Anda di halaman 1dari 8

PILLAR OF PHYSICS, Vol. 2.

Oktober 2013, 51-58

SIFAT MEKANIS KOMPOSIT BERPENGUAT BILAH BAMBU DENGAN


MATRIKS POLYESTER AKIBAT VARIASI SUSUNAN

Wiwi Aprilia*), Yenni Darvina**) dan Ratnawulan**)

*)Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNP, email: wiwiaprilia77@yahoo.co.id


**)Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP

ABSTRACT
Research about composite mechanical from natural fiber expecially bamboo is still
seldom used. Therefore, this research is done with purpose to know effect of piece
arrangement of bamboo toward composites mechanic that include maximum tension value
and elasticity value. The research is experiment reseach. Piece of bamboo is arranged
three variaties, are longer, across and plait. From three arrangement are counted tension
value and elasticity to know mechanical characteristic. The results of this study: highest
voltage value is 78.173 MPa in longer piece, tension value part of plait is shorter than
longer piece 44.538 MPa and tension value of across fiber is shorter than embroidery piece
18.936 MPa. Result of measurement results to elasticity value in power curve the highest is
150.15 GPa in longer fiber, plait fiber is shorter than long fiber about 86.26 GPa and across
fiber is shorter than plait about 50.209 GPa

Keywords: bamboo, mechanical properties, composite, reinforcement, polyester

PENDAHULUAN nanas, dll (Palallo,2007). Pada penelitian


ini serat alam yang digunakan yaitu
Penggunaan dan pemanfaatan bambu.
material komposit dewasa ini semakin Potensi bambu di Indonesia
berkembang, seiring dengan meningkatnya mempunyai prospek yang sangat baik
penggunaan bahan tersebut yang semakin karena bambu merupakan bahan baku
meluas. Pemanfaatannya mulai dari yang alternatif dari kayu yang berasal dari hutan
sederhana seperti alat-alat rumah tangga tropis yang semakin berkurang baik
sampai sektor industri baik industri skala kualitas maupun kuantitasnya dengan
kecil maupun skala besar (Purboputro, meningkatnya industri perkayuan sebagai
2006). Karena manfaatnya sangat banyak komoditi ekspor seperti kayu lapis dan
dikembangkanlah material bukan logam gergajian. Untuk mengatasi hal tersebut
dengan campuran serat alam dalam bentuk maka dapat dilakukan suatu usaha
komposit. Keunggulan komposit serat ini mengembangkan diversifikasi produk
adalah selain ringan, tahan korosi, dan kayu olahan dengan bahan baku bambu.
juga memiliki kekuatan yang sama dengan Salah satu sumber daya alam hayati yang
material logam (Widodo,2008). Komposit dapat menggantikan kayu adalah bambu,
yang menggunakan serat alam sebagai karena bambu mempunyai beberapa
penguatnya dapat diperoleh dari tanaman keunggulan seperti cepat tumbuh, mudah
seperti tanaman pisang, bambu, kelapa, diolah, sifat mekanik yang lebih baik dari

