Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PRILAKU ORGANISASI

MENGANALISIS TEORI DAN KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DAN


KOMUNIKASI INDIVIDU DALAM BUDAYA ORGANISASI

Oleh:

Okwerita

BP : 1921312034

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang
lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Secara umum
komunikasi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi yang
bertujuan untuk mencapai pemahaman yang sama.
Pada prosesnya komunikasi merupakan bagian penting dalam pembelajaran.
Implikasinya di kelas dapat berupa partisipasi siswa semisal mengangkat tangan,
menanggapi pernyataan guru atau mengajukan pertanyaan (Emdin, 2010). Akan
tetapi masih dapat kita jumpai adanya ungkapan "miskomunikasi" dalam kehidupan
kita yang dapat berakibat buruk atau bahkan fatal. Salah satu hal yang menyebabkan
banyak orang berselisih paham adalah karena kurangnya komunikasi.
Komunikasi terkadang menjadi hal yang disepelekan, padahal kesalahan dalam
komunikasi dapat menimbulkan sebuah permasalahan yang runyam dalam relasi dua
atau lebih orang. Beberapa faktor dapat disebutkan mengapa hal ini bisa terjadi, akan
tetapi hal paling mendasar yang dapat menjadi alasan utamanya adalah adanya
perbedaan pemahaman antar beberapa individu yang hidup pada kultur yang
berbeda.
Komunikasi dalam oraganisasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar
manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi. Secara sederhana organisasi
dikenal sebagai wadah kerjasama dari sekumpulan orang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sebagai wadah, maka organisasi dapat dipandang sebagai
sesuatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang bisa dilihat
dan diraba, misalnya gedung, peralatan mesin dan teknologi kerja. Sedangkan yang
bersifat spritual terlihat dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan
perundang-undangan yang mengatur kerjasama tersebut.

Dalam hal ini, organisasi merupakan suatu wadah yang melibatkan orang-orang
yang melakukan kegiatan yang sama demi mewujudkan tujuan bersama. Setiap
orang dalam organisasi mempuyai peranan dan status masing-masing. Karena
peranan dan status seseorang menentukan pula cara kita berkomunikasi dengan orang
lain. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Dan untuk
mencapai tujuan bersama tersebut dibutuhkan komunikasi yang sehat.
Salah satu sarana komunikasi dalam organisasi dapat berbentuk dalam budaya
organisasi. Budaya organisasi merupakan salah satu model komunikasi yang
mengaturnilai dan norma dalam organisasi. Model komunikasi sendiri merupakan
proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk
mengubah tingkah laku orang lain.
B. Tujuan
Mampu menganalisis komunikasi yang efektif dan komunikasi individu dalam
budaya organisasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Efektif
1. Definisi komunikasi efektif
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Selain itu, komunikasi yang
efektif juga bertujuan supaya informasi yang disampaikan dapat menimbulkan feedback
dari komunikan. Proses komunikasi yang efektif haruslah dilakukan dengan
menggunakan bahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.
Didalam organisasi pikiran atau perasaan itu bisa berupa sebuah gagasan, informasi,
opini dan juga berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan,
keberanian itu muncul dari lubuk hati seseorang. (Effendy,2006).
2. Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi
Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang
merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan
dan bawahannya. Oleh karena itu komunikasi efektif dianggap sebagai elemen penting
untuk keberhasilan suatu organisasi. Bagaimana mungkin orang lain bisa menangkap ide
kita kalau kita tidak dapat mengungkapkannya kepada orang lain dengan baik.
Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting, seperti halnya
aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat
disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih dari satu organisasi.
Komunikasi menjadi faktor terpenting bagi organisasi dalam mendapatkan informasi.
Kemudian dengan komunikasi yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan
lancar dan begitu juga sebaliknya, kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan
oleh kurang tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
Ditambah lagi dengan perbedaan budaya masing-masing sehingga menghambat dalam
proses komunikasi dan menimbulkan efek kurang baik yaitu tidak adanya kerjasama
sesama pengurus. Berikut ini merupakan peran komunikasi yang efektif dalam
organisasi:

1. Meningkatkan produktivitas
Komunikasi yang efektif di tempat kerja hal yang paling penting bagi
keberhasilan sebuah perusahaan. Setiap perusahaan memiliki seperangkat tujuan
yang jelas.
2. Menyelesaikan konflik
Jika sebuah perusahaan mnghadapi masalah, krisis dan konflik akibat antara
karyawan menyebabkan penundaan pekerjaan sehari-hari. Hal ini menyebabkan
pemborosan sumber daya dan menurunkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Komunikasi yang terbuka di tempat kerja dapat mencegah dan menyelesaikan
konflik. Misalnya jika dua karyawan memiliki ketidak setujuan atas beberapa
masalah, maka konflik tersebut diselesaikan melalui diskusi bersama.
3. Mengembangkan kualitas karyawan
Lingkungan kerja yang ramah, memberikan kesempatan dan dorongan pada
karyawan untuk mengungkapkan ide-ide, memberikan umpan balik, memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik, memberikan penghargaan merupakan beberapa
contoh komunikasi efektif yang dapat memberikan kepuasan kerja dan peningkatan
kualitas karyawan.
4. Membentuk hubungan profesional dan lingkungan yang kondusif
Karyawan dan manajer dalam suatu perusahaan harus berkomunikasi secara jelas,
terbuka, dan jujur. Manajer harus membangun hubungan kerja yang menyenangkan
sehingga karyawan tidak ragu untuk menyelesaikan pekerjaan dan membentuk
hubungan yang baik. Hal ini membuat karyawan merasa peduli dan dihargai serta
memberikan dorongan loyalitas terhadap perusahaan.
3. Komunikasi efektif antar tenaga kesehatan
Menurut Robin & Coulter (2007) mengatakan bahwa komunikasi dikatakan
efektif itu jika pemahaman pesan yang disampaikan oleh komunikator sama dengan
pemahaman pesan oleh komunikan. Ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan
untuk efektivitas komunikasi yaitu adanya keterbukaan (opennes), saling mendukung
(Supportiveness), bersikap positif (possitiveness), memehami perasaan orang lain
(emphaty), dan kesetaraan (equality).
4. Prinsip Komunikasi Manajer Dalam Budaya Organisasi
Menurut Nursalam (2015),walaupun komunikasi dalam dalam suatu organisasi
sangat kompleks, manajer harus dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa
tahap berikut:
a) Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa
yang akan terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
b) Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian dari proses
yang tak terpisahkan dalam kebijkasanaan organisasi. Jika ada pihak lain yang
akan terkena dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang isi
komunikasi dan meminta umpan balik dari orang yang kompeten sebelum
melakukan suatu perubahan atau tindakan.
c) Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Nursalam (2008) menekankan
bahwa prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah CARE: Complete,
Acurate, Rapid, dan English.
d) Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan pelayanan
keperawatan adalah dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat.
Artinya, setiap melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman sejawat
dan tenaga kesehatan lainnya harus memenuhi ketiga unsur diatas dengan
didukung suatu fakta yang memadai. Profil perawat masa depan yang lain adlah
mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimaal bahasa inggris. Hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi terajdinya persaingan pasar bebas pad abad
ini.
e) Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara
akurat. Salah satu cara melakukannya adlaah meminta penerima pesan untuk
mengulangi pesan atau instruksi yang disampaikan.
f) Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer. Hal
ini perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang disampaikan orang
lain, dan menunjukkan rasa menghargai dan ingintahu terhadap pesan yang
disampaikan.

B. Komunikasi Individu
1. Defenisi Komunikasi Individu yang efektif

Nasrudin (2010: 205) untuk dapat mencapai hasil komunikasi yang efektif yaitu
yang tepat sasarn dan tujuan adalah dengan cara menghindari hambatan-hambatan
komunikasi yang disebutkan. Secara spesifik, beberapa keterampilan yang juga perlu
dimiliki dan dikembangkan sebagai prasyarat bagi komunikasi yang efektif:

1. Keterampilan pendengaran aktif mendengar dengan penuhperhatian, minat,


peneriman dan disertai keinginan untuk mengambil tanggung jawab dalam
penyelesaian sesuatu. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa perilaku yang perlu
diperhatikan adalah:

a. Tatapan mata

b. Anggukan kepala dan ekspresi wajah yang tepat

c. Hindari tindakan distraktif

d. Menyimak

e. Hindari memotong pembicaraan

f. Hindari bicara terlalu banyak

2. Keterampilan umpan balik bisa bersifat positif dan negatif.

Umpan balik positif adalah yang bersifat penghargaan atau pujian atas suatu
prestasi yang bersifat positif, sedangkan umpan balik negatif adalah umpan balik yang
bersifat kritikan atas prestasi yang tidak memuaskan.Biasanya, umpan balik positif yang
sering ditanggapidengan senang hati oleh si penerimanya, sedangkan yang negatif tidak
demikian halnya. Agar keterampilan ini berjalan efektif, maka didalam memberikan
umpan balik perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Memfokuskan pada perilaku khusus

b. Menjaga agar umpan balik selalu berorientasi pada tujuan

c. Menjaga umpan balik selalu berorientasi pada tujuan


d. Tepat waktu

e. Meyakinkan pemahaman

f. Umpan balik yang negatif langsung pada perilaku yang dapat dikendalikan oleh si
penerima

3. Selain dari sudut pihak-pihak yang terlibat, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

a. Kepekaan terhadap orang yang diajak bicara

b. Memilih saat yang tepat

c. Memilih media komunikasi yang tepat

d. Memilih simbol yang tepat

4. Membangun komunikasi antar sesama

Sebanyak apapun rapat diselenggarakan, apabila komunikasi antar sesama peserta


rapat, atasan-bawahan kurang sehat, tujuan rapat sulit untuk dicapai.Hal ini karena
komunikasi merupakan inti dari hubungan antar manusia dalam organisasi dan
manajemen.Semua manajer dituntut untuk melakukan komunikasi secara efektif dalam
kegiatan - kegiatan manajerialnya. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
transmisi informasi dan pemahaman antar dua orang manusia atau lebih. Komunikasi
sekurang- kurangnya melibatkan dua partisipan, yaitu pengirim ( pemberi ) dan penerima.
Komunikasi akan efektif apabila semua pihak memahami dan pesan yang disampaikan
dapat diterima dan dipahami oleh penerima

Komunikasi mempunyai arti penting bagi manajer karena beberapa alasan, yaitu:

1.Sebagian besar keberhasilan suatu organisasi bergantung pada keefektifan berfungsinya


jaringan komunikasi,

2.Komunikasi tidak hanya penting dalam perencanaan, tetapi penting untuk menetapkan
cara,
3.Manajer yang efektif terletak pada ucapan-ucapan yang dikomunikasikan secara tepat
untuk mendorong bawahannya, sejawat, dan atsan untuk melakukan tindakan yang
dikehendakinya,

4.Cara utama bagi manjer untuk mengubah orang lain adalah dengan komunikasi.

2.2.1. Hambatan–hambatan pada Komunikasi yang Efektif

Adapun sejumlah hambatan yang dapat mempengaruhi, menghambat dan


mengganggu jalannya komunikasi yang efektif yaitu:

1. Penyaringan( filtering )

Penyaringan mengacu pada tujuan manipulasi informasi oleh sipengirim sehingga


si penerima akan melihatnya menjadi lebih menguntungkan.Seorang menejer yang
berbicara kepada bosnya mengenai hal yang dia rasa ingin didengar bosnyamerupakan
penyaringan informasi.

2. Pemilihan Persepsi

Pemilihan persepsi ini dimana pada proses komunikasi penerima pesan hanya
melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhannya, motivasi, latar
belakang, pengalaman dan karakteristik personalnya.

3. Informasi yang berlebihan

Informasi yang berlebih yaitu dimana seseorang harus menerima komunikasi


yang melebihi kapasitas seseorang untuk memproses data maka hasilnya adalah informasi
yang berlebihan.Namun ketika seseorang memiliki informasi yang berlebih maka
seseorang itu lebih cenderung untuk memilih, mengabaikan, melewati dan melupakanya.

4. Emosi

Cara seseorang dalam menginterprestasikan pesan yang sama secara berbeda


ketika seseorang itu marah atau putus asa dibandingkan ketika seseorang itu sedang
bahagia.Seseorang yang berada dalam suasana hati negatif cenderung akan mengkritisi
pesan lebih terperinci dan seseorang yang berada dalam suasana hati yang positif
cenderung seseorang itu lebih menerima komunikasi begitu saja.

5. Bahasa

Dimana ketika terjadi komunikasi dalam bahasa yang sama sedangkan kata-kata
tersebut dapat berarti suatu hal yang berbeda dengan orang lain

6. Keheningan

Keheningan dapat diartikan dengan kurangnya komunikasi atau bahkan tidak


adanya komunikasi.Terjadinya keheningan pada karyawan dapat diartikan bahwa
manejer kurang informasi mengenai permasalahan operasional yang sedang terjadi.

7. Kekawatiran komunikasi

Kekawatiran komunikasi yaitu dimana seseorang dalam komunikasi lisan atau


tertulis mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak seharusnya.

8. Berbohong

Berbohong dalam komunikasi dapat diartikan dengan dimana pemberi peasan


yang tidak memberikan data semestinya dalam artian biasanya pembohong dalam
memberikan informasi agak benar dan pembohong hanya mengubah perincian yang
secukupnya saja guna untuk menghindari deteksi.Kebohongan dalam komunikasi dapat
menjadi penghambat besar bagi komunikasi yang efektif.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Komunikasi dalam oraganisasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar


manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi.Secara sederhana organisasi
dikenal sebagai wadah kerjasama dari sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.Sebagai wadah, maka organisasi dapat dipandang sebagai sesuatu yang
bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang bisa dilihat dan diraba,
misalnya gedung, peralatan mesin dan teknologi kerja. Sedangkan yang bersifat spritual
terlihat dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan yang
mengatur kerjasama tersebut.

Nasrudin (2010: 205) untuk dapat mencapai hasil komunikasi yang efektif yaitu
yang tepat sasarn dan tujuan adalah dengan cara menghindari hambatan-hambatan
komunikasi.

3.2. Saran

Di harapkan dengan memahami komunikasi dalam kelompok dan komunikasi


yang efektif dapat mempermudah dalam menjalankan roda organisadi baik dari atasan ke
bawahan, selevel maupun bawahan keatasan.

DAFTAR PUSTAKA
Oktarina Y, Abdullah Y. Komunikasi dalam Perpektif Teori dan Praktik. 1st ed. Yogyakarta:
Deepublish; 2017. 173 p.

Romli K. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Grasindo; 2014.

Rejeki MNS. Perspektif Antropologi dan Teori Komunikasi: penelusuran Teori-teori


Komunikasi dari Disiplin Antropologi. Ilmu Komun. 2010;7(1):1–128.

Liliweri A. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana; 2011. 1086 p.

Iriantara Y. Komunikasi Bisnis. Bandung; 2011.

Furqon C. Hakikat Komunikasi Organisasi. Jakrta; 2016.

Robins SP, Judge TA. Perilaku Organisasi. 16th ed. Jakarta: Karya Salemba; 2015.

Manopo JV. Peran Komunikasi Organisasi dalam Membentuk efektivitas kerja Karyawan CV
Magnum Sign And Print Advertising Samarinda. E-Journal Ilmu Komun. 2014;2(3):357–72.

Wijaya C. Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia


(LPPI); 2017.

Anda mungkin juga menyukai