Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1

Hasil Percobaan

4.1.1 Penyiapan Larutan Standar NaOH 0,4 N


Tabel 4.1 Hasil Penyiapan Larutan Standar NaOH 0,4 N
Berat NaOH

Volume Pelarut

Konsentrasi NaOH

10 gram

500 ml

0,5 M

4.1.2 Standarisasi Larutan NaOH


Tabel 4.2 Hasil Standarisasi Larutan NaOH
No
1
2

Volume
Larutan
H3PO4

25 ml

Rata - rata

Volume
NaOH
23,15 ml
22,9 ml

N NaOH
teori

N NaOH
praktek

0,5 N

0,81 N

23,015 ml

4.1.3 Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Jagung Heinz


Tabel 4.3 Hasil Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Jagung Heinz
No
1
2
Rata-rata

Volume
sampel

Volume
NaOH

N CH3COOH
teori

N CH3COOH
praktek

25 ml

42,1 ml
42,05 ml
42,075 ml

0,875 N

0,841 N

4.2 Pembahasan
Grafik Penambahan Volume NaOH pada Sampel Asam Cuka Anggur

Grafik 5.1 kenaikan pH asam cuka


Dari grafik kenaikan pH diatas, dapat dilihat bahwa setiap pentitrasian NaOH
0,5 N sebanyak 25 ml pada sampel cuka jagung dengan kadar 5 %, pH larutan
tersebut akan naik secara konstan, sampai pada penambahan NaOH 0,5 N
sebanyak 42,075 ml. Pada penambahan 42,075 ml NaOH 0,5 N, CH3COOH habis
bereaksi, atau melewati titik ekivalennya, sehingga pH larutan naik dengan
drastis.
Pada mulanya sebelum ditambahkan NaOH ke dalam larutan, larutan memilki
pH 2,35, dari penambahan volume NaOH pada 10 ml pH larutan naik menjadi
4,2, dari penambahan volume NaOH pada 20 ml pH larutan naik menjadi 4,7,
dari penambahan volume NaOH pada 30 ml pH larutan naik menjadi 5,3 dan dari
penambahan volume NaOH pada 42,075 ml pH larutan naik menjadi 12,2 dan
mencapai titik akhir titrasi.
Berdasarkan gambar 2.1, dari hasil percobaan yang dilakukan mengenai titrasi
asam lemah dan basa kuat, terlihat bahwa campuran antara asam lemah dan basa
kuat akan membentuk larutan buffer yang bersifat mempertahankan pH larutan
ketika basa kuat ditambahkan, hal ini membuat penambahan basa kuat tidak akan
menaikkan pH secara signifikan. Selain itu, tidak seperti titrasi asam kuat dengan
basa kuat, titrasi asam lemah dengan basa kuat mempunyai titik ekuivalen dengan
rentang yang pendek. Hal ini mengakibatkan besarnya persen ralat dikarenakan
walaupun terjadi kelebihan basa kuat dalam jumlah yang sedikit akan langsung

melewati titik ekuivalen dan merubah pH berdasarkan konsentrasi basa kuat


tersebut. Hal ini mengakibatkan titik ekuivalen dari titrasi sulit didapatkan.
Pada percobaan, dari hasil titrasi diperoleh konsentrasi asam asetat dalam
cuka adalah 0,841 N, dengan kadar asam cuka adalah 5 % dan persen ralat
penentuan kadar asam asetat 3,8 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1.
2.

Kurangnya teliti dalam melakukan proses titrasi.


Kurang tepat pada saat pembuatan larutan NaOH, misalnya dalam

3.

penimbangannya.
Kurang teliti dalam memperhatikan perubahan warna indikator.

Anda mungkin juga menyukai