187 209 1 PB PDF
187 209 1 PB PDF
ISSN: 2528-6382
Abstrak
Komposit merupakan kombinasi dua material atau lebih sehingga memberikan
sifat yang lebih baik dari material penyusunnya. Penelitian ini menggunakan
penguat serat kayu kopi yang masih muda dan Resin polyester Yukalac BQTN–EX
157 sebagai matriks. Pemilihan serat kayu kopi sebagai penguat karena sifatnya
yang ringan dan banyaknya dahan kopi yang dibuang menjelang berbuah.
Ranting kopi biasanya dibakar atau dibiarkan supaya menjadi kompos. Penelitian
ini bertujuan meningkatkan nilai ekonomi dari dahan kayu kopi yang dibuang
tersebut. Penambahan aditif montmorillonite diharapkan memberikan sifat tahan
panas pada material yang dibuat. Sedangkan siklus termal digunakan untuk
mengetahui seberapa tahan material tersebut menerima perubahan temperatur
secara ekstrim.
Kata kunci: serat kayu kopi, montmorillonite, siklus termal
Abstract
Composite is a combination of two or more materials that provide better properties
of its constituent materials. This study uses a fiber reinforcement young coffee
wood and polyester resins Yukalac BQTN-EX 157 as a matrix. Selection of coffee
wood fiber as a reinforcement because of its light weight and the number of
discarded coffee branches towards fruition. Coffee twigs usually burned or left to
become compost. This study aims to increase the economic value of a wooden
branch coffee exiled. Montmorillonite additive is expected to give a heat-resistant
properties of the material were made. While the thermal cycle used to determine
how resistant the material receives extreme temperature changes.
Keywords: coffee wood fiber, montmorillonite, thermal cycling
asbak yang unik. Untuk lebih meningkatkan panjang dan lurus, membentuk lamina
nilai ekonomi dari sebatang kayu kopi, maka diantara matriksnya.
peneliti mencoba untuk memanfaatkan serat b. Susunan dua arah atau silang
kayu kopi tersebut sebagai material komposit Komposit ini susunan serat memanjangnya
bersama polyester. Penelitian ini bertujuan yang tidak begitu lurus mengakibatkan
untuk mengetahui kekuatan sifat mekanik kekuatan dan kekakuan tidak sebaik tipe
material komposit serat kayu kopi setelah continuous fiber.
mengalami siklus termal. Penambahan
c. Susunan Acak
aditif partikel montmorillonite pada komposit
Komposit ini memiliki serat pendek yang
serat kayu kopi-polyester bertujuan untuk
tersebar secara acak diantara matriksnya.
menambah sifat mampu panas pada komposit
tersebut dan meningkatkan sifat mekanik d. Susunan Hibrid/Gabungan
siklus termalnya. Komposit ini merupakan gabungan
antara tipe serat lurus dengan serat
2. KOMPOSIT SERAT ALAM acak. Pertimbangannya supaya dapat
mengurangi kelemahan sifat dari kedua tipe
Salah satu keunggulan dari material
dan dapat menggabungkan kelebihannya.
komposit bila dibandingkan dengan material
lainnya adalah penggabungan unsur-unsur Gambar 1 dan 2 ini adalah beberapa
yang unggul dari masing-masing unsur contoh susunan penguat pada komposit
pembentuknya tersebut. Sifat material hasil yang pernah dibuat peneliti. Dalam penelitian
penggabungan ini diharapkan dapat saling ini dipilih penguat dengan susunan acak.
melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada Selain memilki keuntungan seperti diuraikan
pada masing-masing material penyusunnya. sebelumnya, beberapa serat ada yang memiliki
Sifat-sifat yang dapat diperbaharui antara kemampuan yang bisa disejajarkan dengan
lain; kekuatan (strenght), kekakuan (stiffness), serat sintetis. Untuk material tertentu, serat
ketahanan korosi (corrosion resistance), alam dapat mengungguli serat sintesis, bahkan
ketahanan gesek/aus (wear resistance), berat beberapa pabrikan mobil menggunakan serat
(weight), meningkatkan konduktivitas panas kenaf dan abacca untuk bagian interior mobil.
dan tahan lama.
Pada awalnya komposit menggunakan
bahan sintetis sebagai penguat, namun
penggunaan komposit berbahan sintetis mulai
dikurangi karena beracun, mahal, dan tidak
dapat terurai dengan alam. Komposit serat
alam dipilih untuk menggantikan serat sintetis Gambar 1. Susunan Penguat Komposit: Susunan Acak
dengan harapan serat alam memiliki sifat
mudah didapat, murah, tidak beracun, dan
mudah terurai.
Pada komposit, serat merupakan
komponen utama selain matriks, sehingga
komposisi antara serat dan matriks merupakan
faktor penting dalam menentukan karakteristik
kekuatan komposit yang akan dihasilkan.
Berdasarkan penempatannya, ada beberapa
jenis susunan penguat komposit, antara lain:
Gambar 2. Susunan Penguat Komposit: Susunan Silang
a. Susunan searah atau dua arah
Komposit ini memiliki susunan serat
Mpa, 10,81 Mpa, 16,98 Mpa, dan 13,89 Mpa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Terjadi peningkatan kekuatan tarik pada (Yousif, 2013) pada temperatur antara 100oC-
penambahan montmorillonite dengan kadar 200oC, FRP (Fiber Reinforced Polymer) akan
40% pada masing-masing siklus termal. Hal mengalami pelunakan, creep dan terdistorsi
ini berarti bahwa penambahan montmorillonite yang menyebabkan kegagalan ketika
berpengaruh terhadap kekuatan tarik komposit. mengalami pembebanan struktur. Selain itu
Hal tersebut sejalan dengan penelitian juga kekuatan polymer akan semakin menurun
yang dilakukan oleh (Sreenivasan, 2012 seiring dengan semakin besarnya temperatur
dalam Nasirudin, 2014), bahwa penambahan yang diterima.
partikel MMT tanpa modifikasi meningkatkan
kekuatan tarik dibandingkan dengan 7.2 Data Hasil Uji Impak
penambahan MMT yang disertai modifikasi Prosedur Pengujian impak meliputi
(modifikasi siklus thermal). Sedangkan pada penyiapan bahan uji dan alat uji berdasarkan
penambahan kadar sebesar 50% pada standar uji material komposit polimer ASTM
masing-masing silkus termal terjadi penurunan D 6110. Data hasil pengujian diperoleh
kekuatan tarik yang cukup signifikan. Hal ini melalui pengujian impak menggunakan alat
terjadi karena kadar matriks lebih kecil dari pada uji impak di laboratorium Uji Bahan teknik
kadar montmorillonite sehingga ikatan matriks mesin Universitas Jember. Sampel uji yang
dengan serat dan Montmorillonite menjadi lebih digunakan ialah komposit dengan matriks
kecil sehingga dapat menurunkan kekuatan polyester berpenguat serat kayu kopi dengan
tarik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang variasi penambahan zat aditif montmorillonite
dilakukan (Sutrisno, 2013) dimana kekuatan sebesar 0%, 30%, 40% dan 50% dengan
tarik komposit menurun dikarenakan ikatan perlakuan siklus termal selama 10 menit untuk
yang terjadi antara matriks dengan penguat setiap siklus dengan variasi siklus sebanyak
lebih baik dibandingkan dengan ikatan resin 25x, 50x dan 75x.
dengan MMT.
7.2.1 Analisa Variasi Fraksi Kadar Berat
7.1.2 Analisa Variasi Banyaknya Siklus MMT Terhadap kekuatan impak
Termal Terhadap kekuatan tarik
sebesar 3,63 J/mm2. Hal ini sejalan dengan ini sejalan dengan penelitian Yousif (2013)
penelitian dari (Kusmono, 2010) bahwa pada temperatur antara 100oC-200oC, FRP
adanya clay telah meningkatkan kekakuan (Fiber Reinforced Polymer) akan mengalami
campuran polimer. Peningkatan kekakuan pelunakan, creep dan terdistorsi yang
akibat adanya clay dimungkinkan disebabkan menyebabkan kegagalan ketika mengalami
karena sifat dasar dari clay sendiri yang yang pembebanan struktur. Selain itu juga kekuatan
merupakan material yang memiliki kekakuan polymer akan semakin menurun seiring dengan
yang tinggi yang kemudian membatasi gerakan semakin besarnya temperatur yang diterima.
molekul polimer. Selain itu juga mungkin Penelitian ini juga sejalan dengan
berkaitan dengan struktur nanokomposit, luas penelitian (Surdia ,2000 dalam Hariyanto,
kontak permukaan dari yang besar sehingga 2011) dikatakan bahwa salah satu kelemahan
menyebabkan ikatan yang kuat antara matrik bahan polimer adalah tidak tahan panas, hal
polimer dengan lapisan silikat clay. ini disebabkan apabila temperatur berubah,
Sedangkan kekuatan impak terendah pergerakan molekul karena peningkatan
didapat pada kadar 30% dengan jumlah siklus suhu akan mengubah kumpulan molekul
75x dengan nilai rata-rata sebesar 3,50 J/mm2. atau struktur molekul tersebut. Selanjutnya
Hal ini terjadi karena kadar montmorillonite karena panas oksigen dan air bersama-
yang terdapat pada komposit lebih kecil dari sama, memancing reaksi kimia pada molekul-
pada kadar polyester, sehingga menyebabkan molekul, terjadilah depolimerisasi, oksidasi,
ikatan antara serat, montmorillonite dan hidrolisasi, hal itulah yang akan mempengaruhi
matriks menjadi lebih kecil. kekuatan mekanik bahan polimer.