Anda di halaman 1dari 2

Sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukakan oleh Freud adalah:

a. Represi
Represi terjadi, misalnya kalau seseorang mengalami suatu peristiwa, tetapi karena
pengalaman itu ternyata mengancam/bertentangan dengan super ego, maka
pengalaman itu ditekan atau di repres masuk kedalam ketidak sadaran dan disimpan
agar tidak mengancam super ego lagi.
b. Pembentukan Reaksi (reaction Formation)
Reaksi seseorang yang sebaliknya dari yang dikehendaki, agar tidak melanggar
ketentuan dari super ego.
c. Proyeksi (Projection)
Karena super ego melarang seseorang mempunyai perasaan atau sikap negatif terhadap
orang lain, maka ia berbuat seolah-olah orang lain yang mempunyai perasaan atau sikap
negatif terhadap dirinya.
d. Penempatan yang keliru (Displacement)
Kalau seseorang tidak dapat melampiaskan perasaan terhasdap orang lain karena
hambatan dari super ego, maka ia akan melampiaskan perasaan tersebut terhadap
pihak ketiga.
e. Rasionalisasi (rationalitation)
Dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh super ego, dicarikan dasar
rationalnya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
f. Supresi (Supression)
Supresi adalah upaya menekan segala sesuatu yang dianggap membahayakan atau
bertentangan dengan super ego kedalam ketidaksadarannya. Berbeda dari represi,
dalam supresi hal yang ditekan atau disupresi adalah hal-hal yang timbul dari
ketidaksadarannya sediri dan belum pernah muncul dalam kesadaran.
g. Sublimasi (Sublimation)
Dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh super ego dialihkan kedalam bentuk
perilaku yang lebih sesuai dengan norma-norma masyarakat.
h. Kompensasi (Compensation)
Untuk menutupi kegagalannya dalam suatu bidang kelemahan atau dari bagian/organ
fisiknya, ia membuat prestasi yang tinggi dalam bidang tersebut atau yang berkaitan
dengan organ fisiknya. Dengan demikian egonya terhindar dari ejekan atau rasa rendah
diri.
i. Regresi (Regression)
Untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap egonya, individu
mundur kembali ke taraf perkembagannya yang lebih rendah misalnya kembali pada
masa kanak-kanak.

Pendapat lain dari Freud adalah bahwa setiap individu mempunyau seksualitas
kanak-kanak (infantile sexuality) yaitu dorongan yang ada pada bayi. Tingkat
perkembangannya yaitu:
i. Fase oral (mulut) : Pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat di sekitar mulut.
ii. Fase anal (anus) : Pada fase ini kira-kira usia dua tahun, daerah kepuasan seksual
berpindah ke anus.
iii. Fase phalic : Pada anak usia 6-7 tahun kepuasan seksualnya terdapat pada alat kelamin.
Tetapi berbeda dengan orang dewasa, kepuasan seks fase phalic ini tidak bertujuan
mengembangkan keturunannya.
iv. Fase latent : pada anak usia 7-8 tahunsampai menginjak awal masa remaja, seolah-olah
tidak ada akyivitas seksual. Karena itu masa ini disebut fase latent (tersembunyi).
v. Fase genital : dimulai sejak masa remaja; segala kepuasan seks terutama berpusat
pada alat kelamin.

Anda mungkin juga menyukai