51
pada kayu pada arah sejajar serat (Manik Sifat yang diuji Resin polyester
dkk, 2004, Hadi, 2006, M. Gere, 1985). Kekuatan tarik 40-90 MPa
Bambu adalah tanaman jenis Modulus elastisitas 2,0-4,4 GPa
Kuat lentur 60-160 MPa
rumput-rumputan dengan rongga dan ruas Kekuatan impak 10,6-21,2 J m
dibatangnya. Bambu termasuk jenis Masa jenis 1,10-1,46 g/cm3
tanaman yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi. Kelenturan dan Dari Tabel 2 dapat diketahui harga
kekuatannya menopang beban berat kuat tarik polyester berkisar antara 40-90
membuat bambu banyak dimanfaatkan MPa dan harga modulus elastisitasnya
sebagai material bangunan yang tangguh. yang dimiliki polyester hanya berkisar
Sayangnya, bambu punya satu musuh antara 2-4,4 GPa. Karena memiliki harga
besar, yaitu rayap. Kerentanannya modulus elastisitas yang rendah maka
digerogoti rayap membuat banyak orang polyester bersifat kurang elastis.
mulai meninggalkan bambu.
Sifat mekanik penguat yaitu bambu
Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat
dijelaskan oleh Ifannossa (2010) dapat
disimpulkan bahwa bambu dan polyester
dilihat pada Tabel 1:
sama-sama memiliki harga kuat tarik dan
Tabel 1. Sifat mekanik bambu modulus elastisitas yang sangat rendah.
oleh karena itu, dibuat suatu gabungan dari
Sifat yang diuji Bambu
kedua bahan tersebut yang nantinya bisa
Modulus elastisitas 18 GPa
menghasilkan harga kuat tarik dan
Kuat tarik 150 MPa
modulus elastisitas yang tinggi yaitu
Kuat lentur 39 MPa dalam bentuk komposit.
Kekuatan bending 76 MPa
Secara sederhana komposit dapat
Masa jenis 300-400 kg/m3 diartikan sebagai gabungan dari dua atau
Dari Table 1 dapat diketahui harga lebih bahan yang berlainan dan menyatu
kuat tarik adalah 150 MPa dan nilai secara fisika. komposit terdiri dari dua
modulus elastisitasnya adalah 18 GPa. unsur, yaitu serat (fiber) sebagai bahan
Komposit dalam penelitian ini berasal dari pengisi atau penguat dan matrik sebagai
bambu dengan menggunakan matrik bahan pengikat serat-serat tersebut.
polyester. Pengunaan bahan komposit serat sangat
Menurut Fessenden(1986), polyester efisien dalam menerima beban dan gaya.
merupakan bahan polimer yang bersifat Unsur utama komposit serat adalah serat
termoplastik dan bifungsional yang dapat yang mempunyai banyak keunggulan.
bereduksi dengan dua molekul lain. Untuk mengetahui keunggulannya maka
Polyester dapat berubah bentuk setelah dalam penggunaan bahan ini dibutuhkan
diberi panas dan mudah terbakar pada beberapa sifat yang harus diketahui. Pada
suhu tinggi namun, polyester memiliki penelitian ini yang akan diteliti adalah
daya serap air yang rendah. Polyester sifat mekanik bahan.
banyak digunakan sebagai tempat Sifat mekanik bahan adalah
penyimpanan film dan sebagai matriks hubungan antara respon atau deformasi
pada pembuatan komposit. Polyester juga bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat
dapat digunakan sebagai bahan pembuat mekanik pada komposit merupakan sifat-
serat kaca. sifat yang berhubungan dengan material
Sifat mekanik dari polyester yang setelah diberikan gaya-gaya pada material
dikemukakan oleh F.smith(1993) dapat tersebut. Sifat-sifat mekanik bahan
dijelaskan berdasarkan Tabel 2: diantaranya adalah tegangan (stress),
Tabel 2. Sifat mekanik resin polyester regangan (strain) dan modulus elastisitas.

52
Menurut Giancolli (2001), tegangan kita perlu mengadakan pengujian terhadap
merupakan gaya per satuan luas. Secara sifat mekaniknya.
matematis besarnya nilai tegangan dapat
dirumuskan: METODE PENELITIAN
Pengujian sifat mekanik yang
= (1) dilakukan ada dua, yaitu pengujian kuat
tarik dan pengujian lengkung (defleksi).
Dimana: F = gaya luar yang bekerja tegak Kuat tarik merupakan salah satu sifat
lurus bidang potong mekanik bahan, kuat tarik merupakan uji
A = luas daerah (m) tegangan-regangan mekanik yang
= stress (N/m2) bertujuan untuk mengetahui kekuatan
bahan terhadap gaya tarik. Kekuatan tarik
Regangan merupakan perbandingan (Tensile strength) suatu bahan ditetapkan
perubahan panjang terhadap panjang awal. dengan membagi gaya maksimum dengan
Regangan merupakan perubahan luas penampang mula-mula (Daryus,
fraksional dari panjang benda, dan 2006).
merupakan ukuran mengenai seberapa Pengujian lengkung atau pengujian
jauh batang tersebut berubah bentuk. defleksi dilakukan untuk memperlihatkan
Regangan berbanding lurus dengan elastisitas dari bahan. Akibat dari
tegangan pada daerah linier (elastik). pengujian lengkung ini, bagian atas
Secara matematis dapat dirumuskan spesimen mengalami tekanan, sedangkan
(Giancoli, 2001): bagian bawah akan mengalami tegangan
tarik. Hal ini sesuai dengan Gambar 1

Regangan= = (2) berikut:

Spesi Inde
Dengan demikian, regangan P
ntor
men
merupakan perubahan fraksional dari
Uji
panjang benda. Tegangan diberikan pada
materi dari arah luar, sementara regangan
merupakan tanggapan dari tegangan. Jarak
Secara umum, reaksi benda terhadap gaya Tumpuan
yang diberikan dicirikan oleh nilai suatu
besaran yang disebut modulus elastisitas. Gambar 1. Pemasangan benda uji pada
Jadi elastisitas, merupakan sifat pengujianlengkung
kemampuan untuk kembali keukuran dan (Rusmiyanto, 2007:29)
bentuk aslinya, setelah gaya luar dilepas. Dalam material komposit kekuatan
Sifat ini penting pada semua struktur yang tekannya lebih tinggi dari pada kekuatan
mengalami beban berubah-ubah. tariknya. Karena tidak mampu menahan
Secara matematis modulus elastisitas tegangan tarik yang diterima, spesimen
atau yang lebih dikenal dengan Modulus tersebut akan patah, hal tersebut
Young dapat dirumuskan: mengakibatkan kegagalan pada pengujian
komposit. Kekuatan lengkung pada sisi
E= (3) bagian atas sama nilai dengan kekuatan
Diamana adalah panjang awal lengkung pada sisi bagian bawah.
benda, A adalah luas penampang, L Pengujian lengkung dilakukan untuk
merupakan perubahan panjang yang memperoleh kepastian mengenai sifat-sifat
disebabkan gaya F yang diberikan, dan E kekuatan komposit. Melalui pengujian
adalah modulus elastisitas. Untuk yang diteliti akan diketahui apakah bahan
mendapatkan sifat-sifat mekanik diatas tersebut dapat digunakan untuk suatu

53
konstruksi tertentu. Dengan cara Proses pengujian sampel komposit
pemberian tekanan pada suatu sisi bahan yaitu mengukur dimensi sampel,
dan menahan gaya-gaya yang diberikan kemudian memasangnya pada alat
sehingga membuat bahan tersebut pengujian. Setelah itu mengkalibrasi alat
melengkung. dan melakukan pengujian.
Penelitian pengaruh susunan serat
terhadap sifat mekanis bambu komposit
dengan matriks polyester ini dilakukan di
Labor Pengujian Bahan Fakultas Teknik
Mesin Universitas Negeri Padang. HASIL
Tahapan pembuatan komposit yaitu: Berdasarkan pengujian yang telah
memotong dan menjemur bambu, lalu dilakukan, yaitu pengujian tarik dan
mencari masa jenisnya. Kemudian pengujian lengkung (defleksi) diperoleh
merendam bambu tersebut kedalam data pengujian secara langsung dan tidak
alkohol 96% selama 3 jam. Setelah itu langsung.
memilih bambu yang akan digunakan dan
meluruskannya. Pengujian tarik
Proses pembuatan sampel komposit
Hasil pengukuran pengujian tarik
yaitu menghitung volume cetakan,
meliputi: pengukuran tebal awal ( ),
kemudian menyusun serat dalam cetakan
tebal setelah pengujian ( ), lebar awal
dengan 3 variasi, yaitu memanjang,
( ), lebar setelah pengujian ( ), panjang
melintang dan anyaman serta melapisinya
awal ( ), dan panjang setelah pengujian
dengan polyester. Menutup campuran
komposit dan mengeringkannya. Setelah ( ) dapat dilihat berdasarkan Tabel 3:
itu memotong sampel sesuai dengan
Tabel 3. Hasil pengukuran kuat tarik
ASTM D 638.
Susunan serat Sampel mm mm mm mm mm mm

Memanjang 1 4,9 4,9 12,1 12 100,7 101,2


2 4,7 4,7 10,4 10,5 100,1 -
3 4,8 4,8 12,2 12,2 103 104,6
Melintang 1 4,9 4,9 12 12 100 100,6
2 4,8 4,7 12,4 12 97 98,3
3 4,8 4,6 12,1 12,1 98 -
Anyaman 1 4,6 4,5 12,5 12,3 101 101,5
2 4,6 4,6 12,3 12,2 101 101,5
3 4,7 4,6 10,5 10,4 96,7 98,1

Susunan sampel Tegangan Rata-


Dari Tabel 3 data yang diperoleh serat maks () rata
selanjutnya diolah untuk mendapatkan tegangan
data kuat tariknya. Analisa data maks
MPa MPa
pengukuran terhadap masing-masing Memanjang 1 81,901 78,173
sampel didapatkan data tegangan 2 79,748
maksimum berdasarkan Tabel 4: 3 72,871
Melintang 1 19,186 18,936
Tabel 4. Hasil analisa kekuatan tarik 2 18,954
maksimum pada pengujian tarik 3 18,668
komposit berpenguat bilah Anyaman 1 54,594 44,538
bambu 2 37,277
3 41,744

54
Dari Tabel 4 dapat diketahui nilai
tegangan maksimum yang diperoleh
berkisar antara 18,936 MPa sampai
78,173 MPa. Pada hasil pengujian rata-
Dari Gambar 3 dapat dilihat
rata tegangan maksimum dapat dilihat
hubungan antara susunan serat dan nilai
semakin sejajar serat, maka nilai tegangan
rata-rata tegangan maksimum
maksimumnya semakin tinggi. Hal ini
menghasilkan nilai berbeda. Semakin
dapat dilihat berdasarkan Gambar 3: tegak lurus serat terhadap gaya tarik,
maka tegangannya semakin turun.
100
rata-rata nilai tegangan

80
60
maks (Mpa)

40 Pengujian lengkung
20
0 Hasil pengukuran pengujian defleksi
meliputi: ukuran penampang uji (panjang
penampang, tebal penampang), panjang
bahan, beban, defleksi dapat dilihat pada
Tabel 5:
variasi susunan serat
Gambar 3. Grafik hubungan antara variasi Tabel 5. Data hasil pengukuran kuat
susunan bilah bambu dengan lengkung
rata-rata tegangan
maksimum

Bahan Struktur penguat Ukuran penampang Panjang bahan Beban Defleksi x


B H (m) (N) 10 (m)
Komposit berpenguat Memanjang 31 4,9 0,2 5 0,43
bilah bambu 30 4,8 0,2 5 0,49
30,5 4,8 0,2 5 0,54
Melintang 33 5,1 0,2 5 1,11
34,5 5,1 0,2 5 1,15
32,8 5,0 0,2 5 1,18
Anyaman 36 4,6 0,2 5 0,81
31,6 4,5 0,2 5 0,92
35,5 4,5 0,2 5 1,02

Dari Tabel 5 diperoleh data Dimana E adalah harga elastisitas


pengujian lengkung selanjutnya diolah (GPa), F adalah beban (N), L adalah
untuk mendapatkan nilai modulus panjang bahan (m), I adalah momen
elastisitasnya. Untuk menganalisis nilai inersia (mm), B adalah panjang
elastisitas sampel dapat diperoleh dari penaampang uji (mm), H adalah lebar
harga momen inersia bahan dengan penampang uji (mm).
menggunakan persamaan:
Analisa data pengukuran terhadap
= (4) masing-masing sampel didapatkan nilai
elastisitas dapat dilihat berdasarkan Tabel
= (5) 6:

55
Tabel 6. Hasil analisa kuat lengkung rata-rata modulus elastisitas menghasilkan
Susunan Sampel Defleksi Modulus nilai berbeda. Semakin tegak lurus serat
serat (m) elastisitas terhadap gaya lengkung, maka modulus
(E) GPa
Meman 1 0,43 159,43
elastisitasnya semakin turun.
Jang 2 0,49 153,77
PEMBAHASAN
3 0,54 137,25
Rata- 0,473333 150,15
rata Pengujian tarik
Melintang 1 1,11 51,45
2 1,15 47,502 Dari hasil yang diperoleh, tegangan
3 1,18 51,675 tertinggi dimiliki oleh variasi susunan
Rata- 1,16 50,209 serat memanjang. Pada susunan serat
rata memanjang tegangan mencapai harga
Anyaman 1 0,81 88,08
78,173 MPa. Nilai tegangan pada susunan
2 0,92 94,36
3 1,02 75,76 serat anyamanan lebih rendah dari
Rata- 0,916666 86,26 susunan serat memanjang. Tegangannya
rata adalah 44,538 MPa. Sedangkan nilai
tegangan untuk susunan serat melintang
lebih rendah dari susunan serat anyaman,
Tabel 6 memperlihatkan nilai rata- dengan nilai tegangnnya adalah 18,936
rata modulus elastisitas komposit yang MPa. Perbedaan nilai tegangan terjadi
diperoleh melalui pengujian kuat karena variasi susunan seratnya. Jadi,
lengkung. Dalam pengujian nilai rata-rata susunan serat terbaik adalah pada susunan
modulus elastisitas yang diperoleh serat memanjang.
berkisar antara 50,209 GPa sampai 150,15 Pengaruh susunan serat terhadap
GPa. Pada hasil pengujian rata-rata tegangan komposit terjadi akibat
modulus elastisitas dapat dilihat semakin kesejajaran arah serat dengan posisi
sejajar serat, maka nilai modulus beban tarik dan bentuk susunan serat itu
elastisitasnya semakin tinggi. Hal ini sendiri. Serat yang sejajar dengan posisi
dapat dilihat pada Gambar 4: beban tarik mampu menahan beban
maksimum. Hal ini sesuai dengan teori
160 dari M.Gere (1985) yang menyatakan
140
rata-rata modulus elastisitas

120 bahwa pemanjangan beban tarik yang


100 diberikan pada sampel adalah akibat dari
80
60 proses beban tarik yang sejajar dengan
40
(GPa)

20 arah serat.
0
Pengujian lengkung
Dari hasil yang diperoleh, elastisitas
maksimum dimiliki oleh variasi susunan
variasi susunan serat serat memanjang. Pada susunan serat
memanjang elastisitasnya mencapai harga
150,15 GPa. Nilai modulus elastisitas
susunan serat anyaman lebih rendah dari
Gambar 4. Grafik hubungan antara variasi susunan serat memanjang. Harga
susunan bilah bambu dengan elastisitas adalah 86,26 GPa. Sedangkan
rata-rata modulus elastisitas nilai modulus elastisitas untuk susunan
serat melintang lebih rendah dari susunan
Dari Gambar 4 dapat dilihat
serat anyaman, dengan nilai elastisitasnya
hubungan antara susunan serat dan nilai

56
adalah 50,209 GPa. Perbedaan nilai yang ditanggung oleh beban tarik,
elastisitas terjadi karena variasi susunan maka komposit tersebut semakin
seratnya. Jadi, susunan serat terbaik elastis.
adalah pada susunan serat memanjang.
Pengujian lengkung yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
terhadap sampel menggunakan gaya yang
diberikan. Perbedaan dari nilai modulus Dobrin, Milton B Savit.1976. Introduction
elastisitasnya disebabkan oleh susunan to Geophysical Prospecting.Mc.
seratnya, sesuai dengan teori yang grow-hill International USA.
dikemukakan oleh Purwanto (2009) yang F. Smith,William.1993. Foundation Of
menyatakan bahwa dalam pembuatan Material Science And Engineering,
komposit tata letak dan arah serat dalam second edition. New York: Mc
matrik yang akan menentukan kekuatan Graw-Hill
mekanik komposit. Hal ini terlihat pada Fessenden, J.Ralp. 1982. Kimia Organik,
sampel dengan struktur serat melintang,
edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
dimana terjadi perbedaan harga momen
inersia yang cukup besar. Giancoli, C. Douglas. 2001. Fisika edisi
kelima. Jakarta: Erlangga.
Hadi,Bambang.K.2006. Diktat Kuliah
KESIMPULAN Mekanika Struktur Komposit.
Dari penelitian yang telah Bandung: penerbit ITB
dilakukan, makadiperoleh kesimpulan Ifannosa, arfie.dkk. 2010. Analisis
sebagai berikut: Kekuatan Tarik Komposit Serat
Bambu Laminat Helai Dan
1. Tegangan tertinggi terjadi pada struktur Wooven Yang Dibuat Dengan
serat memanjang dengan nilai tegangan
Metode Manufaktur Hand Lay-Up.
78,173 MPa. Sedangkan tegangan
terendah terjadi pada struktur serat Institut Teknologi Bandung.
melintang dengan nilai tegangan Bandung.
18,936 MPa. Perbedaan nilai tegangan Manik,dkk.2004. kajian teknis
ini terjadi karena pengaruh susunan penggunaan serat bamboo sebagai
serat. Pengaruh susunan serat bambu alternative bahan komposit
terhadap nilai tegangan terjadi akibat pembuatan kulit kapal. Universitas
kesejajaran arah serat dengan posisi Diponegoro: Semarang.(diakses 20
beban tarik dan bentuk susunan serat juni 2011).
itu sendiri. Palallo,federick.2007. karakterisasi sifat
2. Harga elastisitas tertinggi terjadi pada mekanik komposit bambu dengan
struktur serat memanjang dengan nilai metode hand lay-up. Universitas
elastisitas 150,15 GPa. Sedangkan nilai Indonesia. jakarta
elastisitas terendah terjadi pada struktur Purboputro, I Pramuko. 2006. pengaruh
serat memanjang dengan nilai kekuatan serat terhadap keuatan
elastisitasnya 50,209 GPa. Perbedaan impak komposit eceng gondok
nilai elastisitasnya terjadi karena dengan matriks polyester. Jurnal.
pengaruh susunan seratnya. Pengaruh Kartasura:universitas
bentuk susunan serat terhadap kuat muhammadyah suakarta.
lengkung komposit berpenguat bilah
bambu terjadi akibat kesejajaran arah
dan bentuk susunan serat serta gaya
yang diberikan. Semakin banyak serat

57
Purwanto, 2006. Studi Sifat Bending dan Widodo. 2008. Analisa Sifat Mekanik
Impact Komposit Serat Kenaf Komposit Epoxy Dengan Penguat
Acak- Polyester. Unnes. Semarang. Serat Pohon Aren Model Lamina
Berorientasi Sudut Acak.
(Skripsi). ITN

58

Anda mungkin juga menyukai