Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REPORT

(EVALUASI PENDIDIKAN)

DISUSUN OLEH:

ALFIYYAH (0301172410)

KELAS: PAI 2 SEMESTER V

DOSEN PEMBIMBING: Dr. NURMAWATI, MA.

MATA KULIAH: EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

0
T.A. 2019

BAB I
PENDAHULUAN

Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teksnis Prosedur, salah satu komponen yang penting yang
merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi
pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk membedakannya dengan
istilah “penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem tidak hanya terdiri atas hasil
belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya, seperti guru, strategi, dean media.
Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan istilah penilaian karena hal tersebut
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi itu sendiri.
Sebagai bentuk akuntabilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka setiap guru
dan tenaga kependidikan lainya harus memahami konsep, prinsip, teknik, dan procedur evaluasi
pembelajaran sehingga hasil evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi dapat memberikan
kepuasan bagi berbagai pihak. Di lingkungan pendidikan formal, guru juga harus dapat
menggunakan berbagai inovasi dalam modelpenilaian yang diamanatkan oleh pemerintah
melalui kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, yaitu penilaian berbasis kelas dengan salah
satu jenisnya adalah penilain portofolio.
Hasil evaluasi pembelajaran selain untuk mengisi buku rapor peserta didik juga dapat
dijadikan feedback bagi guru untuk melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, setiap saat guru dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap dan semoga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan dengan adanya evaluasi pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Buku Utama


Judul buku : Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran
Pengarang : Dr. Nurmawati, MA.
Tahun terbit : 2018
Penerbit : Perdana Publishing
Kota terbit : Medan
Jumlah halaman : xvi + 228 halaman
ISBN : 978-602-5674-22-8

B. Identitas Buku Pembanding


Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran
Penulis : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd
Jumlah Halaman : 312 halaman
Tahun Terbit : Oktober 2009
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Kota Terbit : Bandung
E-mail : rosdakarya@rosda.co.id

2
C. Ringkasan Buku Utama
Bab pertama yaitu pendahuluan meliputi dasar pemikira, dasar teori dan dasar
penulisan. Dalam dasar pemikiran menjelaskan apa itu alquran yaitu kalam Allah yang di
dalamnya termuat petunjuk tentang kebenaran bagi manusia. Selanjutnya dasar teori,
mencakup pengertian konsep, pengertian evaluasi pendidikan dan pengertian alquran.
Kemudian dasar penulisan yaitu menggunakan jenis kepustakaan, jenis tersebut merupakan
salah satu jenis penelitian kualtatif.
Bab kedua yaitu term evaluasi dalam Alquran yang mencakup term evaluasi dan term
pendidikan. Pada term evaluasi terdapat term Al-bala, Term Al-hisab, Term Mumtah, Term
Fatanna, dan Term Wazana. Semua term termuat dalam table secara lengkap. Selanjutnya
dalam term pendidikan terdapat Ta’lim juga dimuat dalam table.
Bab ketiga yaitu tujuan evaluasi dalam alquran yaitu menguji ketaatan manusia
kepada Allah, menguji sikap ketaatan mengikuti dakwah Rasul Muhammad Saw,
menyadarkan manusia akan adanya kehidupan akhirat, menguji sikap syukur dan sabar
manusia, menghitung amal untuk memberikan balasan, untuk mengukur daya kognisi, Allah
memberi ujian dengan bahan ujian kelapangan rezki dan keterbatasan rezki, memberi cobaan
supaya bertaubat, untuk menilai sikap disiplin, untuk menilai sikap pantang menyerah, serta
untuk menilai kesempurnaan agama.
Bab keempat yaitu prinsip evaluasi dalam alquran. Prinsip-prinsip evaluasi dalam
alquran yaitu seperti Allah menghitung amal manusia dengan cepat dan akurat, Allah
menghitung amal manusia dengan kedilan, dan Allah menghitung amal manusia dengan
transparan, Allah menghitung amal manusia dengan edukatif.
Bab kelima yaitu relevansi evaluasi dalam alquran dengan evaluasi pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan. Pada bab ini meliputi relevansi tujuan evaluasi dalam alquran
dengan tuuan pada tingkat satuan pendidikan dan relevansi prinsip evaluasi pada tingkat
satuan pendidikan.
Bab keenam atau bab terakhir yaitu penutup meliputi kesimpulan dan saran. Yaitu
berupa ringkasan-ringkasan dari pembahasan sebelumnya. Dan sarannya ditujukan kepada
peserta didik, Kemenag, Kemendikbud dan peneliti berikutnya.
D. Ringkasan Buku Pembanding

Bab 1 (Konsep Dasar Evaluasi)


3
 Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan penilaian
lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam menilai sistem pembelajaran adalah
evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau komponen
pembelajaran, misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah penilain, bukan
evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran.
Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatif sedangkan pengukuran merupakan
kuantitatif (sekor atau angka) yang standar baku. Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur atau
instrument tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
Selain itu evaluasi adalah suatu peruses yang sistematis dan berkelanjutanuntuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
pembuatan keputusan, selain itu evaluasi bukanlah suatu hasil produk.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi pengukuran, sedangkan
tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran pengukuran lebih membatasi pada
gambar yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik,
sedangkan evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu evaluasi dan penilaian
pada hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak hanya didasrkan pada hasil pengukuran, tetapi
dapat pula di dasarkan pada jenisnya.

 Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran


Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk
belajasecra sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social,
sadangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas.
Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas daripada kat
“pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta
didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasi
kompetensi yang ditentukan.
4
Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda dengan
“hasil belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.
Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan antara lain dalam
kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Salah satu komponen
pembelajaran adalah evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah
yang harus ditempuh guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pembelajaran.

 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika tujuan
evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus,
sehingga dapat menuntun guru dalam nenyusun soal atau megembangkan instrumen evaluasi
lainnya. Ada dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat
khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian
proses mental yang akan dievaluasi. Selian itu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem pembelajaran, baik yang menangkut tentang tujuan,
materi, metode, media,sumber belajar, baik lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendir.
Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau
sebagian besar kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan
dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat
dilaksanakan apabila menggembangkan suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu,
Stanley dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam
pembelajaran yang dikatagorikan kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni fungsi
instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
fungsi evaluasi pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran.
Selanjutnya untuk akreditasi. Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa
5
“akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan
criteria yang telah ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran.artinya,
fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar
akreditasi lembaga pendidikan. Fungsi penilian hasil belajar adalah fungsi formatif, fungsi
diagostik, fungsi sumatif, dan fungsi penetapan.

 Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi


- Kontinuitas
- Komprehensif
- Adil dan Objektif
- Kooperatif dan praktis

 Jenis Evaluasi Pembelajaran


- Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap
awal dalam penyusunan program pembelajaran.
- Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran
secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai mestinya.
- Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.
- Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program
pembelajaran.
- Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh,
seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring pelaksanaan, dampak
program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model dikenal dengan education system
evaluation model.

Bab 2 (Standar Penilaian dalam Prespektif Standar Nasional Pendidikan)

 Konsep Dasar Pendidikan Nasional

6
Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses
pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin
(sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya.
Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner, dimana konsep
pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi, antropologi,
pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan
kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau latihan)
secara interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan
kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap
manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik. Aspek kepribadian
menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat pada diri seseorang.

 Standar Nasional Pendidikan


Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “standar nasional
pendidikan adalah kritera minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang
standar isi, tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Artinya pemerintah
sudah mengatur bagaimana tahapan-tahapan melakukan penilaian, langkah-langkah operasional
yang harus ditempuh oleh pendidikan, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Untuk jenjeng pendidikan dasar dan menengah,
pelaksanaan penilain pendidikan dapat dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah,
Standar Nasional Pendiadikan sebagai criteria minimal dalam sistem pendidikan di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini dimksudkan agar dapat mencapai tujuan

7
Standar Nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.

 Landasan Yuridis-Formal Sistem Evaluasi dan Standar Penilaian


Dalam Bab I Pasal 1ayat 21 dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhdap sebagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.

 Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


Dalam Bab I tentang Ketentuan Umum,Pasal 1, dikemukakan: ayat (11): standar
penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrument penilain hasil belajar peserta didik. Ayat (17): penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik..
ayat (18): evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan dapat setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagi bentuk pertanganjawaban penelenggaraan pendidikan. Ayat (19): ulangan
adalah proses yang dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi pesrta didik
secaraberkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk mementau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik. Ayat (20) ujian adalah kegatanyang dilakukan untuk mengkur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar atau penyelesaian dari suatu satuan
pendidikan.

 Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN)


Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa pengembangan
standar nasional pendidikn secara pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan sandardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Keberadaan badan tersebut diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73. Ditegaskan dalam Pasal 77
bawa dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3), BSNP

8
didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani urusan
pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota.

 Standar Penilaian oleh Pendidik


Standar umum penilaian, yaitu aturan main dari aspek aspek umum dalam pelaksanaan
penilaian. Untuk melakuan penilaian, pendidik hrus selalu mengacu pada standar
umumpenilaian. BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam prinsip-prinsip yaitu,
pemilihan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristikmata pelajaran serta jenis informasi
yang ingin diperoleh dari peserta didik. Informasi yang dihimpun mencakup ranah-ranah yang
sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan. Informasi mengenai perkembangan
prilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing-masing dan
sebagai berikut.
Standar Perencanaan Penilaian, oelh pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus
dipendomani bagi pendidik dalam melakukan perencanaan penilaian. BSPN menjabarkan prinsip
sebagai berikut, pendidik harus membuat rencana penilian secara terpadu dengan silabus dan
perencanaan pembelajaran, pendidikan harus mengmbangkan criteria pencapaian kompetensi
dasar sebagai dasar untuk penilaian, pendidik menggunakan acuan criteria dalam menentukan
nilai peserta didik.
Standar Pelaksanaan Penilaian, dalam pendoman umum penilaian yang disusun oleh
BSPN, standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi, pendidik melakukan kegiatan
penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun di awal kegiatan pembelajaran,
pendidik menganalisis kualitas instrument dengan mengacu pada persyaratan instrument serta
menggunakan acuan criteria.
Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian, pemberian skor untuk setiap
komponen yang dinilai, penggabungan skor yang di peroleh dari berbagai teknik dengan bobot
tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, pendidik bersama wali kelas menyampaikan
hasil penilaiaannya dalam rapat dewan guru untuk menentukan kenaikan kelas.
Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian, pendidik mengklasifikasikan pesert didik berdasar
tingkat ketuntasan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

9
 Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan, diantaranya. Standar penentuan kenaikan kelas,dan standar
penentuan kelas.

 Teknik Penilaian Menurut BSNP


Untuk memperoleh data tenteng proses dan hasil belajar peserta didik pendidik dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Menurut pendoman umum BSN, teknik penilaian yang dapat digunakan antar lain, tes
kerja, demonstraksi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal,wawancaea,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

 Ujian Nasional: Perkembangan dan Permasalahannya


Ujian Nansional yang dilaksanakan yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui BSNP
mempunyai sejarah yang cukup panjang.samppai dengan tahun 2000, pemerintah (Departemen
Pendidikan Nasional) telah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Evaluasi Bealjar Tahap
Akhir Nasional (EBTANAS). Berbagai isu dan kritikan darimasyarakat silih berganiti.
Berdasarkan kritikan dan masukan dari masyarakat tentang UN dan memeperhatikan pula
program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun, maka sejak tahun 2008/2009
dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk sekolah dasar dan yang
sederajat. Maksudnya, pembuatan social dilakukan oleh guru-guru SD di bawah bimbingan
danpengarahan dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah serta BSNP.

Bab 3 (Karakteristik, Model dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran)

 Karakteristik Instrumen Evaluasi


- Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul menggukur apa yang
hendak di ukur secara tepat
- Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia mempunyai hasil
yang taat asas (consistent)

10
- Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang telah ditetapkan
- Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan
- Praktis, mudah digunakan,
- Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukan
perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
- Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakan khusus untuk objek yang dievaluasi
- Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara sulit,
sedang, dan mudah.

 Model-Model Evaluasi
Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditunjukan
pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta
didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan seudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah pokok yang herus dilakukan, yaitu
menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik
memperoleh kesempatan ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan
menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya tujuan
pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai
criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
Model Pengukuran (measuremen model), banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L. Ebel. Model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan pengukuran.
Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute) tertentu yang ditentukan
oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu.
Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan dan
hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem
bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan.
11
Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan performance
dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik yang
bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan, mengumpulkan
informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun laporan bagi pembuat
keputusan dalam memilih beberapa alternative.
Model brinkerhof, fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka. Model Responsif,
menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.

 Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah
berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
kerergantungan.

12
Bab 4 (Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran)

Perencanaan evaluasi, perencanaan evaluasi ini harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik terurai dan komperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan
langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral dari sistem
pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi
kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft instrument, uji coba dan
analisis instrument, revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah disinggung
semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi,
objek evaluasi, instruman evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap
perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan.
Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang
negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi
pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi.
Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud data
yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil
evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan data
kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah dan
dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak
yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah, mitra
sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum
berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan
kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam mata
pelajaran dan laporan pencapaian.
13
Penggunaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk
keperluan seleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi masa
depan peserta didik.

Bab 5 (Pengembangan Istrumen Evaluasi Jenis Tes)

Pengembangan Tes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena
menuntut peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan
kata-katnya sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya.
Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya antara
benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya objektif. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi atau jawaban singkat.
Pengembangan Tes Lisan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.

Bab 6 (Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes)

Observasi (observation), sebenarnya observasi merupkan proses yang alami, pentingnya


observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk memehami lebih jauh
tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang laian sebagai
informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.
Wawancara (interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara pewawancara atau guru
dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui perantara.

14
Skala Sikap (Attitude Scale), sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku untuk
berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian
yang betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.
Skala Penilaian (Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat ada
tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-fenomena
yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Angket (quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan dengan
wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan
wawancara dilaksanakan secara lisan.
Studi Kasus (case study), adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang peserta
didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan kompernsif
adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang
diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Catatan Insidental (anecdotal records), adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-
peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini merupakan
pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan
dengan tingkah laku peserta didik.
Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu
dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya
serta hubungan diantra mereka.
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian, bedanya pada inventori
jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta didik adalah
benar selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang biasanya dapat
diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat, kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena banyak
respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan belajar, tetapi
kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru memberikan
15
penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam berbagai bentuk baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.

Bab 7 (Penilaian Berbasis Kelas)

 Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan
informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang sapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga sebagai
suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar
peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

 Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik
dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan priakunya kearah yang lebih
baik dan maju, membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya,
membantu guru menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar yang digunakannya
telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan
administrasi.

 Objek Penilaian Berbasis Kelas


Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yng
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu penilian kompetensi dasar mata
pelajaran, penilian kompetansi rumpun pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum,
penilaian kompetensi tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.
 Domain dan Alat Penilian Berbasis Kelas
Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman, tingkatan aplikasi, tingkatan
analisis, tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi.

16
Domain psikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis kemampuan peserta
didik dalam menggerakan sebagian anggota badan, tingkatan gerakan semirutin, tingkatan
gerakan rutin berisi.
Domain Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai yang dihadapken
kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai ditinjau dari segi baik buruk, menerapkan
atau mempraktikan nilai.

 Prinsip-prinsip Penilaian Berbadis Kelas


Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara umum, penilaia
berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi,
adil dan objektif, terbuka, berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna. Adapun secara khusus
adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan apa yang mereka ketahui
dan pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara
tepat.

 Manfaat Hasil Penilian Berbasis Kelas


Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis kelas bermanfaat untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, bagi orang tua karena peniliaain berbasis
kelas nermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta didik
karena penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian kompetensi secara
utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.

 Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas


Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis penilian
berbasis kelasyaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilian kinerja, penilian proyek,
penilian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.

Bab 8 (Model Penilaian Portofolio)

 Dasar Pemikiran

17
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia
sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena sealam sistem penilaian
yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar peserta didik dan membeikan
proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait
hanya menyangkut domaian kognitif.

 Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan potografer.
Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai
oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.

 Tujuan dan Fungsi Portofolio


Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi kepada orang tua
tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang
kuat. Fungsi penilaian portofolio,portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab
dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran, portofolio sebagai alat
pembelajaran merupakan komponen kurikulum, portofolio sebagai alat penilaian autentik,
prtofolio sebagai suber informasi.

 Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio


Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah yaitu dari guru
kepeserta didik, dari peserta didik ke guru, dan diantarpeserta didik. Direktorat PLP Ditjen
Dikdasmen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip, mutual trust (saling memeprcayai), confidentiality (kerahasiaan
bersama), joint ownership (milik berasam), satisfaction (keputusan), dan relevance (kesesuaian).
 Karekteristik Penilaian Portofolio
Multi sumber, beragam tujuan, kepemilikan, autentik, dinamis, eksplisit, dan integrasi.

18
 Kelebihan dan Kekurangan Portofolio
- Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan penilaian secara adil, mengajak
peserta didik untuk bertanggung jawab, member kesempatan untuk pesertadidk dalam
meningkatkan perstasi, membantu guru mengklarifikasikan.
- Kekurangan penilaian portofolio, memebutuhkan waktu dan kerja ekstra, tidak
tersedianya criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama menghadapi ujian
dalam skala nasional.

 Jenis Penilaian Portofolio


- Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan
penilaian portofolio secara berfareasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik.
- Jenis penilaian portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa perseorangan atau
kelompok, selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan, dokumen.

 Tahap-tahap Penilaian Portofolio


Menurut Athhoni J. Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah sistem portofolio yaitu
mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio, megidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai,
mengidentifikasikan perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi
pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofolio secara umum.

 Bahan-bahan Penilaian Prortofolio


Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta didik, catatan/laporan
dariorang tua peserta didik atau teman sekelasnya, catatan pribadi peserta didik, bahan-bahan
lain yang relevan, dan alat-alat audio visual vidio dan disket

Bab 9 (Teknik Pengolaan Hasil Evaluasi)

 Teknik Pengelolaan Hasil Tes

19
Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah pokok
yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat dicapai
oleh peserta didik. Kedua, mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa angka maupun huruf.
Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat
kesukaran soal dan gaya pembeda.

 Skor Total (Total Score)


Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah dengan
rumus tebakan (guessing formula).

 Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor
terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.

 Cara Memberi Skor untuk Skala Sikap


Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi
tidak hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Tugas guru adalah
megembangkan sikap positif dan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu
pelajaran.

 Cara Memberi Skor untuk Domaian Psikomoror


Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja,
untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes
identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang
dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan tidak baik (1).

 Pengelolaan Data Hasil Tes: PAP dan PAN


Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa menentukan
prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi
skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional. Pendekatan
20
penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil tes fomatif,
sedangkan penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes sumatif. Namun,
dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas pendekatan yang
digunakan adalah PAP.

Bab 10 (Analisis Kualitas Tes dan Butiran Soal)

 Validitas
Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada yang
rendah. Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik.
Dalam literatur modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas,
antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas konstruk dan
vailiditas factor.

 Reliabilitas
Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Relibilitas tes
berkenaan dengan petanyaan. Menurut perhitungan product moment dari pearson, ada tiga
macam relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi internsl.

 Kepraktisan
Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung arti kemudahan
suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan maupun
mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan menskor,
kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau
sebanding.
 Analisis Kualitas Butiran Soal
Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah pengukuran
seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkatan tingkatan
kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya

21
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Menghitung tingkatat kesukaran soal bentuk
objektif dan uraian.
Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
criteria tertentu. Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin mampu butiran soal
tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai dan tidak menguasai kompetensi.

 Analisis Pengecoh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang merupakan pengecoh.
Butiran soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang
menjawab salah. Sebaliknya, butirsoal yang kurang baik, pengocehnya akan dipilih secara tidak
merata. Pengoceh dianggap baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih pengecoh itu sama
atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengoceh dihitung dengan rumus:
Keterangan:
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n = jumlah alternative jawaban (opsi)
1 = bilangan tetap

 Analisis Homogen Soal


Homogeny tidaknya butiran soal diketahui dengan hitungan koefisien korelasi antara skor
tiap soal den skor tota.penghitunganya dikakukan sebanyak butiran soal dalam tes bersangkutan.
Salah satu teknik korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi produc-moment atau korelasi
point biserial.
 Efektivitas Fungsi Opsi
Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan analisis pengoceh
dihitung, selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu opsi dari setiap soal berfungsi secara
efektif atau tidak. Dapat digunakan langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta didik,
menetukan jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah, membuat table
22
penguji efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative jawaban yang dipilih peserta didik,
menentukan efektivitas fungsi opsi.

Bab 11 (Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi)

 Pengertiannya Memanfaatkan Hasil Evaluasi


Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada semua
pihak yang bersangkutan atau yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupu
tidak langsung. Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk
memotivasikan peserta didik, maka harus difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta didik dan
bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain, cara-cara yang spesifik
sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan, peningkatan pekerjaan peserta didik yang
harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.

 Manfaat Hasil Evaluasi


- Bagi peserta didik, membengkitkan minat dan motivasi belajar, membentuk sikap yang
positif terhadap belajar dan pembelajaran, membentu pemahaman peserta didik menjadi
lebih baik.
- Bagi guru, promosi peserta didik seperti kenaikan kelas atau kelulusan, mendiagnosisi
peserta didik yang memeiliki kelemahan atau kekurangan, menentukan pengelompokan
dan penetapan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing,
- Bagi orang tua, mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing kegiatan belajar
pererta didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya.
- Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik, menentukan kenaikan kelas,
pengelompokan peserta didik disekolah meningkat terbatasnya fasilitas pendidikan yang
tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.

 Refleksi Pelaksanan Evaluasi

23
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan berbagai kekurangan atau
kelemahan, implikasinya adalah guru harus melalukan melakukan evaluasi pembelajaran, baik
dalam dimensi proses maupun hasil belajar. Setelah mengikuti evaluasi pembelajaran peserta
didik akan menghadapi dua alternatif keputusan berhaisil atau tidak berhasil.

 Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor. Salah satunya adalah
factor guru dapat melaksanakan pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru
harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994) mengenukakan ada
tujuh prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan
individual.

 Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran


Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri sendiri. Sebagai guru,
kita harus membiasakan melakukan evaluasi diri. Hal ini penting untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan. Jangan sampaioranglain ynag mengevaluasi kinerja kita
dalam proses pembalajaran. Melalui evaluasi diri guru dapat mengetahui, memehami,
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajarna yang pada gilirannya dapat
menentukan langkah menjadi lebih baik. Dalam melakukan evaluasi diri, guru tentunya
memerlukan berbagai informasi, seperti hasil penilaian proses, hasil belajar peserta didik, hasil
observasi dan wawancara.untuk melengkapi hasil evaluasi diri, kita bisa meminta bantuan
peserta didik melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang diikuti.

 Faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran


Salah satu jenis penilaia yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah penilian
diagnosis, yaitu penilaian yang berfungi mengidentifikasi factor-faktor penyebab kegagalan atau
pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan perbaikn-perbaik dalam
meningkatkan kualitas pembelajran.

24
 Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar
Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak pada hasil
identifikasi factor-faktor penyebab kegagalan dan factor-faktor mendukung keberhasilan.
Berdasakan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari altrnatif itu kita pilih mana yang
mungkin dilaksanakan dilihat dari beberapa faktor, seperti kesiapan guru, kesiapan peserta didik,
sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan proses dan hasil belajar berarti
melakukan berbagai upaya perbaika agar proses belajar dapat berjalan dengan epektif dan hasil
belajar dapa diperoleh secara optimal.

 Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil
penelitian menunjukan lemahnya penguasan peserta didik terhadap materipembelajaran. Padahal
dalam silabus, materi pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang lingkup,
urutan materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial adalh membentu dan
menyembuhkan pserta didik yang mengalami kesulitan belajar memalui perlakuan pembelajaran.

E. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama


Kelebihan:
 Cover dibuat menarik, sehingga menarik ketertarikan pembaca
 Judul dengan pembahasannya sesuai
 Tata letak dibuat sangat baik. Penggunaan ukuran font yang tidak terlalu kecil membuat
buku ini bisa dibilang lumayan nyaman untuk dibaca.
 Materi dijelaskan secara lengkap, dan mengambil dari banyak sumber ahli dan buku lainnya
yang terpercaya.
 Penulisan ejaan dalam isi buku sesuai dengan EYD.
 Kutipan dan Pernyataan oleh ahli tentang materi di ambil dan ditulis dengan Sumber yang
sangat jelas.
 Memuat tabel-tabel yang memudahkan pembaca
 Pada buku ini memiliki kesimpulan dari pembahasan sebelumnya
 Mencakup luas tentang evaluasi pendidikan dalam Alquran

Kekurangan:

25
 Terdapat kata kata yang masih susah dimengerti dan tidak disampaikan secara jelas.

F. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding


 Kekurangan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat sehingga
pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan buku evaluasi ini
masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga pembaca merasakan
beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami, selanjutnya dalam pemaparan yang
menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum paham dalam subab tersebut dengan demikian
penulis lebih rinci dalm pemaparan subab tersebut.
 Kelebihan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini pembaca ingin
berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan buku ini pembaca merasa
menambah wawasan dan pengetahuan. Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan
mampu membuat pembaca merasa paham dari sub bab yang telah dipaparkan selain itu dalam
bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dalam isi buku
evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak baku sekali dalm pemaparan isi buku sehingga
pembaca tidak merasa kesulitan dalam membaca.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan CBR pada kedua buku yang telah dibandingkan kita dapat
mengetahui evaluasi pendidikan/pembelajaran dan evaluasi pendidikan dalam Alquran.
Evaluasi pendidikan adalah susatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan
menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan guna
menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidik dan peserta didik.
Evaluasi pendidikan dalam alquran tidak hanya berdasarkan term evaluasi, tetapi
ditemukan bahwa evaluasi pada term allama (mengajar) yaitu Allah mengajarkan nama-nama
kepada Nabi Adam, kemudian Allah mengevaluasinya di depan malaikat.

B. Saran
Demikianlah laporan CBR ini dibuat penulis, laporan ini tentunya sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan atau
kesalahan–kesalahan, mohon dimaklumi dan penulis juga sangat mengharapkan saran maupun
kritikan yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan laporan yang penulis buat
di masa mendatang.
Akhir kata yang penulis ucapkan dalam Laporan Critical Book Review ini, penulis
mengharapkan semoga apa yang tertulis dalam karya tulis ini menjadi suatu pengalaman yang
bermanfaat bagi kamiselaku penulis dan para pembaca pada umumnya.

27

Anda mungkin juga menyukai