DEPRESI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
DOSEN PENGAMPU
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Wassalamu’alaikum wr.wb
i
Cianjur, 20 Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
cover
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Pengertian ............................................................................................................... 6
ii
3. Intervensi keperawatan .........................................Error! Bookmark not defined.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keberadaan lansia yang semakin meningkat akan menimbulkan berbagai macam
masalah yang muncul seperti masalah fisik, psikologis dan sosial. Keberadaan usia lanjut
di tandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal
tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka
mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif.
Proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai
perasaan sedih, cemas , kesepian, mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia mengalami
gangguan tersebut maka kondisi tersebut daopat mengganggu kesehatan sehari-hari
lansia. Mencegah dan merawat lansia dengan masalah tersebut adalah hal yang sangat
penting dalam upaya mendorong lansia bahagia, sejahtera di dalam keluarga sertas
masyarakat.
Perubahan pada lansia ini salah satunya adalah terjadinya perubahan psikologis
seperti terjadinya depresi. Depresi ini merupakan gangguan mental yang sering diderita
para lanjut usia. Depresi menjadi salah satu problem gangguan mental yang sering
ditemukan pada usia lanjut. Prevalensi diperkirakan 10% - 15% dari populasi lanjut usia
dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit Geriatri menderita depresi, sehingga gejala
depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai bagian dari proses menua
(Soejono,2001). Angka kejadia depresi pada lanjut usia diatas 65 tahun diperkirakan
sekitar 10 -30% (Zerhusen dalam pawlinska-chmara,2005).
B. Tujuan
a. Tujuan khus
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi acuan bagi perwat
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi perawat
4
Untuk memenuhi tugas
b. Tujuan umum
Penulis berharap makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca
Penulis berharap makalah ini dapat berguna
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu depresi ?
2. Bagaiman teori tentang deresi kehidupan ?
3. Klasifikasi Depresi ?
4. Konsekwensi Perubahan pada Lansia dengan Depresi ?
5. Melakukan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Depresi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai
berikut : Middle Aggge (45-59 tahun), Erderly (60-74 tahun), Old (75-90 tahun), Very old
(> 91 tahun).
Pada ummnya depresi pada lansia dianggap sebagai pairment fungsi psikososial,
sering kali tidak terdeteksi dan tidak diobati. Istilah depresi begitu sulit untuk diartikan,
karena dianggap sebai keluhan suasana hati. Istilah depresi biasa digambarkan sebagai
gejala yang menggambarkan konstelasi yang sangat mempengaruhi kualitas hidup dari
sejumlah besar lansia.
Gerontologists telah mengembangkan teori untuk menjelaskan depresi pada lansia,
yang sering disebut depresi menua. Dan praktisi kesehatan telah mengembangkan alat
penilaian untuk mengidentifikasi depresi pada lansia. Perawat memiliki peran penting
dalam mengatasi depresi karena ada berbagai intervensi keperawatan yang dapat memiliki
dampak positif yang signifikan pada kualitas hidup lansia.
Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian
seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung,
kesal, tidak bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi
untuk merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal, tidak
mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga (Suryantha Chandra, 2002).
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis
seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau
berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (AfdaWahywlingsih dan Sukamto).
6
1. Teori psikososial
Teori ini berfokus pada dampak dari hilangnya jaringan akibat efek buffering
dukungan social dan psikososial dalam melindungi terhadap depresi. Menurut blazer
(2002) faktor-faktor yang berpotensi terjadinya depresi berdasarkan teori psikososial
adalah :
a. Ageism, hilangnya peran social, dan rendahnya status social ekonomi
b. Pengalaman dan trauma pada masa anak-anak.
c. Peningkatan stressor stress dalam kehidupan sehari-hari
d. Jaringan social yang memadai, misalnya tidak ada pasangan/ partner, jaringan
keluarga kecil.
e. Interaksi social berkurang
f. Integritas social yang buruk (misalnya lingkungan yang tidak stabil, kurang
kuatnya afilasi agama).
Pengkajian keperawatan :
1. Factor risiko depresi atau bunuh diri
2. Tanda dan gejala depresi
3. Depresi dengan penurunan kognitif
4. Skala depresi geriatric : short form
7
perubahan yang
berhubungan dengan
penuaan : penurunan aliran
darah otak, perubahan
sistem syaraf, gangguan
irama sirkandia.
faktor risiko : Stressor konsekuensi negatif
psikososiali fungsional : perasaan
(kehilangan, sedih, cemas, HDR.
perubahan peran). ketiadaan kepuasan
kondisi kesehatan. hidup. anoreksia,
Penurunan fungsional. gangguan pola tidur.
Efek pengobatan yang peningkatan
merugikan. morbiditas dan
Kekurangan suppor mortalitas.
sosial. peningkatan RBD
Intervensi keperawatan :
1. Meningkatkan kemampuan fungsional dan hubungan
kemandirian.
2. Penguatan dukungan social dan membina membinan
hubungan baik.
3. Mendorong aktivitas fisik dan nutrisi yang baik.
4. Ajarkan tentang pencegahan, identifikasi, dan
penanganan depresi.
5. Fasilitasi untuk pelayanan kesehatan mental.
Wellness outcome
1. Peningkatan fungsional.
2. Memperpanjang kualitas hidup.
3. Pencegahan risiko bunuh diri.
8
9