Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAJAR

Pengantar Studi Islam Sulaiman Kurdi, S. Ag, M. Si

ADAB MENUNTUT ILMU

KELOMPOK 7

Sartika Sri Mulia : 190102030329


Luthfia Rahma Halizah : 190102030279
Muhammad Hasby Ash Shiddieqy : 190102030312
Jamal Abdillah. : 190102030388

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sulaiman Kurdi, S. Ag, M. Si selaku
dosen pengajar kami yang telah memberikan tugas ini sehingga kami bisa mendapatkan
banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam masalah adab menuntut ilmu.

Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat
serta menambah pengetahuan. Kami tentunya menyadari bahwa dalam makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat
mengharapkan masukan serta kritikan dari para pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banjarmasin, 31 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN.............................................................................................2

A. Definisi Ilmu Al-Ilmu.......................................................................................2


B. Hadist Tentang Adab Menuntut Ilmu...............................................................2
C. Adab-adab Yang Harus Dilakukan Oleh Penuntut Ilmu..................................4
D. Hal-hal Yang Menghalangi Tercapainya Ilmu Dan Kesalahan Yang Wajib
Dijauhi Dalam Menuntut Ilmu.........................................................................4

BAB III. PENUTUP.....................................................................................................6

A. Kesimpulan.......................................................................................................6
B. Saran.................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adab dalam menuntut ilmu sangatlah penting. Sebab, banyak dari penuntut ilmu
yang lupa atau tidak menaruh perhatian sama sekali tentang masalah ini sehingga ia
menjadi seorang penuntut ilmu yang kaku, kasar, tidak punya adab, bahkan bersikap
kurang ajar kepada orang tua dan guru dan yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat
kepadanya.
Menuntut ilmu adalah suatu kemuliaan yang sangat besar dan menempati
kedudukan tinggi yang tidak sebanding dengan amal apapun. Laki-laki maupun
perempuan diwajibkan menuntut ilmu yang bersumber dari Al’Qur’an dan As-
Sunnah, karena dengan ilmu yang dipelajari, mereka akan dapat mengerjakan amal-
amal shalih, yang akan mengantarkan mereka ke surga.
Rasullulah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, ”Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap muslim.” Imam Al-Qurthubi Rahimahullah menjelaskan bahwa hukum
menuntut imu terbagi 2:
 Hukumnya wajib, seperti menuntut ilmu tentang shalat, zakat, dan puasa.
Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan bahwa menuntut
ilmu itu hukumnya (wajib).
 Hukumnya fardhu kifayah, seperti menuntut ilmu tentang pembagian berbagi
hak, tentang pelaksanaan hukum hadd (cambuk, potong tangan, dan lainnya)
sebab, tidak mungkin semua orang dapat mempelajarinya, dan apabila
diwajibkan setiap orang, tidak akan mungkin semua orang bisa melakukannya,
atau bahkan mungkin dapat menghambat jalan hidup mereka. Karena’nya
hanya beberapa orang tertentu sajalah yang diberikan kemudahan oleh Allah
dengan rahmat dan hikmah’Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi ilmu?
2. Apa saja hadist yang berkaitan dengan adab menuntut ilmu?
3. Bagaimana adab seorang penuntut ilmu?
4. Apa saja hal-hal yang menghalangi tercapainya ilmu serta kesalahan yang
wajib dijauhi dalam menuntut ilmu?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Al-Ilmu


Secara bahasa, Al-Ilmu (ilmu) adalah lawan dari Al’jahl (kebodohan), yaitu
mengetahui sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya dengan pengetahuan pasti.
Secara istilah, dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa ilmu adalah ma’rifah
(pengetahuan) sebagian lawan dari al’jahl (ketidakahuan). Menurut ulama lainnya,
ilmu itu lebih jelas dari apa yang diketahui.
Adapun ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i artinya ilmu yang diturunkan Allah
kepada rasul-nya berupa keterangan dan petunjuk. Maka ilmu yang terkandung
didalamnya terkandung pujian dan sanjungan adalah ilmu wahyu, yaitu ilmu yang
diturunkan oleh Allah saja. Nabi Muhammad SAW. bersabda: “barang siapa yang
dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka dia akan menjadikannya faham tentang
agamanya.”
Para ulama terdahulu bahkan selalu mengajarkan anak-anak mereka mempelajari adab
terlebih dahulu sebelum menuntut ilmu.
Imam Sufyab Ats-tsauri rahimahullah mengatakan, ”aku akan mempelajari adab
selama 30 tahun kemudian aku menuntut ilmu selama 20 tahun, mereka mempelajari
adab sebelum belajar ilmu,” beliau juga mengatakan,” adab itu 2/3 dari ilmu.”

B. Hadist Tentang Adab Menuntut Ilmu


Rasullulah SAW. bersabda “ barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i semestinya ia
lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia melakukan melainkan
untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya
aroma surga pada hari kiamat. Bahkan orang yang menuntut ilmu bukan karena
mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan dalam neraka.”
’’Apakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak
berilmu? Hanyalah orang yang berakal yang bisa mengambil pelajaran.” (Q.S. Az-
Zumar : 9)
Tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu sebagaimana
tidak sama orang yang hidup dengan orang mati, orang yang mendengar dengan orang
yang tuli, dan orang yang melihat dengan orang yang buta. Ilmu adalah cahaya yang
bisa dijadikan petunjuk oleh manusia sehingga mereka bisa keluar dari kegelapan
menuju cahaya yang terang. Ilmu menjadi sebab diangkatnya derajat orang-orang
yang yang dikehendaki oleh Allah dari kalangan hamba’nya, “niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat….’(Q.S Al-Mujadilah : 11)

Diantara keutamaan ilmu yang terpenting adalah sebagai berikut :


1. Ilmu adalah warisan para nabi.
2. Ilmu itu abadi, sedangkan harta adalah fana (akan sirna)
3. Pemilik ilmu tidak merasa lelah dalam menjaga ilmu.
4. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi para saksi atas kebenaran.
5. Ahli ilmu termasuk salah seorang dari dua golongan ulul’amri yang wajib
ditaati.
6. Ahli ilmu adalah orang yang melaksanakan perintah Allah ta’ala sampai hari
kiamat.
7. Rasullulah SAW tidak pernah mendorong seseorang agar iri kepada orang lain
atas suatu nikmat yang telah Allah karuniakan kecuali (atas) dua macam
nikmat. Pertama, mencari ilmu dan mengamalkanya. Kedua, pedagang yang
menjadikan hartanya sebagai alat untuk memperjuangkan islam.
8. Ilmu adalah jalan menuju surga , sebagaiman yang ditunjukan oleh hadist abu
hurairah radiollahhu’anhu bahwa nabi SAW bersabda: “dan barangsiapa yang
meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
kesurga.’ (HR. Muslmim)
9. Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan
membuatnya faham tentang agamanya ‘bagaimana yang diterangkan dalam
sebuah hadist dari mu’awiyah rodiallahu’anhu.” Rasullulah SAW bersabda
“barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan faham
tentang agama’nya.” (telah disebutkan takhrijnya)
10. Orang yang berilmu adalah cahaya yang menerangi manusia dalam urusan
agama dan dunia mereka.
11. Sesungguhnya Allah akan mengangkat derjat ahli ilmu di akhirat dan juga
dunia. “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang berilmu beberapa derjat.” (QS. AL –MUJAADILAH:11)

C. Adab-adab Yang Harus Dilakukan Oleh Penuntut Ilmu


1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu, dalam menuntut ilmu kita harus
ikhlas karena Allah ta’ala, mencari ilmu untuk mendapatkan wajah Allah dan
negeri akhirat.
2. Menghilangkan kebodohan dari dirinya dan diri orang lain.
3. Hikmah (bijaksana)
4. Seorang penuntut ilmu harus sabar dalam belajar dan bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu dan rindu mendapatkannya
5. Memohon kepada Allah mendapatkan ilmu yang bermanfaat
6. Menjaukan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah
7. Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu terhadap menuntut ilmu
8. Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan bapak atau ibu guru
9. Diam ketika pelajaran disampaikan
10. Berusaha memahami ilmu syar’i yang disampaikan
11. Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan
12. Mengikat ilmu dengan tulisan
13. Mengamalkan ilmu syar’i yang telah dipelajari
14. Mendakwahkan ilmu.

D. Hal-hal Yang Menghalangi Tercapainya Ilmu Dan Kesalahan Yang Wajib Dijauhi
Dalam Menuntut Ilmu
1. Hasad (dengki/iri) artinya membenci datangnya nikmat Allah kepada orang
lain dengki akan mengurangi pahala seseorang dalam mencari ilmu,
memperlemah hafalannya, dan mengurangi konsentrasinya dalam menghadiri
dan memahami ilmu.
2. Berfatwa tanpa ilmu
3. Kibr (sombong) seorang thalibul ilmu (pencari ilmu) harus tunduk kepada
kebenaran, ttaslim ( menerima), tidak boleh sekali-kali menolak
kebenaran dengan rayu’nya, hawa nafsunya, atau lainya. Apabila disampaikan
Al-Qur’an dan Sunnah, orang yang sombong tidak akan masuk surga.
4. Fanatik terhadap madzhab dan pendapat, penuntut ilmu harus menghindari
sikap berkelompok dan bergolongan-golongan dimana ia mengikuti loyalitas
(kecintaan) kepada kelompok tertentu atau golongan tertentu.
5. Merasa mampu (‘alim) sebelum layak (berlagak sok alim), merasa dirinya
sudah menguasai ilmu syar'i lalu berani ceramah, mengajar, berdakwah,
tabligh, dan lainnya (pada hakekatnya mereka adalah da'i gadungan).
6. Buruk sangka
7. Bertengkar dan debat kusir masalah syari’at karena itu adalah cara-cara ahlul
bid’ah pelakunya tidak mempunyai pendapat yang tetap setiap harinya punya
pendapat terbaru.
8. Penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usaha untuk memperoleh dan
mengamalkan ilmu. FUTUR yaitu rasa malas, enggan, lamban, dan tidak
semangat padahal sebelumnya ia rajin, bersungguh-sungguh, dan penuh
semangat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menuntut ilmu agama merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim. Sebab
seseorang tidak dapat melaksanakan kewajiban agamanya jika tidak dilandasi dengan
pengetahuan tentangnya. Seorang penuntut ilmu harus mempunyai adab-adab dalam
menuntut ilmu, serta beberapa adab-adab islam yang seharusnya terdapat pada para
penuntut ilmu. Sebab, banyak sekali dari penuntut ilmu yang lupa atau tidak menaruh
perhatian sama sekali tentang adab menuntut ilmu.

B. Saran
Sebagai seorang penutut ilmu kita harus senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT.
dimanapun kita berada, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-
larangan Allah dan Rasulnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kitabul’ilmi syarah hilyah thaalibil’ilmi Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin


Adab dan akhlak menuntut ilmu, Yazid Bin Abdul Qadir Al-Jawas. Cetakan ke 3, pustaka at-
taqwa
Panduan lengkap menuntut ilmu, Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin. Cet.1, pustaka ibnul
katsir

Anda mungkin juga menyukai