Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

LEGAL FORMAL PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Oleh:
Ryan Isdiyanto Kurniawan

AKADEMI KESEHETAN SUMENEP


( AKS )

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ketika Negara-bangsa tersusun, maka sebenarnya telah ada berbarengan dengan
eksistensi negara itu, suatu perjanjian bersama “Kontrak Sosial”, sebagai kebulatan pikiran atau
cita-cita dalam mendirikan negara bangsa tersebut, perjanjian ini sebagai pengejawantahan
dari kemauan bersama untuk menyusun hidup bersama dalam suatu wadah yang disebut
negara. Selanjutnya, bangunan negara yang didirikan itu tegak di atas sebuah “keyakinan
kokoh bersama suatu komnitas politik” yang kemudian biasa disebut sebagai kepercayaan
politik (political belief) milik seluruh bangsa yang kemudian menjadi sebuah “Ideologi”. Yang
dijadikan sebagai landasan, pedoman, serta cita-cita suatu bangsa. Maka keyakinan politik itu
akhirnya menajdi gagasan abadi untuk diaktualisasikan dalam kehidupan perpolitikan
komunitas sebuah negara.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara?
2) Apa saja esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara?
3) Bagaimana hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD 1945 dan
pasal pasal UUD 1945?
4) Apa saja implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan?

