Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Wulandari

Nim : 1608106043
Kelas : Biologi A/7

Judul Jurnal I :

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir


Kreatif Dalam Pembelajaran Fisika Peserta Didik SMA 2 Bulukumba

Latar Belakang :

Selama ini aktivitas pembelajaran di sekolah masih menekankan pada perubahan keterampilan
berpikir pada tingkat dasar, belum memaksimalkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik. Salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan adalah keterampilan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan suatu proses
yang digunakan ketika kita mendatangkan/ memunculkan suatu ide baru. Berpikir kreatif adalah
berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai
dengan keperluan. Penyebab masih rendahnya keterampilan berpikir kreatif peserta didik tersebut
antara lain adalah pembelajaran dalam sekolah tersebut belum mampu mengembangkan
keterampilan berpikir kreatif peserta didiknya. Berdasarkan observasi lebih lanjut di SMAN 2
Bulukumba diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajarannya masih berorientasi pada
guru yang menyampaikan materi, sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima informasi
saja.. Hal ini mengakibatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran masih dikatakan
kurang dimana peserta didik kurang memberikan pendapat

Rumusan Masalah :

1. Proses pembelajaran kurang memaksimalkan keterampilan tingkat tinggi pada siswa.


2. Proses pembelajaran terfocuskan pada pendidik.
3. Kurangnya keterlibatan/kesempatan peserta didik dalam mengemukakakn pendapat.

Tujuan Penelitian :

Penggunaan Model Pembelajaran Creative problem solving (CPS). Diharapkan mampu


meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang akan diasah dengan beberapa
masalah dan dibiasakan untuk menghadapi masalah atau mengerjakan soal dengan menggunakan
kemampuan kreativitasnya.

Hipotesis : -

Metode Penelitian :

Jenis penelitian ini adalah true experiment dengan menggunakan desain posttest-only control
group design.

Instrument Penelitian :

Pengambilan sampel dan populasi dilakukan dengan cara mangacak jumlah kelas yang terdiri dari
lima kelas pada kelas XI IPA, dan terpilih dua kelas yang dijadikan sampel yang mewakili populasi
peserta didik yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen yang menggunakan model CPS terdapat 29 peserta didik dan kelas kontrol
yang menggunakan model konvensional terdapat 29 peserta didik. Data-data yang terkumpul
kemudian diolah dengan menggunakan tehnik analisis data deskriptif dan inferensial. Uji
inferensial yang digunakan adalah uji t dua pihak..

Hasil Penelitian :

Nilai dari taksiran rata-rata untuk kelas kontrol menunjukkan berada pada rentang 9,11 hingga
10,79 yang berarti nilai rata-rata jika model ini diterakan pada populasi berhak berada pada skor
10 sedangkan nilai dari taksiran rata-rata untuk kelas eksperimen menunjukkan berada pada
rentang 10,49 hingga 12,30 yang berarti nilai rata-rata jika model ini diterakan pada populasi
berhak berada pada skor 11 dan 12. Hal ini menunjukkan perbedaan skor rata-rata antar kedua
kelas jika diterapkan pada populasi sehingga meskipun berada pada kategori yang sama namun
tetap menunjukkan perbedaan skor keterampilan berpikir kreatif pada kedua sampel.

Kesimpulan :

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan
menggunakan model pembelajaran CPS lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajan konvensional terhadap keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik .
Judul Jurnal II:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN TEKNIK THINK


ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING PADA MATERI HIDROKARBON SISWA KELAS X
SMA NEGERI 6 PALU

Latar Belakang :

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dapat menimbulkan perubahan dalam
dirinya, dan berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Dalam pendidikan terdapat kurikulum yaitu
suatu program yang tujuannya agar terjadi perubahan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran. Proses pembelajaran juga membutuhkan strategi belajar mengajar
yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan belajar salah satu model yang dapat
digunakan yaitu model pembelajaran kolaboratif para pengajar merancang desain kegiatan
pembelajaran untuk siswa dan siswa bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk
mencapai tujuan pembelajaran bersama. Tugas yang diberikan kepada kelompok harus terstruktur
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran yang dapat diterapkan salah
satunya yaitu pembelajaran kolaboratif dengan teknik Think Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS). Teknik TAPPS pembelajaran menekankan pada penyelesaian masalah ketimbang hasil,
membantu siswa mendiagnosa kesalahan-kesalahan dalam logika. Teknik ini juga dapat
membantu meningkatkan kesadaran siswa terhadap cakupan pendekatan keberhasilan dan
kegagalan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan masalah,

Rumusan Masalah :

1. Proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.


2. Proses pembelajaran hanya ditekankan pada kemampuan berfikir teoritis dan menghafal.
3. Proses pembelajaran yang kurang diaplikasikan pada konteks kehidupan syang
sesungguhnya.

Tujuan Penelitian :
Teknik TAPPS diharapkan dapat meningkatkan keterampilan analitis dengan membantu
siswa memformulasi gagasan, melatih konsep, memahami susunan langkah yang mendasari
pemikiran dan mengidentifikasi kesalahan dalam penalaran orang lai

Hipotesis : -

Metode Penelitian :

Teknik pengambilan sampel mengguakan purposive sampling, Desain penelitian yang dilakukan
adalah desain penelitian pretest dan posttest control group design.

Instrument Penelitian :

Instrumen tes yang berupa 40 soal pilihan ganda divalidasi dengan cara mengujikannya pada kelas
XI IPA 1 SMA Negeri 6 Palu sebelum digunakan. Instrumen ini dianalisis dengan aplikasi Anates
V4. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik komparatif
dua sampel independen yaitu uji Mann-Whitney.

Hasil Penelitian :

Nilai pretest hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai pretest
hasil belajar siswa kelas kontrol namun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Hal ini berarti
bahwa rata-rata nilai pretest hasil belajar siswa kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai
pretest hasil belajar siswa kelas kontrol. Pada pengujian kedua menunjukkan bahwa rata-rata nilai
It hasil belajar siswa kelas eksperimen yang sebesar 55 lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest
hasil belajar siswa kelas kontrol yang sebesar 32,27. Dengan demikian, terbukti bahwa penerapkan
model pembelajaran kolaboratif dengan teknik TAPPS pada kelas eksperimen memberikan hasil
belajar yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang diajar melalui metode ceramah.
Kemudian validasi terakhir enggunakan Mann-Whitney dengan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan adalah menolak H0 dan menerima Ha, artinya ada
perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik
TAPPS terhadap hasil belajar siswa

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, diperoleh hasil belajar siswa output Rank
untuk nilai mean kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol yaitu 22,41 ˃ 13,83. Output test
statistics, Sig. 2-tailed (0,013) ˂ 0,05 dan Uhitung (78) ˂ Utabel (93). Hal ini menyatakan bahwa
nilai posttest kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik think
aloud pair problem solving lebih baik daripada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
ceramah. Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, maka H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa
yang diterapkan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik think aloud pair problem solving
(TAPPS) dan siswa yang diterapkan motode ceramah pada materi hidrokarbon terhadap hasil
belajar siswa kelas X SMAN 6 Palu.

Anda mungkin juga menyukai