REFARAT BBLR thifa
REFARAT BBLR thifa
Universitas Haluoleo
Oleh:
K1A115045
Pembimbing
KENDARI
2019
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
A. PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Sampai saat ini BBLR masih
merupakan masalah diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan
dan kematian pada masa neonatal. Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi
pada negara–negara yang sedang berkembang atau sosial ekonomi rendah. Di
negara-negara sedang berkembang, kesehatan masih merupakan masalah yang
harus mendapat penanganan yang lebih serius. Secara Statistik menunjukkan
90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dengan angka
kematian lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari
2500 gram. 1
B. DEFINISI
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir atau paling lambat bayi
berusia satu hari. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu)
atau pada bayi cukup bulan. Masa atau usia kehamilan sering disebut dengan
masa gestasi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu masa preterm,
masa aterm, dan masa posterm. 5
C. EPIDEMIOLOGI
D. KLASIFIKASI
1. Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan pada usia gestasi atau biasa disebut dengan Neonatus Kurang
Bulan Sesuai dengan Masa Kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya pada
masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK)
E. ETIOLOGI
Etiologi terjadinya BBLR bergantung terhadap faktor-faktor yang
berkaitan dengan prematuritas dan Intrauterine Growth Restriction (IUGR).
Sangat susah untuk memisahkan secara tegas antara fakto-faktor yang
berkaitan dengan prematur dan faktor-faktor yang berkaiatan dengan IUGR
dan menyebabkan terjadinya BBLR. Penyebab terbanyak BBLR adalah
kelahiran prematur. 1
Etiologi dari bayi berat lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa
faktor anatra lain:
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih
dan kelainan bentuk uterus
2) Menderita penyakit seperti malaria, tifus abdominalis, infeksi
menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, TBC,
glomerulonefritis kronik dan penyakit jantung.
3) Trauma pada masa kehamila, fisik (jatuh/terbentur), psikologis
(stres)
4) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun
5) Penyalahgunaan obat, merokok dan konsumsi alkohol.
b. Ibu
1) Usia Ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun.
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek kurang dari 1 tahun
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan
3) Perkawinan yang tidak sah
2. Faktor janin
Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik, gawat
janin, kehamilan kembar.
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah
dini.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran tinggi,
terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
F. MANIFESTASI KLINIS
Refeks tonik leher, reflex moro positif dan gerakan otot jarang .Daya
isap lemah terutama dalam hari-hari pertama. Bayi yang lapar akan menangis,
gelisah dan menggerak-gerakan tanganya. Edema biasanya sudah terlihat
segera sesudah lahir dan makin bertambah jelas dalam 24-48 jam berikutnya.
Kulit mengkilat, licin, pitting edema dan edema ini dapat berpindah dengan
perubahan posisi. Edema yang hebat merupakan tanda bahaya bagi bayi
tersebut. Frekuensi nadi berkisar antara 100-140 kali permenit. Pada hari
pertama frekuensi pernapasan 40-50 kali permenit. Pada hari-hari berikutnya
35-45 permenit. 1
G. DIAGNOSIS
Diagnosis BBLR dapat ditegakkan dengan melakukan penimbangan
segera setelah badannya dikeringkan dari air ketuban atau paling lambat satu
hari setelah lahir.
1. Anamnesis 1,9
Riwayat yang perlu ditanyakan pada Ibu dalam anamnesis untuk
menegakkan diagnosis antara lain:
a. Umur ibu
b. Hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Paritas dan jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f. Aktivitas dan penyakit yang diderita
g. Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan fisik 1,9
Bagian yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain :
a. Berat badan kurang dari 2500 gram
b. Tanda prematuritas
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
Bayi dapat didiagnosis BBLR jika beratnya kurang dari 2500 gram.
Jika penimbangan tidak memungkinkan dapat dilakukan pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LLA) atau lingkar dada. Pengukuran LLA
dilakukan pada pertengahan lengan atas menggunakan pita ukur. Jika LLA
kurang dari 9,5 cm maka bayi dapat didiagnosis BBLR. Pengukuran
lingkar dada dapat dilakukan dengan menggunkan pita pengukur lingkar
dada yang ditandai dengan angka dalam satuan sentimeter dengan
ketelitian 0,1 cm dan warna merah, kuning dan hijau. Disepanjang pita
ditengahnya terdapat garis mendatar disertai ukuran dikiri dan kananya.
