Anda di halaman 1dari 6

1

STEP 3
1. Hidrosefalus
Etiologi hidrosefalus berdasarkan proses kejadiannya sebagai berikut :
 Kongenital
Agenesis korpus kalosum, stenosis akuaduktus serebri, anensefali dan
disgenesis serebral, genetis.
 Degeneratif
Histiositosis, inkontinensia pugmenti, dan penyakit Krebbe.
 Infeksi
Post meningitis, TORCH, kista-kista parasit, lues kongenital.
 Kelainan metabolism
Penggunaan isotretionin (Accutane) untuk pengobatan akne vulgaris, antara
lain dapat menyebabkan stenosis akuaduktus, sehingga terjadi hidrosefalus
pada anak yang dilahirkan. Oleh karena itu penggunaan derivat retinol (vit. A)
dilarang pada wanita hamil.
 Trauma
Seperti pada perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak,
disamping organisasi darah itu sendiri yang mengakibatkan terjadinya
sumbatan yang mengganggu aliran CSS.
 Neoplasma
Terjadinya hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat
terjadi di setiap aliran CSS, antara lain tumor ventrikel III, tumor fossa
posterior, papilloma pleksus koroideus, leukemia, dan limfoma.
 Gangguan vaskuler
Dilatasi sinus dural, trombosis sinus venosa, malformasi v. Galeni, malformasi
arteriovenosa.
Satyanegara. 2010. Buku Ajar Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Penyebab Menurunnya Cairan Ketuban


2

Etiologi yang pasti belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis
janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik
pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini
( premature rupture of the membrane = PROM ).

Penyebab sekunder biasanya dikaitkan dengan :

- Pecahnya membran ketuban

- Penurunan fungsi ginjal atau terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin
sehingga produksi urin janin berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu
sumber terbentuknya air ketuban

- Kehamilan post-term sehingga terjadinya penurunan fungsi plasenta.

- Gangguan pertumbuhan janin

- Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan


pembekuan darah, serta adanya penyakit autoimmune seperti Lupus.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

STEP 7

2. Rubella
A. Definisi
3

Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim
biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan
campak ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi
pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Campak Jerman atau
rubella ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun.
B. Etiologi
Rubella disebabkan oleh virus yang mengandung-RNA pleomorfik, yang
sekarang didaftar pada famili Togaviridae, genus Rubivirus. Virus ini sferis,
berdiameter 50-60 nm, dan berisi asam ribonukleat helai-tunggal. Virus
biasanya diisolasi pada biakan jaringan, dan keberadanya diperagakan oleh
kemampuan sel ginjal kera hijau Afrika (African green monkey kidney)
[AGMK] terinfeksi rubella menahan tantangan dengan enterovirus. Selama
penyakit klinis virus berada dalam sekresi nasofaring, darah, tinja, dan urin.
Virus telah ditemukan dari nasofaring 7 hari sebelum eksantem, dan 7-8 hari
sesudah menghilangnya. Penderita dengan penyakit subklinis juga infeksius.
C. Patofisiologi
Mekanisme penularan melalui droplet dari sekret nasofaring penderita. Saat
tubuh terpapar virus rubella  virus melekat dan menginvasi sel-sel epitel
saluran pernafasan atas melalui proses endositosis  menyebar ke sistem
limfatik regional secara hematogen dan bereplikasi di jaringan limfoid
nasofaring dan saluran pernafasan atas  viremia  menyebar ke organ-organ
lain, termasuk persendian hingga kapiler kulit. Proses infeksi berlangsung
selama 11-14 hari, dengan masa penularan sejak 5 hari sebelum hingga 6 hari
sesudah timbulnya ruam.

D. Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak. Bercak-
bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa.
4

Biasanya bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik kecil
berwarna merah muda. Dalam waktu 24 jam, bercak tersebut menyebar ke
badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak-bercak ini
biasanya hilang dalam waktu 1 sampai 4 hari.
Masa inkubasi adalah 14-21 hari. Tanda yang paling khas adalah adenopati
retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. Tidak ada penyakit
lain yang menyebabkan pembesaran nyeri limfonodi ini yang sampai sebesar
limfonodi rubella. Ruam ini terdiri dari bintik-bintik merah tersendiri pada
palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan dan meluas pada
rongga belakang mulut yang dikenal sebagai Forscheimer spot. Limfadenopati
jelas pada sekitar 4 jam sebelum ruam muncul dan dapat tetap selama 1 minggu
atau lebih.
Eksantemnya lebih bervariasi daripada eksantem rubeola. Eksantem mulai
pada muka dan menyebar dengan cepat. Evolusinya begitu cepat sehingga dapat
menghilang pada muka pada saat ruam lanjutannya muncul pada badan.
Makulopapula tersendiri ada pada sejumlah kasus; ada juga daerah kemerahan
yang luas yang menyebar dengan cepat ke seluruh badan, biasanya dalam 24
jam. Ruam dapat menyatu, terutama pada muka. Selama hari kedua ruam dapat
mempunyai gambaran sebesar ujung jarum, terutama di seluruh tubuh,
menyerupai ruam demam skarlet. Dapat terjadi gatal ringan. Erupsi biasanya
jelas pada hari ke 3. Deskuamasi minimal.
Mukosa faring dan konjungtiva sedikit meradang. Berbeda dengan rubeola,
tidak ada fotofobia. Demam ringan atau tidak selama ruam dan menetap selama
1, 2, atau kadang-kadang 3 hari. Suhu jarang melebihi 38oC (101oF). Anoreksia,
nyeri kepala, dan malaise tidak biasa

E. Diagnosa
Untuk mendiagnosa pasti suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus,
hanya saja ini sulit dilakukan dan biayanya juga mahal atau dapat pula dengan
5

titer antibodi. Tes yang biasa dilakukan adalah tes ELISA untuk antibodi IgG
dan IgM. Antibodi hemaglutinasi-inhibisi (HI) merupakan metode penentuan
imunitas biasa terhadap rubella. Beberapa uji yang lebih baru termasuk
aglutinasi lateks, immunoassay enzim, dan immunoassay fluoresen
sensitivitasnya tampak sama atau lebih baik dari pada uji HI. Immunoglobulin
(Ig) M spesifik-rubella dapat ada dalam darah bayi baru lahir yang terkena.

F. Penatalaksanaan
Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan pada rubella adalah
simptomatis. Adamantanamin hidroklorida (amantadin) telah dilaporkan efektif
in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel yang
dibiakkan.

G. Komplikasi dan Prognosis


Komplikasi rubella jarang dijumpai pada anak-anak. Neuritis dan arthritis
kadang-kadang terjadi, ensefalitis serupa dengan ensefalitis yang ditemukan
pada rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6000 kasus. Prognosis rubella anak
adalah baik.

H. Pencegahan
Pada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat
diberikan secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum
(GIS) yang diberikan dengan dosis besar (0,25-0,50 mL/kg atau 0,12-0,20
mL/lb) dalam 7-8 hari pasca pemajanan. Efektivitas globulin imun tidak dapat
diramalkan. Tampaknya tergantung pada kadar antibodi produk yang digunakan
dan pada faktor yang belum diketahui. Manfaat GIS telah dipertanyakan karena
pada beberapa keadaan ruam dicegah dan manifestasi klinis tidak ada atau
minimal walaupun virus hidup dapat diperagakan dalam darah. Bentuk
pencegahan ini tidak terindikasi, kecuali pada wanita hamil nonimun.
6

Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan


terhadap rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi semua
laki-laki dan wanita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca
pubertas tidak hamil. Imunisasi adalah efektif pada umur 12 bulan tetapi
mungkin tertunda sampai 15 bulan dan diberikan sebagai vaksin campak-
parotitis-rubella (measles-mumps-rubella [MMR]).

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Erlangga, Semarang,

Jannah Au, Putra WS. 2015. Mengenal dan Memahami Bahaya TORCH (Toksoplasma,
Rubella, CMV, Herpes Simplex II) Bagi Wanita Hamil dan Janin dalam Kandungannya.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai