OLEH :
Praktikan DosenPembimbing
B. TUJUAN PERCOBAAN
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting
dari medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk
menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan
atau larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan
berkaitan erat dengan parameter-parameter lain seperti temperatur,
konsentrasi dan lain-lain yang sering dipakai dalam optik, kimia dan industry
obat-obatan. Indeks bias juga berperan penting dalam beberapa bidang
diantaranya dalam teknologi film tipis dan fiber optik. Dalam bidang kimia,
indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi
larutan, untuk menentukan kemurnian dan kadaluarsa dari oli, untuk
menentukan kemurnian minyak goreng (Hidayanto, 2010).
Indeks bias merupakan salah sat usifat optik yang banyak
digunakan untuk mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive
index suatu material pada suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami
perubahan bila komposisi material tersebut mengalami perubahan. Beberapa
industry karenanya menggunakan ukuran refractive index dalam penetapan
kualitasproduk solid atau liquid transparannya (Marzuki, 2012).
Dalam bidang industry makanan dan minuman, indeks bias juga
dapat digunakan untuk mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam produk
makanan dan minuman, seperti contoh untuk mengetahui kandungan gula
dalam jus buah, kandungan gula dalam kue, dan lain-lain. Indeks bias suatu
larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode antara lain
dengan metode interferometri yang meliputi interferometri Mach-Zender,
interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson. Metode-metodeini
merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur indeks bias. Akan
tetapimetode-metode tersebut mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
pengoperasian alat yang cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama
(Karyoni.2010).
Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling
sederhana yaitu dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati
wadah berbentuk prisma berisi larutan uji. Meskipun metode ini akurat,
namun membutuhkan ruangan yang cukup besar. Kemudian dikembangkan
metode lain. Umumnya metode interferometri bekerja dengan mengukur jari-
jari cincin interferensinya, namun untuk bisa menghasilkan bayangan cincin-
cincin interferensi (Kitinoja.2009).
Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis
data. Spektroskopi indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan
parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan
parameter-parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang
digunakan dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Refraktometer bekerja
menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika
cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan
berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat
terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Metode
analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair berkembang lebih
pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan gravimetri
yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer modern
berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan
pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam
pergeseran cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya,
pembuatan perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias
mutlak suatu medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik
dalam ruang hampa dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias
relatif adalah rasio dari kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam
medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang
tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki
panjang gelombang yang berbeda-beda. Efek dispersi, memungkinkan prisma
memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya. Untuk warna tertentu,
indeks bias medium bergantung pada kerapatan medium, yang juga
merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias refraktometer, juga
dikenal sebagai nilai oBrix (BV), adalah konstan untuk suatu zat pada kondisi
suhu dan tekanan standar (Hidayanto, 2010).
Gula adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus
buah-buahan dan karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai
penafsiran rasa manis. Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar
rumah untuk mengukur % SSC (derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula)
dalam sampel jus buah yang kecil. Suhu akan mempengaruhi pengukuran
(meningkat sekitar 0,5% total padatan terlarut atau TPT untuk setiap
peningkatan 5oC atau 10oF), sesuaikan pengukuran dengan suhu ruang.
Bersihkan dan standarisasi refraktometer setiap akan melakukan pengukuran
dengan air distilasi (Tanjung.2013).
D. PRINSIP PERCOBAAN
H. PEMBAHASAN
Pengukuran nilai % brix larutan gula pada sampel minuman kemasan.
Hal pertama yang kami lakukan ialah pada alat refraktometer dikalibrasi
terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 1 tetes aquades kepermukaan kaca
optik. Lalu di amati sehingga angka %o brixnya menunjukkan 0. Kemudian
cairan aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan
kaca optik. Larutan gula atau sampel yang kami gunakan diteteskan keatas
permukaan kaca optic 1 tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar.
Untuk menguji nilai %obrix konsentrasi larutan gula berikutnya, maka
cairan larutan gula atau sampel sebelumnya dibersihkan menggunakan tissu.
Refraktometer dikalibrasi kembali seperti pada langkah awal dengan
menggunakan aquades, begitu seterusnya.
Masing-masing konsentrasi larutan gula dilakukan 3 kali pengulangan
pengukuran % brix untuk mendapatkan nilai atau data yang benar. Konsentrasi
larutan gula, masing-masing ditentukan oleh nilai % brixnya diukur
menggunakan alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula,
maka nila % brix yang diperoleh semakin besar.
Dimana hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah Pada uji gula
(sukrosa) pada sampel minuman kemasan yang bermerek dengan menggunakan
alat refraktometer yaitu pada sampel mountea memiliki kadar sukrosa 5% brix,
marimas memiliki kadar sukrosa 3% brix, milk tea memiliki kadar sukrosa
8,4% brix, koko drink memiliki kadar sukrosa 4% brix, dan floridina memiliki
kadar sukrosa 10% brix, menurut keputusan PERMENKES RI Nomor
224/Menkes/2007 batas kadar sukrosa pada minuman maksimal ialah 30%
brix.
Karyono dkk. 2010. Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat
Cair Bening .Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13.No. 4. Yogyakarta
Marzuki, dkk. 2012. Sensor Fiber Optik dari Bahan Fiber Optik Polimer Untuk
Pengukuran Refracrive Index Larutan Gula. Indonesian Journal of
Applied Physich.Vol. 2.No. 1. Surakarta