Batas ambang pita untuk warna merah kurang dari 27 cm, untuk warna
kuning 27-29 cm dan untuk warna hijau > 29,5 cm. Arti warna pada pita
adalah untuk warna merah artinya bayi setara dengan kurang dari 2000
gram, warna kuning artinya setara dengan 2000-2499 gram dan warna
hijau artinya berat bayi setara dengan 2500 gram. Hasil pengukuran
lingkar dada dengan warna merah dan kuning mengindikasikan bahwa
bayi menderita BBLR. 1
Pada pemeriksaan fisik bayi tampak lebih kecil dari bayi yang lahir
normal, pergerakan kurang dan masih lemah, kepala lebih besar dari pada
badan. Pada kulit dan kelamin dijumpai kulit tipis dan transparan sehingga
pembuluh darah mudah dilihat, lanugo banyak, rambut halus dan tipis
genitalia belum sempurna. Pada sistem saraf dijumpai refleks moro,
refleks menghisap, menelan dan batuk belum sempurna. Pada sistem
muskuloskeletal, axifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar,
tulang rawan elastis kurang, otot-otot hipotonik, tungkai adduksi, sendi
lutut dan kaki fleksi, kepala menghadap ke satu sisi. Pernapasan pada
BBLR frekuensinya bervariasi karena belum teratur dan sering apnea. 1
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain: 9
a. Pemeriksaan skor ballard
Skor Ballard merupakan suatu versi sitem Dubowitz. Penilaian
menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian
maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan
maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria
pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan kemudian dengan
menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya. 1
Gambar 1. Maturitas Neuromuskular (Skor Ballard) 1
H. PENATALAKSANAAN
Bayi dengan BBLR memiliki imunitas yang belum sempurna sehingga
sangat mudah terserang penyakit. Karena sifatnya yang sangat rentan maka
penatalaksaanan BBLR harus dilakukan dengan hati-hati. 9
1. Suportif
a. Jaga dan pantau kehangatan
b. Jaga dan pantau potensi jalan napas
c. Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
d. Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyulit yang timbul
(misalnya hipotermi, kejang, gangguan napas, hiperbilirubunemia dan
lain-lain)
e. Berikan dukungan emosional pada Ibu dan anggota keluarga lainnya
f. Anjurkan Ibu untk tetap bersama bayi. Bila ini tidak memungkinkan,
biarkan ia berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
g. Izinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman dekat
apabila dimungkinkan. 9
2. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b. Peroral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir,
umur 3-10 hari dan umur 4-6 minggu). 9
3. Mempertahankan suhu tubuh normal
a. Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu
tubuh bayi seperti kontak kulit ke kulit, perawatan metode kanguru,
pemancar panas, inkubator, atau ruangan hangat yang tersedia di
fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk. 9
4. Dietetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusu karena refleks
mengisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet. 1,9
a. Pemberian minum: 9
1) ASI merupakan pilihan utama
2) Apabila bayi mendapatkan ASI, pastikan bayi menerima jumlah
yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI
dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali
3) Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 gram/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu.
4) Pemberian minum minimal 8 kali/hari. Apabila bayi masih
menginginkan dapat diberikan lagi
5) Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan respirasi
yang tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi atau terdapat
anomaly mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat dan berat lahir
kurang dari 1000 gram
6) Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera
ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar
natrium serta glukosa
b. Panduam pemberian minum berdasarkan berat badan: 9,11
1) Berat lahir kurang dari 1000 gram
a) Minum melalui pipa lambung
b) Pemberian minum awal kurang dari atau sama dengan 10
ml/kg/hari
c) ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
d) Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberiakn toleransi
yang baik: tambahkan 0,5 ml, interval 1 jam, setiap lebih dari
24 jam
e) Setelah 2 minggu, ASI perah + HMF (Human milk
fortifier)/full-strength preterm formula sampai berat badan
mencapai 2000 gram
2) Berat lahir 1000-1500 gram
a) Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
b) Pemberian minum awal : ≤ 10 ml/kg/hari
c) ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
d) Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik: tambahan 1-2 ml interval 2 jam, Setiap ≥ 24 jam
e) Setelah 2 minggu: Asi perah + HMF (human milk fortifier)/full-
strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000
gram
3) Berat lahir 1500-2000 gram
a) Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
b) Pemberian minum awal : ≤ 10 ml/kg/hari
c) ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
d) Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik: tambahan 2-4 ml, interval 3 jam, setiap ≥ 12-24 jam
e) Setelah 2 minggu: ASI perah + HMF/full-strength preterm
formula sampai berat badan mencapai 2000 gram
4) Berat lahir 2000-2500 gram
a) Apabila mampu sebaiknya diberikan minum per oral
b) ASI perah/term formula
5) Bayi sakit:
a) Pemberian minum awal: ≤ 10 ml/kg/hari
b) Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik: tambahan 3-5 mL, interval 3 jam, setiap ≥ 8 jam.
5. Tumbuh Kembang
a. Pantau berat bayi secara periodik
b. Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir ≥ 1500 gram dan 15% untuk bayi berat
lahir < 1500 gram). Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14
hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
c. Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori
berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
1) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai
jumlah 180 ml/kg/ hari
2) Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi
agar jumlah pemberian ASI tetap180 ml/kg/hari
3) Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI sampai 200 ml/kg/hari
4) Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan dan lingkar
kepala setiap minggu. 9
I. KOMPLIKASI
Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR antara lain: 9
1. Hipotermi
2. Hipoglikemi
3. Hiperbilirubinemia
4. Respiratory distress syndrome (RDS)
5. Intracerebral and intraventriculer haemorrhage (IVH)
6. Periventricular leucomalasia (PVL)
7. Infeksi bakteri
8. Kesulitan minum
9. Penyakit paru kronis
10. Necrotizing enterocolitis (NEC)
11. Apnea of prematurity terutama terjadi pada bayi < 1000 gram
12. Patent ductus arteriosus (PDA) pada bayi dengan berat < 1000 gram
13. Disabilitas mental dan fisik seperti keterlambatan perkembangan, cerebral
palsy, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan seperti retinopaty
of prematurity (ROP).
J. PENCEGAHAN
K. PROGNOSIS
Prognosis BBLR tergantung dari berat ringannya masa perinatal,
misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan,
makin tinggi angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindroma gangguan
pernapasan, perdarahan intraventrikuler, infeksi, gangguan metabolik.
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang
tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan
suhu lingkungan, resusitasi, makanan, pencegahan infeksi, mengatasi
gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain-
lain). 12
DAFTAR PUSTAKA