KELOMPOK II
PENDAHULUAN
Skenario 3:
Seorang anak kelas V SD mengikuti upacara hari Senin di sekolahnya. Di
pertengahan upacara anak tersebut tiba-tiba lemas, berdebar-debar, dan badannya
keluar keringat dingin. Temannya membawa anak itu ke UKS. Kemudian oleh ibu
guru diberi minum teh manis 1 gelas dan merasa lebih segar. Ternyata diketahui anak
tersebut belum makan sejak kemarin malam.
A. Seven Jump
b) Fungsi Lipid :
Sumber energi untuk regulator metabolism
Bahan pembentuk membran sel, garam empedu, dan hormon
Menjaga suhu tubuh tetap hangat
c) Fungsi Protein :
Bahan pembentuk Enzim yang berfungsi sebagai katalisis
reaksi biokimia
Transduksi Sinyal
Koordinasi pergerakan sel
Membentuk struktur sel
Sumber energi
Transpor molekul melalui membran sel (Biochemistry, 2011)
Metabolisme Lipid
Setiap karbohidrat masuk dalam tubuh dapat dipakai sebagai energi atau
disimpan dalam bentuk glikogen, kelebihan karbohidrat tersebut dengan cepat
diubah menjadi trigliserida dan kemudian disimpan dalam bentuk ini dalam
jaringan adiposa (Gambar 2). Kebanyakan sintesis trigliserida terjadi di hati.
Langkah pertama adalah konversi karbohidrat menjadi asetil KoA seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Tetapi sintesis asam lemak tidak dari asetil-KoA
tidak dicapai dengan hanya membalikan pemecahan oksidasi. Oleh karena itu,
proses ini mterjadi melalui proses dua langkah, yang memakai malonil-KoA
dan NADPH sebagai perantara utama dalam proses polimerasi. Setelah rantai
mengandung 14 sampai 18 atom karbon, rantai asam lemak tersebut akan
berikatan dengan gliserol membentuk trigliserida dengan enzim α-
gliserofosfat.
Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut
yaitu secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik yaitu dengan pengunyahan
agar karbohidrat dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah
permukaan makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencernaan.
Sementara secara kimiawi itu dengan bantuin enzim.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung
enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase ini bekerja memecah karbohidrat
rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang
lebih sederhana yaitu maltosa. Sedangkan air ludah beruna untuk melicinkan
makanan agar lebih mudah ditelan.
Dengan proses mekanik, makanan ditelah melalui kerongkongan dan
selanjutnya akan memasuki lambung. Proses pemecahan amilum diteruskan di
dalam lambung, selama makanan belum bereaksi dengan asam lambung.
Karena kinerja enzim amilase akan terhambat oleh asam lambung yang pH
nya di bawah 4,0.
Kemudian di dalam usus halus, pencernaan karbohidrat dibantu oleh enzim-
enzim. Pada duodenum amilase masih dipecah menjadi maltosa oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh pankreas. Lalu pada jejunum, maltosa, sukrosa
dan laktosa yang berasal dari makanan maupun dari hasil penguraian
karbohidrat-karbohidrat kompleks akan diubah menjadi monosakarida dengan
enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus
berupa maltase, sukrase, dan laktase.
maltase
Maltosa glukosa + glukosa
laktase
Laktosa galaktosa + glukosa
sukrase
Sukrosa fruktosa + glukosa
Kemudian semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida,
proses penyerapan ini terjadi di ileum. Glukosa dan galaktosa memasuki
aliran darah dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan
difusi. Apabila melebihi kebutuhan tubuh, maka glukosa akan disimpan dalam
bentuk glikogen di dalam otot dan hepar. Yang mengubah glukosa menjadi
glikogen yaitu hormon insulin.
Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas dan jika penimbunan
dalam bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat
akan diubah menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak.
Pencernaan Lipid
Lemak yang paling banyak dalam diet adalah lemak netral, yang dikenal
sebagai trigliserida. Selain itu juga mengandung sejumlah kecil fosfolipid,
kolesterol, dan asam kolesterol. Sejumlah kecil trigiliserida dicernakan dalam
lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam
mulut dan ditelan bersama dengan saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari
10 persen. Kemudian terjadi proses emulsifikasi lemak di dalam duodenum di
bawah pengaruh empedu. Setelah terjadinya emulsifikasi, diameter rata-rata
partikel lemak hanya kurang dari 1 mikrometer. Enzim lipase pankreas
penting dalam pencernaan trigliserida. Trigliserida dipecah menjadi lemak
bebas dan 2-monogliserida.
Untuk pencernaan fosfolipid dan ester kolesterol keduanya dihidrolisis oleh
lipase lain dalam sekresi pankreas untuk membebaskan asam lemak-enzim
hidrolase ester kolesterol untuk menghidrolisis ester kolesterol dan fosfolipase
A2 untuk menghidrolisis fosfolipid. Misel garam empedu berperan pada
pengangkutan kolesterol bebas dan molekul fosfolipid yang sudah dicerna.
Monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili
brush border dari sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara
mikrovili yang bergerak dan bergolak. Disini keduanya segera berdifusi keluar
misel dan masuk ke dalam sel epitel yang dapat terjadi karena lipid juga laurt
dalam membran sel epitel. Jadi Misel melakukan fungsi pengangkutan.
Setelah masuk ke dalam sel epitel asam lemak dan monogliserida diambil oleh
retikulum endopasma halus sel; disini asam lemak dan monogliserida tersebut
dilepaskan dalam bentuk kilomikron melalui bagian basal sel epitel, mengalir
ke atas melalui duktus limfe torasikus dan menuju aliran darah. (Guyton,
2006)
Melalui epitel usus monogliserida dan asam lemak disintesis kembali menjadi
trigliserida baru (Harper, 2006).
Komponen lipid utama hasil proses pencernaan dalam tubuh:
1. Lemak netral / trigliserida: (1) Kilomikron: penyerapan trigliserol di usus;
(2) Very Low Density Lipoprotein: hasil ekspor triasilgliserol
2. Fosfolipid: High Density Lipoprotein
3. Kolesterol: Low Density Lipoprotein mengambang dalam darah dan
menjadi penyebab penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah
4. Lipid lain
Pencernaan protein :
a.) Di mulut dan esofagus tidak terjadi pencernaan protein
b.) Di lambung terjadi pencernaan protein dengan bantuan enzim-enzim pepsin
yang mengubah protein menjadi proteosa, pepton, dan polipeptida
c.) Di duodenum terjadi pencernaan protein dengan bantuan macam-macam
enzim seperti enzim tripsin, kimotripsin, karboksipolipeptidas, dan proelastase
yang dalam bentuk inaktiv harus diubah menjadi elastase terlebih dahulu
d.) Di jejunum terjadi hidrolisis polipeptida menjadi asam amino oleh enzim
peptidase yang melekat pada dinding usus, lalu diabsorbsi oleh epitel usus
halus
a. Menjelaskan sistem energi
Sistem energi otot sebagai mekanisme gerak tubuh memiliki proses
pembentukan ATP khusus untuk memenuhi aktivitasnya, terutama pada
otot jantung yang bekerja terus-menerus. Proses pembentukan ATP dalam
hotot secara sederhana diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
a) Sistem ATP – CP (Creatine – posphate)
Reaksi dikatalisis oleh enzim myosin ATPase:
ATP ADP + Pi + energi
Reaksi ini berjalan cepat karena hanya melibatkan satu langkah
enzim, namun kuantitas CP yang ada dalam sel terbtas sehingga
kadar total ATP yang diproduksi juga terbatas. Oksigen tidak
dilibatkan dalam fosforilasi ADP menjadi ATP dalam reaksi ini,
sehingga sistem CP dianggap sebagai metabolisme anaerob (tanpa
oksigen).
c) Sistem Aerobik
Sistem ini meliputi oksidasi karbohidrat dan lemak
Glikogen + ADP + Pi + O2 CO2 + H2O + ATP
ATP yang terbentuk dapat digunakan untuk aktivitas fisik
dalam waktu relatif lama.
BAB III
KESIMPULAN
Dari diskusi tutorial yang telah kami laksanakan, kami dapat mempelajari
tentang proses metabolisme makanan (karbohidrat, protein, dan lemak) di dalam
tubuh, mulai dari pencernaan makanan, proses katabolisme zat makanan, proses
anabolisme di dalam tubuh, dan manfaat dan kegunaan dari masing-masing zat nutrisi
tersebut. Selain itu, kami juga mempelajari tentang sistem energi, yang meliputi
proses pembentukan ATP dari katabolisme zat makanan, kemudian penggunaan ATP
tersebut untuk menjalankan proses-proses metabolisme di dalam tubuh, dan
pengaturan metabolisme.
Dari pengetahuan yang dasar seperti yang kami sebutkan diatas, kemudian
kami bisa mempelajari beberapa kelainan-kelainan yang disebabkan oleh kekurangan
zat nutrisi di dalam tubuh, salah satu contohnya adalah lemas, berdebar-debar, dan
badannya keluar keringat dingin karena kekurangan glukosa.
BAB IV
SARAN
Saran terhadap pasien tersebut yaitu untuk lebih teratur dalam mengkonsumsi
makanan. Karena makanan mengandung nutrisi yang sangat penting bagi tubuh. Jika
kebutuhan nutrisi tidak tercukupi dengan baik maka akan mudah terserang berbagai
gangguan kesehatan.
Diskusi dalam kelompok kami sudah cukup aktif dan lancar secara
keseluruhan dalam melaksanakan diskusi, tetapi masih ada beberapa anggota yang
belum leluasa dalam mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan topik diskusi
tutorial.
Selain itu, kelompok kami masih belum kompak dalam mengerjakan laporan
diskusi tutorial, karena pembagian tugas yang kurang terstruktur dan tidak merata.
Sehingga laporan belum bisa dikerjakan secara sempurna. Selebihnya, kelompok
kami sudah aktif dalam mencari materi yang harus dicari dan mengacu pada topik
diskusi tutorial
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C. & Hall, J.E, Textbook of Medical Physiology 12th Ed. 2011. W.B
Saunders Co. Philadelphia
John W. Pelley dan Edward F. Goljan. 2011. Rapid Review: Biochemistry. MOSBY
ELSEVIER
Sherwood, L. 2007. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed. 6 Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Robert K., Daryl K., dan Victor W. 2006. Biokimia Harper, Ed. 27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Sumardjo D. 2009. Pengantar Kimia : Buku Kuliah Kedokteran dan Program Strata
1 Fakultas Biosakta. Jakarta : EGC