesmas Lepo-lepo Periode Januari – Desember Tahun 2018 ini adalah:

1. Diketahuinya analisis masalah, prioritas penyebab, dan alternative

pemecahan masalah upaya Pencegahan Penyakit Menular Puskesmas Lepo-

lepo periode Januari-Desember Tahun 2018.

2. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas dalam upaya

Pencegahan Penyakit Menular Puskesmas Lepo-lepo periode Januari-

Desember Tahun 2018.


4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah

daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya

disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup

efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan

standar pelayanan kesehatan sesuai dengan wilayah kerjanya. Upaya Kesehatan

Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan

masyarakat 3

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas,

Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama

4
5

di wilayah kerjanya, dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah

kerjanya. Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi UKM dari

Puskesmas. Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka

pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.

Pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan

dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif. Pedoman umum ini menyebutkan bahwa

pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari

pemberdayaan keluarga melalui pengembangan PHBS tatanan rumah tangga.

Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif itu tidak lain bertujuan untuk

terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat3

Penguatan subsistem upaya kesehatan dilakukan dengan menciptakan

keseimbangan pelaksanaan UKP dan UKM melalui pengutamaan kegiatan

promotif dan preventif. Puskesmas harus dikondisikan tidak terfokus hanya

melaksanakan UKP, melainkan juga UKM secara seimbang. Sasaran upaya

kesehatan harus ditegaskan bukan sekedar individu/perorangan, melainkan juga

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap program kesehatan hendaknya

mengarahkan kegiatannya kepada keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat.


6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

Puskesmas berwenang untuk:

1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan; b.

melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

2) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan

3) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikanmasalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain

terkait

4) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat

5) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas;

6) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan

8) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.
7

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Puskesmas berwenang untuk:

1) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara

komprehensif, berkesinambungan dan bermutu

2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

upaya promotif dan preventif

3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada

individu, keluarga, kelompok

4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung

5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip

koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi

6) Melaksanakan rekam medis

7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu

dan akses Pelayanan Kesehatan

8) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan

9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan.

Pelaksanaan UKM tidaklah mudah, karena terdapat tiga kegiatan utama

berikut yang harus dilakukan:


8

1. Mengupayakan agar pembangunan semua sektor berwawasan kesehatan.

Pembangunan di sektor lain harus memperhitungkan kesehatan, yakni

mendukung atau minimal tidak merugikan kesehatan. Wujud kegiatannya

adalah dengan mengembangkan konsep institusi sehat seperti sekolah sehat,

pesantren sehat, masjid sehat, pasar sehat, warung sehat, kantor sehat, dan

lain-lain.

2. Memberdayakan masyarakat, yakni mengorganisasikan gerakan atau peran

serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan, yang berupa berbagai

bentuk UKBM seperti Posyandu, Posbindu Penyakit Tidak Menular, UKS,

Saka Bhakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), dan

lain-lain.

3. Memberdayakan keluarga, yakni menggugah partisipasi segenap keluarga

(sebagai kelompok masyarakat terkecil) untuk berperilaku hidup sehat,

mencegah jangan sampai sakit, bahkan meningkatkan derajat kesehatannya.

Pendekatan keluarga inilah yang diuraikan dalam pedoman ini, karena

memberdayakan masyarakat saja tidaklah cukup. Pendekatan keluarga

melalui kunjungan rumah di Puskesmas, dimaksudkan Puskesmas tidak

hanya melakukan pelayanan UKP secara terintegrasi untuk semua golongan

umur, tetapi juga pelayanan UKM agar benar-benar memberikan pelayanan

yang mengikuti siklus hidup (life cycle). Kunjungan rumah dimaksudkan

untuk melakukan pemberdayaan keluarga guna dapat mengatasi masalah-

masalah kesehatan yang dihadapi. Beberapa masalah kesehatan tertentu

tidak mungkin dapat diatasi secara tuntas oleh sebuah keluarga. Hal ini
9

karena masalah kesehatan tersebut terkait dengan penyebab-penyebab yang

berada di luar kemampuan keluarga untuk mengatasinya

B. Pencegahan Penyakit Menular

Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang

disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit.

Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang

mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk

menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian,

membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar

daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar

biasa/wabah. Berdasarkan cara penularannya, Penyakit Menular

dikelompokkan menjadi penyakit menular langsung, dan penyakit tular vektor

dan binatang pembawa penyakit. Penyakit menular langsung terdiri dari difteri,

pertusis, tetanus, polio, campak, typhoid, kolera, rubella, yellow Fever,

influensa, meningitis, tuberkulosis, hepatitis, penyakit akibat Pneumokokus,

penyakit akibat Rotavirus, penyakit akibat Human Papiloma Virus (HPV),

penyakit virus ebola, MERS-CoV, Infeksi Saluran Pencernaan, Infeksi

Menular Seksual, Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), Infeksi

Saluran Pernafasan, Kusta, dan Frambusia. Jenis penyakit ini merupakan

penyakit menular langsung yang dapat dicegah dengan imunisasi. Jenis

penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri dari malaria,

demam berdarah, chikungunya, filariasis dan kecacingan, schistosomiasis,

japanese enchepalitis, rabies, antraks, pes, toxoplasma, leptospirosis, flu


10

burung (Avian Influenza), dan west nile. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

masyarakat bertanggung jawab menyelenggarakan Penanggulangan Penyakit

Menular serta akibat yang ditimbulkannya. Penyelenggaraan Penanggulangan

Penyakit Menular dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan.5

Banyak faktor penyebab penyebaran penyakit menular,antara lain

kurangnya kewaspadaan dari pemerintah danmasyarakat untuk melakukan

tindakan pencegahan. Puskesmas sebagai unit kesehatan terdekat dengan

masyarakat tidak dilibatkan dalam tindakan pendeteksian awal

penyakitmenular. Peran Puskesmas tersebut berkaitan dengan peran Dinas

Kesehatan Kabupaten sebagai koordinator dan pengatur kebijakan pada

program Puskesmas dan rumah sakit 7

Tiga kelompok utama penyakit menular yaitu penyakit yang sangat

berbahaya karena angka kematian cukup tinggi, penyakit menular tertentu yang

dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari

yang pertama dan penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan

cacat tetapidapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi8


11
BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

A. Data Yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang berada di puskesmas

Lepo-lepo bagian Pencegahan Penyakit Menular

B. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data dari referat ini ialah dengan cara mengumpulkan

data sekunder dari puskesmas Lepo-lepo berupa data upaya pelayanan

kesehatan masyarakat puskesmas Lepo-lepo tahun 2018 terutama pada

program Pencegahan Penyakit Menular kemudian dilakukan analisis masalah

dan membuat solusinya dari prioritas masalah.

12
BAB IV.

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS DAN HASIL PENGUMPULAN DATA

A. Gambaran Singkat tentang Puskesmas

1. Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi :

Menjadi Puskesmas Andalan bagi masyarakat menuju Kota Kendari

Sehat Tahun 2020.

b. Misi :

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas yang terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam wilayah Kecamatan

Baruga dan Kota Kendari pada umumnya.

2) Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan

kesehatan.

3) Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat untuk mampu

berperan aktif dalam upaya mewujudkan keluarga sehat mandiri.

4) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan

memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat melalui program

Kelurahan Siaga.

5) Menggalang kemitraan dengan seluruh potensi masyarakat dalam

wilayah kerja Puskesmas yakni Kecamatan Baruga dalam rangka

mendukung Kota Kendari Sehat pada tahun 2020.

13
14

6) Menerapkan transparansi dan akuntalibitas internal organisasi

Puskesmas dan eksternal dengan organisasi lainnya baik secara

vertikal maupun horisontal.

2. Motto Puskesmas lepo lepo

CEMPAKA: (Cepat, Empati, Mutu, Peduli, Aman, Keterbukaan dan

Akuntabilitas)

3. Tugas pokok dan fungsi puskesmas

a. Tugas Pokok Puskesmas lepo lepo :

1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat dalam

bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif yang terdiri dari

promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif

2) Memberikan pelayanan 24 jam yang meliputi pelayanan gawat darurat

dasar, rawat inap umum,dan rawat inap kebidanan.

3) Membina peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

dalam wilayah kerja puskesmas yakni dalam wilayah administratif

Kecamatan Baruga Kota Kendari.

b. Fungsi Puskesmas Lepo lepo :

1) Sebagai motivator dan fasilitator pembangunan kesehatan masyarakat

dalam wilayah kerja puskesmas (wilayah administratif kecamatan

baruga) melalui upaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

dan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia

usaha sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan, disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan


15

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan. Upaya yang dilakukan puskesmas adalah

mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

2) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dalam arti masyarakat baik

perorangan terutama pemuka masyarakat,keluarga dan masyarakat

termasuk dunia usaha memiliki kemampuan melayani diri sendiri

dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

Mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan pemecahan masalah

kesehatan dalam wilayah kerja puskesmas (Kecamatan Baruga)

dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada.

3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik,

komprehensif, integratif dan berkesinambungan.

4) Melaksanakan urusan tata usaha yang meliputi pencatatan dan

pelaporan kegiatan, pengelolaan keuangan dan penataan kepegawaian.

4. Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk

a. Geografi

1) Wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo terdiri dari 4 kelurahan (Lepo-

lepo , Wundudopi , Baruga, Watubangga ) yang merupakan wilayah

Kecamatan Baruga.

2) Luas wilayah kerja : 13.130 Ha


16

3) Batas – batas wilayah :

a) Sebelah Utara : Kecamatan Wua-wua dan Kecamatan

Kadia

b) Sebelah Timur : Kecamatan Poasia

c) Sebelah Selatan : Kecamatan Konda ( Kab.Konsel )

d) Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto (Kab.Konsel) dan

Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

4) Keadaan Alam : 80 % dataran dan 20 % Perbukitan.

5) Prasarana Transportasi : ± 85 % jalan aspal dan ± 15 % jalan

berbatu dan tanah.

Gambar. 1 Peta wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo


17

b. Kependudukan/Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo pada

tahun 2018 sebanyak 24762 jiwa yang tersebar di 4 kelurahan (Lepo-

lepo, Wundudopi, Baruga, Watubangga)

Distribusi penduduk per kelurahan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1. Distribusi Penduduk Per Kelurahan Tahun 2018

No. Nama Kelurahan Jumlah KK Jumlah Jiwa

1. Lepo - Lepo 1184 5443

2. Wundudopi 802 4002

3. Baruga 2018 9537

4. Watubangga 1521 5780

JUMLAH 5525 24762

Berdasarkan tabel di atas,terlihat bahwa jumlah penduduk terbanyak di

Kelurahan Baruga yaitu 9537 jiwa dari 2018 KK dan yang paling sedikit di

Kelurahan Wundudopi yaitu 4002 jiwa yang terhimpun dalam 802 KK

c. Keadaan Sosial Ekonomi

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

sumber daya manusia. Di Wilayah Puskesmas Lepo-lepo jumlah

sarana pendidikan terbagi: Taman Kanak-kanak (TK) berjumlah 18

sekolah, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 12 sekolah, SLB 1 sekolah,

SMP berjumlah 7 sekolah dan SMA berjumlah 7 sekolah. Sedangkan

Perguruan Tinggi ada 3 yaitu STAIN dan UNSULTRA. Data lebih


18

lengkap terlihat pada tabel jumlah sarana Pendidikan di wilayah

Puskesmas Lepo-lepo tahun 2018.

2) Agama

Perkembangan pembangunan dibidang spiritual dapat dilihat

dari banyanyaknya sarana peribadatan masing-masing agama.

Menurut data statistic tahun 2018 Penduduk Kecamatan Baruga

sebagian besar menganut agama Islam. Jumlah sarana ibadah dapat

dilihat pada table berikut :

Tabel.2 Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas Lepo-lepo Tahun

2018

Jenis Sarana
No Kelurahan Masjid Gereja
1. Lepo-lepo 8 1
2. Wundudopi 9 1
3. Baruga 14 2
4. Watubangga 10 0
Jumlah 41 4
3) Jaminan Kesehatan Pra Bayar

Pada tahun 2018 jumlah peserta BPJS ( mandiri, PNS,

ketenagakerjaan, Jamkesda, KIS ) adalah sebanyak 22929 peserta.

Jumlah besaran kapitasi adalah Rp. 6000,- per kepala. Jumlah peserta

BPJS tersebut bukan hanya berasal dari wilayah Puskesmas Lepo-lepo

saja tapi juga berasal dari wilayah Pusksmas lain tetapi mereka lebih

memilih Puskesmas Lepo-lepo karena alasan lebih mudah dijangkau

dan dekat dengan jalan raya.


19

d. Sarana Kesehatan

1) Puskesmas dan Jaringannya

Sarana Kesehatan (Pembinaan UKBM) yang ada di wilayah

Kecamatan Baruga meliputi :

a) Puskesmas

Puskesmas Lepo-lepo merupakan Puskesmas induk yang

membawahi 2 Puskesmas Pembantu yaitu Pustu Nanga-nanga dan

Pustu Allo Jaya serta mempunyai wilayah yang cukup luas

sehingga memerlukan sarana transportasi baik kendaraan roda 2

maupun roda 4 untuk kegiatan luar gedung maupun merujuk

pasien. Sarana transportasi (kendaraan dinas) yang digunakan di

Puskesmas lepo-lepo adalah kendaraan roda 4 berjumlah 3 unit dan

kendaraan roda 2 berjumlah 13 unit.

Sumber pembiayaan pendapatan (PAD) puskesmas lepo-lepo

Tahun 2018 berasal dari retribusi pelayanan kesehatan pada

Puskesmas Lepo-Lepo.

b) Sarana Kesehatan Swasta

- Rumah Sakit Umum dan Klinik : ada 4 yaitu Rumah Sakit Hati

Mulia yang terletak di Kelurahan Wundudopi, Rumah Sakit

Dewi Sartika yang terletak di Kelurahan Watubangga, Rumah

Sakit Aliyah 3 di Baruga dan Klinik Nur di Kelurahan

Wundudopi
20

- Rumah Bersalin : 2 Unit, yang berlokasi di Kelurahan Lepo-lepo

dan Kelurahan Baruga

- Praktek dokter perorangan : 5

2) Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

a) Posyandu

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan

memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

Posyandu merupakan UKBM yang paling dikenal oleh

masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program

prioritas yang dikenal dengan istilah sistem 5 meja.

Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata yaitu Pratama,

Madya, Purnama dan Mandiri.

Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo

adalah sebanyak 18 Posyandu Balita, dan 7 Posbindu. Dari 18

Posyandu tersebut yang masuk dalam kriteria madya berjumlah 2

Posyandu, Purnama 7 Posyandu dan Mandiri sebanyak 9

Posyandu. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa

hampir semua Posyandu di wilayah Puskesmas Lepo-lepo sudah

masuk strata yang diharapkan yaitu Purnama dan Mandiri ( 16

Posyandu ). Strata tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan

agar tidak turun statusnya dengan cara meningkatkan jumlah


21

kunjungan Balita di Posyandu serta mempertahankan dan

meningkatkan jumlah kader yang aktif di Posyandu

b) Polindes

Jumlah Polindes yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo

adalah 2 buah yaitu di Kelurahan Baruga 1 sarana dan di

Kelurahan Watubangga 1 sarana akan tetapi sarana tersebut

kurang berfungsi

karena masyarakat lebih cenderung untuk datang di Puskesmas

daripada di Polindes karena mereka merasa pelayanan di

Puskesmas lebih lengkap serta jarak ke Puskesmas juga tidak

terlalu jauh.

c) Desa Siaga

Desa siaga merupakan suatu konsep peran serta dan

pemberdayaan masyarakat di tingkat Desa/Kelurahan, disertai

dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk

memelihara kesehatannya secara mandiri. Tujuan desa siaga

adalah terujudnya masyarakat kelurahan yang sehat, peduli dan

tanggap terhadap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Semua Kelurahan di wilayah Puskesmas Lepo-lepo ( 4

Kelurahan ) sudah masuk Kelurahan siaga. Di setiap Kelurahan

masing-masing ada 2 bidan kelurahan yang siap membantu

masyarakat terutama ibu hamil dan melahirkan serta pelayanan

KB. Disamping itu ada juga kader kesehatan yang membantu


22

Bidan Desa/Kelurahan untuk mendorong peran serta masyarakat

dalam program kesehatan seperti pendataan dan posyandu.

e. Sumber Daya Manusia Kesehatan

1) Tenaga Kesehatan Puskesmas lepo-lepo Tahun 2018

Untuk upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan

kesehatan, maka tenaga kesehatan yang ada harus memadai

jumlahnya. Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas

Lepo-lepo pada tahun 2018 sebanyak 89 orang dengan uraian sebagai

berikut :

Tabel.3 Jumlah Tenaga Kesehatan diPuskesmas Lepo-lepo Tahun2018

Status
No Jenis Tenaga Jumlah
PNS Kontrak Sukarela
1. Dokter Umum 4 - - 4
2. Dokter Gigi 2 - 1 3
3. Perawat 32 3 21 56
4. Perawat Gigi 3 - 2 5
5. Bidan 17 1 13 31
6. Apoteker 1 - - 1
7. Farmasi 2 - 1 3
8. Kesehatan Lingkungan 4 - 1 5
9. Gizi 4 1 2 7
10. Epidemiologi 7 - 2 9
11. Administrasi Kesehatan 6 - 3 9
12. JFU 6 - - 6
13. Analis Kesehatan 1 - 2 3
14. Petugas Umum - 5 1 6

Jumlah 89 10 49 148

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pegawai yang berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 89 orang, tenaga kontrak sebanyak 10


23

orang, dan tenaga sukarela sebanyak 49 orang. Menurut jumlah kebutuhan dokter

umum yang ada per jumlah penduduk (24762) maka kebutuhan dokter umum

seharusnya berjumlah 4, dan yang ada sebanyak 4 dokter umum berarti jumlah

dokter umum untuk Puskesmas Lepo-lepo sudah cukup. Sedangkan untuk tenaga

paramedic sudah cukup banyak bahkan cenderung sudah lebih dari jumlah yang

dibutuhkan.

B. Data Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

Tabel 4. Cakupan Upaya Kesehatan Puskesmas Lepo-lepo 2018


NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN SELISIH
MASALAH % % %
1 Kasus AFP 100 100 0
ditangani
2 Kesembuhan 100 37 63
Penderita TB BTA
Positif
3 Penanganan Kasus 100 100 0
Rabies
4 Kasus IMS Diobati 100 100 0
5 Penderita DBD 100 100 0
Ditangani
6 Penderita Diare 100 100 0
Ditangani
7 Penderita 100 82 18
Peneumonia Balita
Diobati
8 Kasus HIV AIDS 100 100 0
Ditangai
9 Penderita Kusta 100 66 34
24

Selesai (RFT)
RAT
10 Penderita Malaria 100 100 0
Terobati
11 Kasus Filariasis 100 100 0
Tertangani

Untuk meningkatkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Lepo-lepo juga dilaksanakan program tambahan berdasarkan program

pokok tersebut, yakni :

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

c. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

d. Upaya Kesehatan Jiwa

e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

f. Upaya Pengobatan Tradisional

Dari sekian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Lepo-lepo, salah satu fungsi manajemen yang harus ada adalah pertanggung

jawaban. Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus

membuat laporan pertanggung jawaban tahunan yang mencakup

pelaksanaan kegiatan, evaluasi kinerja berdasarkan hasil cakupan kegiatan,

serta perolehan dan penggunaan sumberdaya termasuk keuangan. Laporan

ini akan menjadi tolak ukur efektifitas dan efesiensi kinerja Puskesmas

selama satu tahun kalender. Hal ini akan menjadi acuan dalam mengambil
25

kebijakan dan penyusunan Rencana Kerja Operasional tahun berikutnya.

Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan kota Kendari.


BAB V.

MASALAH KESEHATAN

A. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam laporan ini melalui beberapa tahap, yaitu

menentukan prioritas masalah dengan empat kriteria, yaitu Menilai Besar

(Kuantitas) Masalah, Menentukan Kegawatan Masalah, Meninjau Kemudahan

Penanggulangan dan Menetapkan Ketentuan PEARL Faktor. Adapun masalah

yang akan diidentifikasi adalah masalah Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

yaitu Pencegahan Penyakit Menular

Tabel 5. Cakupan Upaya Kesehatan Pencegahan Penyakit Menular

NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN SELISIH


MASALAH % % %
1 Kasus AFP 100 100 0
ditangani
2 Kesembuhan 100 37 63
Penderita TB BTA
Positif
3 Penanganan Kasus 100 100 0
Rabies
4 Kasus IMS Diobati 100 100 0
5 Penderita DBD 100 100 0
Ditangani
6 Penderita Diare 100 100 0
Ditangani
7 Penderita 100 82 18
Peneumonia Balita
Diobati

26
27

8 Kasus HIV AIDS 100 100 0


Ditangai
9 Penderita Kusta 100 66 34
Selesai (RFT)
RAT
10 Penderita Malaria 100 100 0
Terobati
11 Kasus Filariasis 100 100 0
Tertangani
Sumber Data: Data Primer Puskesmas Lepo-lepo Tahun 2018

1. Besar Masalah (Kriteria A)

Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval

menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Kelas N = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 11

= 1 + 3,3 (1,04)

= 1 + 3,43

= 4,43 ≈ 4

b. Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )


Jumlah kelas

= (63–0) / 4 = 63/4 =15,7


28

Tabel 6. Besar Masalah (Kriteria A)

Besar Masalah Terhadap Pencapaian


No Indikator Nilai
Program

Interval
0-15,7 15,8-31,5 31,6-47,3 47,4-63
Nilai
2,5 5 7,5 10
Kasus AFP ditangani
1. X 2,5
Kesembuhan Penderita
2. TB BTA Positif X 10

Penanganan Kasus Rabies


3. X 2,5
Kasus IMS Diobati
4. X 2,5
Penderita DBD Ditangani
5. X 2,5
Penderita Diare Ditangani
6. X 2,5
Penderita Peneumonia
7. Balita Diobati X 5

Kasus HIV AIDS


8. X 2,5
Ditangai
Penderita Kusta Selesai
9 (RFT) RAT X 7,5

Penderita Malaria
10 X 2,5
Terobati
Kasus Filariasis
11 X 2,5
Tertangani
29

2. Kegawatan Masalah (Kriteria B)

Tabel 7. Penilaian kegawatan masalah (Nilai 1-5)

Keganasan Urgensi Biaya


5 : Sangat ganas 5 : Sangat mendesak 5 : Sangat murah
4 : Ganas 4 : Mendesak 4 : Murah
3: Cukup berpengaruh 3 : Cukup mendesak 3 : Cukup murah
2 : Kurang ganas 2 : Kurang mendesak 2 : Mahal
1 : Tidak ganas 1 : Tidak mendesak 1 : Sangat mahal

Tabel 8. Kegawatan Masalah (Kriteria B)

No KEGAWATAN MASALAH
Indikator Keganasan Tingkat Biaya Nilai
Urgensi
1 Kasus AFP ditangani 4 4 3 11

2 Kesembuhan Penderita TB BTA 5 4 3 12


Positif

3 Penanganan Kasus Rabies 4 3 3 10

4 Kasus IMS Diobati 4 4 4 12

5 Penderita DBD Ditangani 5 5 3 13

6 Penderita Diare Ditangani 3 4 4 11

7 Penderita Peneumonia Balita 3 3 3 9


Diobati

8 Kasus HIV AIDS Ditangai 5 4 3 12

9 Penderita Kusta Selesai (RFT) 3 4 3 10


RAT

10 Penderita Malaria Terobati 4 4 3 11

11 Kasus Filariasis Tertangani 4 4 4 12


30

3. Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)

Kriteria kemudahan penanggulangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 9. Kriteria Kemudahan Penanggulangan

KRITERIA NILAI
Sangat Mudah 1
Mudah 2
Cukup Mudah 3
Agak Mudah 4
Tidak Mudah 5

Tabel 10. Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)


No Indikator Kemudahan
Penanggulangan
1 Kasus AFP ditangani 3

2 Kesembuhan Penderita TB BTA 4


Positif

3 Penanganan Kasus Rabies 3

4 Kasus IMS Diobati 4

5 Penderita DBD Ditangani 3

6 Penderita Diare Ditangani 2

7 Penderita Peneumonia Balita Diobati 3

8 Kasus HIV AIDS Ditangai 4

9 Penderita Kusta Selesai (RFT) RAT 3

10 Penderita Malaria Terobati 3

11 Kasus Filariasis Tertangani 3


31

4. Pearl Faktor (Kriteria D)

Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :

a. Propriety :Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/dunia

b. Economy :Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya

c. Acceptability :Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan

lembaga terkait

d. Resources :Tersedianya sumber daya

e. Legality :Tidak melanggar hukum dan etika

1 = Setuju

0 = Tidak setuju

Tabel 11. PEARL Faktor (Kriteria D)

No Indikator PEARL
P E A R L HASIL
KALI
1 Kasus AFP ditangani 1 1 1 1 1 1

2 Kesembuhan Penderita TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1

3 Penanganan Kasus Rabies 1 1 1 1 1 1

4 Kasus IMS Diobati 1 1 1 1 1 1

5 Penderita DBD Ditangani 1 1 1 1 1 1

6 Penderita Diare Ditangani 1 1 1 1 1 1

7 Penderita Peneumonia Balita Diobati 1 1 1 1 1 1

8 Kasus HIV AIDS Ditangai 1 1 1 1 1 1

9 Penderita Kusta Selesai (RFT) RAT 1 1 1 1 1 1

10 Penderita Malaria Terobati 1 1 1 1 1 1

11 Kasus Filariasis Tertangani 1 1 1 1 1 1


32

B. Nilai Prioritas Masalah

Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukan ke

dalam rumus:

Nilai Prioritas Dasar (NPD) = ( A+B ) x C

Nilai Prioritas Total ( NPT) = ( A+B ) x C x D

Tabel 12. Penilaian Prioritas Masalah

No Indikator A B C D NPD NPT

1 Kasus AFP ditangani 2,5 11 3 1 40,5 40,5

2 Kesembuhan Penderita TB BTA Positif 10 12 4 1 88 88

3 Penanganan Kasus Rabies 2,5 10 3 1 37,5 37,5

4 Kasus IMS Diobati 2,5 12 4 1 58 58

5 Penderita DBD Ditangani 2,5 13 3 1 46,5 46,5

6 Penderita Diare Ditangani 2,5 11 2 1 27 27

7 Penderita Peneumonia Balita Diobati 5 9 3 1 42 42

8 Kasus HIV AIDS Ditangai 2,5 12 4 1 58 58

9 Penderita Kusta Selesai (RFT) RAT 7,5 10 3 1 52,5 52,5

10 Penderita Malaria Terobati 2,5 11 3 1 40,5 40,5

11 Kasus Filariasis Tertangani 2,5 12 3 1 43,5 43,5


33

Adapun yang menjadi prioritas masalah pada Puskesmas Lepo-lepo

Periode Januari-Desember Tahun 2018, yaitu Cakupan Kesembuhan penderita

TB BTA Positif

C. Analisis Penyebab Masalah

Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab

masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses, lingkungan, dan

output). Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material,

Machine). Berikut dibawah ini penjelasannya :

Tabel 13. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Kesembuhan

penderita TB BTA Positif

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB

Input Man 1. Kurangnya sosialisasi tentang TBC BTA


(+) pada masyarakat
2. Banyak penderita TBC BTA (+) yang
memilih berobat sendri tanpa konsultasi ke
puskesmas

Money Pendanaan program TB masih kurang

Material Kurangnya media promosi seperti flip chart,


poster, dan brosur

Method Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi


mengenai penderita TBC BTA (+), faktor
risiko dan komplikasinya bila tidak terkontrol

Marketing Kurangnya media promosi kesehatan yang


dapat menarik perhatian yang beredar di
masyarakat mengenai penderita TBC BTA
34

(+)

Lingkungan Masih minimnya tingkat kesadaran dan


pengetahuan masyarakat bahaya TBC BTA
(+), pengendaliannya, dan Pencegahannya

Proses P1 Tidak ada masalah

(Perencanaan)

P2 Minimnya koordinasi lintas sektor dalam


komunikasi, interaksi, dan edukasi
(Pelaksanaan)
masyarakat mengenai pentingnya
pengendaliam penyakit TBC BTA (+)

P3 Kurangnya pemantauan dan evaluasi dari


(Pengawasan) petugas terkait penderita TBC BTA (+)

Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penyebab masalah yang


ditetapkan sebagai berikut :
A. Masih minimnya tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat bahaya
TBC BTA (+), pengendaliannya, dan Pencegahannya.
B. Banyak penderita TBC BTA (+) yang memilih berobat sendri tanpa
konsultasi ke puskesmas
C. Anggaran tidak sebanding dengan jumlah penduduk untuk penderita
TBC BTA (+)
D. Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi mengenai penderita TBC BTA
(+), faktor risiko dan komplikasinya bila tidak terkontrol
E. Minimnya pengetahuan petugas kesehatan tentang faktor resiko dan
pencegahan pada penderita TBC BTA (+).
F. Kurangnya media promosi kesehatan yang dapat menarik perhatian yang
beredar di masyarakat mengenai penderita TBC BTA (+)
35

G. Minimnya koordinasi lintas sektor dalam komunikasi, interaksi, dan


edukasi masyarakat mengenai pentingnya pengendaliam penyakit TBC
BTA (+)
H. Kurangnya pemantauan dan evaluasi dari petugas terkait penderita TBC
BTA (+)
D. Prioritas Penyebab Masalah

Dalam menentukan prioritas penyebab masalah, maka di gunakan metode

paired comparison.

Tabel 14. Tabel Paired Comparison

A B C D E F G H Total
A B A A A F G H 3
B B D E F B H 2
C C C C G H 3
D D D D H 3
E E F H 1
F G H 0
G H 0
H 0
Total 0 1 0 1 1 2 3 7
vertikal
Total 3 2 3 3 1 0 0 0
horizonta
l
Total 0 3 3 4 2 2 3 7 24
36

Tabel 15. Kumulatif prioritas penyebab masalah

JENIS PERHITUNGAN KUMULATIF


JUMLAH PERHITUNGAN
MASALAH (%) (%)
H 7 7/24 29,16 29.16
D 4 4/24 16,6 45,76
B 3 3/24 12,5 58,26
C 3 3/24 12,5 70,76
G 3 3/24 12,5 83,26
E 2 2/24 8,3 91,56
F 2 2/24 8,3 99,86
A 0 0/24 0
JUMLAH 1 24 100

Berdasarkan data di atas, maka di temukan prioritas penyebab


masalah, yaitu :
1. Kurangnya pemantauan dan evaluasi dari petugas terkait penderita TB

BTA (+)

Petugas tidak memantau dan mengevaluasi dengan baik pasien

pasien TB di wilayah kerja puskesmas lepo-lepo seperti dari segi

pengobatan nya yang tidak dipantau dengan baik. Pasien cenderung tidak

teratur mengambil obat kepada petugas dan petugas tidak mengontrol

data pengobatan pasien sehingga pengobatan pasien menjadi tidak teratur


37

2. Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi mengenai penderita TB BTA (+),

faktor risiko dan komplikasinya bila tidak terkontrol

Petugas tidak aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat

sehingga masyarakat menganggap penyakit TB sebagai penyakit biasa

yang tidak membutuhkan pengobatan intensif.

3. Banyak penderita TBC BTA (+) yang memilih berobat sendiri tanpa

konsultasi ke puskesmas

Pasien terkadang lebih memilih menggunakan obat-obatan herbal

di banding obat yang di berikan pihak puskesmas

4. Anggaran tidak sebanding dengan jumlah penduduk untuk penderita TB

BTA (+)

Pendataan jumlah penderita TB di puskesmas tidak baik sehingga

pendanaan dari Pemerintah untuk penderita TB juga kurang.

Adapun Alternatif penyelasaian masalah yang di lakukan yaitu :

1. Menambah pengetahuan kepada petugas kesehatan tentang TB BTA (+),

faktor resikonya dan pencegahannya

2. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui

penyuluhan mengenai penyakit TBC BTA (+)

3. Meningkatkan kunjungan rumah untuk memantau dan evaluasi pasien

TB

4. Melakukan pendataan penderita TB dengan baik sehingga rincian

pendanaan yang akan anggarkan juga sesuai dengan kebutuhan.


38
39
BAB VI.
PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN UNTUK
PEMECAHAN MASALAH
A. Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah yang Terpilih
Tabel 16. Plan of Action (POA)

No Tujuan Kegiatan Sasaran Target Lokasi Waktu Petugas Biaya

Menambah pengetahuan
kepada petugas Melakukan 3x 250.000
kesehatan tentang TBC pembekalan faktor Aula =
1 Petugas 6 Bulan Dokter
BTA (+), faktor resiko dan 100% puskesmas Rp.750.000
kesehatan sekali umum
resikonya dan pencegahan penyakit lepo-lepo
pencegahannya TBC

Poster
6x
Pembuatan poster/ Rp.50.000 =
banner, dan flip chart Rp300.000
Meningkatkan kesadaran untuk di pajang di Semua Flip chart
Ruang 1x per 3
dan pengetahuan puskesmas lepo-lepo masyarakat 1x Rp
pertemuan bulan Seluruh
2 masyarakat melalui dan posyandu, dan di wilayah 150.000
100% di setiap setiap petugas
penyuluhan mengenai puskel serta kerja Banner
Kelurahan keluraha puskesmas
penyakit TB BTA(+) Pembuatan pamflet/ Puskesmas 3x Rp
setempat n
leaflet untuk lepo-lepo 100.000 =
dibagikan kepada Rp 300.000
masyarakat. Total=
Rp1.250.000

38
39

meningkatkan Melakukan home Semua Rumah


kunjungan rumah untuk care ke rumah pasien masyarakat warga di 2 petugas 3 x 60.000 =
3 mantau dan evaluasi yang dicurigai di wilayah wilayah 1 Bulan puskesmas, Rp.180.000/
100%
pasien TBC memiliki riwayat kerja kerja sekali 1 dokter kunjungan
penyakit TBC BTA Puskesmas Puskesmas umum
(+) lepo-lepo lepo-lepo
Melakukan pendataan
Pendanaan untuk
penderita TB dengan
penyakit TB dapat
4 baik sehingga rincian Programer Puskesmas 1 bulan Programer -
tercukupi sesuai 100%
pendanaan yang akan P2PM Lepo-lepo sekali P2PM
kebutuhan anggarkan juga sesuai
dengan kebutuhan
40
BAB VII.
PENUTUP
A. Simpulan

Setelah melakukan analisis upaya kesehatan puskesmas lepo-lepo periode

Januari-Desember Tahun 2018, didapatkan prioritas masalah adalah Cakupan

Kesembuhan penderita TB BTA Positif (+) dengan prioritas penyebab masalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya pemantauan dan evaluasi dari petugas terkait penderita TBC

BTA (+)

2. Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi mengenai penderita TBC BTA (+),

faktor risiko dan komplikasinya bila tidak terkontrol

3. Banyak penderita TBC BTA (+) yang memilih berobat sendri tanpa

konsultasi ke puskesmas

4. Anggaran tidak sebanding dengan jumlah penduduk untuk penderita TBC

BTA (+)

Adapun alternatif penyelesaian masalah yang penulis berikan adalah sebagai

berikut:

1. Menambah pengetahuan kepada petugas kesehatan tentang TBC BTA (+),

faktor resikonya dan pencegahannya

2. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan

mengenai penyakit TB BTA (+)

3. Meningkatkan kunjungan rumah untuk mantau dan evaluasi pasien TBC

40
41

4. Melakukan pendataan penderita TB dengan baik sehingga rincian

pendanaan yang akan anggarkan juga sesuai dengan kebutuhan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada pihak puskesmas diharapkan

RUK (Rancangan Upaya Kesehatan) yang telah dibuat dapat dipertimbangkan

dalam menyelesaikan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-

lepo terutama mengenai Cakupan kesembuhan penderita TB BTA Positif (+).


DAFTAR PUSTAKA

1. Eliana. Kesehatan Masyarakat. 2016

2. Chandra, Bundiman. 2009. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas.

Jakarta : EGC.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75. 2014.

Puskesmas. Menteri Kesehatan Republik Indonesia

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum

Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82. 2014

Penanggulangan Penyakit Menular . Menteri Kesehatan Republik

Indonesia

6. Puskesmas Lepo-lepo. Profil Puskesmas Lepo-lepo Periode tahun 2018.

7. Pramudyo, Rochim Wahyu., Albarda., Negara , Arif B. Putra. 2015.

Sistem Peringatan Dini untuk Pencegahan Penyakit Menularberbasis

Informasi Spasial. Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) 1(1)

8. Armaidi Darmawan. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular Dan Penyakit

Tidak Menular. JMJ, 4 (2)

42

Anda mungkin juga menyukai