Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Indonesiamerupakan salah satu negara yang sudah mulai berkembang tingkat
peridustrianya. Alat perindustrian yang biasanya dilakukan secara manual, sudah mulai
ditinggalkan dengan beralih ke teknik yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi,
disamping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut lainnya yang tidak bisa diabaikan
begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakan kerja yang meningkat dan juga penyakit
yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun lingkungan sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian
yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa pekerjap.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena
diperlukan waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai
perusahaan. Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja
adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang
tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang
lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Masyarakat seringmenyepelekan factor-
faktortertentukarenamerekabelummendapatkecelakaanitusendiri.
Sehinggadiperlukancarauntukmencegak agar tidakterjadikecelakaan yang
tidakdiinginkan. Selainpemberianperingatandiri dan pengertiankepadamasyarakat,
tentusajamembutuhkanalatpenunjanguntukmengurangiresikoterjadinyakecelakaan.
Disinilahalatpelindungdiri (APD) dibutuhkan.
Oleh karena itu, diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko
kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh/sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.APD dipakai
sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
1.2 RumusanMasalah
Adapunrumusanmasalahdalampenelitian kali iniadalahsebagaiberikut:
1. Bagaimanatujuan dan pemanfaatdalampenggunaanAlatPelindungDiri (APD)?
2. Bagaimanajenis danfungsidariAlatPelindungDiri (APD) bagiaktivitaspekerja?
3. BagaimanapentingnyapenggunaanAlatPelindungDiri (APD) dalamsuatupekerjaan?
1.3 TujuanPenelitian
Adapuntujuanpenelitian kali iniadalahsebagaiberikut:
1. Mengetahuitujuan dan pemanfaatdalampenggunaanAlatPelindungDiri (APD)?
2. MengetahuifungsidariAlatPelindungDiri (APD) bagiaktivitaspekerja?
3. MengetahuipentingnyapenggunaanAlatPelindungDiri (APD) dalamsuataupekerjaan?
4. Mengetahuijenis-jenis yang terdapatdalamAlatPelindungDiri (APD)?
1.4 ManfaatPenelitian
Adapunmanfaatdaripenelitian kali iniadalahsebagaiberikut:
1. Mampumenentukantujuan dan pemanfaatdalampenggunaanAlatPelindungDiri
(APD)?
2. Mampumenentukan fungsidariAlatPelindungDiri (APD) bagiaktivitaspekerja?
3. MampumenentukanpentingnyapenggunaanAlatPelindungDiri (APD)
dalamsuataupekerjaan?
4. Mampumenentukanjenis-jenis yang terdapatdalamAlatPelindungDiri (APD)?
1.5 SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari
dan mengetahui isi laporan penelitiantentang teori blab la blaberikut merupakan uraian
singkat mengenai gambaran pada masing-masing bab melalui sistematika penulisan
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pertama berisi uraian tentang latar belakang penulisan yang
digunakan untuk memberikan pemahamman, permasalahan yang dihadapi serta
mengenai apa yangdisampaikan. Tujuan digunakan untuk menentukan dan merumuskan
apa yang dikerjakan. Rumusan Masalah yang digunakan untuk menentukan apa yang
akan dibahas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjuan pustaka merupakan bagian penting yang tidak boleh hilang dalam susunan
laporan. Tinjauan pustaka dalam sebuah susunan laporan diartikan sebagai penegasan
terhadap batasan-batasan karya ilmiah atau laporan. Tinjauan pustaka laporan ini berisi
analisis varians satu arah dan analisis varians dua arah.
BAB III PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dalam sebuah laporan merupakan tahap yang sangat penting. Tahap
inilah data dikerjakan dan dipergunakan sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan
kebenaran-kebenaran yang dapat menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam
sebuah praktikum. Pengolahan data adalah kegiatan pendahuluan dari analisis kuantitatif
dan pembicaraan akan meliputi permasalahan mengenai pengumpulan dan perhitungan
yang digunakan pada data. Pengolahan data didalam laporan ini berisi tentang data yang
dikumpulkan dan pengolahan data yang terdiri dari perhitungan manual dan perhitungan
dengan menggunakan software dari data kasus pertama dan data kasus kedua.
BAB IVPENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi
sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan dan
saran merupakan bagian yang penting yang harus dibuat dengan baik sesuai dengan
format baku dari pembuatan laporan yang baik. Pada bab terakhir ini secara singkat dapat
dikatakan bahwa kesimpulan juga merupakan bagian dimana penulis laporan
menyimpulkan seluruh pembahasan beserta berbagai poin yang dicapai. Sedangkan pada
bagian saran adalah harapan penulis yang ditujukan kepada pihak berwenang sesuai
dengan topik laporan yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DefinisiKesehatan dan KeselamatanKerja (K3)
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-
luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,
ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan
fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi
atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
a. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
b. Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja
di perusahaan yang bersangkutan.
c. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
d. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
e. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
f. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan
oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
g. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian keselamatan dan
kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan.
Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain
itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara
keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif
2.2 DefinisiAlatPelindungDiri (APD)
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan
yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha
akhir.
2.3 Tujuan, Manfaat, Jenis dan KegunaanAlatPelindungDiri(APD)
1. TujuandigunakannyaAlatPelindungDiri (APD) adalahsebagaiberikut:
a. Melindungi tenaga kerjanya yang apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
b. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
2. Manfaatketikamenggunakan APD adalahsebagaiberikut:
a. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja.
b. Mengurangi reiko akibat kecelakaan.
3. Jenis & Kegunaan APD
Alat Pelindung Diri (APD) dibagi menjadi:
1. Alat Pelindung Kepala (Head Protector)
Sumber bahaya :
a. Bahaya Batch kepala terkena benda yang jatuh dan berterbangan.
b. Kepala terantuk pipa atau benda-benda lain pada saat bekerja.
c. Rambut (kepala) terperangkap masuk ke dalam mesin.
Standar : ANSI Z89 atau AS/NZS 1801
Kegunaannya : Untuk melindungi kepala dari bentiran, terantuk, kejatuhan atau
terpukul benda tajam atau benda keras yang melancar atau meluncur di udara,
terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik
(mikroorganisme) dan suhu yang ekstrim.
Berikutinicontohalat pelindung kepala (head protector)
1) Safety Helmet (Topi Keselamatan) adalah suatu alat yang digunakan untuk
melindungi batok kepala dari benda/material yang jatuh maupun yang
berterbangan dan melindungi batok kepala dari benturan benda keras saat
melakukan aktivitas kerja contohnya: terantuk dan terbentur pipa.

Gambar 2.1Helm Safety


2. Alat Pelindung Mata & Muka (Eye &Face Protektor)
Sumber bahaya :
1. Benda berbahaya.
2. Debu pengotor.
3. Percikan cairan.
4. Sinar yang terlalu tajam.
Standar: ANSI Z.87/CE/AS/NZS 1337
Kegunaannya : Untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia
berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air,
percikan benda-benda kecil, panas atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya,
benturan atau pukulan benda keras atau tajam.
ContohAlat Pelindung Mata & Muka (Eye &Face Protektor)adalahsebagaiberikut:
1) Spectacle, dibagi menjadi 2 macam yakni :
a) Spectacle kaca bening, digunakan di lokasi kerja yang berdebu,
menggerinda.
b) Spectacle kaca hitam, digunakan untuk melihat api furnace, melihat
pengelasan, dan melihat di terik matahari.
2) Faceshield, digunakan untuk menghadling bahan kimia, menggrojok buntuan
pipa, menggerinda, dan memotong material.
3) Welding, digunakan dalam pekerjaan pengelasan.

Gambar 2.2Welding (AlatPelindung Mata)


3. Alat Pelindung Pendengaran (Hearing Protector)
Sumber bahaya :Sumber-sumber kebisingan yang jauh melewati ambang batas (85
dB).
Standar :ANSI S3.19 & S12.6/AS/NZS 1270/CE
Kegunaannya :Berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingana
dan tekanan.
Contohalatpelindungpendengaran, yaitu:
1) Ear Plugs
2) Ear Muff

Gambar 2.3JenisAlatPelindungPendengaran
4. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protector)
Sumber bahaya :
1. Kekurangan oksigen.
2. Gas/uap baracun (Toxic).
3. Partikel-partikel debu berbahaya.
Standar :ANSI Z.88 & K.13.1
Kegunaannya:Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara
menyalurkan udara bersih dan sehat dan menyaring cemaran bahan kimia,
mikroorganisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap,
gas/fume,dll.
Contohalatpelindungpernafasan
1) Disposable Dust Mask, untuk melindungi pernapasan dari terhisap partikel
debu yang tidak beracun dan kandungan oksigen > 19,5 % volume.
2) Half Mask&Cartridge, melindungi pernapasan dari terhisap partikel
gas/debuyang beracun dan kandungan oksigen .19,5%.
3) Full Face Mask&Canister, melindungi pernapasan dari terhisapnya
gas/uap/partikel debu Toxic, menyebabkan iritasi mata & oksigen.19,5%.
4) SCBA (Self Contained Breathing Apparatus), melindungi pernapasan dari
gas/uap/partikel debu Toxic, menyebabkan iritasi mata & oksigen ,19,5 %.
5) Airlines Respirator, melindungi pernapasan dari gas/uap/partikel debu Toxic,
menyebababkan iritasi mata <19,5%. Waktu pemakaiannya lebih lama dari
SCBA.

Gambar 2.4AlatPelindungPernafasan
5. Alat Pelindung Tangan (Hand Protector)
Sumber bahaya :
1. Material yang panas.
2. Material yang keras.
3. Bahan kimia yang bersifat iritan.
4. Api/nyala api.
5. Electrical
Standar :CE
Kegunaannya:Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas,
suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,
benturan, goresan dan pukulan, terinfeksi zat patogen (virus dan bakteri), serta
jasad renik.
Contohalatpelindungtangan, yaitu
1) Sarung Tangan Katon, digunakan dalam pekerjaan mekanik, pengepakan,
maintance, dan inspeksi.
2) Sarung Tangan Kulit, digunakan dalam pekerjaan pengelasan, menghedling
material keras (plate, pipa dll).
3) Sarung Tangan Karet/PVC, digunakan untuk menghendling bahan kimia
(organic, inorganic, chemical dan solvents).

Gambar 2.5AlatPelindungTangan
6. Alat Pelindung Kaki (Foot Protector)
Sumber bahaya :
1. Tertimpa benda keras.
2. Terinjak benda tajam.
3. Terpapas panas.
4. Terpapar dingin.
5. Terpapar cairan kimia.
6. Tersengat aliran arus listrik.
Standar :ANSI Z-41.
Kegunaannya :Melindungi kakai dari tertimpa atau berbenturan dengan dengan
benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap
panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia, jasad renik dan
tergelincir.
Contohalatpelindung kaki, yaitu:
1) Safety Soes.
2) Rubber Boots

Gambar 2.6AlatPelindung Kaki


7. Pakaian Pelindung (Protective Clothing)
Sumber bahaya :
1. Panas/api.
2. Serpihan material yang keras.
3. Bahan kimia yang bersifat iritan.
Kegunaannya :Melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya
temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan
(impact) dengan mesin, peralatan dan bahan tergores, radiasi, binatang,
mikroorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan, dan lingkungan
seperti : virus, bakteri, dan jamur.
8. Alat Pelindung Perorangan (Fall Protector)
Sumber bahaya :Jatuh dari ketinggian.
Standar :ANSI A.10.32, Z359.1, CSA Z259.
Kegunaannya :Membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang
mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang
diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta
membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.
Contohalatpelindungperorangan, yaitu:
1) Full Body Harnes
2) Safety Belt, digunakanuntuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh,
biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat
tertutup atau boiler. Dapat menahan beban hingga seberat 80 kg.
Gambar 2.7Safety Belt
3) Pelampung, sumber bahayanyaadalah tenggelam dalam air (perairan).
StandarnyaUS Coast Guard. Kegunaandaripelampungadalahuntuk melindungi
pengguna yang bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari
bahaya tenggelam, mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat
berada pada posisi tenggelam (negative bouyant) atau melayang (neutral
bouyant) di dalam air.

Gambar 2.8Pelampung
2.4 Kekurangan dan KelebihanSaatMenggunakanAlatPelindungDiri (APD)
Ketikamenggunakan APD tentunyabanyaksekaliterdapatkekurangan dan
kelebihandalammelakukansuatupekerjaan. Berikutkekurangan yang
ditimbulkandalammenggunakan APD adalah:
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai alat pelindung diri
yang kurang tepat
2. Fungsi dari alat pelindung diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi yang
berpotensi menimbulkan bahaya.
3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
4. Cara pemakaian alat pelindung diri yang salah,
5. Alat pelindung diri tak memenuhi persyaratan standar)
6. Alat pelindung diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
7. Alat pelindung diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan
penyerap (cartridge).
8. Alat pelindung diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
Adapunkelebihan yang ditimbulakandalampenggunaan APD adalahsebagaiberikut:
1. Mengurangi resiko akibat kecelakan
2. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak
berfungsi dengan baik.
4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.
2.5 Cara Memilih dan Merawat APD
APD juga perludipilih agar dapatdigunakansesuaidenganfungsinya dan dirawat agar
tidakterjadinyakerusakan dan meminimalisirkecelakaanpekerja. Berikutinicaramemilih
APD secaraumum, yaitu:
1. Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
2. Alat Pelindung Diri (APD) harus sesuai standar serta sesuai dengan jenis
pekerjaannya harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama
berada di areal kerja tersebut dilaksanakan.
3. Alat Pelindung Diri (APD) tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor,
ruang istirahat, dan tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
4. Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.
Adapuncaramerawat APD denganbenarsecaraumumadalahsebagaiberikut:
1. Meletakkan Alat Pelindung Diri (APD) pada tempatnya setelah selesai digunakan.
2. Melakukan pembersihan secara berkala.
3. Memeriksa Alat Pelindung Diri (APD) sebelum dipakai untuk mengetahui adanya
kerusakan atau tidak layak dipakai.
4. Memastikan Alat Pelindung Diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak
sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
5. Dijaga keadaannya dengan cara pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan dan kondisinya.
6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
Adapuncaramemilih dan merawat APD
sesuaidenganalatitusendiriadalahsebagaiberikut:
1. Helm Safety/Helm Kerja (Hard hat)
a. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa sistem suspensinya).
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
helm kerja dan telah mengikuti training.
2. Kacamata Safety (Safety Glasses).
a. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
3. Sepatu Safety (Safety Shoes).
a. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
sepatu safety dan telah mengikuti training.
4. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection).
a. Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab
karyawan yang bersangkutan,
d. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen
lini.
5. Sarung tangan
a. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
c. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi
yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan
tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
2.6 Dasar Hukum
1. Undang-undang No.1 tahun 1970.
2. Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
3. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
4. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga
kerja untuk memakai APD yang diwajibkan.
5. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma APD
yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
6. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
7. Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara cuma-cuma
APDyang diwajibkanpenggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya untuk mencegah PAK.
8. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
9. Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
10. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986.
11. Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai
alat-alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan,
kacamata pelindung atau pelindung muka, dan pelindung pernafasan.
12. Dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Idetifikasi Bahaya yang Terjadi di Tempat Kerja
Identifikasi bahaya yang terjadi di tempat kerja dilakukan pengmatan di Jalan Parit H
Huesin 2 Gg. Karya 4 dimana terjadi pembangunan yang bersifat pribadi atau bukan
milik perusahaan karena dilakukan pembangunan rumah pribadi. Berdasarkan hasil
pengamatan, bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja dengan kalasifikasi
kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:
1. Jatuh dari atas ketinggian
2. Menabrak objek dengan bagian tubuh
3. Tetabrak oleh objek yang bergerak
4. Otot tegang
5. Runtuhnya material
3.2 Identifikasi ADP yang diterapkan
a. Eksisting tapi tidak digunakan.
Alat Pelindung Diri (APD) eksisting berdasarkan pengamatan yang dilakukan adalah
tidak ada, karena dari pihak pemborong/mandor atau pemilik bangunan tidak
menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk dipakai para pekerja .
b. APD yang seharusnya digunakan.
Alat Pelindung Diri (APD) yang seharusnya digunakan dalam melakukan pekerjaan
pembangunan rumah berdasarkan hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
1. Alat pelindung kepala seperti Safety Helmet.
2. Alat pelindung pernafasan seperti masker.
3. Alat pelindung tangan, seperti sarung tangan.
4. Alat pelindung kaki seperti sepatu boots.
5. Alat pelindung perorangan seperti safety belt.
3.3 Aktifitas yang digunakan
Aktifitas yang digunakan ketika melakukan pekerjaan pembangunan rumah dari hasil
pengamatan berdasarkan klasifikasi kecelakaan yang sudah di indentifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Jatuh dari ketinggian
Contohnya ketika sedang memasang material yang ada di atas gedung atau perlu
memanjat, seperti melakukan pengecoran tiang, dan lain-lain. ketika tidak
menggunakan pengaman bisa terjadi kecelakaan.
2. Menabrak objek dengan bagian tubuh
Contohnya ketika sedang asik bekerja tidak memperhatikan sesuatu yang ada di
lantai seperti paku atau benda tajam lainnya maka bisa saja akan tertinjak, tersandung
dengan kayu, kawan atau benda lainnya yang terdapat di bangunan tersebut karena
kecerobohan.

3. Tetabrak oleh objek yang bergerak dan terpajan dengan suara keras
Contohnya ketika melakukan pengadukan semen dengan menggunakan molen makan
bisa saja ketika tidak berhati-hati akan membahayakan pekerja misalnya tangan
masuk ke dalam molen, benda yang tidak seharusnya masuk ke dalam molen akan
masuk juga ke dalam molen. Selain itu, bisa juga terpajan dengan suara yang keras
ketika menghidupkan mesin molen secara tiba-tiba.
4. Otot tegang
Contohnya ketika melakukan pekerjaan memasang kayu dengan cara memalu paku ke
bagian kayu

Selain itu, ketika melakukan pekerjaan mengoper papan mal dari atas bangunan ke
bawah bangunan bekas melakukan cor tiang
5. Runtuhnya material
Contohnya ketika pekerja sedang berada di atas kayu penopang fondasi bagunan
tersebut kayu bisa saja runtuh karena salah pemasangan atau kayu tersebut tidak
mampu menahan beban yang diterima.

3.4 Rambu K3
Rambu K3 dalam proyek atau pembangunan yang kami amati tidak ada kerena proyek
tersebut milik pribadi. Akan tetapi rambu K3 perlu untuk di pasang agar bisa
mengantisipasi suatu kecelakaa baik kepada pekerja atau orang awam. Adapun rambu K3
yang harus ada dalam pembangunan darii pengamatan tersebut adalah:
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapunkesimpulan yang diperolehdarihasilpenelitian yang
dilakukanadalahsebagaiberikut:
6. Tujuan dan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja, dan mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.
7. Jenis-jenisalatpelindungdiriadalahalatpelindungkepala,muka dan
mata,telinga,pernafasan,tangan,kaki dan tubuh.
Dimanapenggunaannyaharusdisesuaikandenganjenisaktivitas/pekerjaannya.
8. Alatpelindungdiriatau APD sangatpenting dan diperlukan oleh pegawai, karyawan,
engineering, administratifeatausiapapun yang
memilikiresikokecelakaanataupunbahayadalambekerja. Oleh karenaitu, APD
harusbenar-benardipelajari dan
dipahamibaikdalampenggunaannyamaupundalampemeliharaannya agar APD
bisaberfungsidenganbaik.
4.2 Saran
Adapun saran yang bias diberikanbaikdalampenelitianmaupunmengenaimateri yang
dibahasadalah:
1. Sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang APD kepada masyarakat agar dapat
mengurangi kecelakan seminimal mungkin.
2. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan baik dan
benar.
3. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhannya.
4. Pemantauan terhadap penggunaan APD harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Republik Indonesia. 2012. “Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Jakarta.
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai