ANGIOFIBROMA :
Tumor jinak pembuluh darah
Rentan berdarah
Pembesaran progresif Obstruksi
TUJUAN PENULISAN
Mengetahui pendekatan diagnosis dan tatalaksana pada kasus epistaksis pada
pasien dengan juvenile angiofibroma nasofaring.
METODE PENULISAN
Makalah ini ditulis dengan membandingkan teori pada kepustakaan dengan
kasus pada pasien di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
ANATOMI HIDUNG
HIDUNG LUAR
Bentuk piramid
Tersusun dari tulang dan tulang rawan yang
dilapisi kulit, jaringan ikat, dan otot kecil
1/3 superior : Os. Nasal
2/3 inferior : Kartilago
Kartilago nasal lateral
Kartilago alar mayor dan minor
Kartilago septum nasal
RONGGA HIDUNG
Konka : Inferior, Media, Superior, Suprema (Rudimanter)
Maetus : Inferior, Media, Superior
SISTEM PERDARAHAN
3 Arteri utama :
A. etmoidalis
anterior
A. etmoidalis
posterior
A. sfenopalatina
SISTEM PERSARAFAN
Mendapat persarafan dari N. Oftalmikus (N.V1) dan N.
Maksila (N.V2)
Fungsi penghidu : N. Olfatori (N1)
DEFINISI
Perdarahan dari hidung
Idiopatik, kelainan lokal, kelainan sistemik
Manifestasi ringan-berat
Semua kelompok umur
EPIDEMIOLOGI
PENELITIAN DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO :
Insiden 1.048 kasus (8.07%) dari kasus di Poli THT-KL
Laki-laki > Perempuan 50.86% : 49.14%
Kelompok umur 25-44 tahun
Penyebab : Sistemik (58.49%)
ETIOLOGI
LOKAL SISTEMIK
- Trauma - Penyakit kardiovaskuler
- Kelainan pembuluh - Kelainan darah
IDIOPATIK darah - Kelainan kongenital
- Infeksi lokal - Perubahan udara atau
- Tumor tekanan atmosfir
- Gangguan hormonal
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sesuai kebutuhan : Darah rutin, koagulopati darah CT/BT
Lainnya : Naso-endoskopi
TATALAKSANA
PRINSIP : Hentikan perdarahan, cegah komplikasi, cegah perdarahan berulang
GAGAL
PROGNOSIS
Tergantung etiologi dari epistaksis
Epistaksis ringan idiopatik : perdarahan dapat berhenti sendiri tanpa
penanganan medis
Epistaksis oleh kelainan lokal atau sistemik prognosis tergantung pada
penanganan penyebab utama.
EPISTAKSIS PADA ANGIFIBROMA
Tumor jinak pembuluh darah pada
nasofaring, jarang ditemukan,
umumnya pada laki-laki dewasa muda.
Riniskopi posterior : Massa tumor
dengan konsistensi kenyal, warna
bervariasi dari abu-abu sampai merah
muda.
Mukosa hipervaskularisasi Rentan
berdarah
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama :F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Alamat : Pesisir Selatan
Pekerjaan : Petani
KELUHAN UTAMA
Keluar darah dari hidung kanan 8 jam sebelum masuk rumah sakit.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
₋ Keluar darah dari hidung kanan 8 jam sebelum masuk rumah sakit.
Perdarahan banyak, tidak bisa berhenti sendiri, lalu pasien ke Puskesmas
dan dipasang tampon hidung dan dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil.
Perdarahan berhenti dalam perjalanan menuju ke RSUP Dr. M. Djamil
₋ Riwayat hidung berdarah sejak 1 minggu terakhir, hilang timbul, perdarahan
sedikit-sedikit, dan dapat berhenti sendiri.
₋ Riwayat trauma pada hidung disangkal. Riwayat mengorek hidung
disangkal. Riwayat masuk benda asing disangkal.
₋ Riwayat dengan penyakit gangguan pembekuan darah tidak ada.
₋ Demam tidak ada, batuk pilek tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
₋ Pasien sudah dikenal menderita angiofibroma et cavum nasi dekstra sejak
Mei 2016, sudah dilakukan biopsi dan direncanakan untuk radioterapi pada
25 Juni 2016. Keluhan awalnya berupa rasa adanya benjolan dalam rongga
hidung kanan sejak ±2 bulan yang lalu, riwayat hidung sering berair
disangkal, riwayat hidung berdarah sebelumnya disangkal.
₋ Riwayat telinga terasa penuh disangkal. Riwayat keluar cairan dari telinga
disangkal. Riwayat penurunan fungsi pendengaran disangkal.
₋ Riwayat nyeri tenggorok disangkal. Riwayat nyeri menelan disangkal.
₋ Riwayat pandangan ganda disangkal.
₋ Riwayat nyeri kepala hebat disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
₋ Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
₋ Riwayat hipertensi disangkal
PEMERIKSAAN KGB
Inspeksi
Tidak tampak kelainan / pembengkakan pada leher
Palpasi
Tidak teraba massa / nodul di KGB leher.
RESUME PASIEN
Pasien laki-laki, 28 tahun dengan riwayat keluar darah dari hidung kanan 8 jam sebelum
masuk RS, pasien berobat ke Puskesmas dan dipasang tampon lalu dirujuk ke RSUP Dr. M.
Djamil, perdarahan berhenti dalam perjalanan. Riwayat darah masuk ke tenggorokan
disangkal. Pasien memiliki riwayat perdarahan hidung hilang timbul yang berhenti sendiri
sejak 1 minggu terakhir. Pasien sudah dikenal menderita angiofibroma et cavum nasi
dekstra sejak Mei 2016 dan direncanakan akan dilakukan radioterapi. Berdasarkan
pemeriksaan ditemukan adanya massa di cavum nasi dekstra yang berbenjol-benjol dan
hiperemis serta sisa pembekuan darah tanpa adanya perdarahan yang aktif.
DIAGNOSIS KERJA
Post epistaksis ec angiofibroma et cavum nasi dekstra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang rutin : Laboratorium darah rutin, PT/APTT
Hasil pemeriksaan laboratorium darah 8 Juni 2016:
Hb : 15,3 gr/dl
Ht : 48%
Leukosit : 9.600/mm3
Trombosit : 270.000/mm3
PT/APTT : 10.4 s/ 38.2 s
TATALAKSANA
TATALAKSANA UMUM
• Menjelaskan bahwa penyebab dari perdarahan hidung pasien adalah karena adanya tumor
pembuluh darah yang rentan berdarah pada hidung kanan pasien.
• Menjelaskan pada pasien untuk menghindari faktor risiko yang bisa menimbulkan
perdarahan pada hidungnya misalnya trauma saat mengorek hidung
• Menjelaskan tatalaksana awal apabila perdarahan hidung berulang yaitu dengan menekan
kedua cuping hidung dengan posisi kepala menekuk ke bawah selama 10-15 menit dan
segera ke Puskesmas apabila perdarahan tidak berhenti.
• Menjelaskan pada pasien untuk kontrol ke Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil untuk
tatalaksana lanjut dari tumor pada hidungnya.
TATALAKSANA KHUSUS
• Pada pasien ini dilakukan naso-endoskopi ditemukan adanya sisa pembekuan darah tanpa
perdarahan aktif. Selanjutnya pasien di observasi selama 15 menit dan tidak ada perdarahan
lalu pasien diizinkan pulang
• Terapi yang diberikan adalah Ciprofloxacin 2 x 500 mg dan Paracetamol 3 x 500 mg.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Prinsip Penanganan : Hentikan perdarahan, cegah komplikasi, cegah perdarahan berulang