Anda di halaman 1dari 8

Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016

ISSN: 2528-6382

PENGARUH KADAR PARTIKEL ADITIF MONTMORILLONITE TERHADAP


SIFAT MEKANIK SIKLUS TERMAL KOMPOSIT POLYESTER SERAT KAYU
KOPI

Ahmad Adib Rosyadi1)


1)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember
E-mail: 1)ahmadadib.ft@unej.ac.id

Abstrak
Komposit merupakan kombinasi dua material atau lebih sehingga memberikan
sifat yang lebih baik dari material penyusunnya. Penelitian ini menggunakan
penguat serat kayu kopi yang masih muda dan Resin polyester Yukalac BQTN–EX
157 sebagai matriks. Pemilihan serat kayu kopi sebagai penguat karena sifatnya
yang ringan dan banyaknya dahan kopi yang dibuang menjelang berbuah.
Ranting kopi biasanya dibakar atau dibiarkan supaya menjadi kompos. Penelitian
ini bertujuan meningkatkan nilai ekonomi dari dahan kayu kopi yang dibuang
tersebut. Penambahan aditif montmorillonite diharapkan memberikan sifat tahan
panas pada material yang dibuat. Sedangkan siklus termal digunakan untuk
mengetahui seberapa tahan material tersebut menerima perubahan temperatur
secara ekstrim.
Kata kunci: serat kayu kopi, montmorillonite, siklus termal

Abstract
Composite is a combination of two or more materials that provide better properties
of its constituent materials. This study uses a fiber reinforcement young coffee
wood and polyester resins Yukalac BQTN-EX 157 as a matrix. Selection of coffee
wood fiber as a reinforcement because of its light weight and the number of
discarded coffee branches towards fruition. Coffee twigs usually burned or left to
become compost. This study aims to increase the economic value of a wooden
branch coffee exiled. Montmorillonite additive is expected to give a heat-resistant
properties of the material were made. While the thermal cycle used to determine
how resistant the material receives extreme temperature changes.
Keywords: coffee wood fiber, montmorillonite, thermal cycling

1. PENDAHULUAN dibiarkan membusuk menjadi kompos. Peneliti


Komposit menggunakan serat alam memilih menggunakan serat kayu kopi untuk
memiliki keunggulan ringan, tidak korosif meningkatkan nilai ekonomi dari kayu kopi.
dan terbarukan. Namun beberapa komposit Selama ini kayu kopi hasil peremajaan hanya
yang menggunakan serat alam juga memiliki diolah menjadi barang-barang meubel serta
beberapa kelemahan diantaranya ketahanan kerajinan yang unik dan menarik. Seperti yang
pada perubahan temperatur yang ekstrim. dilakukan para pengrajin di Kabupaten Jember
Pemilihan serat alam memiliki beberapa terutama di daerah Ambulu, yang mengolah
pertimbangan. Peneliti menggunakan kayu kopi menjadi meubel perabot rumah
serat dahan kayu kopi karena pada saat tangga seperti meja, kursi, lemari, dipan,
menjelang berbuah, dahan dipotong dan dudukan lampu, meja telepon, pigura dan

J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin 15


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

asbak yang unik. Untuk lebih meningkatkan panjang dan lurus, membentuk lamina
nilai ekonomi dari sebatang kayu kopi, maka diantara matriksnya.
peneliti mencoba untuk memanfaatkan serat b. Susunan dua arah atau silang
kayu kopi tersebut sebagai material komposit Komposit ini susunan serat memanjangnya
bersama polyester. Penelitian ini bertujuan yang tidak begitu lurus mengakibatkan
untuk mengetahui kekuatan sifat mekanik kekuatan dan kekakuan tidak sebaik tipe
material komposit serat kayu kopi setelah continuous fiber.
mengalami siklus termal. Penambahan
c. Susunan Acak
aditif partikel montmorillonite pada komposit
Komposit ini memiliki serat pendek yang
serat kayu kopi-polyester bertujuan untuk
tersebar secara acak diantara matriksnya.
menambah sifat mampu panas pada komposit
tersebut dan meningkatkan sifat mekanik d. Susunan Hibrid/Gabungan
siklus termalnya. Komposit ini merupakan gabungan
antara tipe serat lurus dengan serat
2. KOMPOSIT SERAT ALAM acak. Pertimbangannya supaya dapat
mengurangi kelemahan sifat dari kedua tipe
Salah satu keunggulan dari material
dan dapat menggabungkan kelebihannya.
komposit bila dibandingkan dengan material
lainnya adalah penggabungan unsur-unsur Gambar 1 dan 2 ini adalah beberapa
yang unggul dari masing-masing unsur contoh susunan penguat pada komposit
pembentuknya tersebut. Sifat material hasil yang pernah dibuat peneliti. Dalam penelitian
penggabungan ini diharapkan dapat saling ini dipilih penguat dengan susunan acak.
melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada Selain memilki keuntungan seperti diuraikan
pada masing-masing material penyusunnya. sebelumnya, beberapa serat ada yang memiliki
Sifat-sifat yang dapat diperbaharui antara kemampuan yang bisa disejajarkan dengan
lain; kekuatan (strenght), kekakuan (stiffness), serat sintetis. Untuk material tertentu, serat
ketahanan korosi (corrosion resistance), alam dapat mengungguli serat sintesis, bahkan
ketahanan gesek/aus (wear resistance), berat beberapa pabrikan mobil menggunakan serat
(weight), meningkatkan konduktivitas panas kenaf dan abacca untuk bagian interior mobil.
dan tahan lama.
Pada awalnya komposit menggunakan
bahan sintetis sebagai penguat, namun
penggunaan komposit berbahan sintetis mulai
dikurangi karena beracun, mahal, dan tidak
dapat terurai dengan alam. Komposit serat
alam dipilih untuk menggantikan serat sintetis Gambar 1. Susunan Penguat Komposit: Susunan Acak
dengan harapan serat alam memiliki sifat
mudah didapat, murah, tidak beracun, dan
mudah terurai.
Pada komposit, serat merupakan
komponen utama selain matriks, sehingga
komposisi antara serat dan matriks merupakan
faktor penting dalam menentukan karakteristik
kekuatan komposit yang akan dihasilkan.
Berdasarkan penempatannya, ada beberapa
jenis susunan penguat komposit, antara lain:
Gambar 2. Susunan Penguat Komposit: Susunan Silang
a. Susunan searah atau dua arah
Komposit ini memiliki susunan serat

16 J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

3. POLYESTER yang diterima oleh material komposit. Pada


Resin polyester merupakan resin yang penelitian ini juga menggunakan siklus termal
paling banyak digunakan dalam berbagai dengan menggunakan microwave dan freezer
aplikasi, baik itu berdiri sendiri maupun dalam untuk mengetahui ketahanan material terhadap
bentuk material komposit. Sifat mekanik yang perubahan temperatur yang ekstrim.
dimiliki oleh polyester tidak istimewa, namun Geomaterial lempung MMT
mudah didapat, harga relatif terjangkau, dan (Montmorillonite) adalah segumpal tanah
mudah dalam proses fabrikasinya. Jenis dari liat yang plastis dan mudah dibentuk. Unsur
resin polyester ada 2, yaitu: penyusun utama lempung MMT adalah silica
(SiO2) dan alumina (Al2O3). Kandungan
a. Polyester tipe jenuh (saturated polyester),
silica dan alumina memberikan sifat tahan
polyester jenis ini tidak bisa mengalami
api yang baik pada lempung MMT. Nama
pengerasan atau curing.
montmorillonite berasal dari jenis lempung
b. Polyester tidak jenuh (unsurated polyester)
plastis yang ditemukan di Montmorillonite,
yang dapat mengalami pengerasan (curing)
Perancis. Dalam penelitian ini, MMT dihasilkan
dari fasa cair menjadi fasa padat.
dari material yang berasal dari genteng yang
Resin unsaturated polyester merupakan dihaluskan dengan ditumbuk menggunakan
resin cair dengan viskositas rendah, dan akan alu. Jenis genteng dan juga material MMT
mengeras pada temperatur kamar dengan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan katalis. Resin yang digunakan genteng lokal dari daerah Kebumen.
dalam penelitian ini adalah resin dengan
nomer seri produksi 157 BQTN-EX. Polyester 5. METODE
ini merupakan jenis Resin dan sangat populer
Penelitian ini menggunakan kadar MMT
di bidang pembuatan kapal di Indonesia.
dan jumlah siklus termal sebagai variabel
YUKALAC 157 BQTN-EX memiliki sertifikat
bebas serta kekuatan tarik dan kekuatan impak
LR Register & FDA. Bahan tambahan resin
sebagai variabel terikat. Hasil pengambilan
adalah katalis (Hardener). Jenis katalis
sampel ditampilkan dengan tabel sebagai
untuk resin polyester yaitu Metyl Etyl Keton
berikut:
Peroksida (MEKPO). Katalis berfungsi untuk
mempercepat proses pengerasan cairan Tabel 1. Sampel pengambilan data

resin (curing). Semakin banyak katalis maka


proses pengerasan akan semakin cepat, tetapi
kelebihan katalis juga akan menimbulkan
panas berlebih. Kelebihan penggunaan resin
bisa mengakibatkan material mengkerut
bahkan rusak.
Dimensi spesimen uji sesuai dengan standart
4. MONTMORILLONITE (MMT)
ASTM D 3039 untuk ukuran sampel uji tarik, dan
Penggunaan komposit di lingkungan standart ASTM D 265 untuk ukuran sampel uji
(outdoor) terutama di bidang otomotif tidak bisa impak. Membuat partikel montmorillonite dengan
terlepas dari pengaruh perubahan cuaca. Pada menumbuk genteng dengan lumpang besi lalu
kondisi aktual, temperatur di dalam mobil bisa ayak dengan ayakan tepung untuk mendapatkan
sangat tinggi akibat terperangkapnya panas di mesh berukuran ≤ 50.
dalam mobil. Untuk mengatasi kondisi tersebut,
maka rekayasa komposit pada penelitian 6. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
ini menggunakan zat aditif montmorillonite
Alat dan bahan yang digunakan selama
sebagai zat yang dapat menahan panas
penelitian ini berlangsung antara lain:

J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin 17


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

a. Alat 7. HASIL DAN PEMBAHASAN


1) Universal Machine Testing Merk ESSOM 7.1 Hasil Data Pengujian Tarik
TM 113 30 kN. Prosedur pengujian tarik meliputi
2) Oven merk Kirin KBO-90M penyiapan bahan uji dan alat uji berdasarkan
3) Refrigerator merk national NR-S14C standar uji material komposit polimer ASTM D
4) Ayakan mesh 50 (ayakan tepung). 3039, proses pengujian tarik pada komposit
5) Cetakan Komposit dari Kaca, Plastik menggunakan pencekam (clamp) khusus
Astralon, Plastisin dan Margarin untuk material jenis komposit polimer. Data
6) Timbangan digital merk Camry hasil pengujian diperoleh melalui pengujian
7) Kamera 20.7 MP tarik menggunakan universal machine
8) Pencekam khusus komposit polimer testing merk ESSOM TM 113 kapasitas
b. Bahan 30 kN di laboratorium Uji Bahan teknik
1) Kayu Kopi mesin Universitas Jember. Sampel uji yang
2) Resin polyester Yukalac BQTN –EX 157 digunakan ialah komposit dengan matriks
3) Partikel Montmorillonite polyester berpenguat serat kayu kopi dengan
4) Hardener variasi penambahan zat aditif montmorillonite
sebesar 0%, 30%, 40% dan 50% dengan
perlakuan siklus termal selama 10 menit untuk
setiap siklus dengan variasi siklus sebanyak
25x, 50x dan 75x. Untuk data hasil pengujian
tarik akan dibahas pada grafik dibawah ini.
7.1.1 Analisa Variasi Fraksi Kadar Berat
MMT Terhadap kekuatan tarik

Gambar 3. Serat alam

Gambar 6. Grafik hubungan antara nilai kekuatan tarik


dengan variasi kadar montmorillonite

Pada gambar 6 dapat kita lihat kekuatan


Gambar 4. Partikel MMT
tarik tertinggi terdapat pada penambahan
kadar montmorillonite sebesar 40% pada
jumlah siklus termal 0x, dengan nilai rata-rata
sebesar 26,32 Mpa. Sedangkan kekuatan tarik
terendah didapat pada kadar montmorillonite
30% pada jumlah siklus termal 25x dengan
nilai rata-rata 7,35 Mpa, Sebagai pembanding
telah dilakukan pembuatan komposit tanpa
Montmorillonite dengan kadar 0% dengan
siklus termal 0x, 25x,50x dan 75x dengan
Gambar 5. Sampel Komposit
nilai rata-rata berturut-turut sebesar 22,29

18 J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

Mpa, 10,81 Mpa, 16,98 Mpa, dan 13,89 Mpa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Terjadi peningkatan kekuatan tarik pada (Yousif, 2013) pada temperatur antara 100oC-
penambahan montmorillonite dengan kadar 200oC, FRP (Fiber Reinforced Polymer) akan
40% pada masing-masing siklus termal. Hal mengalami pelunakan, creep dan terdistorsi
ini berarti bahwa penambahan montmorillonite yang menyebabkan kegagalan ketika
berpengaruh terhadap kekuatan tarik komposit. mengalami pembebanan struktur. Selain itu
Hal tersebut sejalan dengan penelitian juga kekuatan polymer akan semakin menurun
yang dilakukan oleh (Sreenivasan, 2012 seiring dengan semakin besarnya temperatur
dalam Nasirudin, 2014), bahwa penambahan yang diterima.
partikel MMT tanpa modifikasi meningkatkan
kekuatan tarik dibandingkan dengan 7.2 Data Hasil Uji Impak
penambahan MMT yang disertai modifikasi Prosedur Pengujian impak meliputi
(modifikasi siklus thermal). Sedangkan pada penyiapan bahan uji dan alat uji berdasarkan
penambahan kadar sebesar 50% pada standar uji material komposit polimer ASTM
masing-masing silkus termal terjadi penurunan D 6110. Data hasil pengujian diperoleh
kekuatan tarik yang cukup signifikan. Hal ini melalui pengujian impak menggunakan alat
terjadi karena kadar matriks lebih kecil dari pada uji impak di laboratorium Uji Bahan teknik
kadar montmorillonite sehingga ikatan matriks mesin Universitas Jember. Sampel uji yang
dengan serat dan Montmorillonite menjadi lebih digunakan ialah komposit dengan matriks
kecil sehingga dapat menurunkan kekuatan polyester berpenguat serat kayu kopi dengan
tarik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang variasi penambahan zat aditif montmorillonite
dilakukan (Sutrisno, 2013) dimana kekuatan sebesar 0%, 30%, 40% dan 50% dengan
tarik komposit menurun dikarenakan ikatan perlakuan siklus termal selama 10 menit untuk
yang terjadi antara matriks dengan penguat setiap siklus dengan variasi siklus sebanyak
lebih baik dibandingkan dengan ikatan resin 25x, 50x dan 75x.
dengan MMT.
7.2.1 Analisa Variasi Fraksi Kadar Berat
7.1.2 Analisa Variasi Banyaknya Siklus MMT Terhadap kekuatan impak
Termal Terhadap kekuatan tarik

Gambar 8. Grafik hubungan antara nilai kekuatan impak


Gambar 7. Grafik hubungan antara nilai kekuatan tarik dengan variasi kadar montmorillonite
dengan variasi siklus termal
Dari gambar 8 dapat kita lihat terjadi
Pada gambar 7 terlihat penurunan kekuatan peningkatan kekuatan impak pada
tarik pada semua fraksi Montmorillonite akibat penambahan kadar montmorillonite 40%
dari penambahan jumlah siklus termal. Maka sedangkan terjadi penurunan kekuatan impak
dari itu dapat disimpulkan bahwa semakin pada kadar 50%. Kekuatan impak tertinggi di
banyak jumlah siklus termal yang di lakukan dapat pada kadar montmorillonite 40% dengan
maka kekuatan tariknya semakin menurun. jumlah siklus termal 0x dengan nilai rata-rata

J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin 19


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

sebesar 3,63 J/mm2. Hal ini sejalan dengan ini sejalan dengan penelitian Yousif (2013)
penelitian dari (Kusmono, 2010) bahwa pada temperatur antara 100oC-200oC, FRP
adanya clay telah meningkatkan kekakuan (Fiber Reinforced Polymer) akan mengalami
campuran polimer. Peningkatan kekakuan pelunakan, creep dan terdistorsi yang
akibat adanya clay dimungkinkan disebabkan menyebabkan kegagalan ketika mengalami
karena sifat dasar dari clay sendiri yang yang pembebanan struktur. Selain itu juga kekuatan
merupakan material yang memiliki kekakuan polymer akan semakin menurun seiring dengan
yang tinggi yang kemudian membatasi gerakan semakin besarnya temperatur yang diterima.
molekul polimer. Selain itu juga mungkin Penelitian ini juga sejalan dengan
berkaitan dengan struktur nanokomposit, luas penelitian (Surdia ,2000 dalam Hariyanto,
kontak permukaan dari yang besar sehingga 2011) dikatakan bahwa salah satu kelemahan
menyebabkan ikatan yang kuat antara matrik bahan polimer adalah tidak tahan panas, hal
polimer dengan lapisan silikat clay. ini disebabkan apabila temperatur berubah,
Sedangkan kekuatan impak terendah pergerakan molekul karena peningkatan
didapat pada kadar 30% dengan jumlah siklus suhu akan mengubah kumpulan molekul
75x dengan nilai rata-rata sebesar 3,50 J/mm2. atau struktur molekul tersebut. Selanjutnya
Hal ini terjadi karena kadar montmorillonite karena panas oksigen dan air bersama-
yang terdapat pada komposit lebih kecil dari sama, memancing reaksi kimia pada molekul-
pada kadar polyester, sehingga menyebabkan molekul, terjadilah depolimerisasi, oksidasi,
ikatan antara serat, montmorillonite dan hidrolisasi, hal itulah yang akan mempengaruhi
matriks menjadi lebih kecil. kekuatan mekanik bahan polimer.

7.2.2 Analisa Variasi jumlah siklus termal 8. KESIMPULAN DAN SARAN


MMT Terhadap kekuatan impak 8.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
a. Penambahan montmorillonite meningkatkan
kekuatan tarik dan kekuatan impak
komposit matrik polyester dengan aditif
partikel montmorillonite berpenguat serat
kayu kopi pada kadar 30%, 40% dan
50%. Dari tiga variasi kadar penambahan
montmorillonite, pada kadar montmorillonite
40% dengan jumlah siklus sebanyak 25X
di dapat nilai kekuatan tarik dan kekuatan
Gambar 9. Grafik hubungan antara nilai kekuatan impak impak tertinggi.
dengan variasi siklus termal
b. Secara umum, semakin banyak jumlah
siklus termal yang dilakukan pada komposit
Pada gambar 9 dapat dilihat terjadi
maka kekuatan tarik dan kekuatan impak
penurunan kekuatan impak secara bertahap
komposit menurun secara drastis mulai
pada jumlah siklus 25x, 50x dan 75x. Hal ini
dari 25X siklus termal hingga terendah
dapat dilihat bahwa pengaruh penambahan
yaitu 75X siklus termal.
kadar montmorillonite terhadap perlakuan
siklus termal pada kekuatan impak tidak
8.2 Saran
berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa
Saran yang dapat diberikan dari penelitian
semakin banyak jumlah siklus termal maka
ini adalah:
kekuatan impaknya semakin menurun. Hal

20 J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut Science 71 (Engineering and Science).


mengenai pengaruh siklus termal terhadap Justus. 2011. YUKALAC Unsaturated Polyster
sifat mekanis yang berbeda seperti Resin. Retrieved 10 maret, 2015.
kekuatan bending dan kekuatan tekan. Kartini, R., H. Darmasetiawan, A. Karo
b. Penelitian tentang komposit berbasis alam Karo dan Sudirman. 2002. Pembuatan
perlu dikembangkan mengingat potensi dan Karakterisasi Komposit Polimer
yang melimpah di sekitar kita. Berpenguat Serat Alam. Jurnal Sains
Materi Indonesia Indonesian Journal of
DAFTAR PUSTAKA Materials Science.
Ariawan D., W. Wisnu R., dan E. Prasetya Marlin D., Sugiyanto dan Zulhanif. 2013.
B. 2008. Karakteristik Fisik dan Mekanik Perilaku Creep Pada Komposit Polyester
Komposit Sampah Kota dengan Matrik Yukalac 157 Bqtn-Ex Dengan Filler Serat
Pati Kanji dan Unsaturated Polyester. Gelas. Jurnal FEMA.
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Mashuri. 2007. Efek Termal Dan Bahan
Teknologi. Penggandeng (Coupling Agent) Silane
Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Terhadap Kestabilan Mekanik Bahan
Pertanian. 1984. Kopi. Jakarta. Komposit poliester Dengan Pengisi
Barleany D. R., R. Hartono dan Santoso. 2011. Partikulit Sic. Jurnal Sains Materi
Pengaruh Komposisi Montmorillonite Pada Indonesia Indonesian Journal of Materials
Pembuatan Polipropilen-Nanokomposit Science.
Terhadap Kekuatan Tarik dan Onggo, H., W. Subowo, dan Sudirman.
Kekerasannya. Prosiding Seminar 2005. Analisis Sifat Termal Komposit
Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Polypropylene Kayu kopi. Paper
Bramantyo, A. 2008. Pengaruh Konsentrasi presented at the Prosiding Simposium
Serat. Skripsi Universitas Indonesia. Nasional Polimer V.
Depok. Osman, E., A. Vakhguelt, S. Mutasher, dan I.
Diharjo K., A. Purwanto, S. J. A. Nasir, B. H. Sbaski. 2012. Effect of Water Absorbtion
Jihad, et al. 2012. Sifat Tahan Api D a n on Tensile Properties of Kayu kopi
Kekuatan Bending Komposit Geopolimer: Fiber Reinforced Unsaturated Polyester
Analisis Pemilihan Jenis Partikel Composite. Sunaree J.Sci Technol.
Geomaterial. Prosiding Insinas. Pepper, T. 2012. Polyester Resins. Ashland
Diharjo K., B. Kusharjanta, R. A. P. Tarigan Chemical Company.
dan A. R. Andhika. 2013. Pengaruh Spillane, J.J. 1990. Komoditi Kopi Peranannya
Kandungan dan Ukuran Serbuk Genteng Dalam Perekonomian Indonesia.
Sokka terhadap Ketahanan Bakar Yogjakarta: Kanisius.
Komposit Geopolimer. Jurnal Rekayasa Sutrisno. 2013. Kajian Sifat Mekanik Komposit
Mesin. Geomaterial Limbah Serbuk Genteng Dan
Hariyanto A., K. Diharjo. 2011. Rekayasa Dan Serat Karbon. Agri-tek.
Manufaktur Bahan Komposit Sandwich Sudjindro. 2011. Prospek Serat Alam Untuk
Berpenguat Serat Rami Dengan Core Bahan Baku Kertas Uang.
Limbah Sekam Padi Untuk Panel Interior Umam M. K. Pengaruh Pemanasan Dan
Otomotif Dan Rumah Hunian. Penelitian Perubahan Bentuk Pada Kekuatan Tarik
Hibah Bersaing. Polyvinyl Chloride (PVC).
Isaac D. H., Z. Salleh, M. N. Berhan dan K. M. Widyanto S. A., Sulardjaka, Arijanto. 2004.
Hyie. 2012. Composites Laminates Effect Pengaruh Siklus Thermal Terhadap
of Fibre Types Cold-pressed Kayu kopi Sifat Fisik Dan Mekanik Glass-Fiber
and Fibreglass Hybrid. World of Academy Reinforced Concrete Dan Ramie-Fiber

J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin 21


Volume 01, Nomor 01, Agustus 2016 ISSN: 2528-6382

Reinforced Concrete. Proyek Penelitian


Ilmu Pengetahuan Dasar.
Yudo H. dan S. Jatmiko. 2008. Analisa Teknis
Kekuatan Mekanis Material Komposit
Berpenguat Serat Ampas Tebu (Baggase)
Ditinjau Dari Kekuatan Tarik Dan Impak.
KAPAL.
Yousif B. F., dan Z.N. Azwa. 2013. Thermal
Degradation Study of Kayu kopi Fibre-
Epoxy Composites Using Thermo
Gravimetric Analysis. Paper presented
at the 3rd Malaysian Postgraduate
Conference (MPC2013).

22 J-Proteksion, Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin

Anda mungkin juga menyukai