Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

SCEDHULE MAINTENANCE

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas
Mata Kuliah Pengujian Perawatan Mesin Industri Pendidikan Diploma III
Program Studi Teknik Mesin di Jurusan Teknik Mesin

Oleh :
Leonardo ( 171211052)
Mochamad Ismail (171211053)
Mochammad Fadli (171211054)

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat
kasih karunia-Nya penulis diberikan kelancaran dalam menyelesaikan penulisan
laporan Perawatan Mesin Industri. Laporan ini berisi ringkasan aktivitas yang
dilakukan penulis selama melakukan praktikum scedhule maintenance.

Selama penulisan laporan ini, penulis telah dibantu, dibimbing dan diberi
arahan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih pada pihak-pihak tersebut, yaitu:

1. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang tidak pernah berhenti mendukung
dan mendoakan segala kebaikan bagi penulis.
2. Bapak Parno Raharjo, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing praktikum
scedhule maintenance.
3. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu
segala saran dan kritik membangun akan senantiasa dipertimbangkan penulis guna
perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Cimahi, 24 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2

II.1 Jenis-Jenis Perawatan ................................................................................... 2

II.2 Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Perawatan ................................... 6

BAB III PRAKTIKUM ........................................................................................... 7

III.1 Langkah Praktikum ..................................................................................... 7

III.2 Data Hasil Perawatan Mesin Bubut ............................................................ 8

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
I. BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perawatan dilakukan untuk mencegah kegagalan sistem maupun untuk
mengembalikan fungsi sistem jika kegagalan telah terjadi. Jadi tujuan utama
dari perawatan adalah untuk menjaga keandalan mesin (reliability) agar mesin
dapat selalu berjalan dengan normal dan menjaga kelancaran proses
produksi/operasi. Reliabilitas mesin produksi yang tinggi dapat membantu
kelancaran produksi dalam suatu perusahaan serta meminimasi jumlah
kecacatan produk. Aktifitas produksi sering mengalami hambatan dikarenakan
tidak berfungsinya mesin-mesin produksi yang dalam industri manufaktur
merupakan komponen utama. Keandalan dari suatu sistem dapat didefinisikan
sebagai probabilitas mesin dapat berfungsi dengan baik setelah beroperasi
dalam jangka waktu dan kondisi tertentu, kegagalan beroperasi mesin
mengakibatkan downtime yang pada akhirnya menurunkan produktifitas
perusahaan. Oleh karenanya diperlukan sebuah sistem perencanaan
pemeliharaan agar menghasilkan ketersediaan mesin yang optimal.

I.2 Tujuan Praktikum


1. Menjaga agar kondisi mesin tetap optimal untuk mendukung kegiatan
produksi.
2. Memperpanjang umur penggunaan asset.
3. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

I.3 Waktu Praktikum


Hari : Selasa
Tanggal : 5 Desember 2019
Pukul : 07.00 – 11.30 WIB
Tempat : Laboraturium Permesinan Politeknik Negeri Bandung

1
II. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Maintenance (Perawatan)


Maintenance merupakan aktivitas perawatan atau pemeliharaan mesin
dengan tujuan agar mesin tetap berada pada kondisi operasi yang baik.
Aktivitas ini merupakan aktivitas yang sangat esensial dilakukan pada setiap
perusahaan manufaktur karena hal tersebut akan berdampak kepada kegiatan
produksi secara langsung. Mesin pada sebuah pabrik manufaktur biasanya
beroperasi selama 24 jam sehingga tingkat kemungkinan terjadinya kerusakan
cukup rawan terjadi. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk menetapkan
tindakan perawatan seperti apa yang akan diterapkan, dengan tujuan menjaga
performa mesin agar tetap dapat bekerja secara maksimal dan meminimalisir
kerugian yang terjadi akibat terjadinya kerusakan mesin.
Beberapa tujuan dari diadakannya kegiatan pemeliharaan atau perawatan
mesin adalah:
 Mencegah terjadinya gangguan atau hambatan pada kegiatan produksi.
 Tidak menambah biaya produksi.
 Mempertahankan kualitas tinggi pada produk.
 Menghindari terjadinya keterlambatan Delivery On Time.

Ketika breakdown terjadi, terdapat beberapa konsekuensi yang dihadapi, di


antaranya yaitu:
 Kapasitas produksi berkurang dan terjadinya penundaan produksi.
 Tidak ada output namun biaya overhead tetap berjalan sehingga menambah
biaya produksi per unitnya.
 Terdapat masalah pada kualitas, adanya output yang rusak.
 Masalah keamanan, pekerja ataupun customer dapat terluka

II.1 Jenis-Jenis Perawatan


Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua
pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan
2
sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan
dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan. Secara umum,
ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua
cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:

Gambar II-1 Skema pembagian perawatan

A. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)


Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi terhindar dari kerusakan.
B. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang
dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan
3
sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar
peralatan menjadi lebih baik.
C. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang
harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
D. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat
monitor yang canggih
E. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
F. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga


beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan
perawatan seperti :
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan
perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan
teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau
banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang
baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan

4
perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya
langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap
pakai.

Terdapat istilah-istilah yang umum digunakan dalam perawatan, diantaranya


adalah :
1. Availability : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap
untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check : Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register : Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga
disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management : Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan
yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan
perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning : Suatu perencanaan yang menetapkan suatu
pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang
diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul : Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu
fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat
diterima.
9. Test : Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. Trip: Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
11. Shut-in: Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran
minyak).
12. Shut-down: Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

5
II.2 Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Perawatan
a. Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau
pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema
dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi
yang mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah
dengan memberi kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen
dllsb.
c. Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai
dengan urutan yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka
perlu memberi mesin tersebut prioritas utama.
d. Metode yang digunakan.
“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat
kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan
berbagai cara, namun akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut
dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai.
e. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan,
maka biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang
dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f. Kebutuhan tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus
ditentukan untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan
pengawasannya.

6
III. BAB III
PRAKTIKUM

III.1 Langkah Praktikum


1. Nyalakan Main Power mesin.
2. Buka cover samping mesin kemudian cek :
a. Driving belt, jika belt rusak, crack, atau aus belt harus diganti.
b. Cek tensi belt.
3. Nyalakan mesin, kemudian :
a. Jalankan mesin bubut beberapa menit.
b. Cek level oli pada kaca yang terdapat pada gearbox.
c. Jika oli dibawah setengah segera tambah oli pada gearbox.
4. Selama mesin dijalankan, cek semua gerakan pemakanan pastikan berfungsin
dengan baik.
5. Cek kondisi penguncian tailstock, pastikan berfungsi dengan baik.
6. Cek pelumasan bagian atas bench manual pump, lalu cek tanki olinya
7. Pelumasan berkala menggunakan oil gun :
a. Headstsock : dua kali setahun menggunakan SHELL TELLUS 27 atau
yang sejenis.
b. Compound slides: setiap hari menggunakan SHELL TONNA 33 atau yang
sejenis.
c. Landasan & eretan : setiap hari menggunakan SHELL TONNA 33 atau
yang sejenis.
d. Tailstock nipple : setiap hari menggunakan SHELL TONNA 33 atau yang
sejenis.
e. Change gear nipple : setiap hari menggunakan SHELL TONNA 33 atau
yang sejenis.
f. Leadscrew nipple : setiap hari menggunakan SHELL TONNA 33 atau
yang sejenis.
g. Bed ways : setiap hari menggunakan SHELL TONNA 33 atau yang
sejenis.
7
8. Cek coolant :
a. Cek level coolant, isi jika diperlukan.
b. Kuras tanki coolant setiap empat bulan sekali.
c. Hindari kontak lansung dengan cairan coolant, diharuskan menggunakan
sarung tangan karet.
d. Periksa bagian bawah tanki jika terdapat endapan.
e. Bersihkan endapan pada tanki coolant untuk menjaga kebersihan tanki.
f. Jalankan mesin kemudian cek coolant teralirkan dengan baik.
9. Elektrik :
a. Cek kondisi kabel main power. jika rusak harus segera diganti.
b. Cek semua kondisi external switch.
c. Semua switch yang rusak harus segera diganti.
d. Cek semua kodisi limit switch, pastikan dalam kondisi yang yang baik.
Jika limit switch rusak harus segera diganti.
10. Cek kesatu-sumbuan. Setiap setahun sekali kesatu-sumbuan antara tailstock
dan headstock mesin harus dikontrol.

III.2 Data Hasil Perawatan Mesin Bubut


Hasil
No Items Inspeksi standard Remark Follow up
inspeksi
1 Driving belt visual Tidak ada Crack 9 Harus segera
damage kerusakan diganti
2 Driving belt Deflection 5kg/8mm 5kg/12mm 9 Dikencangkan
tension measurement
3 Pelumas visual Full Low 9 Pelumas
gearbox ditambah
4 Pelumas visual Full Low 9 Pelumas
transporter ditambah
5 Gerakan Performance Moving Moving 5
pemakanan properly properly
longitudinal

8
6 Gerakan Performance Moving Moving 5
pemakanan properly properly
transversal
7 Gerakan Performance Moving Moving 1
carriage properly properly
8 Kondisi Locked Locking Locking 3
penguncian properly properly
tailstock
9 Lever Locked Locking Locking 3
locking properly properly
condition
10 Feed shaft Oil gun 5 strokes 3 strokes 1
and lead
screw
bearing
11 Transverse Oil gun 5 strokes 2 strokes 2 Ditambah oli
feed casing
12 Tailstock Oil gun 5 strokes 4 strokes 3 Ditambah oli
sleeve and
hand
cowheel
13 Transverse Oil gun 5 strokes 4 strokes 4 Ditambah oli
slide
14 Longitudinal Oil gun 5 strokes 5 strokes 5 Ditambah oli
slide
15 Longitudinal Oil gun 5 strokes 3 strokes 6 Ditambah oli
feed wheel
16 Transverse Oil gun 5 strokes 2 strokes 7 Ditambah oli
feed hand
wheel

9
17 Tool Oil gun 5 strokes 3 strokes 8 Ditambah oli
carriage
18 Spindel Oil gun 5 strokes 4 strokes 8 Ditambah oli
gears
19 Coolant Oil gun 5 strokes 5 strokes Ditambah oli
circulating
20 Carried rail Oil gun 5 strokes 4 strokes 10 Ditambah oli
21 Gears for Oil gun 5 strokes 3 strokes 11 Ditambah oli
treading
22 Main power visual Connecting Connecting
cable properly properly
23 Limit switch performance Working Working
properly properly
24 Centre geometrical 0.05 mm ok
tailstock
with
headstock
alignment

Gambar III-1 Pemberian pelumas menggunakan oilgun male

10
IV. BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari perawatan mesin bubut strorebro
di Laboraturium Permesinan Politeknik Negeri Bandung, didapatkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil, diantaranya adalah :
1. Keadaan bagian-bagian mesin harus selalu diperhatikan agar usia mesin bisa
maksimal.
2. Part mesin yang rusak harus segera diganti agar kerusakan tidak bertambah
parah.
3. Oil level harus di cek setiap hari untuk menghidari keausan pada mesin.

11
VI. DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304811/pendidikan/2c-handout-perawatan-
dan-perbaikan-mesin.pdf [Diakses pada 20 Desember 2019]

12

Anda mungkin juga menyukai