(EVALUASI PENDIDIKAN)
DISUSUN OLEH:
ALFIYYAH (0301172410)
0
T.A. 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teksnis Prosedur, salah satu komponen yang penting yang
merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi
pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk membedakannya dengan
istilah “penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem tidak hanya terdiri atas hasil
belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya, seperti guru, strategi, dean media.
Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan istilah penilaian karena hal tersebut
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi itu sendiri.
Sebagai bentuk akuntabilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka setiap guru
dan tenaga kependidikan lainya harus memahami konsep, prinsip, teknik, dan procedur evaluasi
pembelajaran sehingga hasil evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi dapat memberikan
kepuasan bagi berbagai pihak. Di lingkungan pendidikan formal, guru juga harus dapat
menggunakan berbagai inovasi dalam modelpenilaian yang diamanatkan oleh pemerintah
melalui kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, yaitu penilaian berbasis kelas dengan salah
satu jenisnya adalah penilain portofolio.
Hasil evaluasi pembelajaran selain untuk mengisi buku rapor peserta didik juga dapat
dijadikan feedback bagi guru untuk melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, setiap saat guru dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap dan semoga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan dengan adanya evaluasi pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Ringkasan Buku Utama
Bab pertama yaitu pendahuluan meliputi dasar pemikira, dasar teori dan dasar
penulisan. Dalam dasar pemikiran menjelaskan apa itu alquran yaitu kalam Allah yang di
dalamnya termuat petunjuk tentang kebenaran bagi manusia. Selanjutnya dasar teori,
mencakup pengertian konsep, pengertian evaluasi pendidikan dan pengertian alquran.
Kemudian dasar penulisan yaitu menggunakan jenis kepustakaan, jenis tersebut merupakan
salah satu jenis penelitian kualtatif.
Bab kedua yaitu term evaluasi dalam Alquran yang mencakup term evaluasi dan term
pendidikan. Pada term evaluasi terdapat term Al-bala, Term Al-hisab, Term Mumtah, Term
Fatanna, dan Term Wazana. Semua term termuat dalam table secara lengkap. Selanjutnya
dalam term pendidikan terdapat Ta’lim juga dimuat dalam table.
Bab ketiga yaitu tujuan evaluasi dalam alquran yaitu menguji ketaatan manusia
kepada Allah, menguji sikap ketaatan mengikuti dakwah Rasul Muhammad Saw,
menyadarkan manusia akan adanya kehidupan akhirat, menguji sikap syukur dan sabar
manusia, menghitung amal untuk memberikan balasan, untuk mengukur daya kognisi, Allah
memberi ujian dengan bahan ujian kelapangan rezki dan keterbatasan rezki, memberi cobaan
supaya bertaubat, untuk menilai sikap disiplin, untuk menilai sikap pantang menyerah, serta
untuk menilai kesempurnaan agama.
Bab keempat yaitu prinsip evaluasi dalam alquran. Prinsip-prinsip evaluasi dalam
alquran yaitu seperti Allah menghitung amal manusia dengan cepat dan akurat, Allah
menghitung amal manusia dengan kedilan, dan Allah menghitung amal manusia dengan
transparan, Allah menghitung amal manusia dengan edukatif.
Bab kelima yaitu relevansi evaluasi dalam alquran dengan evaluasi pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan. Pada bab ini meliputi relevansi tujuan evaluasi dalam alquran
dengan tuuan pada tingkat satuan pendidikan dan relevansi prinsip evaluasi pada tingkat
satuan pendidikan.
Bab keenam atau bab terakhir yaitu penutup meliputi kesimpulan dan saran. Yaitu
berupa ringkasan-ringkasan dari pembahasan sebelumnya. Dan sarannya ditujukan kepada
peserta didik, Kemenag, Kemendikbud dan peneliti berikutnya.
D. Ringkasan Buku Pembanding
6
Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses
pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin
(sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya.
Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner, dimana konsep
pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi, antropologi,
pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan
kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau latihan)
secara interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan
kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap
manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik. Aspek kepribadian
menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat pada diri seseorang.
7
Standar Nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
8
didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani urusan
pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota.
9
Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan, diantaranya. Standar penentuan kenaikan kelas,dan standar
penentuan kelas.
10
- Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang telah ditetapkan
- Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan
- Praktis, mudah digunakan,
- Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukan
perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
- Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakan khusus untuk objek yang dievaluasi
- Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara sulit,
sedang, dan mudah.
Model-Model Evaluasi
Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditunjukan
pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta
didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan seudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah pokok yang herus dilakukan, yaitu
menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik
memperoleh kesempatan ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan
menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya tujuan
pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai
criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
Model Pengukuran (measuremen model), banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L. Ebel. Model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan pengukuran.
Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute) tertentu yang ditentukan
oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu.
Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan dan
hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem
bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan.
11
Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan performance
dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik yang
bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan, mengumpulkan
informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun laporan bagi pembuat
keputusan dalam memilih beberapa alternative.
Model brinkerhof, fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka. Model Responsif,
menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah
berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
kerergantungan.
12
Bab 4 (Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran)
Perencanaan evaluasi, perencanaan evaluasi ini harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik terurai dan komperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan
langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral dari sistem
pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi
kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft instrument, uji coba dan
analisis instrument, revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah disinggung
semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi,
objek evaluasi, instruman evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap
perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan.
Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang
negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi
pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi.
Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud data
yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil
evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan data
kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah dan
dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak
yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah, mitra
sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum
berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan
kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam mata
pelajaran dan laporan pencapaian.
13
Penggunaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk
keperluan seleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi masa
depan peserta didik.