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui proses yang sangat
panjang. Pada awalnya pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
yang ada dalam adat istiadat, agama, serta dalam pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu
nilai pancsila telah diyakini kebenarannya, kemudian diangkat menjadi dasar negara sekaligus
sebagai ideologi bangsa.
“Pancasila sebenarnya bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah
melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, diilhami oleh ide ide besar dunia, dengan tetap berakar pada
kepribadian dan ide besar bangsa kita sendiri,” demikian ditandaskan oleh Presiden Soeharto
pada Peringatan Hari Ulang Tahun Parkindo yang ke-24 di Surabaya pada 15 November 1969.
Nama Pancasila lahir atas usulan atau ide Presiden Soekarno pada tanggal 1 juni 1945
pada sidang BPUPKI yang pertama. Saat itu usulan beliau disambut baik oleh para anggota
rapat. Dengan demikian dicapailah kesepakatan bahwa Indonesia akan dibangun atas dasar
lima sila yang disebut Pancasila.
A. Perkembangan Pancasila Pada Masa Kependudukan Jepang
Perjuangan bangsa Indonesia belum berhasil mengusir penjajah Barat sampai akhirnya
meletus pernag pasifik pada tanggal 7 desember 1941, yaitu perang antara Jepang di satu
pihak, melawan sekutu (Inggris, Amerika Serikat, Belanda) di lain pihak Jepang melakukan
pomboman terhadap kekuatan armada Amerika Serikat di Pearl Harbour.
Pada tanggal 9 maret 1942. Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang
dan sejak saat itu dimulailah penjajahan Jepang terhadap Indonesia. Tidak berbeda dengan
penjajah-penjajah lain, Jepang pun melakukan penindasan dan kekejaman yang mengakibatkan
penderitaan rakyat, karena itu mulai timbul perlawanan-perlawanan rakyat terhadap Jepang
baik secara legal maupun ilegal, misalnya pemberontakan PETA di Blitar.
Jepang menduduki Indonesia kurang lebih selama 3,5 tahun. Walaupun masa pendudukan
Jepang merupakan masa yang amat berat di dalam sejarah bangsa Indonesia, namun demikian
periode itu merupakan suatu momentum yang memacu gerakan kebangsaan dan gerakan
kemerdekaan Indonesia.
Pada awalnya Jepang membuat suatu kebijakan politik yang dimaksudkan agar bangsa
Indonesia menjadi salah satu bagian dalam kekuatan Jepang. Namun hal itu secara tidak
langsung membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk lebih menantangkan pembunuhan
pergerakan kebangsaan dan gerakan Indonesia Merdeka.
Untuk lebih meyakinkan bangsa Indonesia, Jepang membentuk BPUPKI pada tanggal 1 maret
1945. Tugas badan ini ialah untuk mempersiapkan hal-hal yang penting yang berhubungan
dengan kemerdekaan bangsa dalam hal politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan lain-lain.
Melalui badan bentukan Jepang inilah para pemimpin Indonesia merancang sebuah dasar
negara. Dan di dalam badan ini muncullah pemikiran-pemikiran mengenai Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia.
Dalam masa tersebut, walaupun ideologi kebangsaan merupakan faktor yang dominan di dalam
perkembangan pemikiran pada waktu itu, namun status Pancasila belum menjadi dasar negara
dan belum mempunyai kekuatan hukum secara utuh, karena belum ada negara Indonesia yang
merdeka.
B. Perkembangan Pancasila pada Masa Berlakunya UUD 1945 yang pertama
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat itulah bangsa
Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945 BPUPKI mengesahkan pembukaan
dan batang tubuh UUD 1945. Dengan demikian, maka pancasila yang dalam artian lima dasar
negara resmi menjadi dasar negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
“kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanankan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan dan kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta dengan mewjudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Dalam periode ini pemikiran mengenai Pancasila sebagian besar bersifat ideologis. Selain itu
praktek kehidupan politik dan kenegaraan yang terjadi pada waktu itu turut serta membentuk
perkembangan pemikiran mengenai Pancasila pada masa itu.
C. Perkembangan Pancasila Selama Periosde Berlakunya Konstitusi RIS
Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), keududukan pancasila tidak dapat
ditangguhkan sebagai dasar negara yang tunggal, meskipun nama pancasila tidak terdapat di
dalam pembukaan konstitusi Republik Indonseia Serikat (RIS), status Pancasila ideologi
kebangsaan, dasar negara, dan sumber hukum tetap tertahan di dalam periode ini. Bahkan
perkembangan atau pemikiran mengenai pancasila menunjukkan suatu kemajuan di kalangan
masyarkat akademis.
D. Perkembangan Pancasila Selama Masa Berlakunya UUDS 1950
Pemikiran tentang lima dasar negara ada terdapat dalam mukaddimah Undang-Undang
Dasar sementara (UUDS) 1950, namun seperti halnya dengan UUD 1945 maupun konstitusi RIS,
nama pancasila dalam UUDS 1950 juga tidak tercantum. Meskipun demikian, pendapat bahwa
lima dasar negara itu adalah Pancasila dalam periode ini sudah semakin berkembang,
perumusan mengenai dasar negara tetap mencerminkan pemikiran ideologi kebangsaan.
Dengan demikian status Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional tetap
berkelanjutan.
E. Perkembangan Pancasila Selama Orde Lama
Dalam menghadapi krisis dan permasalahan yang terjadi di dalam majelis konstituante,
Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan dekrit pada tnaggal 5 Juli 1959 yang isinya adalah:
a. Membubarkan Konstituante
b. Menyatakan berlakunya kemnbali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)\
Dengan keluarnya dekrit Presiden Soekarno tersebut, maka berlakulah kembali UUD
1945, dan secara otomatis dinyatakan pula eksistensi pancasila sebagai dasar negara. Dengan
dekrit tersebut, kedudukan pancasila sebagi dasar negara dan sumber hukum dikukuhkan,
meskipun hal ini tidak disampaikan secara langsung dalam dekrit presiden Soekarno. Dan hal itu
pula yang menyebabkan terjadinya pergulatan ideologi tidak berhenti.
Selama orde lama, Soekarno menetapkan sistem demokrasi terpimpin dalam memimpin negara
Indonesia yang secara prinsip bertolak belakang dengan sila keempat pancasila mengenai
pengambilan keputusan berdasarkan pemusyawaratan perwakilan. Soekarno juga
menyampaikan sebuah konsep politik integrasi antara tiga paham dominan saat itu yaitu
nasionalis, agama, dan komunis (NASAKOM) yang kemunculannya lebih sering dibandingkan
dengan dasar negara Indonesia sendiri.
Periode 1959-1966 yang dikenal dengan periode demokrasi terpimpin (demokrasi yang berada
pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno)
- Telah terjadi penyimpangan pancasila dalam konstitusi
- Presiden Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup,
menggabungkan nasionalis (NASAKOM)
- Terjadi pemerosotan di sebgian masyarakat
- Pemberontakan partai komunis Indonesia (PKI) 30-9-1965 dipimpin oleh D.N.
Aidit, tujuan utama: mendirikan negara soviet Indonesia yang berideologi komunis
sebagai pengganti Pancasila.
F. Perkembangan Pancasila selama Orde Baru
Apabila pada masa sebelumnya pemikiran Pancasila masih diliputi dengan
ditanamkannya ideologi-ideologi lain ke dalam penafsiran Pancasila, maka pada masa orde baru
ini menampilkan pemikiran pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
sebagai tema pemikiran utama. Pada masa ini, pandangan umum mengenai Pancasila kembali
dikuatkan dengan penempatannya sebagai dasar negara dalam satu rangkaian intergratif
dengan UUD 1945 (Soemantri, 2007:17). Pada saat itu seluruh komponen bangsa harus
sepaham dengan Pancasila.
G. Perkembangan Pancasila Selama Reformasi
Pada tahun 1998 muncullah gerakan reformasi yang menyebabkan presiden Soeharto
harus lengser dari jabatannya sebgai presiden. Namun sampai saat ini , nampaknya gerakan
reformasi tersebut belum membawa perubahan yang signifikan mengenai pengamalan
Pancasila di masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perilaku atau sifat yang muncul di
masyarakat atau bahkan dalam pemerintahan sendiri. Masih banyak penyelewangan-
penyelewangan yang terjadi di dunia politik, atau bahkan masih ada orang yang dengan sengaja
memaksakan kehendak demi kepentingannya sendiri.
Namun hal itu masihlah wajar, mengingat gerakan refomasi di Indonesia ini masih belum lama,
atau bahlam masih bisa dikatakan dalam masa proses. Selain itu gerakan reformasi ini juga
tampaknya tidaklah sepenuhnya gagal, melalui gerakan ini banyak muncul tokoh-tokoh yang
unggul, berkompeten dan memihak pada rakyat.
Dampak positif lainnya adalah semakin meningkatnya partisipasi rakyat terhadap poliitk,
sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap masalah yang timbul di bidang
pemerintahan. Hal itu terjadi karena keebasan berpendapat yang dijunjung tinggi, sehingga
merek bebeas mengeluarkan ide atau gagasan-gagan yang menurut mereka bisa membantu
mengatasi masalah dengan bidang politik.
Pada tahun 2004 sampai sekarang, mulai berkembang gerakan-gerakan yang bertujuan untuk
membangun kembali untuk membangun semangat nasionalisme melalui seminar-seminar dan
kongres. Hal itu bertujuan untuk menjaga eksistensi Pancasila sebagi pandangan hidup dan
dasar negara bangsa Indonesia. Melalui gerakan tersebut diharapka penanaman dan
pengalaman terhadap nilai-nilai pancasila semkain tinggi, baik di dalam pemerintahan maupun
masyarakat itu sendiri

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi
dasar, pedoman, maupun landasan bernegara Republik Indonesia akan memudahkan dalam
memberikan jaminan atas stabilitas dan kelestarian jalannya pemerintahan Negara RI. Juga
memberikan jaminan akan kestabilan serta tegaknya tatanan hukum sehingga dapat
mengawasi dan mendeteksi terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan pembangunan nasional, termasuk segenap program-program yang telah
digariskan dalam pencapaian sasaran.
Kesemua hal tersebut, akhirnya akan dapat mendukung pengembalian kepercayaan dan
keyakinan masyarakat terhadap terlaksananya pemerintahan yang baik dan stabil serta
tegaknya tatanan hukum dalam Negara RI.
Akhirnya, Pancasila sebagai dasar negara juga dapat memberikan motivasi atas
keberhasilan serta tercapainya suatu cita-cita atau tujuan nasional yang juga merupakan cita-
cita proklamasi kemerdekaan Republik Indoneisa, yaitu suatu masyarakat yang adil dan
makmur, hidup berdampingan dengan negara-negara di dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
3.2. Saran
Berdasarkan wacana di atas kita dapat menyadari betapa pentingnya Pancasila sebagai
dasar negara ini. Oleh karena itu kita harus menjunjung tinggi Pancasila dan mengamalkan sila-
sila yang termaktub di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai