LAPORAN PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TBC)
Oleh:
LAELA HARYATI
14B019005
A. Latar Belakang
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC
(CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000
penduduk. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India,
Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan seperti yang terlihat pada gambar
berikut ini (WHO 2017).
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada
laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Hal ini terjadi
kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC
misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat (Kemenkes
RI 2015).
Penyakit TB paru terjadi ketika daya tahan tubuh manusia menurun.
Kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV
AIDS atau orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk
terinfeksi dan terjangkit TBC (Infodatin 2018).
Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan
cara membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, membudayakan
perilaku etika berbatuk, melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas
perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat,
peningkatan daya tahan tubuh; Penanganan penyakit penyerta TBC,
penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Infodatin
2018).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang definisi penyakit TB paru
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit TB paru
3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit TB paru
4. Untuk mengetahui tanda gejala penyakit TB paru
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit TB paru
6. Untuk mengetahui pathway penyakit TB paru
7. Untuk mengetahui pengkajian penyakit TB paru
8. Untuk mengetahui diagnosa penyakit TB paru
9. Untuk mengetahui fokus intervensi penyakit TB paru
BAB II. ISI
A. Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies
Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M.
Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai
MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa
mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC (Infodatin 2018).
B. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru tetapi juga mengenai organ tubuh
lainnya (Depkes, 2007).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit TB Paru antara lain
kondisi sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, status gizi dan kebiasaan
merokok. Meskipun merokok bukanlah penyebab utama terjadinya
penyakit TB Paru, namun kebiasaan merokok dapat merusak mekanisme
pertahanan paru sehingga memudahkan masuknya kuman penyakit seperti
kuman penyakit TB (Infodatin 2018)
C. Patofisiologi
Pada orang sehat, kuman TB yang masuk dan menginfeksi tubuh akan
dihadang oleh sel PMN (Poli Morfo Nuklear) dan difagosit oleh makrofag.
Namun pada penederita DM, kemampuan mobilisasi, kemotaksis dan
fagositosis dari sel PMN menurun akibat kondisi hiperglikemia, sehingga
aktivitas bakterisid dari PMN pada penderita DM menurun.
Selain sel PMN, sel mononuklear juga mengalami penurunan secara
kuantitatif, demikian juga kemampuan deteksinya terhadap
mikroorganisme juga menurun, diduga akibat penurunan sensitivitas
reseptor atau penurunan jumlah reseptor yang ada pada monosit tersebut.
Penurunan sistem imun dan rentannya jaringan terhadap kerusakan
terjadi akibat glucotoxicity pada DM. Glucotoxicity diartikan sebagai
proses kerusakan yang timbul akibat adverse effect hiperglikemi kronis.
Gangguan aktivitas dan lemahnya daya imun seluler menyebabkan
sel-sel imun tidak mampu menghadang dan memfagosit kuman TB yang
menginfeksi tubuh, akibatnya kuman TB terus berkembang dan
menimbulkan sakit TB pada orang tersebut (Muchtar 2018)
D. Tanda gejala
Gejala utama pada pasien TB paru yaitu batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien
dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang
khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih
(Infodatin 2018).
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di berikan menurut Alwi 2017 antara
lain :
• Mikrobiologis
• Imuno-serologis
F. Pathway
Doplet mengandung
M. tuberculosis
Terhirup lewat saluran masuk ke paru alveoli
pernafasan
udara tercemar
M. tuberculosis panas proses peradangan produksi sekret
Hipertermi
Berlebih
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Idrus. (2017). Penetalaksanaan di bidang ilmu penyakit dalam panduan
praktik kklinis.Internapublishing pusat. penerbitan ilmu penyakit dalam.
Infodatin, 2018. Toss TB temukan TB obati sampai sembuh. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014,
Jakarta
Muchtar, N. H., Herman, D., & Yulistini, 2017. Gambaran factor resiko
timbulnya tuberculosis paru pada pasien yang berkunjung ke Unit
DOTS RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015. Jurnal Kesehatan
Andalas.
Soemantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba
Medika.
WHO, 2017. Global Tuberculosis Report 2017, Jenewa