Pengembangan Tes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena
menuntut peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan
kata-katnya sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya.
Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya antara
benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya objektif. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi atau jawaban singkat.
Pengembangan Tes Lisan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.
14
Skala Sikap (Attitude Scale), sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku untuk
berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian
yang betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.
Skala Penilaian (Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat ada
tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-fenomena
yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Angket (quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan dengan
wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan
wawancara dilaksanakan secara lisan.
Studi Kasus (case study), adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang peserta
didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan kompernsif
adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang
diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Catatan Insidental (anecdotal records), adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-
peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini merupakan
pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan
dengan tingkah laku peserta didik.
Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu
dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya
serta hubungan diantra mereka.
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian, bedanya pada inventori
jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta didik adalah
benar selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang biasanya dapat
diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat, kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena banyak
respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan belajar, tetapi
kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru memberikan
15
penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam berbagai bentuk baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.
16
Domain psikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis kemampuan peserta
didik dalam menggerakan sebagian anggota badan, tingkatan gerakan semirutin, tingkatan
gerakan rutin berisi.
Domain Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai yang dihadapken
kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai ditinjau dari segi baik buruk, menerapkan
atau mempraktikan nilai.
Dasar Pemikiran
17
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia
sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena sealam sistem penilaian
yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar peserta didik dan membeikan
proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait
hanya menyangkut domaian kognitif.
Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan potografer.
Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai
oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.
18
Kelebihan dan Kekurangan Portofolio
- Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan penilaian secara adil, mengajak
peserta didik untuk bertanggung jawab, member kesempatan untuk pesertadidk dalam
meningkatkan perstasi, membantu guru mengklarifikasikan.
- Kekurangan penilaian portofolio, memebutuhkan waktu dan kerja ekstra, tidak
tersedianya criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama menghadapi ujian
dalam skala nasional.
19
Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah pokok
yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat dicapai
oleh peserta didik. Kedua, mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa angka maupun huruf.
Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat
kesukaran soal dan gaya pembeda.
Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor
terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.
Validitas
Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada yang
rendah. Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik.
Dalam literatur modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas,
antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas konstruk dan
vailiditas factor.
Reliabilitas
Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Relibilitas tes
berkenaan dengan petanyaan. Menurut perhitungan product moment dari pearson, ada tiga
macam relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi internsl.
Kepraktisan
Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung arti kemudahan
suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan maupun
mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan menskor,
kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau
sebanding.
Analisis Kualitas Butiran Soal
Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah pengukuran
seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkatan tingkatan
kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya
21
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Menghitung tingkatat kesukaran soal bentuk
objektif dan uraian.
Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
criteria tertentu. Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin mampu butiran soal
tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai dan tidak menguasai kompetensi.
Analisis Pengecoh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang merupakan pengecoh.
Butiran soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang
menjawab salah. Sebaliknya, butirsoal yang kurang baik, pengocehnya akan dipilih secara tidak
merata. Pengoceh dianggap baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih pengecoh itu sama
atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengoceh dihitung dengan rumus:
Keterangan:
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n = jumlah alternative jawaban (opsi)
1 = bilangan tetap
23
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan berbagai kekurangan atau
kelemahan, implikasinya adalah guru harus melalukan melakukan evaluasi pembelajaran, baik
dalam dimensi proses maupun hasil belajar. Setelah mengikuti evaluasi pembelajaran peserta
didik akan menghadapi dua alternatif keputusan berhaisil atau tidak berhasil.
Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor. Salah satunya adalah
factor guru dapat melaksanakan pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru
harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994) mengenukakan ada
tujuh prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan
individual.
24
Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar
Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak pada hasil
identifikasi factor-faktor penyebab kegagalan dan factor-faktor mendukung keberhasilan.
Berdasakan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari altrnatif itu kita pilih mana yang
mungkin dilaksanakan dilihat dari beberapa faktor, seperti kesiapan guru, kesiapan peserta didik,
sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan proses dan hasil belajar berarti
melakukan berbagai upaya perbaika agar proses belajar dapat berjalan dengan epektif dan hasil
belajar dapa diperoleh secara optimal.
Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil
penelitian menunjukan lemahnya penguasan peserta didik terhadap materipembelajaran. Padahal
dalam silabus, materi pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang lingkup,
urutan materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial adalh membentu dan
menyembuhkan pserta didik yang mengalami kesulitan belajar memalui perlakuan pembelajaran.
Kekurangan:
25
Terdapat kata kata yang masih susah dimengerti dan tidak disampaikan secara jelas.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan CBR pada kedua buku yang telah dibandingkan kita dapat
mengetahui evaluasi pendidikan/pembelajaran dan evaluasi pendidikan dalam Alquran.
Evaluasi pendidikan adalah susatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan
menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan guna
menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidik dan peserta didik.
Evaluasi pendidikan dalam alquran tidak hanya berdasarkan term evaluasi, tetapi
ditemukan bahwa evaluasi pada term allama (mengajar) yaitu Allah mengajarkan nama-nama
kepada Nabi Adam, kemudian Allah mengevaluasinya di depan malaikat.
B. Saran
Demikianlah laporan CBR ini dibuat penulis, laporan ini tentunya sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan atau
kesalahan–kesalahan, mohon dimaklumi dan penulis juga sangat mengharapkan saran maupun
kritikan yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan laporan yang penulis buat
di masa mendatang.
Akhir kata yang penulis ucapkan dalam Laporan Critical Book Review ini, penulis
mengharapkan semoga apa yang tertulis dalam karya tulis ini menjadi suatu pengalaman yang
bermanfaat bagi kamiselaku penulis dan para pembaca pada umumnya.
27