Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

Blok 3 : PERILAKU DAN KOMUNIKASI


PEMICU 4
Komunikasi dokter – pasien anak dan orang tua

KELOMPOK XI

DOSEN PEMBIMBING:
Essie Octiara, drg, Sp. KGA
Lili Rahmawati, dr, Sp. A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

KETUA :Fathia Rizky Adinda (190600102)


SEKRETARIS :Raihan Hidayat (190600064)
ANGGOTA : Trya Fitri Ayuni (190600063)
Adzra Shafwa Nabila (190600065)
Nadia Putri Sania (190600066)
Sri Erdina (190600067)
Januan Khairul Amru Hasibuan (190600068)
Mutia Salsabila Anzani Saragih (190600103)
Aprili Gracesonia (190600104)
Jessica Desriana Natalia Nababan (190600105)
Muhammad Harits Wicaksono (190600106)
Nandez Vieri (190600107)
Shafira Khairunnisa (190600206)
Yolanda Wulandari (190600207)
A Rachma Zata Amani (190600208)
Farhana Fairuza Ramadhani (190600209)
Zefanya Cornelia Simorangkir (190600210)
Lishalini A/P Ganabathy (190600228)
Nurin Syafiqah Binti Azmi (190600229)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Laporan ini berisi tentang hasil diskusi pemicu 4 yang berjudul
‘Komunikasi dokter - pasien anak dan orang tua’.

Laporan ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dari dosen pembimbing dan
begitu pula dengan fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi dan
memberikan kami masukan-masukn yang berarti.

Untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang, saran dan pendapat


yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi mahasiswa selaku peserta didik serta pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

Medan, November 2019

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wawancara medis adalah bagian terpenting dalam proses diagnosis karena akan
membantu kita dalam membentuk gambaran tentang penyakit pasien selengkap dan
seakurat mungkin. Melalui wawancara medis yang baik, banyak hal yang dapat tercapai
terkait dengan terapi dan kepuasan pasien. Pada pasien anak, membina hubungan yang baik
dengan pasien/ orang tua pasien merupakan hal yang esensial dalam mengoptimalkan
perawatan.
Salah satu konsep perawatan gigi secara komprehensif bagi anak-anak dari bayi
sampai remaja adalah dengan pendekatan Triad of Concern. Triad of concern
menghubungkan tiga komponen utama dalam perawatan gigi anak: pasien anak, orang tua,
dan dokter gigi. Triad of Concern menyangkut segala bentuk atau cara berkomunikasi
antara anak dengan orang tua, anak dengan dokter gigi, dan antara dokter gigi dengan orang
tua. Komunikasi merupakan kunci utama dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi.
Komunikasi yang baik akan menimbulkan respon yang baik dari pasien dalam kelancaran
perawatan gigi.

1.2 Deskripsi Topik


Nama Pemicu :
Penyusun : Suria Ningsih, S. H., M. Hum; Dra. Sabariah Bangun, M.Soc.Sc
Hari/Tanggal : Kamis/05 September 2019
Jam : 13.30 – 15.30 WIB
Skenario :
Dilan adalah dokter gigi lulusan dari sebuah universitas ternama. Ia lulus SKG.
dengan predikat cum laude, dan mendapat peringkat terbaik saat diwisuda sebagai dokter
gigi. Saat awal ia membuka praktik, pasiennya cukup banyak. Namun, lama kelamaan
jumlah pasiennya semakin lama semakin berkurang. Tidak diketahui dengan pasti kenapa
pasiennya terus berkurang. Akan tetapi, ada beberapa perilaku drg. Dilan yang kurang
disenangi pasien. Dalam melayani pasien ia lebih mendahulukan pasien yang kaya, satu
agama, satu asal daerah, dan satu etnik dengannya. Ia juga kurang ramah, terkesan angkuh,
dan cenderung tergesa-gesa dalam melakukan pelayanan medik. Dalam melakukan
pelayanan ia juga selalu menggunakan istilah-istilah medik yang seringkali tidak difahami
pasien. Penentuan tarif layanan yang diberlakukannya juga terbilang tinggi daripada dokter
gigi yang lain dan tidak memperdulikan apakah pasien dari kalangan berada atau berasal
dari keluarga kurang mampu. Di lingkungan teman sejawat dia juga cenderung egois, dan
merasa paling pintar, sehingga kurang disenangi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Skenario

Ibu dan anak masuk ruangan

Dokter : Halo andez, selamat pagi..

Ibu : Pagi dok..

Dokter : iya.. Perkenalkan nama saya dokter cici..

Dokter : Jadi.. apa keluhannya bu? Coba tolong diceritain dulu

Ibu: Semalam nandez gak bisa tidur.. Karena katanya gigi kiri bawahnya sakit gitu dok..

Dokter mendengarkan sambil menopang dagu

Ibu: Terus kemarin juga pernah berobat ke dokter gusinya berdarah.. Trus dikasih obat,
diminum, lalu sembuh

Dokter : Ooo gitu bu, kapan gusinya berdarah bu?

Ibu: Gusinya berdarah 3 bulan lalu ya nak?

Anak mengangguk

Ibu: iya dok, 3 bulan yang lalu

Dokter : Jadi sekarang sakitnya dimana ?

Anak menunjuk letak sakit

Dokter : Ooo disitu, iya iya iya

Dokter : Berarti sejak kapan sakit gigi kiri bawahnya bu

Ibu: Malam tadi ya nak?

Anak mengangguk
Dokter: Ooo, berarti baru ya?

Ibu: iya baru

Dokter : Sakitnya agak ngilu gitu ya?

Anak : iya dok

Dokter : Emang biasa sih bu, kalua misalnya ada sakit gigi itu kebanyakan rasa sakitnya
diinterpretasikan sebagai ngilu

Dokter : Jadi, boleh diceritain bu, apa semalam ada makan makanan manis atau makanan
keras gitu?

Ibu: Nandez ini suka makan dan minum manis-manis gitu, trus jarang sikat gigi.. Jarang
banget.. Jarang kan nak?

Anak mengangguk

Dokter: hmm manis ya..enak ya bang makan manis..ya..

Dokter : iya gapapa.. kalau sikat gigi jarang sikat gigi malam ya? Jadi biasanya pagi aja
ya.. gitu ya bu ya..

Ibu Mengangguk

Ibu : Terus dia masih sering minum susu yang botol, malam hari terus langsung tidur gitu..

Dokter: ooo. Gak di sikat giginya..iya iya iya..

Dokter : Ada keluhan lain bu?

Ibu: udah kan?

Anak: udah

Ibu: udah dok, gak ada

Dokter : langsung aja ya bu gausah lama-lama kita periksa aja langsung ke kursi gigi ya..
ayo andez..

Anak: gamau
Ibu: gak mau? Gapapa

Dokter: Ayo gakpapa

Anak: takut..

Ibu: disini aja atau engga ya dok?

Dokter : mau disini aja?

Anak: yaudah

Dokter : Ya gapapa ya, diperiksa dulu ya

Anak menutup mulut

Dokter : ih gapapa, ayo gak sakit..kita Cuma cek aja ya..dokter Cuma liat aja.. 10 detik aja..
gapapa.. buka bentar ya..

Ibu membujuk dan anak melepaskan tangan

Dokter : ayo.. ih anak pintar.. ayo dibuka abang ulutnya.. AAA.

Dokter: AA lagi yang gede, ah iya pentar, coba agak..

Dokter selesai memeriksa

Dokter:is anak hebat dah mau.. jadi gini bu setelah saya periksa, memang ada bolong
bagian bawah, jadi mungkin sumber ngilunya ketika ada sisa makanan yang menempel
biasanya kalo ngilu ini, kena ke saraf gigi dan sebagainya, biasanya kalo ngilu ini, kena ke
saraf gigi dan sebagainya, sekitaran.. ini hari kamis ya? berarti ibu kembali lagi sekitaran
hari kamis atau jum'at bisa bu?

Ibu: bisa bisa

Dokter: bisa ya? boleh siap ini ketemu tante lagi ya? iya? terus nanti kalau misalnya ada
apa-apa boleh.. telpon kesini ya nanti

Ibu: boleh.. jadi minggu depan mau ditambel atau sebagainya dok?

Dokter: oh engga yang sakit-sakit kok.. kita periksa aja giginya.. abis itu, kita semprot-
semprot dikit pake air.. pokoknya sakitnya ilang nanti

Ibu: gapapa?
Dokter : ya gapapa ya?

Anak : gapapa tante..

Dokter : iya.. okee.. makasih ya... cepet sembuh ya..

Anak : makasih tante

Dokter : iya.. dadah bang andez

Ibu dan anak keluar

2.2. Penilaian

No Tahap Simulasi Penilaian Keterangan

1. Membina Pada simulasi, dokter gigi


Hubungan: telah memberikan salam
dan bersikap menunjukan
a. Memberikan rasa tertarik pada pasien
salam dan dengan menyebutkan
bersikap “selamat pagi andez”.
menunjukkan rasa DIBERIKAN Namun, dokter gigi saat
tertarik pada NAMUN pasien datang langsung
pasien sebagai PERLU memulai wawancara dan
individu DIPERBAIKI tidak melakukan
pendekatan. Pendekatan
yang dimaksud dapat
dengan cara bermain dan
melibatkan anak.
Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kepercayaan
pasien terhadap dokter dan
mengatasi kecemasan anak

b. Menggunakan Pada simulasi, dokter gigi


kata-kata yang menggunakan kata-kata
menunjukkan yang menjukan perhatian
perhatian terhadap terhadap masalah yang
masalah yang dihadapi pasien selama
DIBERIKAN
dihadapi pasien wawancara. Dibuktikan,
DENGAN
selama wawancara saat pasien menjelaskan
BAIK
masalahnya, dokter me-
responnya dengan “oh
iyaya” yang artinya dokter
memperhatikan pasien saat
berbicara.

c. Menggunakan Pada simulasi, dokter gigi


intonasi suara, telah menggunakan intonasi
jeda waktu, DIBERIKAN suara yang baik, tidak
kontak mata, dan NAMUN menakutkan bagi anak,
sikap tubuh yang PERLU melakukan jeda waktu saat
menunjukkan PERBAIKAN berbicara dan tidak
suatu perhatian memotong pembicaraan ibu
dan anak, juga melakukan
kontak mata terhadap ibu
dan anak. Namun, sikap
dokter gigi perlu diperbaiki,
karena pada simulasi
tersebut, dokter gigi
menopang dagunya yang
memiliki kesan bahwa
dokter gigi malas
mendengarka pasien dan
tidak peduli. Hal yang
harus dilakukan dokter gigi
adalah duduk condong
kedepan.

2. Membuka diskusi Dokter gigi memberikan


kesempatan kepada orang
a. Memberi tua pasien untuk
kesempatan pada mengemukakan keluhan
pasien untuk yang dialai si anak tanpa di
mengemukakan DIBERIKAN
interupsi. Seperti yang telah
keluhannya tanpa DENGAN
disimpulkan pada no 1 poin
diinterupsi BAIK
cbahwa dokter gigi
memberi jeda waktu antara
pertanyaan yang telah
dilontarkan dengan waktu
untuk menjawab

b. Menanyakan, “ DIBERIKAN Dokter gigi menanyakan


Apa ada lagi yang DENGAN "apakah ada keluhan lain.
mau BAIK Bu?" dengan penuh
disampaikan?” perhatian
untuk menyatakan
kita memiliki
perhatian penuh

c. Menjelaskan Dokter gigi sudah membuat


dan/ atau rencana pada kunjungan
DIBERIKAN
membuat agenda selanjutnya yaitu akan
DENGAN
untuk melakukan tindakan
BAIK
kunjungannya penambalan pada anak
tersebut

3. Mengumpulkan Dokter gigi tidak


informasi (dapat melakukan fundamental
juga four secara keseluruhan,
menggunakan hanya beberapa saja.
pedoman Karena beberapa aspek
wawancara medik seperti riwayat keluarga
Fudamental four tidak dapat ditanyakan
TIDAK
dan Sacred Seven) karena keluhan pasien
DIBERIKAN
bukan merupakan penyakit
a.Mulai dengan turunan.
menggunakan
pertanyaan
terbuka pada
pasien, “
Ceritakan kepada
saya tentang
………”

b. Melakukan Dokter gigi melakukan


klarifikasi klarifikasi terhadap
terhadap hal-hal penyakit yang diderita anak
yang perlu dengan menanyakan "
DIBERIKAN
penjelasan khusus sakitnya ngilu ya?"
DENGAN
atau bisa juga "memang biasanya gigi
BAIK
dengan bolong diinterpretasikan
menggunakan dengan ngilu dan bisa
pertanyaan menggangu aktivitas"
“ya/tidak”

c. Membuat Dokter gigi tidak membuat


resume dan resume atau memberi
memberi pasien pasien kesempatan untuk
kesempatan untuk mengoreksi Membuat
mengkoreksi atau resume yang dimaksud
menambah adalah dengan menjelaskan
TIDAK
informasi kembali pertemuan dari
DIBERIKAN
awal dan mempersilahkan
pasien untuk menggulangi
kembali. Tujuannya adalah
untuk menyatukan
pandangan antara pasien
dan dokter.
d. Membuat Dokter gigi membuat
transisi yang transisi yang efektif untuk
efektif untuk pertanyaan tambahan .
pertanyaan Transisi yang dimaksud
tambahan (data DIBERIKAN adalah apabila dokter
dasar, skrining) DENGAN memberikan pertanyaan
BAIK harus diselesaikan jawaban
secara tuntas oleh pasien
baru bertanya hal lain. Hal
tersebut dikatakan transisi
efektif.

4. Mengerti harapan Dokter gigi telah


pasien menanyakan kebiasaan-
kebiasaan anak dalam
a. Menanyakan hidup anak yang dimana
tiap peristiwa termasuk dalam
dalam hidupnya, fundamental four yaitu
lingkungan, serta DIBERIKAN
personal history, seperti : "
orang lain yang NAMUN
Andez jarang sikat gigi
mungkin PERLU
ya?" " Suka makan manis
mempengaruhi PERBAIKAN
ya?". Namun, dokter gigi
kesehatan pasien tidak menanyakan setiap
peristiwa hidupnya, bisa
saja lingkungannya menjadi
penyebab penyakit yang
diderita pasien.
b. Menanyakan Dokter gigi menanyakan
kepercayaan kepercayaan pasien ,
pasien, kepedulian kepedulian dan harapan
dan harapan terhadap penyakit dengan
terhadap penyakit cara insplinsit bukan
dan pengobatan eksplinsit. Misalnya dengan
menanyakan "Mau ya
diperiksa?" dengan nada
DIBERIKAN positif dalam menanyakan
DENGAN kepercayaan pasien.
BAIK "Sakitnya ngilu ya?" dalam
memberi kepedulian berupa
berempati kepada anak atas
sakit yang ia rasa. " Kita
periksa dulu ya, supaya
cepat sembuh" untuk
memberi tahu anak dan
memberi harapan untuk
kesembuhannya

c. Merespons Dokter gigi memberikan


secara eksplisit pernyataan secara insplinsit
setiap peryataan tidak secara eksplinsit.
yang disampaikan Meskipun begitu,
TIDAK
pasien tentang pernyataan yang ingin
nilai, pendapat DIBERIKAN dikatakan tersampaikan
dan perasaannnya dengan baik seperti nilai,
perkataan , dan perasaan
pasien tersampaikan
dengan baik melalui
pernyataan tidak langusng
dari dokter gigi.

5. Berbagi informasi Dokter gigi tidak


memberikan pemahaman
a. Mengetahui pasien terhadap
pemahaman si penyakitnya (berupa
pasien terhadap edukasi). Sehingga, dokter
penyakitnya dan tidak dapat melakukan
keinginannya TIDAK rewind (pengulangan)
terhadap informasi DIBERIKAN untuk menyatukan persepsi
tambahan dokter dan pasien. Dokter
tidak menjelaskan "Sikat
gigi setiap habis makan dan
sebelum tidur ya" sehingga
tidak dapat rewind " Berapa
kali menyikat gigi dek?"

b. Menjelaskan Dokter gigi menjelaskan


dengan dengan menggunakan kata-
menggunakan kata yang mudah
kata-kata yang dimengerti pasien. Seperti
mudah dimengerti saat dokter setelah
DIBERIKAN
pasien memeriksa gigi anak,
DENGAN dokter mengatakan " oh
BAIK iya, gigi andez bolong bu"
bukan "andez mengalami
karies". Lalu, ketika dokter
menjelaskan tindakan
selanjutnya, dokter tidak
mengatakan akan ditambal
melainkan "disemprot aja
kok" untuk mengurangi
kecemasan anak.

c. Mengetahui Dokter gigi memberi


pemahaman pengetauan pasien terhadap
pasien terhadap tindakan yang akan
DIBERIKAN
rencana terapi dilakukan minggu depan
DENGAN
yang dilakukan yaitu penambalan dengan
BAIK
mengatakan "disemprot aja
kok" untuk mengurangi
kecemasan anak

d.Menanyakan Dokter gigi tidak


tentang hal hal menanyakan tentang hal-
yang masih belum hal yang masih belum jelas.
jelas Menanyakan tentang hal-
TIDAK
hal yang masih belum jelas
DIBERIKAN
seperti " Apa ada yang
belum jelas tentang
penyakitnya?" meruakan
hal yang penting.

6. Mencapai Dokter gigi melibatkan


kesepakatan pasien dan ibunya dalam
a. Melibatkan menentukan waktu
pasien dalam tindakan dengan memberi
memilih dan pertanyaan "Treatmentnya
membuat Jumat bisa bu?", dan
keputusan guna menanyakan kesanggupan
untuk mengetahui psien dalam melaksanakan
sampai sejauh perawatan dan
mana hal yang mengidentifikasi hal
diinginkan tambahan yang perlu.
DIBERIKAN
b. Menanyakan DENGAN
kesanggupan BAIK
pasien untuk
mengikuti rencana
terapi

c.
Mengidentifikasi
hal-hal tambahan
kalau perlu

7. Penutup Dokter gigi memberi tahu


rencana yang akan pasien
a. Memberi lakukan pada kunjungan
kesempatan si berikutnya dan menjelaskan
pasien untuk waktu control, yaitu hari
bertanya hal yang jumat melakukan
kurang jelas pada penambalan serta
kunjungan memberikan contact
berikutnya number kepada ibu pasien
b. Membuat jika terjadi sesuatu. Namun,
kesimpulan atau dokter gigi tidak memberi
menyanyakan kesempatan pasien untuk
rencana pasien bertanya hal yang kurang
DIBERIKAN
pada kunjungan jelas.
DENGAN
berikutnya
BAIK
c. Menjelaska
n waktu kontrol
atau bila terjadi
sesuatu, dan orang
yang harus
dihubungi
BAB III

PENUTUP

Komunikasi pasien-dokter merupakan momen yang sangat penting dalam rangka


penyembuhan pasien. Pasien anak merupakan salah satu pasien yang akan dihadapi oleh dokter
gigi dalam menjalankan profesinya. Perawatan gigi dan mulut pada anak-anak memerlukan
pendekatan tersendiri dibandingkan perawatan pada dewasa. Ada beberapa tahap dalam
wawancara komunikasi dokter gigi—pasien anak dan orang tua, antara lain:
1. Membina Hubungan
Dokter gigi harus dapat menunjukkan rasa tertarik pada pasien sebagai individu dengan
menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian terhadap masalah yang dihadapi
pasien, menggunakan intonasi suara, jeda waktu, kontak mata, dan sikap tubuh yang
menunjukkan suatu perhatian.
2. Membuka diskusi
Seorang dokter gigi memberi kesempatan pada pasien untuk mengemukakan keluhannya
tanpa diinterupsi, Menanyakan, “ Apa ada lagi yang mau disampaikan?” untuk menyatakan
kita memiliki perhatian penuh, menjelaskan dan/ atau membuat agenda untuk
kunjungannya.
3. Mengumpulkan informasi
Dokter gigi dapat menggunakan pedoman wawancara medik Fudamental four dan Sacred
Seven
4. Mengerti harapan pasien
Mengerti harapan pasien didapat dengan cara menanyakan tiap peristiwa dalam hidupnya,
lingkungan, serta orang lain yang mungkin mempengaruhi kesehatan pasien dan
menanyakan kepercayaan pasien, kepedulian dan harapan terhadap penyakit dan
pengobatan.
5. Berbagi Informasi
Berbagi informasi harus menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti pasien,
mengetahui pemahaman si pasien terhadap penyakitnya dan keinginannya terhadap
informasi tambahan, menanyakan tentang hal hal yang masih belum jelas
6. Mencapai kesepakatan
Mencapai kesepakatan dapat dilakukan dengan melibatkan pasien dalam memilih dan
membuat keputusan guna untuk mengetahui sampai sejauh mana hal yang diinginkan dan
menanyakan kesanggupan pasien untuk mengikuti rencana terapi
7. Penutup
Pada akhir kunjungan, dokter giggi dianjurkan untuk memberi kesempatan si pasien untuk
bertanya hal yang kurang jelas pada kunjungan berikutnya, membuat kesimpulan atau
menyanyakan rencana pasien pada kunjungan berikutnya, dan menjelaskan waktu kontrol
atau bila terjadi sesuatu, dan orang yang harus dihubungi
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi E, Soetjiningsih. Modul Komunikasi Pasien-Dokter. Jakarta: EGC;2008. 42,79-
88
Mahasiswa Kedokteran Gigi. Triad Of Concern. 2017.
https://www.academia.edu/36300558/Makalah_Triad_of_Concern (30 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai