PENDAHULUAN
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut telinga tengah. Penyakit ini
70% anak mengalami satu atau lebih episode otitis media menjelang usia 3 tahun.
Penyakit ini terjadi terutama pada anak dari baru lahir sampai umur sekitar 7 tahun,
Faktor utama penyebab OMA adalah sumbatan tuba eustachius. Sumbatan ini
menyebabkan fungsi tuba untuk mencegah invasi bakteri dari nasofaring ke telinga
tengah terganggu. Manifestasi dari penyakit ini beragam sesuai dengan 5 stadium
resolusi.2
timpani perlahan-lahan akan normal kembali, namun pada kasus yang sudah
mengalami perforasi dapat berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik (OMSK)
subperiosteal sampai komplikasi berat sepert meningitis dan abses otak. Namun
komplikasi ini lebih sering ditemukan sebagai komplikasi OMSK setelah adanya
antibiotika.2
Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012,3 untuk itu dokter layanan primer harus
1
1.2 Rumusan Masalah
akut?
Memahami pendekatan diagnosis dan tatalaksa pada kasus otitis media akut.
Makalah ini ditulis dengan membandingkan teori pada literatur dengan kasus
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Telinga luar: Terdiri dari aurikula, meatus akustikus eksternal, dan membran
timpani
tekanan pada bagian tengah yang disebut dengan umbo. Dari umbo akan bermula
3
suatu refleks cahaya ke arah bawah yaitu kearah jam 7 untuk membran timpani kiri
Membran timpani terdiri dari pars flasksida (Membran sharpnell) dan pars
tensa (Membran propria). Pars flaksida memiliki 2 lapis yaitu bagian luar lanjutan
dari epitel telinga luar dan bagian dalam oleh sel kubus bersilia seperti mukosa
saluran nafas. Pars tensa memilik 1 lapisan lagi di tengah yaitu lapisan yang terdiri
dari serat kolagen dan serat elastin. Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran
dengan menarik garis searah dengan procesus longus maleus dan garis yang tegak
4
2.1.2 Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk seperti kubus dengan 6 sisi dengan batas masing-
dengan nasofaring. Saluran ini berfungsi untuk ventilasi, drainase sekret, dan
5
Gambar 2.4 Perbedaan Tuba Eustachius pada Dewasa dan Anak.4
Tuba eustachius terdiri dari tulang rawan pada duapertiga arah nasofaring dan
sepertiganya terdiri dari tulang. Pada anak tuba lebih pendek, lebih lebar dan lebih
Tuba biasanya dalam tertuutup, tuba terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke
telinga tengah atua pada saat mengunyah, menelan, dan menguap. Pembukaan tuba
dibatu oleh otot tensor veli palatine jika terdapat perbedaan tekanan 20-40 mmHg.
2.2.1 Definisi
Otitis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa tengah,
tuba eustachius, anrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi kurang dari 3
6
Otitis Media
2.2.2 Epidemiologi
Di Ameriksa Serikat, 70% anak mengalami satu kali atau lebih otitis media
kejadian otits media 48% terjadi pada usia 6 bulan, 79% pada usia 1 tahun, dan 91%
2.2.3 Etiologi
berperan penting sebagai penyebab otitis media. Karena terdapat kesulitan dalam
melakukan kulutr virus maka data mengenai virus pada kasus OMA masih sedikit,
7
2.2.4 Patofisiologi
merupakan faktor utama terjadinya otitis media. Fungsi tuba yang terganggung
terganggu. Pencetus terjadinya OMA adalah infeksi saluran nafas atas. Pada anak,
semakin sering anak mengalami infeksi saluran nafas atas maka semakin besar
kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena
tuba eustachius yang pendek, lebar, dan letak yang horizontal. Patogenesis
stadium, yaitu:
8
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda oklusi tuba adalah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat
tekanan negatif dalam telinga tengah akibat absorbsi udara. Membran timpani
2. Stadium Hiperemis
Pada stadium ini tampak gambaran pembuluh darah melebar di seluruh membran
timpani. Membran timpani akan tampak hiperemis serta edema. Sekret yang
3. Stadium Supurasi
Edema pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta
menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pada stadium ini akan muncul rasa
nyeri hebat ditelinga dan peningkatan frekuensi nadi serta suhu. Apabila tekanan
akibat sekret tidak berkurang maka terjadi iskemia akibat penekanan pada
kapiler, serta tromoflebitis pada vena kecil dan nekrosis mukosa submukosa.
Nekrosis tampak sebagai daerah lemberk berwarna kekuningan, pada tempat ini
4. Stadium Perforasi
Pada stadium ini terjadi perforasi dari membran timpani sehingga sekret yang
tadi menumpuk di telinga tengah mengalir ke luar ke telinga luar. Pada stadium
ini pasien akan tampak lebih tenang, suhu menurun, dan daapt tidur nyenyak.2
5. Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh makan membran timpani perlahan akan normal
kembali. Jika sudah terjadi perforasi maka sekret akan berkurang lalu kering.
9
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi rendah maka resolusi dapat terjadi
tanpa pengobatan. OMA dapat berubah menjadi OMSK jika sekret menetap.
OMA dapat memberikan gejala sisi berupa otitis media serosa apabila sekret
2.2.5 Diagnosis
otoskop. OMA banyak terjadi pada anak-anak sehingga dibutuhkan posisi dan
10
Gambar 2.1 Gambar beberapa keadaan MT9
A, MT normal. B, MT dengan bulging ringan. C, MT dengan bulging sedang. D,
MT dengan bulging berat.
OMA pada anak didiagnosis apabila ditemukan efusi pada telinga tengah,
dan adanya demam, nyeri pada telinga, iritabilitas, rasa tidak nyaman ditelinga
berbarengan dengan gejala sistem pernapasan atas, muntah, atau diare. Keadaan
membran timpani yang paling sering ditemukan adalah membran timpani berwarna
11
Tabel 2.2 Temuan Klinis yang membantu diagnosis OMA9
2.2.6 Tatalaksana
sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. HCl efedrin 0,5% dalam larutan
fisiologis (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak
12
berusia diatas 12 tahun dan pada orang dewasa. Selain itu sumber infeksi harus
Terapi pada stadium presupurasi adalah antibiotika, obat tetes hidung dan
analgetik. Antibiotik yang dianjurkan adalah dari golongan penisilin atau ampisilin.
Terapi awal diberikan penisilin intramuscular agar terdapat konsentrasi yang kuat
minimal 7 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin.
Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kgBB per hari, dibagi
dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kgBB per hari dibagi dalam 3 dosis, atau
Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang
terlihat sekret keluar secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah
obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya
sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.2
kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Bila tidak
terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui
perforasi membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena berlanjutnya
edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotik dapat dilanjutkan
13
sampai 3 minggu. Bila 3 minggi setelah pengobatan sekret masih tetap banyak,
Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari
3 minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Bila perforasi
menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua bulan, maka
2.2.7 Komplikasi
1. Mastoiditis akut
infeksi dari telinga tengah. Ini merupakan komplikasi OMA tersering. Saat
perluasan infeksi dari telinga tengah sudah mencapai mastoid, akan terjadi
hal ini akan menyebabkan menyatunya air cell, dan terjadilah mastoiditis akut.
dan kemerahan. Gejala lainnya dapat berupa edema pada liang telinga, abses
14
Gambar 2.2 Mastoiditis akut.11
2. Labirinitis
Infeksi labirin terjadi akibat perluasan infeksi dari ruang telinga tengah ke
sistem vestibular dan/atau koklea. Labirinitis harus dicurigai pada kasus OMA
3. Facial palsy
Facial palsy yang disebabkan oleh otitis jarang ditemui, dengan insiden 0.005%
pada OMA. Facial palsy pada OMA biasanya terjadi setelah inflamasi saraf
1. Meningitis akut
Meningitis otogenik akut dan abses otak merupakan komplikasi otitis media
meningitis.11
15
2. Abses intrakranial
Lokasi tersering adalah pada lobus temporal dan serebral, dengan abses
pada anak-anak lebih sering ditemukan pada pasien dengan OMA. Gejalanya
dapat berupa demam dan nyeri telinga yang diikuti oleh sakit kepala dan otorea.
Gangguan status mental lebih sering ditemukan pada pasien dengan abses
Mual, muntah, diplopia, kejang, paresis ekstremitas, dan tanda meningeal dapat
ditemukan.11
Dua pertiga kasus trombosis sinus lateral pada anak terjadi akibat OMA dan
sepertiga akibat otitis media kronik. Secara umum, trombosis sinus lateral
merupakan akibat dari erosi tulang mastoid yang bersebelahan dengan sinus
dengan adanya infeksi di ruang perisinus. Trombosis sinus lateral juga dapat
terjadi akibat tromboflebitis vena mastoid tanpa adanya erosi tulang. Gejala
tersering meliputi demam, sakit kepala, nyeri telinga, muntah, otorea, dan
kekakuan servikal.11
16
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
Nama :A
Umur : 10 tahun
Alamat : Bangko
3.2 Anamnesis
Kedua telinga terasa nyeri sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan
penuh ada, riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada, riwayat penurunan
Riwayat sering mengorek telinga dengan cotton bud ada. Riwayat trauma
Hidung dirasakan tersumbat sejak 1 minggu yang lalu, hidung keluar sekret
17
Riwayat bersin pagi hari tidak ada, riwayat alergi makanan dan obat
disangkal.
Nyeri di sekitar hidung dan mata tidak ada, perasaan penuh atau tertekan
Demam ada sejak 1 minggu yang lalu, tidak tinggi, terus menerus.
sendiri.
Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan hidung berair tidak ada.
Nadi : 92 kali/menit
Nafas : 18 kali/menit
Suhu : Afebris
18
3.3.2 Status Lokalis THT
Telinga
19
Hidung
Sinus Paranasal
Rinoskopi Anterior
20
Permukaan - -
Massa Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh - -
vasokonstriktor
Hidung berair mengeluarkan sekret kuning kental sejak 1 minggu yang lalu.
21
Demam sejak 1 minggu yang lalu.
3.7 Tatalaksana
Amoxsan 2 x 750 mg
3.8 Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
22
BAB 4
DISKUSI
supurasi AD, OMA stadium oklusi AS, dan rhinitis akut bakterial. OMA sering
ditemukan pada anak akibat infeksi pada saluran nafas atas. Semakin sering terkena
infeksi saluran nafas semakin tinggi risiko terkena OMA. OMA biasanya sering
terjadi pada anak sampai usia 3 tahun, semakin bertambahnya usia semakin
OMA terjadi karena adanya oklusi pada tuba eustachius dan absorbsi udara
pada telinga tengah sehingga tekanan udara di telinga tengah menjadi negatif
dibandinkan dengan telinga luar. Hal ini bermanifestasi sebagai rektraksi pada
membran timpani.2 OMA terjadi apabila invasi patogen dari rongga nasofaring ke
oklusi, hiperemis, supurasi, perforasi, dan resolusi. Pada kasus ini, berdasarkan
pada telinga kiri ditemukan adanya gambaran membran timpani keruh dengan
Tatalaksana pada pasien ini disesuaikan dengan stadium dari OMA. Pada
pasien ini diberikan analgetik dan antibiotik oral untuk terapi awal. Pasien
23