Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUTORIAL

BLOK METABOLISME, OBAT, DAN NUTRISI

“GARA-GARA TIDAK MAKAN”

KELOMPOK II

AFIFAH SYIFA KHAIRUNNISA G0013007


AGUMILAR BAGUS B G0013009
ANISA KUSUMA ASTUTI G0013033
ARUM DESSY RAHMA S G0013041
AYATI JAUHAROTUN NAFISAH G0013051
BENING DEWI RUSLINA G0013057
MUHAMMAD RIZKI KAMIL G0013161
NAURA DHIA FADYLA G0013173
NURCAHYA PURWO SUMBOGO G0013181
OCHIKA ANINDA REFTIVITA G0013185
SITARESMI RARAS NIRMALA G0013219
YUYUN SUCI MEGAWATI G0013243
ZAKA JAUHAR FIRDAUS G0013245

TUTOR : Joko Sudarsono, S. Farm.MPH.Apt


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
BAB I

PENDAHULUAN

Skenario 3:
Seorang anak kelas V SD mengikuti upacara hari Senin di sekolahnya. Di
pertengahan upacara anak tersebut tiba-tiba lemas, berdebar-debar, dan badannya
keluar keringat dingin. Temannya membawa anak itu ke UKS. Kemudian oleh ibu
guru diberi minum teh manis 1 gelas dan merasa lebih segar. Ternyata diketahui anak
tersebut belum makan sejak kemarin malam.

Diskusikan dengan teman sekelompok Anda: Mengapa anak tersebut merasa


lemas dan segar kembali setelah minum teh manis? Mengapa tidak makan sejak
kemarin malam dapat menyebabkan anak lemas, berdebar-debar, dan badannya
keluar keringat dingin? Fokuskan diskusi anda pada pentingnya makan dan minum
terhadap proses enzim-enzim pencernaan dan metabolisme (sampai tingkat seluler)
dalam tubuh untuk membentuk energi!
BAB II

DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Seven Jump

1. Langkah I :Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah


dalam skenario.
Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut:
a. Energi: Kemampuan untuk melaksanakan kerja atau untuk mengatur
ulang suatu komponen materi. (Campbell,2002)
b. Keringat dingin: Keringat yang keluar saat aliran darah pada kulit
berkurang
c. Enzim: Polimer biologis pengkatalisis reaksi kimia yang
memungkinkan berlangsungnya kehidupan dengan meningkatkan laju
reaksi minimal 1 juta kali lipat, tanpa ikut berubah secara permanen
atau dikonsumsi dalam reaksi yang bersangkutan. (Biokimia Harper,
2006)
d. Metabolisme: Perubahan molekul suatu zat dalam sel dari bentuk
sederhana ke bentuk kompleks atau sebaliknya

2. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan.


a. Bagaimana metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein?
b. Bagaimana cara kerja enzim?
c. Apa saja fungsi karbohidrat, lipid, dan protein dalam tubuh?
d. Mengapa anak tersebut merasa lemas dan segar kembali setelah
minum teh manis?
e. Mengapa tidak makan sejak kemarin malam dapat menyebabkan anak
lemas, berdebar-debar dan keringat dingin keluar?
3. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan
sementara mengenai permasalahan.
a. Bagaimana metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein?
a) Metabolisme karbohidrat :
 Jalur glikolisis – Transpor Elektron :

Glukosa oleh enzim heksokinase diubah menjadi glukosa-6-fosfat, akan


diubah menjadi piruvat melalui Jalur Embden-Mayerhof atau Jalur Oksidatif
Langsung (Pirau Heksosa Monosfat). Piruvat selanjutnya diubah menjadi
asetil KoA untuk selanjutnya asetil KoA memasuki siklus krebs/siklus asam
sitrat. Asetil KoA dikondensasi dengan oksaloasetat menjadi sitrat, lalu
menjadi sitrat, lalu isositrat menghasilkan NADH dan CO2, kemudian
berubah menjadi α-ketoglutarat menghasilkan NADH dan CO2, berlanjut
menjadi suksinil KoA menghasilkan GTP yang dapat secara cepat diubah jadi
ATP, berlanjut jadi suksiniat menghasilkan FADH2 menjadi fumarat,
kemudian menjadi Malat menghasilkan NADH dan kembali menjadi
oksaloasetat. Secara ringkas, reaksinya dapat ditulis :

Glukosa  Glukosa-6-Phospat  Asam Piruvat  Siklus Krebs  Transpor


Elektron
Dari jalur ini didapatkan 38 ATP sebagai hasilnya.

 Jalur Endem –Mayerhoff


 Karboprotein
 Jalur Pentose Phospat :
Keuntungan jalur ini yaitu bisa tetap bekerja jika enzim-enzim pada siklus
krebs tidak aktif
Persamaan reaksi ini :
Glukosa + 12 NADP + 6H2O  6CO2 + 12H + 12 NADPH
Jalur ini juga dapat membentuk DNA atau RNA :
Xylitol Ribosa  Asam RiboNukleat  DNA dan RNA

b. Bagaimana cara kerja enzim?


Enzim dapat menurunkan energi aktivasi sehingga mempercepat reaksi kimia.
Enzim menyebabkan gerakan molekul disekitarnya lebih cepat, sehingga
molekul-molekul lebih cepat bertemu dan reaksi akan lebih cepat terjadi.
Enzim dipengaruhi oleh pH, Suhu, Inhibitor, dan konsentrasi substrat-enzim.
Terdapat dua teori mengenai prinsip kerja enzim yaitu :
 Teori Kunci-Gembok : Enzim bekerja spesifik untuk suatu subtrat
tertentu
 Induksi Fit : Bentuk enzim akan berubah menyesuaikan bentuk
substrat

c. Apa saja fungsi karbohidrat, lipid, dan protein dalam tubuh?


a) Fungsi Karbohidrat :
 Bahan pembentuk ATP
 Konservasi Karbohidrat-glikogen
 Untuk sintesis Asam Nukleat

b) Fungsi Lipid :
 Sumber energi untuk regulator metabolism
 Bahan pembentuk membran sel, garam empedu, dan hormon
 Menjaga suhu tubuh tetap hangat

c) Fungsi Protein :
 Bahan pembentuk Enzim yang berfungsi sebagai katalisis
reaksi biokimia
 Transduksi Sinyal
 Koordinasi pergerakan sel
 Membentuk struktur sel
 Sumber energi
 Transpor molekul melalui membran sel (Biochemistry, 2011)

d. Mengapa anak tersebut merasa lemas dan segar kembali setelah


minum teh manis?
a) Manfaat teh :
 Melancarkan pencernaan
 Mengandung Mn yang membantu penguraian gula menjadi
energy
 Meningkatkan nafsu makan
 Menyebabkan rasa kenyang
b) Manfaat Gula dalam teh :
Sumber energi sel, gula disimpan dalam bentuk glikogen pada sel
otot dan hati, glikogen akan dihidrolisis ketika kebutuhan glukosa
meningkat.
Glukosa dalam tubuh juga dapat mengalami perubahan untuk
proses penyimpanan dan pemakaian untuk menghasilkan energi:
 Glukoneogenesis merupakan sintesis glukosa dari asam amino,
asam laktat dan gliserol, terjadi saat kelaparan
 Glikogenolisis merupakan Proses pemecahan glikogen menjadi
glukosa
 Glikogenesis merupakan Proses pembentukan glikogen dari
glukosa
e. Mengapa tidak makan sejak kemarin malam dapat menyebabkan anak
lemas, berdebar-debar dan keringat dingin keluar?
Karena anak tersebut tidak makan sejak kemarin malam, glukosa telah habis
dipakai dan glikogen yang ada telah terkuras habis. Akibat dari kekurangan
glukosa yaitu berdebar-debar, lemas, keringat dingin. Otak yang kurang
mendapat asupan glukosa menyebabkan anak tersebut menjadi pusing, lemah,
hingga pingsan

Karena kurang asupan makanan, metabolisme menjadi bekerja lebih keras,


Energi yang seharusnya tercukupi terpaksa diganti dengan memproses energi
cadangan yang tersimpan di dalam otot. Akibatnya tubuh terus menerus
melakukan pembakaran, konsekuensinya, panas tubuh meningkat. Untuk
menurunkan panas tubuh tersebut, diproduksi keringat (Sherwood, 2007).

Pelepasan hormon epinefrin :


a) Melepaskan gula dari jaringan tubuh
b) Menyebabkan berdebar-debar
c) Menyebabkan berkeringat dingin karena kerja jantung bertambah,
karena hormon epinefrin bersifat vasokonstriksi, maka pembuluh
darah yang ada disekitar kulit mengalami konstriksi. Aliran darah ke
kulit mengalami pengurangan, dan menyebabkan keringat dingin.

4. Langkah IV :Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan


pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah III.
Makan dan minum sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
memproduksi energi. Nutrisi yang didapatkan dari makan dan minum
antara lain adalah karbohidrat, protein, dan lipid atau lemak. Dimana
ketiga nutrisi tersebut sangat fundamental dalam proses metabolisme di
tubuh. Protein, karbohidrat, dan lemak memiliki fungsi yang berbeda.
Karbohidrat memiliki fungsi sebagai penyedia energi dalam bentuk ATP
yang paling utama. Selain itu juga untuk konservasi karbohidrat-glikogen,
dan untuk sintesis asam nukleat. Sebenarnya protein dan lipid juga bisa
menjadi pemasok energi cadangan. Namun memerlukan proses yang lama
dan jumlah energi yang dihasilkan tidak banyak. Fungsi utama protein
adalah sebagai bahan pembentuk enzim, transduksi sinyal, koordinasi
pergerakan sel, membentuk struktur sel, dan sistem transport molekul
melalui membran sel.

5. Langkah V : Merumuskan tujuan pembelajaran.


a. Menjelaskan metabolisme Karbohidrat, Lipid, dan Protein
b. Menjelaskan proses pencernaan Karbohidrat, Lipid, dan Protein beserta
enzimnya
c. Menjelaskan sistem energi

6. Langkah VI :Mengumpulkan informasi baru.

7. Langkah VII :Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru


yang diperoleh.

Menjelaskan metabolisme Lipid, dan Protein

Metabolisme Lipid

Tahap pertama penggunaan trigliserida adalah hidrolisis trigliserida menjadi


asam lemak dan gliserol. Kemudian keduanya ditranspor dalam dara ke
jaringan yang aktif tempat oksidasi kedua zat untuk menghasilkan energi.
Gliserol, sewaktu memasuki jaringan aktif segera diubah oleh enzim intrasel
menjadi gliserol 3-fosfat yang memasuki jalur glikolisis untuk pemecahan
glukosa dan kemudian dipakai untuk menghasilkan energi. (Guyton, 2012)
Untuk penggunaan asam lemak menjadi energi (Gambar 1). Pada awalnya
asam lemak bergabung dengan Koenzim A (KoA) dan ATP menghasilkan
Asil-KoA lemak, AMP, dan Pirofospat dengan enzim tiokinase. Selanjutnya
Asil-KoA lemak mengeluarkan dua atom hidrogen, memerlukan FAD dan
enzim asil-KoA dehidrogenase sehingga membentuk Δ2-trans-enoil-KoA dan
FADH2. Air ditambahkan menjenuhkan ikatan rangkap dan membentuk 3-
hidroksiasil-KoA, yang dikatalisis oleh enzim enoil hidratase. Kemudian
mengalami dehidrogenasi lebih lanjut di karbon-3 yang dikatalisis oleh enzim
ß-hidroksiasil dehidrogenase untuk membentuk senyawa 3-ketoasil-KoA
dalam hal ini koenzim NAD+ terlibat dan menghasilkan NADH. Akhirnya
senyawa 3-ketoasil-KoA dipecah di posisi 2,3- oleh tiolase membentuk asetil-
KoA dan asil KoA lemak baru yang lebih pendek 2 karbon dibandingkan
semula. Asil-KoA tersebut masuk kembali ke jalur oksidatif. (Harper, 2009).
Asetil-KoA yang dihasilkan bisa melanjutkan ke siklus krebs untuk
metabolisme lebih lanjut, FADH2 dan NADH yang dihasilkan juga bisa
melanjutkan ke transport elektron untuk metabolisme lebih lanjut.

Gambar 1. Metabolisme Lipid


Siklus ini diawali dari asil KoA kemudian menghasilkan asetil KoA dan asil
KoA baru yang lebih pendek (Guyton, 2012)

Setiap karbohidrat masuk dalam tubuh dapat dipakai sebagai energi atau
disimpan dalam bentuk glikogen, kelebihan karbohidrat tersebut dengan cepat
diubah menjadi trigliserida dan kemudian disimpan dalam bentuk ini dalam
jaringan adiposa (Gambar 2). Kebanyakan sintesis trigliserida terjadi di hati.
Langkah pertama adalah konversi karbohidrat menjadi asetil KoA seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Tetapi sintesis asam lemak tidak dari asetil-KoA
tidak dicapai dengan hanya membalikan pemecahan oksidasi. Oleh karena itu,
proses ini mterjadi melalui proses dua langkah, yang memakai malonil-KoA
dan NADPH sebagai perantara utama dalam proses polimerasi. Setelah rantai
mengandung 14 sampai 18 atom karbon, rantai asam lemak tersebut akan
berikatan dengan gliserol membentuk trigliserida dengan enzim α-
gliserofosfat.

Manfaat penyimpanan lemak dari karbohidrat


1. Kemampuan sel tubuh untuk menyimpan karbohidrat dalam glikogen
biasanya kecil. Sebaliknya, lebih banyak lemak yang dapat disimpan. Bahkan,
rata-rata orang menyimpan energi dalam bentuk lemak hampir 150 kali energi
yang disimpan dalam bentuk karbohidrat.
2. Tiap gram lemak mengandung hampir dua setengah kali kalori dari energi
yang dikandung tiap gram glikogen.

Gambar 2. Penyimpanan glukosa dalam bentuk lipid


Glukosa dapat disimpan dalam bentuk lipid karena lipid memiliki
beberapa kelebihan yang bermanfaat bagi tubuh. (Guyton, 2012)
Metabolisme Protein
A. Transpor dan absorpsi asam amino
Asam amino yang di protein dalam makanan di absorpsi dari usus
melalui transport aktif lalu dibawa ke hati. Di hati asam amino disintesis
menjadi molekul protein atau dilepas dalam sirkulasi untuk transport
menuju sel lain.
1) Setelah masuk sel tubuh, asam amino bergabung dengan ikatan peptide
untuk membentuk protein selular yang dipakai untuk pertumbuhan dan
regenerasi jaringan.
2) Terdapat simpana asam amino dalam sel-sel tubuh, kecuali sel hati.
Protein intraselular tubuh sendiri terus terhidrolisis menjadi asam
amino dan disintesis ulang menjadi protein. Asam amino dari makanan
dan asam amino dari penguraian protein intraselular membentuk
kelompok asam amino utama yang memenuhi kebutuhan tubuh.
B. Katabolisme
1) merupakan pelepasam satu hydrogen dan satu gugus amino sehingga
membentuk amona (NH3)
2) Pembentukan urea oleh hati
3) Oksidasi asam amino yang terdeaminasi, bagian asam amino non
nitrogen yang tersisa disebut asam keto yang lalu akan teroksidasi
menjadi energy melalui siklus asam sitrat. Beberapa jenisnya akan
diubah menjadi glukosa
C. Anabolisme
1) Sintesis protein adalah simana asama amino bergabung menjadi ikatan
peptide pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasar pengaturan
gen
2) Transaminase adalah pemindahan satu gugus asam amino menjadi satu
asam keto sehungga terbentuk satu asamn= amino dan a=satu asam
keto baru. Transaminase terjadi di hati dan dikatalis oleh enzim
transaminase
3) Asam amino esensial dan asam amino non esensial. Ada 9 macam
asam amino (fenilalanin, valin, triptofan, trionin, lisin, leusin,
isoleusin, metionin, dan histadin) yang merupakan asam amino
esensial. Asam amino tersebut tidak dapat disintesis oleh sel dan harus
didapat dari makanan. 11 asam amino lainnya dapat disintesis dan
disebut asam amino non esensial.
D. Hormon yang berperan dalam metabolism protein :
a) Hormon Pertumbuhan : Dapat meningkatkan sintesis protein selular
b) Hormon Insulin : dapat mempercepat transpor asam amino ke
ngga proses sintesis proten lebih cepat
c) Hormon Glukokortikoid : merangsang perombakan protein jaringan,
membuat hati mensintesis protein lebih banyak
d) Hormon Testosterone : Meningkatkan penyimpanan protein pada
jaringan
e) Hormon Tiroksin : Meningkatkan metabolisme sel termasuk
sintesis protein
(Guyton, 2011)

Degradasi produk hidrolisis protein adalah asam alfa-amino. Asam


alfa-amino yang ada dalam tubuh dapat berasal dari absorpsi hasil
disrolisis protein makanan yang segera diabsorpsi masuk ke dalam darah.
Katabolisme protein jaringan juga akan menghasilkan asam amino.
Melalui beberapa tahapan, beberapa senyawa organic secara enzimatik
dapat diubah menjadi asam amino.
Beberapa asam amino dapat mengalami transaminasi sehingga
diperoleh asam ketokarboksilat atau mengalami oksidasi deaminasi
menjadi asam ketokarboksilat dan amoniak yang bersifat toksik. Hampir
semua amoniak yang terbentuk dinuang keluar tubuh dalam bentuk urea,
sedangkan sisanya ditangkap oleh asam glutamate menjadi glutamine.

Gambar 3. Penangkapan amoniak oleh asam glutamate


Hampir semua amoniak yang terbentuk dinuang keluar tubuh dalam
bentuk urea, sedangkan sisanya ditangkap oleh asam glutamate
menjadi glutamine. (Sumarjo D, 2009)

Asam amino hasil pencernaan yang tidak terabsorpsi akan masuk ke


dalam usus besar. Dalam usus besar, asam amino dapat mengalami reduksi
deaminasi menjadi asam karboksilat atau mengalami dekarboksilasi
menjadi senyawa amin yang toksik dan karbon dioksida.

Gambar 4. (a) reduksi deminasi (b) dekarboksilasi asam amino


Dalam usus besar, asam amino dapat mengalami reduksi deaminasi
menjadi asam karboksilat atau mengalami dekarboksilasi menjadi
senyawa amin yang toksik dan karbon dioksida. (Sumardjo D, 2009 )

Asam amino dengan reaksi transaminasi akan diperolehasam alfa-


amino baru dan asam keto yang baru. Enzim yang mengatalisis reaksi ini
disebut transaminase yang mempunyai koenzim dengan unit penuyusun
vitamin B6 . Dua jenis transaminase yang berperan adalah alanin
trasaminase dan glutamate transaminase.
Gambar 5. Reaksi Transaminasi
Reaksi transaminsai dikatalis oleh transaminase, yaitu alanin
transaminase dan glutamate transaminase. (Sumardjo, 2009)

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam


glutamat. Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam glutamat dapat
mengalami proses diaminasi oksidatif yang menggunakan glutaman
dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD+  asam α ketoglutarat + NH4+ + NHDH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam


bentuk NH4+ . selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai akseptor elektron. Oleh karena asam
glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino.
Dua jenis dehidrogenase lain yang penting ialah L-asam amino
oksidase dan D-asam amino oksidase.
L-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai
gugus prostetik flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalam
sel hati pada endoplasmik retikulum dan bukan merupakan enzim yang
penting. D – asam amino oksidase adalah juga enzim flavoprotein dan
merupakan katalis pada reaksi:
Enzim ini mempunyai FAD sebagai gugus prospetik dan terdapat
dalam sel hati. Oleh karena D-asamamino jarang terdapat dalam tubuh
manusia, maka fungsi D-asam amino oksidase.
Proses diaminasi asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan non
oksidatif. Contoh asam amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif
adalah asam glutamat. Reaksi degradasi asam glutamat dikatalis oleh
enzim L-glutamat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD atau NADP.
Deaminasi non oksidatif adalah penghilangan gugus amino dari asam
amino serin yang dikatalis oleh enzim serindehidratase. Asam amino
teronin juga dapat mengalami deaminasi non oksidatif dengan katalis
kreonin dehidratase menjadi keto butirat.
Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino
menjadi asam keto dan ammonia (NH4 +), secara skematik digambarkan
sebagai berikut:
Deaminasi atau proses tersingkirnya gugus amino dari basa. Reaksi
deaminasi dapat terjadi secara langsung atau melalui reaksi
transdeaminasi. Dalam reaksi transdeaminasi, mula-mula asam amino
diubah menjadi senyawa lain yang dapat dideaminasi lebih lanjut untuk
menghasilkan amonia. Contoh proses reaksi deaminasi oksidatif adalah
seperti di bawah ini :
Berdasarkan reaksi di atas, glutamat mengalami proses deaminasi
menghasilkan ion amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium (NH4+)
masuk ke dalam siklus urea.
Gambar 6. Siklus Urea

Charbamoyl phosphate pada siklus didapatkan dari

CO2 + NH4+ +2 ATP + H2O  Carbamoyl phosphat + 2 ADP + Pi +


3H+ (Widodo, 2006)

Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu senyawa nitrogen


dan nonnitrogen.

1. Senyawa nonnitrogen yang mengandung gugus C, H, dan O


selanjutnya diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energi
melalui jalur siklus Kreb’s atau disimpan dalam bentuk glikogen.
2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah diubah lebih
dahulu menjadi ureum (diagram 2).

Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati, oleh karena itu pada


gangguan fungsi hati (liver) kadar NH3 meningkat. Pengeluaran (ekskresi)
urea melalui ginjal dikeluarkan bersama urin.
Menjelaskan proses pencernaan Karbohidrat, Lipid, dan Protein beserta enzimnya

Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut
yaitu secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik yaitu dengan pengunyahan
agar karbohidrat dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah
permukaan makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencernaan.
Sementara secara kimiawi itu dengan bantuin enzim.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung
enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase ini bekerja memecah karbohidrat
rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang
lebih sederhana yaitu maltosa. Sedangkan air ludah beruna untuk melicinkan
makanan agar lebih mudah ditelan.
Dengan proses mekanik, makanan ditelah melalui kerongkongan dan
selanjutnya akan memasuki lambung. Proses pemecahan amilum diteruskan di
dalam lambung, selama makanan belum bereaksi dengan asam lambung.
Karena kinerja enzim amilase akan terhambat oleh asam lambung yang pH
nya di bawah 4,0.
Kemudian di dalam usus halus, pencernaan karbohidrat dibantu oleh enzim-
enzim. Pada duodenum amilase masih dipecah menjadi maltosa oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh pankreas. Lalu pada jejunum, maltosa, sukrosa
dan laktosa yang berasal dari makanan maupun dari hasil penguraian
karbohidrat-karbohidrat kompleks akan diubah menjadi monosakarida dengan
enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus
berupa maltase, sukrase, dan laktase.
maltase
Maltosa glukosa + glukosa
laktase
Laktosa galaktosa + glukosa
sukrase
Sukrosa fruktosa + glukosa
Kemudian semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida,
proses penyerapan ini terjadi di ileum. Glukosa dan galaktosa memasuki
aliran darah dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan
difusi. Apabila melebihi kebutuhan tubuh, maka glukosa akan disimpan dalam
bentuk glikogen di dalam otot dan hepar. Yang mengubah glukosa menjadi
glikogen yaitu hormon insulin.
Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas dan jika penimbunan
dalam bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat
akan diubah menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak.

Pencernaan Lipid
Lemak yang paling banyak dalam diet adalah lemak netral, yang dikenal
sebagai trigliserida. Selain itu juga mengandung sejumlah kecil fosfolipid,
kolesterol, dan asam kolesterol. Sejumlah kecil trigiliserida dicernakan dalam
lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam
mulut dan ditelan bersama dengan saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari
10 persen. Kemudian terjadi proses emulsifikasi lemak di dalam duodenum di
bawah pengaruh empedu. Setelah terjadinya emulsifikasi, diameter rata-rata
partikel lemak hanya kurang dari 1 mikrometer. Enzim lipase pankreas
penting dalam pencernaan trigliserida. Trigliserida dipecah menjadi lemak
bebas dan 2-monogliserida.
Untuk pencernaan fosfolipid dan ester kolesterol keduanya dihidrolisis oleh
lipase lain dalam sekresi pankreas untuk membebaskan asam lemak-enzim
hidrolase ester kolesterol untuk menghidrolisis ester kolesterol dan fosfolipase
A2 untuk menghidrolisis fosfolipid. Misel garam empedu berperan pada
pengangkutan kolesterol bebas dan molekul fosfolipid yang sudah dicerna.
Monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili
brush border dari sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara
mikrovili yang bergerak dan bergolak. Disini keduanya segera berdifusi keluar
misel dan masuk ke dalam sel epitel yang dapat terjadi karena lipid juga laurt
dalam membran sel epitel. Jadi Misel melakukan fungsi pengangkutan.
Setelah masuk ke dalam sel epitel asam lemak dan monogliserida diambil oleh
retikulum endopasma halus sel; disini asam lemak dan monogliserida tersebut
dilepaskan dalam bentuk kilomikron melalui bagian basal sel epitel, mengalir
ke atas melalui duktus limfe torasikus dan menuju aliran darah. (Guyton,
2006)
Melalui epitel usus monogliserida dan asam lemak disintesis kembali menjadi
trigliserida baru (Harper, 2006).
Komponen lipid utama hasil proses pencernaan dalam tubuh:
1. Lemak netral / trigliserida: (1) Kilomikron: penyerapan trigliserol di usus;
(2) Very Low Density Lipoprotein: hasil ekspor triasilgliserol
2. Fosfolipid: High Density Lipoprotein
3. Kolesterol: Low Density Lipoprotein mengambang dalam darah dan
menjadi penyebab penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah
4. Lipid lain

Pencernaan protein :
a.) Di mulut dan esofagus tidak terjadi pencernaan protein
b.) Di lambung terjadi pencernaan protein dengan bantuan enzim-enzim pepsin
yang mengubah protein menjadi proteosa, pepton, dan polipeptida
c.) Di duodenum terjadi pencernaan protein dengan bantuan macam-macam
enzim seperti enzim tripsin, kimotripsin, karboksipolipeptidas, dan proelastase
yang dalam bentuk inaktiv harus diubah menjadi elastase terlebih dahulu
d.) Di jejunum terjadi hidrolisis polipeptida menjadi asam amino oleh enzim
peptidase yang melekat pada dinding usus, lalu diabsorbsi oleh epitel usus
halus
a. Menjelaskan sistem energi
Sistem energi otot sebagai mekanisme gerak tubuh memiliki proses
pembentukan ATP khusus untuk memenuhi aktivitasnya, terutama pada
otot jantung yang bekerja terus-menerus. Proses pembentukan ATP dalam
hotot secara sederhana diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
a) Sistem ATP – CP (Creatine – posphate)
Reaksi dikatalisis oleh enzim myosin ATPase:
ATP  ADP + Pi + energi
Reaksi ini berjalan cepat karena hanya melibatkan satu langkah
enzim, namun kuantitas CP yang ada dalam sel terbtas sehingga
kadar total ATP yang diproduksi juga terbatas. Oksigen tidak
dilibatkan dalam fosforilasi ADP menjadi ATP dalam reaksi ini,
sehingga sistem CP dianggap sebagai metabolisme anaerob (tanpa
oksigen).

b) Sistem Glikolisis Anaerobik (Sistem Asam Laktat)


Glikogen/Glukosa + ADP + Pi  ATP + Asam laktat
ATP terbentuk dapat digunakan untuk aktivitas fisik selama 45
– 120 detik

c) Sistem Aerobik
Sistem ini meliputi oksidasi karbohidrat dan lemak
Glikogen + ADP + Pi + O2  CO2 + H2O + ATP
ATP yang terbentuk dapat digunakan untuk aktivitas fisik
dalam waktu relatif lama.

BAB III

KESIMPULAN
Dari diskusi tutorial yang telah kami laksanakan, kami dapat mempelajari
tentang proses metabolisme makanan (karbohidrat, protein, dan lemak) di dalam
tubuh, mulai dari pencernaan makanan, proses katabolisme zat makanan, proses
anabolisme di dalam tubuh, dan manfaat dan kegunaan dari masing-masing zat nutrisi
tersebut. Selain itu, kami juga mempelajari tentang sistem energi, yang meliputi
proses pembentukan ATP dari katabolisme zat makanan, kemudian penggunaan ATP
tersebut untuk menjalankan proses-proses metabolisme di dalam tubuh, dan
pengaturan metabolisme.
Dari pengetahuan yang dasar seperti yang kami sebutkan diatas, kemudian
kami bisa mempelajari beberapa kelainan-kelainan yang disebabkan oleh kekurangan
zat nutrisi di dalam tubuh, salah satu contohnya adalah lemas, berdebar-debar, dan
badannya keluar keringat dingin karena kekurangan glukosa.
BAB IV

SARAN

Saran terhadap pasien tersebut yaitu untuk lebih teratur dalam mengkonsumsi
makanan. Karena makanan mengandung nutrisi yang sangat penting bagi tubuh. Jika
kebutuhan nutrisi tidak tercukupi dengan baik maka akan mudah terserang berbagai
gangguan kesehatan.

Diskusi dalam kelompok kami sudah cukup aktif dan lancar secara
keseluruhan dalam melaksanakan diskusi, tetapi masih ada beberapa anggota yang
belum leluasa dalam mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan topik diskusi
tutorial.

Selain itu, kelompok kami masih belum kompak dalam mengerjakan laporan
diskusi tutorial, karena pembagian tugas yang kurang terstruktur dan tidak merata.
Sehingga laporan belum bisa dikerjakan secara sempurna. Selebihnya, kelompok
kami sudah aktif dalam mencari materi yang harus dicari dan mengacu pada topik
diskusi tutorial
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Mitchell-Reece. 2002. Biologi, Ed. 5 . Jakarta: Erlangga

Dorland, W. A. Newman.2008.Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi


28.Jakarta:ECG

Guyton, A.C. & Hall, J.E, Textbook of Medical Physiology 12th Ed. 2011. W.B
Saunders Co. Philadelphia

John W. Pelley dan Edward F. Goljan. 2011. Rapid Review: Biochemistry. MOSBY
ELSEVIER

Sherwood, L. 2007. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed. 6 Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Marks D. B. et al. 2012. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis.


Jakarta : EGC

Robert K., Daryl K., dan Victor W. 2006. Biokimia Harper, Ed. 27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Sumardjo D. 2009. Pengantar Kimia : Buku Kuliah Kedokteran dan Program Strata
1 Fakultas Biosakta. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Toha, Hamid A. 2005. Biokimia : Metabolisme Biomolekul. Bandung : Alfabeta.

Topiwala, S et all (2012). Hypoglycemia. Available at :


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001423/ - Diakses 10
November 2013

Anda mungkin juga menyukai