Anda di halaman 1dari 4

Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan adalah meningkatnya jumlah kuantitas massa sel dengan cara


terbentuknya sel-sel baru. Terjadinya proses pertumbuhan tergantung dari
kemampuan sel dalam membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia di
lingkungan.

Siklus Pertumbuhan sel geometrik Bakteri

Pada bakteri, pertumbuhan secara aseksual dan disebut dengan pembelahan biner.
Pembelahan biner berlangsung dengan interval yang teratur dengan penambahan
atau kelipatan secara eksponensial.
Baca Juga

 Kromosom Kelamin
 Klasifikasi dan Ordo Serangga
 Karakteristik dan Morfologi Serangga

Fase Pertumbuhan Bakteri


Fase pertumbuhan bakteri merupakan fase pembelahan sek bakteri yang melalui
beberapa fase yaitu, Fase lag, Fase Logaritma/Exponensial, Fase Stasioner dan
Fase Kematian.
Kurva Pertumbuhan Bakteri
a. Fase Lag (Fase Penyesuaian)
Fase Lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan yang baru. Lama
fase lag pada bakteri sangat bervariasi, tergantung pada komposisi media, pH, suhu,
aerasi, jumlah sel pada inokulum awal dan sifat fisiologis mikro organisme pada
media sebelumnya. Ketika sel telah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
maka sel mulai membelah hingga mencapai populasi yang maksimum. Fase ini
disebut fase logaritma atau fase eksponensial. Pada fase ini tidak ada pertambahan
populasi, sel mengalami perubahan dalam komposisi kimia dan bertambah ukuran,
substansi intraseluler bertambah.

b. Fase Logaritma / Exponensial


Fase Logaritma / eksponensial ditandai dengan terjadinya periode pertumbuhan
yang cepat. Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua sel. Variasi derajat
pertumbuhan bakteri pada fase eksponensial ini sangat dipengaruhi oleh sifat
genetik yang diturunkannya. Selain itu, derajat pertumbuhan juga dipengaruhi oleh
kadar nutrien dalam media, suhu inkubasi, kondisi pH dan aerasi. Ketika derajat
pertumbuhan bakteri telah menghasilkan populasi yang maksimum, maka akan
terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang mati dan jumlah sel yang hidup.

c. Fase Stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan laju
kematiannya.Sehingga jumlah bakteri keseluruhan bakteri akan tetap.
Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya pengurangan
derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh kadar nutrisi yang berkurang dan
terjadi akumulasi produk toksik sehingga mengganggu pembelahan sel. Fase
stasioner ini dilanjutkan dengan fase kematian yang ditandai dengan peningkatan
laju kematian yang melampaui laju pertumbuhan, sehingga secara keseluruhan
terjadi penurunan populasi bakteri.

d. Fase Kematian
Fase Kematian merupakan fase dimana laju kematian lebih besar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri


a. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C,
dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C,
dengan suhu optimum 25° – 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40° – 75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C
4. Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam
sumber air panas bersuhu 93° – 500°C.

b. Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

c. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya
merusak sel mikro organisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri
dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau
zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa
spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.

Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali


mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel
bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu
ujungnya.

d. Zat kimia
Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri
e. Nutrisi
Semakin banyak nutrisi maka semakin meningkat pertumbuhan dari bakteri dalam
hal melakukan pembelahan

Anda mungkin juga menyukai