Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN I (P)


“UJI KADAR GULA (SUKROSA) PADA SAMPEL MINUMAN
KEMASAN”

OLEH :

NAMA : INDAH NURHAYATI


NIM : 18 3145453 021
KELOMPOK : III (TIGA)
KELAS : 18 A

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

JudulPercobaan : Uji Kadar Gula (Sukrosa) Pada Minuman Kemasan


Hari / TanggalPercobaan : Sabtu, 14 Desember 2019
NamaPraktikan : Indah Nurhayati
NIM : 18 3145 453 021
Angkatan : 2018
Kelas : 18 A
Kelompok : III (TIGA)
Rekan Kerja : 1. Fani Lusti
2. Age Sryanti K. Rombe
3. Elfa Andriani
4. Nurfadilla

Dinyatakan telah menyelesaikan laporan lengkap serta telah diperiksa dan


di koreksi oleh dosen penanggung jawab mata kuliah.

Makassar, 14 Desember 2019

Praktikan DosenPembimbing

Indah Nurhayati SulfianiS.Si., M.Pd


NIM : 18 3145 453 021 NIDN : 09 27048003
A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Kadar Gula (Sukrosa) Pada sampel Minuman Kemasan

B. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula (sukrosa) pada


sampel minuman kemasan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunaan alat Refaktometer
dengan metode gravimetri
C. LANDASAN TEORI

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting
dari medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk
menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan
atau larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan
berkaitan erat dengan parameter-parameter lain seperti temperatur,
konsentrasi dan lain-lain yang sering dipakai dalam optik, kimia dan industry
obat-obatan. Indeks bias juga berperan penting dalam beberapa bidang
diantaranya dalam teknologi film tipis dan fiber optik. Dalam bidang kimia,
indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi
larutan, untuk menentukan kemurnian dan kadaluarsa dari oli, untuk
menentukan kemurnian minyak goreng (Hidayanto, 2010).
Indeks bias merupakan salah sat usifat optik yang banyak
digunakan untuk mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive
index suatu material pada suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami
perubahan bila komposisi material tersebut mengalami perubahan. Beberapa
industry karenanya menggunakan ukuran refractive index dalam penetapan
kualitasproduk solid atau liquid transparannya (Marzuki, 2012).
Dalam bidang industry makanan dan minuman, indeks bias juga
dapat digunakan untuk mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam produk
makanan dan minuman, seperti contoh untuk mengetahui kandungan gula
dalam jus buah, kandungan gula dalam kue, dan lain-lain. Indeks bias suatu
larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode antara lain
dengan metode interferometri yang meliputi interferometri Mach-Zender,
interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson. Metode-metodeini
merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur indeks bias. Akan
tetapimetode-metode tersebut mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
pengoperasian alat yang cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama
(Karyoni.2010).
Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling
sederhana yaitu dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati
wadah berbentuk prisma berisi larutan uji. Meskipun metode ini akurat,
namun membutuhkan ruangan yang cukup besar. Kemudian dikembangkan
metode lain. Umumnya metode interferometri bekerja dengan mengukur jari-
jari cincin interferensinya, namun untuk bisa menghasilkan bayangan cincin-
cincin interferensi (Kitinoja.2009).
Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis
data. Spektroskopi indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan
parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan
parameter-parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang
digunakan dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Refraktometer bekerja
menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika
cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan
berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat
terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Metode
analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair berkembang lebih
pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan gravimetri
yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer modern
berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan
pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam
pergeseran cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya,
pembuatan perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias
mutlak suatu medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik
dalam ruang hampa dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias
relatif adalah rasio dari kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam
medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang
tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki
panjang gelombang yang berbeda-beda. Efek dispersi, memungkinkan prisma
memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya. Untuk warna tertentu,
indeks bias medium bergantung pada kerapatan medium, yang juga
merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias refraktometer, juga
dikenal sebagai nilai oBrix (BV), adalah konstan untuk suatu zat pada kondisi
suhu dan tekanan standar (Hidayanto, 2010).
Gula adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus
buah-buahan dan karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai
penafsiran rasa manis. Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar
rumah untuk mengukur % SSC (derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula)
dalam sampel jus buah yang kecil. Suhu akan mempengaruhi pengukuran
(meningkat sekitar 0,5% total padatan terlarut atau TPT untuk setiap
peningkatan 5oC atau 10oF), sesuaikan pengukuran dengan suhu ruang.
Bersihkan dan standarisasi refraktometer setiap akan melakukan pengukuran
dengan air distilasi (Tanjung.2013).

D. PRINSIP PERCOBAAN

Prinsipnya bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula


didasarkan indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer
yang mana jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa
melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan alas digunakan sebagai dasar pengukuran.

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Refraktometer 1 set,
pipet tetes, dan gelas kimia.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah tissue/lap halus,
Aquades, minuman kemasan bermerek (Mountie, Floridina, Marimas,
Koko Drink, Milk Tea).
F. PROSEDUR KERJA
1. Kalibrasi Alat Refraktometer
a. Disiapkan 1 set alat Refraktometer.
b. Dibuka penutup pada alat Refraktometer dan dibersikan menggunakan
tissu/lap halus.
c. Diteteskan 1 tetes larutan aquades diatas kaca alat dan ditutup kembali
penutup pada alat Refraktometer
Cat : pada saat hendak menutup penutup alat, sebaiknya pelan-pelan
dan berhati-hati agar tidak terjadi gelembung yang mana dapat
mempengaruhi hasil.
d. Dilihat pada cahaya terang dan diamati skala yang ada
Cat : apabiala skala yang ada pada alat tidak sampai pada skala 0 maka
alat tersebut distel ketelitiannya pada bagian bawa alat dengan
memutarkanya kekiri hingga skala berada pada garis 0.
e. Dibersihkan kembali alat dengan tissue dan alat siap untuk digunakan
pada sampel yang akan di uji kadar gulanya.
2. UjiKadar Gula Pada Sampel Minuman Kemasan
a. Diteteskan 1 tetes sampel diatas kaca pada alat.
b. Ditutup kembali penutup pada alat refraktometer, jangan sampai
terdapat gelembung.
c. Dilihat pada cahaya terang skala yang terbentuk.
d. Dibersihkan sisa sampel yang masih ada pada alat.
e. Dicatata skala yang didapat pada minuman kemasan tersebut.
f. Diulangi prosedur dengan sampel yang lainnya.
G. HASIL PENGAMATAN
No. Nama sampel SNI Hasil
1. Marimas (Mangga) 11,0% 3%
2. Mountea (Apel) 10,5% 5%
3. Koko Drink (Leci) 10,0% 4%
4. Milk Tea 6% 8,4%
5. Floridina (Jeruk) 11,2% 10%

H. PEMBAHASAN
Pengukuran nilai % brix larutan gula pada sampel minuman kemasan.
Hal pertama yang kami lakukan ialah pada alat refraktometer dikalibrasi
terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 1 tetes aquades kepermukaan kaca
optik. Lalu di amati sehingga angka %o brixnya menunjukkan 0. Kemudian
cairan aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan
kaca optik. Larutan gula atau sampel yang kami gunakan diteteskan keatas
permukaan kaca optic 1 tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar.
Untuk menguji nilai %obrix konsentrasi larutan gula berikutnya, maka
cairan larutan gula atau sampel sebelumnya dibersihkan menggunakan tissu.
Refraktometer dikalibrasi kembali seperti pada langkah awal dengan
menggunakan aquades, begitu seterusnya.
Masing-masing konsentrasi larutan gula dilakukan 3 kali pengulangan
pengukuran % brix untuk mendapatkan nilai atau data yang benar. Konsentrasi
larutan gula, masing-masing ditentukan oleh nilai % brixnya diukur
menggunakan alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula,
maka nila % brix yang diperoleh semakin besar.
Dimana hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah Pada uji gula
(sukrosa) pada sampel minuman kemasan yang bermerek dengan menggunakan
alat refraktometer yaitu pada sampel mountea memiliki kadar sukrosa 5% brix,
marimas memiliki kadar sukrosa 3% brix, milk tea memiliki kadar sukrosa
8,4% brix, koko drink memiliki kadar sukrosa 4% brix, dan floridina memiliki
kadar sukrosa 10% brix, menurut keputusan PERMENKES RI Nomor
224/Menkes/2007 batas kadar sukrosa pada minuman maksimal ialah 30%
brix.

I. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka disini dapat
disimpulkan bahwa pada sampel mountea memiliki kadar sukrosa 5% brix,
marimas memiliki kadar sukrosa 3% brix, milk tea memiliki kadar sukrosa
8,4% brix, koko drink memiliki kadar sukrosa 4% brix, dan floridina
memiliki kadar sukrosa 10% brix yang masih layak untuk dikonsumsi
karena kandungan gula sukrosa tersebut masi alam batas skala yang
normal.
2. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan kali ini
alat refraktometeri yang digunakan harus selalu dijaga dan diperhatikan
kebersihan maupun kekeringan pada alat, yang mana hal- hal tersebut
dapat merusak alat dan mempengaruhi pada hasil pemeriksaan kekeruhan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayanto, dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks
Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13.No. 4. Semarang

Karyono dkk. 2010. Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat
Cair Bening .Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13.No. 4. Yogyakarta

Kitinoja, dkk. 2009. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil:


Manual untuk Produk Hortikultura (Edisike 4). University of California,
Davis Postharvest Technology Research and Information Center

Marzuki, dkk. 2012. Sensor Fiber Optik dari Bahan Fiber Optik Polimer Untuk
Pengukuran Refracrive Index Larutan Gula. Indonesian Journal of
Applied Physich.Vol. 2.No. 1. Surakarta

Tanjung. 2013. Pengembangan Sensor Larutan Gula Berbasis Absorbsi


Gelombang Evanescent pada Serat Optik. Skripsi. Bogor: FMIPA Institut
Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai