Anda di halaman 1dari 18

VII.

INTERVENSI

Nama Klien : Sdr. S

Diagnosa Medis : Fraktur femur supracondiler dextra (post op orif H+1)

No Hr, Diagnosa Tujuan dan KH (NIC & NOC) Rencana Tindakan Rasional
Tanggal/ Keperawatan
jam
1 Rabu, 3 juli Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara komprehensif 1. Dengan
2013 b.d keperawatan selama 3 x 24 jam tentang nyeri, meliputi: pengkajian
Jam 09.00 Agen Injury diharapkan nyeri berkurang lokasi, karakteristik dan secara
WIB Fisik dengan kriteria hasil : onset, durasi, frekuensi, komprehensif
1. Pain control (kontrol nyeri) kualitas, intensitas atau akan didapatkan
- Klien mampu mengenal beratnya nyeri dan faktor- informasi
penyebab nyeri (5) faktor presipitasi. tentang nyeri.
- Klien mampu mengenal 2. Observasi isyarat- isyarat 2. Mendapat data
Onset nyeri (5) non verbal dari yang tidak
- Klien mampu melakukan keidaknyamanan, disampaikan
tindakan pencegahan (5) khususnya dalam klien secara
- Klien mampu ketidakmampuan untuk verbal.
menggunakan analgetik komunikasi secara efektif. 3. Analgetik dapat
dengan tepat (5) 3. Berikan analgetik. mengurangi rasa
- Klien mampu mengenal 4. Gunakan komunikasi nyeri.
tanda- tanda pencetus terapeutik agar pasien 4. Membantu klien
nyeri untuk mencari dapat mengekspresikan dalam
pertolongan (5) nyeri. mengekspresika
- Klien mampu mengenal 5. Berikan informasi tentang n nyeri.
gejala nyeri (5) nyeri, seperti: penyebab, 5. Dengan
- Klien mampu melaporkan berapa lama terjadi, dan memberikan
kontrol nyeri (4) tindakan pencegahan. penjelasan
2. Pain level (tingkat nyeri) 6. Ajarkan penggunaan diharapkan
- Melaporkan nyeri (4) tehnik non-farmakologi pasien tidak
- Lamanya episode nyeri (4) (relaksasi, guided merasa cemas
- Merintih dan menangis (5) imagery, terapi musik, dan dapat
- Ekspresi wajah saat nyeri (5) distraksi). melakukan
- Kegelisahan (5) 7. Tingkatkan tidur atau sesuatu yang
- Ketegangan otot (4) istirahat yang cukup. dapat
- Perubahan nafsu makan (5) 8. Turunkan dan hilangkan mengurangi
faktor yang meningkatkan nyeri.
nyeri (rasa takut, 6. Tindakan non
kelelahan, dan kurangnya farmakologi
pengetahuan) dapat
9. Posisikan klien untuk mengurangi
memperoleh kenyamanan. nyeri.
10. Tentukan dampak dari 7. Dengan istirahat
ekspresi nyeri terhadap yang cukup
kualitas hidup : nafsu diharapkan
makan. nyeri dapat
berkurang.
8. Ruangan yang
tenang dan
nyaman dapat
membantu klien
dalam istirahat
dan mengurangi
nyeri.
9. Posisi yang
nyaman dapat
mengurangi
nyeri.
10. Mengetahui
asupan nutrisi
yang masuk
selama periode
nyeri

VIII. IMPLEMENTASI

Nama Klien : Sdr. S

Diagnosa Medis : Fraktur femur supracondiler dextra (post op orif H+1)

No Hari, Tanggal/ jam Implementasi Respon Klien TTD


I Rabu, 3 juli 2013 - Mengkaji nyeri secara komprehensif, S: klien mengatakan nyeri pada luka
Jam 08.00 WIB meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, post op orif.
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau O: tangan klien terlihat memegangi
beratnya nyeri, dan faktor- faktor area yang nyeri.
presipitasi.
I Jam 08.15 WIB - Melakukan pemeriksaan TTV (tanda- S: klien mengatakan bersedia saat akan
tanda vital) diperiksa.
O: - TD = 120/ 80 mmHg
- N = 90x / menit
- S = 37º C
- RR = 20x / menit
I Jam 08.35 WIB - Memberikan injeksi: S: klien bersedia saat akan disuntik.
Ketorolac 30 mg per IV O: obat masuk per IV (intra vena),
tidak ada oedema.
I Jam 09.00 WIB - Mengobservasi isyarat- isyarat non S: -
verbal dari ketidaknyamanan, khususnya O: wajah klien tampak tegang, klien
dalam ketidakmampuan untuk melindungi area yang sakit.
komunikasi secara efektif.
I Jam 12.05 WIB - Menjelaskan kepada klien alasan S: klien mengatakan mengerti
istirahat yang cukup. O: -
I Jam 12.15 WIB - Menganjurkan klien untuk istirahat. S: klien mengerti apa yag disampaikan
perawat.
O: -
I Jam 12.30 WIB - Menentukan dampak dari ekspresi nyeri S: klien mengatakan nafsu makan
terhadap kualitas hidup : nafsu makan berkurang, klien hanya menghabiskan
3 sendok saja
O: -
I Jam 19.45 WIB - Memposisikan klien untuk memperoleh S: klien mengatakan lebih nyaman
kenyamanan. O: klien rileks
I Jam 20.15 WIB - Memberikan injeksi: S: klien bersedia saat akan disuntik.
Ketorolac 30 mg per IV O: obat masuk per IV (intra vena),
tidak ada oedema.
I Kamis, 4 juli 2013 - Memonitor nyeri secara komprehensif, S: klien mengatakan nyeri berkurang
Jam 08.15 WIB meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, dibandingkan tadi pagi dengan skala
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau nyeri 5.
beratnya nyeri dan faktor- faktor O: klien lebih tenang.
presipitasi.
I Jam 08.35 WIB - Memberikan injeksi: Ketorolac 30 mg S: klien bersedia saat akan disuntik.
per IV O: obat masuk per IV (intra vena),
tidak ada oedema.
I Jam 10.00 WIB - Menggunakan komunikasi terapeutik S: klien mengatakan nyeri berkurang.
agar klien dapat mengekspresikan nyeri. O: klien lebih tenang.
I Jam 14.00 WIB - Menentukan dampak dari ekspresi nyeri S: klien mengatakan nafsu makan
terhadap kualitas hidup : nafsu makan berkurang, klien menghabiskan ½
porsi makan
O: -
I Jam 14.15 WIB - Melakukan pemeriksaan TTV. S: -
O: - TD = 120/ 80 mmHg
- N = 92x / menit
- S = 38,2º C
- RR = 21x / menit
I Jam 14.20 WIB - Memberikan terapi obat oral paracetamol S: -
tablet. O: obat masuk per oral.
I Jam 19.00 WIB - Memotivasi kompes hangat. S: keluarga menerima.
O: kompres dilakukan.
I Jam 19.45 WIB - Mengajarkan tehnik non farmakologi S: klien mengatakan lebih rileks.
(nafas dalam). O: klien kooperatif saat belajar nafas
dalam.
- Memberikan ijeksi per IV:
I Jam 20.00 WIB S: -
Ketorolac 30 mg per IV O: obat masuk per IV.

I Jam 20.15 WIB - Menganjurkan klien untuk istirahat. S: klien mengatkan bersedia.
O: -

I Jum’at, 5 juli 2013 - Memonitor nyeri secara komprehensif, S: klien mengatakan nyeri berkurang
Jam 08.00 WIB meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, dan lebih tenang, skala nyeri 3
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau O: - klien sudah jarang menahan sakit.
beratnya nyeri, dan faktor- faktor - klien lebih rileks.
presipitasi. - klien masih melindungi area
nyeri.
- Menentukan dampak dari ekspresi nyeri
I Jam 08.15 WIB S: klien mengatakan nafsu makan
terhadap kualitas hidup : nafsu makan
sudah kembali normal
O: klien menghabiskan porsi makan
yang diberikan dari RS
I Jam 08.45 WIB S: -
- Memberikan injeksi per IV:
O: obat masuk per IV.
Ketorolac 30 mg per IV
I Jam 10.00 WIB S: -
- Mengulangi mengajarkan tehnik non
O: klien lebih tenang.
I Jam 13.30 WIB farmakologi (nafas dalam). S: -
- Melakukan pemeriksaan TTV. O: - TD = 120/ 70 mmHg
- N = 79x / menit
- S = 36,3º C
- RR = 19x / menit
I Jam 15.00 WIB - Memberikan dukungan terhadap klien S: klien dan keluarga mengatakan
dan keluarga terima kasih.
O: klien dan keluarga kooperatif.
IX. EVALUASI

Nama Klien : Sdr. S

Diagnosa Medis : Fraktur Femur Supracondiler Dextra (Post Op Orif H+1).

No Diagnosa Hari, Tanggal/Jam Evaluasi TTD


I Rabu, 3 Juli 2013 S : klien mengatakan masih merasakan nyeri, nyeri sering dirasakan dan
jam 20.00 WIB bertambah nyeri saat digerakan, nyeri seperti tertusuk- tusuk, nyeri
tersebut berada pada paha kanan, skala nyeri 6 dan nyeri terus- menerus.
O : - Wajah klien tampak meringis menahan sakit.
- Dahi klien berkerut saat nyeri.
- Klien memejamkan mata saat menahan nyeri.
- TD = 110 / 90 mmHg
- S = 36,5º C
- N = 87 x / menit
- RR = 21 x / menit
A : Masalah nyeri akut belum teratasi.
- Indikator pain control:
- Mengenal penyebab nyeri (2).
- Mengenal onset nyeri (2).
- Melakukan tindakan pencegahan (3).
- Menggunakan analgetik dengan tepat (4).
- Mengenal tanda- tanda pencetus nyeri untuk mencari pertolongan
(2).
- Mampu mengenal gejala nyeri (5).
- Mampu melaporkan kontrol nyeri (2).
- Indikator paint level:
- Melaporkan nyeri (3).
- Lamaya episode nyeri (3).
- Merintih dan menangis (3).
- Ekspresi wajah saat nyeri (3).
- Kegelisahan (4).
- Ketegangan otot (2).
- Perubahan nafsu makan (3).
P : Lanjutkan intervensi:
- Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intsitas atau
beratnya nyeri, dan faktor- faktor presipitasi.
- Observasi isyarat- isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,
khususnya dalam ketidakmampuan komunikasi secara efektif.
- Berikan analgetik sesuai dengan anjuran.
- Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspreskan nyeri.
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan.
- Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (relaksasi, terapi
musik, distraksi).
- Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup.
- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
- Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup :
nafsu makan.
I Kamis, 4 juli 2013 S: Klien mengatakan nyeri pada luka operasinya berkurang, nyeri
Jam 20.30 WIB dirasakan saat bergerak dan nyeri seperti tertusuk- tusuk, nyeri berada di
paha kanan, skala nyeri 4, dan hilang timbul.
O: - Wajah klien tampak rileks.
- Masih melindungi area nyeri.
- TD = 120/ 80 mmhg
- N = 92x / menit
- S = 38,2º C
- RR = 21x / menit
A: Masalah nyeri akut belum teratasi.
- Indikator pain control:
a. Mengenal penyebab nyeri (4).
- Mengenal onset nyeri (4).
- Melakukan tindakan pencegahan (3).
- Menggunakan analgetik dengan tepat (4).
- Mengenal tanda- tanda pencetus nyeri untuk mencari pertolongan
(3).
- Mampu mengenal gejala nyeri (4).
- Mampu melaporkan kontrol nyeri (3).
- Indikator paint level:
- Melaporkan nyeri (4).
- Lamaya episode nyeri (4).
- Merintih dan menangis (4).
- Ekspresi wajah saat nyeri (4).
- Kegelisahan (4).
- Ketegangan otot (3).
- Perubahan nafsu makan (4).
P: Lanjutkan intervensi:
- Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intsitas atau
beratnya nyeri, dan faktor- faktor presipitasi.
- Observasi isyarat- isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,
khususnya dalam ketidakmampuan komunikasi secara efektif.
- Berikan analgetik sesuai dengan anjuran.
- Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspreskan nyeri.
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan.
- Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (relaksasi, terapi
musik, distraksi).
- Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup.
- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
- Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup :
nafsu makan.

I Jum’at, 5 juli 2013 S: Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada luka operasinya tetapi
Jam 14.00 WIB tidak seperti kemarin, nyeri dirasakan saat bergerak, klien merasakan
nyeri seperti tertusuk- tusuk, nyeri berada di paha kanan, skala nyeri 3 dan
nyeri hilang timbul.
O: - Wajah klien tampak lebih rileks
- Masih melidungi area yang sakit.
- TD = 120/ 70 mmHg
- N = 79x / menit
- S = 36,3º C
- RR = 19x / menit
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian.
- Indikator pain control:
- Mengenal penyebab nyeri (5).
- Mengenal onset nyeri (5).
- Melakukan tindakan pencegahan (5).
- Menggunakan analgetik dengan tepat (5).
- Mengenal tanda- tanda pencetus nyeri untuk mencari pertolongan
(5).
- Mampu mengenal gejala nyeri (5).
- Mampu melaporkan kontrol nyeri (5).
- Indikator paint level:
- Melaporkan nyeri (4).
- Lamaya episode nyeri (4).
- Merintih dan menangis (5).
- Ekspresi wajah saat nyeri (5).
- Kegelisahan (5).
- Ketegangan otot (4).
- Perubahan nafsu makan (5).
P: Lanjutkan intervensi:
- Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intsitas atau
beratnya nyeri, dan faktor- faktor presipitasi.
- Observasi isyarat- isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,
khususnya dalam ketidakmampuan komunikasi secara efektif.
- Berikan analgetik sesuai dengan anjuran.
- Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspreskan nyeri.
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan.
- Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (rileksasi, terapi
musik, distraksi).
- Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup.
- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
- Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup :
nafsu makan.

Anda mungkin juga menyukai