HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Oleh :
NUR HIDAYAH SAFITRI DEWI
2015030088
Merupakan karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh
gelar akademis disuatu institusi pendidikan dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam skripsi ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka
vi
MOTTO
Harta yang tak pernah habis adalah ilmu pengetahuan dan ilmu yang tak ternilai
adalah pendidikan
Barang siapa mencari ilmu maka dia berada dijalan Allah
(HR. Tirmidzi)
MOTTO
Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah
(HR. Tirmidzi)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do’a
dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya
ucapkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan keridhoan, kesempatan, kelancaran dan
segala hal yang memberiku pengalaman sangat berharga.
2. Orang tua saya bapak Sarjimin dan ibu Sumiyati yang telah memberikan
dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan
saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling
khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.
3. Adik saya Triska Pramudya Agustina yang telah sabar dan selalu mendukung
setiap langkahku.
4. Sahabat dan teman tersayang, tanpa semangat dan dukungan serta bantuan
kalian semua tak akan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda,
tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk
kenangan manis yang telah terukir selama ini. Dengan perjuangan dan
kebersamaan kita pasti bisa.
Terima kasih untuk kalian semua, akhirnya kata saya persembahkan
skripsi ini untuk kalian semua. Dan semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna
untuk kemajuan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi
ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat pada
umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya. Harapan penulis, semoga skripsi
ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
KATA PENGANTAR
Penulis
x
ABSTRAK
Nur Hidayah Safitri Dewi¹, Retno Dewi Noviyanti², Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati³
Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak selanjutnya, karena merupakan masa peka dan masa emas dalam
kehidupan anak. Pencapaian perkembangan anak sesuai dengan usia diperlukan berbagai
asupan zat gizi yang adekuat dalam memenuhi kebutuhan perkembangan anak. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan protein, zat besi dan zink dengan
perkembangan anak usia 3-5 tahun. Metode penelitian menggunakan metode cross
sectional. Sampel adalah anak usia 3-5 tahun di desa Wonorejo sebanyak 58 sampel
dengan simple random sampling. Data asupan diperoleh dari food recall 2x24 jam, data
perkembangan anak di peroleh melalui kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP).
Data asupan diolah menggunakan nutrisurvey. Analisis data menggunakan Fisher Exact.
Rata-rata asupan protein sebesar 33,1±5,17 gr, zat besi sebesar 5,0±1,99 mg dan zink
sebesar 3,8±0,87 mg. Hasil hubungan asupan protein dengan perkembangan anak usia 3-5
tahun diperoleh nilai p= 1,00, Hubungan asupan zat besi dengan perkembangan anak usia
3-5 tahun diperoleh nilai p=0,479 dan hubungan asupan zink dengan perkembangan anak
usia 3-5 tahun diperoleh nilai p= 1,00. Kesimpulan tidak ada hubungan asupan protein,
zat besi dan zink dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun.
xi
ABSTRACT
Nur Hidayah Safitri Dewi¹, Retno Dewi Noviyanti², Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati³
Early age is a very decisive period for the development and growth of the next child,
because it is a sensitive period and a golden period in a child’s life the achevement of the
child grow in line as his age requires a variety of adequate nutritional intake in
influencing the child’s developmental needs. The aim of this study is to knew the
corelation the corelation between of protein, iron, zink intake with the growth of 3-5
years children. The method used the cross sectional method. Samples taken were 3-5
years old children in Wonorejo village. 58 samples with random sampling. Samples of
intake data were obtained from recall 2x24 hours, child development data were obtained
through the developmental pre-screening questionnaire. Intake data was processed using
nutrisurvey. Data analised with Fisher Exact. Average protein intake of 33,1±5,17 gr,
iron 5,0±1,99 mg and zink 3,8±0,87 mg. The result of corelation between protein intake
and the development of 3-5 years old children obtained p= 1,00. The corelation between
iron intake and the development of 3-5 years old children obtained p= 0,479 and the
corelation between zinc intake and the developmet of 3-5 years old was obtained p =1,00.
The conclusion there is no correlation between protein, iron and zinc intake with the
development of 3-5 year old.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
xiii
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 43
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .............................................................. 43
D. Variabel Penelitian .............................................................................................. 45
E. Definisi Operasional ............................................................................................ 45
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 46
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 46
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 47
I. Jalannya Penelitian .............................................................................................. 50
J. Etika Penelitian ................................................................................................... 51
K. Jadwal Penelitian ................................................................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 52
A. Profil Tempat Penelitian ...................................................................................... 52
B. Hasil Penelitian ................................................................................................... 53
C. Pembahasan ......................................................................................................... 59
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 72
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 73
A. Simpulan ............................................................................................................. 73
B. Saran ................................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya, karena merupakan
masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak. Hal ini mengisyaratkan
bahwa semua pihak perlu memahami pentingnya masa usia dini untuk
optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak (Yamin dan Sabri,
2013).
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu
atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation)
(Yusuf, 2011). Menurut Mansyur (2009) terdapat tiga tahapan
perkembangan sel dan jaringan saraf dalam otak. Tahap pertama pada
periode pertama sekitar masa kehamilan 33 minggu dan periode kedua
sekitar 15 bulan, masa ini disebut masa kritis karena merupakan fase pesat
tumbuh kembang terjadi pembelahan sel otak. Tahap kedua usia 0-2 tahun
merupakan periode yang paling krusal pasca kelahiran dimana terjadi
pembesaran sel otak. Tahap ketiga adalah usia 3-6 tahun dimana pada
masa ini pertumbuhan dan perkembangan sel dan jaringan syaraf
berlangsung pesat untuk melanjutkan dan memantapkan potensi yang telah
dibangun pada usia sebelumnya.
Anak pada usia 3-5 tahun telah memiliki kontrol fungsi tubuh yang
baik. Pengalaman, kemampuan berinteraksi secara kerja sama dengan anak
lain dan penggunaan bahasa untuk simbolisasi mental, meningkatnya
rentang perhatian dan memori untuk periode berikutnya yaitu masa
sekolah (Wong dkk, 2009).
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik yang merupakan
modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor prenatal ibu yang
1
2
termasuk status gizi ibu pada saat hamil. Faktor eksternal yang lainnya
adalah faktor pascanatal, yaitu kecukupan gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak (Tanuwijaya dan Karsono, 2013).
Zat gizi digolongkan menjadi dua, yaitu zat gizi makro (karbohidrat,
protein, lemak) dan zat gizi mikro vitamin A, vitamin B, vitamin C,
vitamin D, vitamin E, vitamin K serta mineral kalsium, fosfor, magnesiun,
kalium, natrium, mangan, tembaga, kromium, iodium, besi, zink,
selenium, flour (Badan POM RI, 2013). Menurut penelitian Emalia dkk
(2015), asupan zat gizi yang berpengaruh pada perkembangan anak
prasekolah adalah protein, zat besi dan zink.
Protein sebagai salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan, pengganti sel
tubuh yang rusak, dan sebagai katalisator. Fungsi khas protein yang tidak
dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-
sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2009). Protein juga merupakan
prekursor untuk neurotransmitter yang mendukung perkembangan otak.
Protein dalam proses metabolisme tubuh perlu adanya proses sintesis, zat
gizi yang dibutuhkan untuk mensintesis protein yaitu zink.
Zink merupakan trace mineral atau mineral mikro yang penting
untuk semua bentuk kehidupan (Hardinsyah dan Supariasa 2017). Zink
sebagai trace mineral yang berperan terhadap pertumbuhan sel saraf pusat,
fungsi imun, fungsi motorik dan kognitif. Zink merupakan unsur yang
terdapat dalam otak, memberikan kontribusi terhadap struktur dan fungsi
dari otak, sehingga apabila terjadi defisiensi yang berat maka akan
berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dan fungsi motorik (Ardiaria
dan Nuryanto, 2014). Zat gizi yang berpengaruh dalam perkembangan
motorik selain zink adalah zat besi.
Zat besi merupakan mikronutrein esensial untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta sistem imun manusia (Herman, 2009). Besi
berperan penting dalam transport oksigen khususnya untuk pernapasan
seluler yaitu suatu proses yang menghasilkan energi bagi sel-sel tubuh,
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang tersebut
rumusan masalah penelitian ini adalah : ”Apakah ada hubungan antara
asupan protein, zat besi dan zink dengan perkembangan pada anak usia 3-5
tahun ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara asupan protein, zat besi dan zink
dengan penrkembangan pada anak usia 3-5 tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan asupan protein pada anak usia 3-5 tahun.
b. Mendeskripsikan asupan zat besi pada anak usia 3-5 tahun.
c. Mendeskripsikan asupan zink pada anak usia 3-5 tahun.
d. Mendeskripsikan perkembangan pada anak usia 3-5 tahun.
e. Menganalisis hubungan asupan protein dengan perkembangan anak
usia 3-5 tahun.
f. Menganalisis hubungan asupan zat besi dengan perkembangan
anak usia 3-5 tahun.
g. Menganalisis hubungan asupan zink dengan perkembangan anak
usia 3-5 tahun.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi pembaca khususnya mahasiswa tentang hubungan
asupan protein, zat besi, zink terhadap perkembangan anak usia 3-5
tahun.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orangtua anak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi
orangtua agar lebih memahami pentingnya perkembangan anak.
b. Bagi peneliti
Penelitian ini akan memfasilitasi peneliti dalam
mengembangkan kemampuan peneliti sekaligus mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan ada beberapa
penelitian yang hampir sama yang berhubungan dengan asupan protein,
zat besi dan zink dengan perkembangan anak dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No Keaslian Penelitian
1 Nama Peneliti/Tahun Ardiaria dan Nuryanto/2014.
:
Judul Hubungan status gizi dan asupan besi
: dan seng terhadap fungsi motorik anak
usia 2-5 tahun.
Desain dan Variabel : Desain penelitian menggunakan cross
Penelitian sectional. Variabel bebasnya status gizi,
asupan besi dan seng. Variabel
terikatnya adalah fungsi motorik anak
umur 2-5 tahun.
Hasil Terdapat hubungan antara asupan besi
: dan seng dengan fungsi motorik anak.
Persamaan Meneliti mengenai asupan besi, seng
: dan perkembangan anak. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross
sectional.
Perbedaan Penelitian ini meneliti status gizi, tidak
: meneliti asupan protein.
2 Nama Peneliti/Tahun Zulkarnain, Alwi dan Patimah /2017.
:
Judul : Pengaruh asupan zat gizi terhadap
perkembangan psikomotorik anak usia
25-60 bulan pada yayasan An-Nur Kalla
Kota Makassar.
Desain dan Variabel Desain penelitian menggunakan desain
: cross sectional. Variabel bebasnya
Penelitian
6
No Keaslian Penelitian
adalah asupan zat gizi (karbohidrat,
protein, lemak, vitamin A, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12
vitamin C, kalsium dan zat besi) dan
variabel terikatnya perkembangan
psikomotorik anak usia 25-60 bulan.
Hasil : Terdapat pengaruh asupan zat gizi
lemak, vitamin B12 dan zat besi
terhadap perkembangan psikomotorik
anak usia 25-60 bulan pada yayasan An-
Nur Kalla Kota Makassar.
Persamaan : Meneliti mengenai asupan protein, zat
besi dan perkembangan anak. Desain
penelitian menggunakan desain cross
sectional.
Perbedaan : Penelitian ini meneliti asupan zat gizi
karbohidrat, lemak, vitamin A, vitamin
B1, vitamin B2,vitamin B6, vitamin
B12 vitamin C, kalsium dan tidak
meneliti asupan zink.
3 Nama Peneliti/Tahun : Puspita, Octavia dan Saputro /2017
Judul : Hubungan Asupan Gizi Seimbang, Pola
Asuh dengan Perkembangan motorik
Balita Gizi Kurang di Kota Jambi.
Desain dan Variabel : Desain penelitian menggunakan desain
Penelitian cross sectional. Variabel bebasnya
adalah asupan gizi seimbang
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
zat besi, zink dan air) dan pola asuh.
Variabel terikatnya adalah
perkembangan motorik balita gizi
kurang.
Hasil : Terdapat hubungan antara asupan gizi
seimbang karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, zat besi, zink dan air dan
pendapatan keluarga terhadap
perkembangan motorik balita gizi
kurang di Puskesmas Kota Jambi tahun
2016.
Persamaan : Meneliti mengenai asupan protein, zat
besi, zink dan perkembangan anak.
Desain penelitian cross sectional.
Perbedaan : Penelitian ini meneliti asupan
karbohidrat, lemak, vitamin, air dan
pola asuh balita gizi kurang
7
No Keaslian Penelitian
4 Nama Peneliti/Tahun Emalia, Febry dan Rahmiwati/2015.
:
Judul : Hubungan asupan gizi, pengetahuan dan
stimulasi ibu dengan tumbuh kembang
anak prasekolah TK Handayani dan TK
Teratai 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil
Palembang 2014
Desain dan Variabel : Desain penelitian menggunakan desain
Penelitian cross sectional. Variabel bebasnya
adalah asupan gizi (energi, karbohidrat,
lemak, protein, zat besi, zink, vitamin
A), pengetahuan dan stimulasi ibu.
Variabel terikatnya adalah tumbuh
kembang anak prasekolah.
Hasil : Terdapat hubungan antara asupan
energi, protein, zat besi, zink dan
stimulasi ibu dengan perkembangan
motorik kasar anak prasekolah TK
Handayani dan TK Teratai Kecamatan
Bukit Kecil Palembang.
Persamaan : Meneliti mengenai asupan protein, zat
besi, zink dan perkembangan anak.
Desain cross sectional
Perbedaan : Penelitian ini meneliti asupan energi,
karbohidrat, lemak, vitamin A,
pengetahuan dan stimulasi ibu.
5. Nama Peneliti/Tahun Purwanti/2017
:
Judul : Asupan zat gizi dan perkembangan
kognitif balita di wilayah Puskesmas
Bugangan Kota Semarang.
Desain dan Variabel : Desain penelitian menggunakan desain
Penelitian cross sectional. Variabel bebasnya
asupan gizi (energi, lemak, protein,
zink, iodium, vitamin C, zat besi) dan
variabel terikatnya adalah
perkembangan kognitif balita.
Hasil : Terdapat hubungan antara asupan
energi, lemak, protein, dan zink dengan
perkembangan kognitif balita umur 48-
60 bulan di wilayah Puskesmas
Bugangan Kota Semarang.
Persamaan : Meneliti mengenai asupan protein, zat
besi, zink dan perkembangan anak.
Desain penelitian menggunakan cross
sectional.
Perbedaan : Penelitian ini smeneliti asupan energi,
lemak, iodium dan vitamin C.
BAB II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Anak Prasekolah
a. Pengertian anak prasekolah
Usia anak prasekolah adalah antara 3 sampai 5 tahun. Anak
pada usia tersebut memiliki kontrol fungsi tubuh yang baik,
pengalaman periode perpisahan pendek dan panjang, kemampuan
berinteraksi, kerja sama dengan anak lain dan penggunaan bahasa
untuk simbolisasi mental, meningkatnya rentang perhatian dan
memori untuk periode berikutnya yaitu masa sekolah. Keberhasilan
pencapaian tingkat pertumbuhan dan perkembangan sebelumnya
sangat penting bagi anak prasekolah untuk pematangan tugas-tugas
yang telah dikuasai selama masa toddler (usia 1-3 tahun) (Wong
dkk, 2009).
Menurut Yusuf (2011) kualitas anak sangat dipengaruhi
oleh perkembangan anak. Anak prasekolah dikategorikan normal
apabila terjadi perkembangan fisik, perkembangan intelektual,
perkembangan emosional (takut, cemas, marah, perasaan ingin
tahu), perkembangan bahasa, perkembangan sosial, perkembangan
bermain, perkembangan kepribadian dan perkembangan moral.
Usia 3-5 tahun atau usia prasekolah mampu menggunakan sesuatu
untuk mewakili yang lain dengan menggunakan simbol berupa
kata, bahasa, gerak dan benda. Melalui kemampuan tersebut, anak
mampu berimajinasi untuk mengembangkan intelektualnya.
Perkembangan pikiran individu terlihat dalam perkembangan
bahasa. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh perkembangan
kognitif, perkembangan motorik, stimulasi lingkungan serta
interaksi antara orang tua dengan anak atau pola asuh yang
diberikan orang tua kepada anak.
8
9
b) Vitamin B
Vitamin B berguna untuk menjaga susunan sistem saraf
berfungsi normal, mencegah penyakit beri-beri dan
anemia. Vitamin B terdapat pada nasi, roti, susu, daging
dan tempe.
c) Vitamin C
Vitamin C berguna untuk membentuk integritas jaringan
dan peningkatan penyerapan zat besi dan menjaga
kesehatan gusi. Jenis vitamin C terdapat pada mangga,
jeruk, pisang dan nangka.
5) Mineral
Mineral berguna untuk memperkuat jaringan serta
mengatur keseimbangan cairan tubuh.
a) Zat besi
Zat besi berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan serta zat besi
merupakan zat gizi esensial yang berperan dalam fungsi
motorik serta berperan dalam sintesis monoamine yaitu
enzim mitokondria yang terdapat di semua bagian yang
berhubungan dengan metabolisme aerobik dari makanan
yang menghasilkan energi, dengan kata lain sebagai pusat
pembangkit energi. Zat besi terdapat dalam daging, ikan
dan hati ayam.
b) Kalsium
Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Zat
ini terdapat dalam susu sapi.
c) Yodium
13
d) Umur 10 – 12 bulan
(1) Badan terangkat ke posisi berdiri.
(2) Berdiri selama 30 detik atau berpegangan.
(3) Dapat berjalan dengan dituntun.
e) Umur 13 – 18 bulan
(1) Berdiri sendiri.
(2) Memungut mainan kemudian berdiri kembali.
(3) Berjalan mundur lima langkah.
f) Umur 19 – 24 bulan
(1) Berdiri sendiri tidak berpegangan kurang lebih 30
detik.
(2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
g) Umur 25 – 36 bulan
(1) Jalan naik tangga sendiri.
(2) Dapat menendang bola kecil.
h) Umur 37 – 48 bulan
(1) Berdiri 1 kaki (beberapa detik).
(2) Melompat dengan dua kaki.
(3) Naik sepeda roda tiga.
i) Umur 49 – 60 bulan
(1) Sering melompat dengan 1 kaki dan menari.
(2) Menggambar, contohnya menggambar tanda silang.
(3) Berdiri satu kaki 6 detik.
j) Umur 61 – 72 bulan
(1) Berjalan lurus
(2) Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik.
2) Motorik Halus
Motorik halus (fine motor Skills) merupakan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
mata dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat
20
e) Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu
potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Beberapa
kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak, contohnya seperti kerdil.
f) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma
Turner’s.
2) Faktor luar (eksternal)
a) Faktor Prenatal
(1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir
kehamilan akan memengaruhi pertumbuhan janin.
(2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan
kelainan kongenital seperti club foot (kecacatan
bentuk kaki seperti bengkok, terkilir atau tidak wajar).
(3) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau
Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital
seperti palatoskisis (langit-langit mulut sumbing).
(4) Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia
(bayi baru lahir dengan berat badan lebih),
kardiomegali (pembesaran jantung) dan hyperplasia
adrenal (kelainan genetika yang mempengaruhi kerja
kelenjar adrenal).
(5) Radiasi
26
b) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan
otak.
3) Faktor Pasca Persalinan
Faktor Pasca Persalinan yang mempengaruhi perkembangan
balita adalah :
a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan
yang adekuat. Penyakit kronis atau kelainan kongenital
Tuberculosis, anemia, dan kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
b) Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tempat
anak tersebut hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan
dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif
dan zat kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok, dan lain-lain)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan
anak.
c) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak
yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangan.
d) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid,
akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan.
e) Sosioekonomi
28
3. Protein
a. Pengertian Asupan Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti
pertama atau utama. Protein merupakan makromolekul yang
menyusun lebih dari setengah bagian dari sel. Protein menentukan
ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi
antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel
(Fatchiyah dkk, 2011).
Protein adalah zat makanan yang memiliki berbagai faktor
penting untuk fungsi tubuh, sehingga kecil kemungkinan ada
kehidupan tanpa protein (Muchtadi, 2010). Protein merupakan
makromolekul yang terdiri dari rantai asam amino yang
31
4. Zat Besi
a. Pengertian Asupan Zat Besi
Zat besi merupakan mineral esensial bagi tubuh dan sangat
diperlukan dalam pembentukan darah. Penyerapan zat besi terjadi
apabila zat besi terpisah dari bahan organik dan Fe3+ (ferri) telah
direduksi menjadi Fe2+ ferro oleh HCl lambung dan vitamin C.
Penyerapan terjadi di duodenum usus halus yang pengaturanya
bergantung dengan kebutuhan tubuh. Setelah diserap oleh usus, Fe
diangkut oleh darah dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh
dalam keadaan terikat pada protein transferin. Zat besi tersebut
34
5. Zink
a. Pengertian Asupan Zink
Zink merupakan mineral yang berperan sebagai kofaktor
lebih dari 100 enzim dan penting untuk metabolisme asam nukleat
dan sintesis protein. Zink menstimulasi aktivitas lebih dari 100
enzim yang memiliki fungsi penting bagi tubuh termasuk produksi
insulin, membuat sperma dan memiliki peran penting dalam sistem
imun dan sintesis DNA. Zink membantu penyembuhan luka dan
membantu mempertahankan kemampuan dalam indra pengecapan
dan inra penciuman (Hardinsyah dan Supariasa, 2017).
Terdapat penelitian yang menunjukkan adanya hubungan
antara zink dengan beberapa aspek perkembangan kognitif
(Khodashenas et al, 2015). Zink merupakan trace mineral yang
berperan terhadap pertumbuhan sel saraf pusat (Banna et al, 2016).
Secara spesifik zink berperan dalam memproduksi enzim untuk
keperluan RNA dan DNA. Zink dan protein merupakan unsur yang
ada dalam otak. Keduanya memberikan kontribusi terhadap
struktur dan fungsi dari otak, sehingga apabila terjadi defisiensi
yang berat maka akan berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif dan fungsi motorik (Ardiaria dan Nuryanto, 2014).
b. Sumber Zink
Sumber zink dari makanan berhubungan dengan protein,
kadar yang tinggi didapat dalam kacang–kacangan. Absorbsi zink
sangat bervariasi tidak hanya pada kandungan zink dalam diet, tapi
juga tergantung pada bioavaibilitas zink. Zink dari produk hewani
37
B. Kerangka Teori
Faktor Eksternal
1. Faktor prenatal
2. Faktor persalinan
3. Faktor pasca persalinan
a. Zat Gizi
1) Karbohidrat
2) Protein
3) Lemak
4) Vitamin
5) Mineral
a) Zat besi
b) Kalsium
c) Yodium
d) Zink
b. Lingkungan fisik dan kimia
c. Psikologis
d. Endokrin
e. Sosioekonomi
f. Lingkungan pengasuhan
g. Stimulasi
h. Obat-obatan
C. Kerangka Konsep
Perkembangan anak
Asupan Zat besi
Asupan Zink
D. Hipotesis
1. Ada hubungan antara asupan protein dengan perkembangan anak usia
3-5 tahun.
2. Ada hubungan antara asupan zat besi dengan perkembangan anak usia
3-5 tahun.
3. Ada hubungan antara asupan zink dengan perkembangan anak usia 3-
5 tahun.
BAB III
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional dengan tujuan mengetahui
hubungan antara asupan protein, zat besi dan zink dengan perkembangan
anak.
n=
43
44
Keterangan :
(95% = 1,96)
P : Proporsi prevalensi (12% = 0,12)
d² : Presisi yang digunakan 10 % (0,1)
Perhitungan perkiraan dengan besar sampel
=
= 58 Sampel
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2010). Penelitian ini menggunakan teknik sampling Simple random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan
memberi kesempatan pada semua populasi untuk menjadi sampel
dengan cara acak atau mengundi.
45
b. Kriteria Eksklusi :
1) Berpindah tempat tinggal sehingga sulit untuk mengikuti
penelitian.
2) Anak sudah mengikuti program pendidikan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas : Asupan protein, zat besi dan zink.
2. Variabel Terikat : Perkembangan Anak.
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
1. Formulir identitas sampel : Data yang diperoleh dari sampel yang
meliputi nama, umur, BB.
2. Formulir food recall 2x24 jam untuk mengetahui asupan protein, zat
besi dan asupan zink pada balita di Kelurahan Wonorejo.
3. Food Model sebagai alat bantu dalam melakukan food recall 2x24
jam.
4. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk mengetahui
perkembangan anak usia 3-5 tahun.
b. Coding
Merupakan upaya mengklasifikasi data dengan pemberian
kode pada data menurut jenisnya. Data yang di coding sebagai
berikut :
1) Perkembangan Anak
1= Sesuai : Jumlah jawaban Ya 9 sampai 10 poin
2= Meragukan : Jumlah Jawaban Ya 7 sampai 8 poin
3= Penyimpangan : Jumlah Jawaban Ya 6 atau kurang
(Kemenkes RI, 2010)
2) Asupan Protein
1 = Defisit Tingkat Berat : < 70% AKG
2 = Defisit Tingkat Sedang : 70 – 79 % AKG
3 = Defisit Tingkat Ringan : 80 – 89 % AKG
4 = Normal : 90 – 119 % AKG
5 = Diatas Kebutuhan : > 119 % AKG
(Kemenkes RI, 2010)
3) Asupan Zat besi
1 = Kurang : < 77% AKG
2 = Cukup : ≥ 77% AKG
(Gibson, 2005)
4) Asupan Zink
1 = Kurang : < 77% AKG
2 = Cukup : ≥ 77% AKG
(Gibson, 2005)
c. Tabulating
Menyusun data dengan mengorganisir data asupan protein,
zat besi dan zink serta perkembangan anak.
49
d. Cleaning
Proses pembersihan data atau penghapusan data yang tidak
dipakai atau tidak valid.
e. Entry data
Data yang dimasukan pada proses entry yaitu data asupan
protein, zat besi dan zink serta perkembangan yang telah melalui
proses coding ke dalam program SPSS versi 20.0. Asupan protein,
zat besi dan asupan zink diolah menggunakan nutrisurvey for
windows. Data-data yang dikumpulkan dianalisa secara univariat
dan bivariat dengan program SPSS versi 20.0.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk melihat deskripsi tiap variabel
penelitian yang meliputi asupan protein, zat besi, zink dan
perkembangan anak.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan
bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat dengan uji
statistik. Penelitian ini pertama diuji dengan uji Chi-Square, karena
terdapat nilai expected sel < 5 atau < 20% dari jumlah sel sehingga
tidak memenuhi syarat, maka penelitian ini menggunakan uji
Fisher Exact. Uji tersebut untuk mengetahui :
1) Hubungan asupan protein dengan perkembangan anak usia 3-5
tahun.
2) Hubungan asupan zat besi dengan perkembangan anak usia 3-5
tahun.
3) Hubungan asupan zink dengan perkembangan anak usia 3-5
tahun.
50
I. Jalanya Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Menyusun proposal penelitian.
b. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi
subyek.
c. Mengajukan surat ijin melakukan penelitian di Kelurahan
Wonorejo.
d. Melakukan koordinasi dengan Bidan Kelurahan Wonorejo.
e. Melakukan perijinan dan koordinasi dengan ketua posyandu.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan screening kepada populasi terjangkau jika memenuhi
kriteria inklusi akan dijadikan sampel penelitian.
b. Peneliti menjelaskan mekanisme penelitian yang akan dilakukan.
c. Kemudian sampel mengisi lembar informed concent apabila setuju
dijadikan sampel dalam penelitian.
d. Mempersiapkan alat maupun media yang akan digunakan saat
penelitian.
e. Pengumpulan data primer dengan wawancara langsung untuk
mengetahui perkembangan serta pengukuran berat badan.
f. Wawancara food recall 24 jam digunakan untuk mencatat asupan
protein, zat besi dan zink subyek sebanyak 2x24 jam tidak berturut-
turut.
3. Tahap Akhir
a. Pengolahan food recall dengan nutrisurvey 2008.
b. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 20.0.
c. Hasil penelitian yang telah diolah kemudian dibahas melalui
analisis data.
51
J. Etika Penelitian
Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap tempat dan
peneliti itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan setelah peneliti
memperoleh rekomendasi dari pembimbing dan mendapat izin dari ketua
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Selanjutnya peneliti melakukan
penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi sampel)
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada sampel, terlebih
dahulu peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengumpulan data. Calon sampel yang bersedia untuk diteliti diberi
lembar persetujuan dan harus ditandatangani, sedangkan calon sampel
yang tidak bersedia atau menolak diteliti, peneliti tidak memaksa dan
tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari sampel , maka
peneliti tidak mencantumkan nama sampel pada lembar pengumpulan
data, cukup memberikan kode yaitu pemberian angka pada masing-
masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh sampel dijamin oleh
peneliti, bahwa informasi tersebut hanya boleh diketahui oleh peneliti
dan pembimbing serta hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian. Selanjutnya lembar
pengumpulan data dimusnahkan oleh peneliti dengan cara dibakar
setelah jangka waktu dua tahun.
K. Jadwal Penelitian
Terlampir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Desa Selokaton
Sebelah Selatan : Kota Surakarta
Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Desa Plesungan
(Profil Desa Wonorejo, 2018).
52
53
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Sampel
a. Jenis Kelamin
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n %
Perempuan 34 58,6
Laki-laki 24 41,4
Jumlah 58 100,0
Sumber : Data Primer, diolah 2019
Berdasarkan tabel 3, distribusi jenis kelamin diketahui
bahwa sebagian besar sampel berjenis kelamin perempuan
sebanyak 58,6%.
b. Usia
Distribusi usia sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia (bulan) % ±SD (bulan)
n
36-41 16 27,6 45,6±5,89
42-47 28 48,3
48-53 7 12,1
54-60 7 12,1
Jumlah 58 100,0
Sumber : Data Primer, diolah 2019
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa distribusi usia
sampel sebagian besar berusia 42-47 bulan sebesar 48,3%. Rata-
rata usia sampel penelitian yaitu 45,6±5,89 bulan.
c. Pekerjaan Ibu
Distribusi sampel berdasarkan jenis pekerjaan ibu dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
54
h. Perkembangan Anak
Berdasarkan data penelitian diperoleh informasi tentang
perkembangan anak usia 3-5 tahun di Desa Wonorejo. Dapat
dilihat pada tabel 12 berikut ini :
Tabel 11. Distribusi Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
Kategori n %
Perkembangan
Sesuai 56 96,6
Tidak Sesuai 2 3,4
Total 58 100,0
Sumber : Data Primer, diolah 2019
Berdasarkan data penelitian perkembangan anak usia 3-5
tahun diperoleh hasil sebagian besar perkembangan anak masuk
pada kategori sesuai sebesar 96,6 %.
n % n % n %
Asupan Normal 26 96,3 1 3,7 27 100
Protein (gr) 1,00
Tidak 30 96,8 1 3,2 31 100
Normal
*Fisher Exact
Berdasarkan tabel 13, hasil uji Fisher Exact diperoleh hasil,
sampel yang memiliki asupan protein normal dengan perkembangan
sesuai sebesar 96,3% dan perkembangan meragukan sebesar 3,7%.
Sampel yang memiliki asupan protein tidak normal dengan
perkembangan sesuai sebesar 96,8% dan perkembangan meragukan
sebesar 3,2%. Berdasarkan tabel 13, asupan protein menunjukan nilai
58
C. Pembahasan
1. Karakteristik Sampel
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jenis kelamin
sampel sebagian besar yaitu perempuan sebanyak 58,6%. Fungsi
reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
anak laki-laki. Masa pubertas, perkembangan dan pertumbuhan
anak laki-laki akan lebih cepat (Kemenkes RI, 2010). Menurut
(Santrock, 2011), jenis kelamin berkaitan dengan perkembangan
anak, dimana anak laki-laki lebih rentan terhadap berbagai jenis
penyakit dan cacat dibandingkan dengan wanita. Hal ini
dikarenakan anak laki-laki lebih mempunyai sifat agresif sehingga
lebih aktif daripada anak perempuan yang apabila tidak diawasi
oleh orangtua maka akan berpengaruh terhadap kerentanan
penyakit dan gangguan tumbuh kembang.
Secara teoritis dijelaskan bahwa jenis kelamin merupakan
salah satu faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak.
Hal ini berhubungan dengan fungsi motorik kasar, motorik halus,
kemampuan bahasa dan sosialisai anak, dimana anak laki-laki lebih
mengandalkan keaktifan dalam melakukan aktifitas motorik kasar
sedangkan perempuan lebih mengandalkan kemampuan kreatifitas
yang berkaitan dengan motorik halus. Menurut Alfiani (2016),
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
60
interaksi antara orang tua dengan anak atau pola asuh yang
diberikan orang tua kepada anak.
c. Pekerjaan Ibu
Penelitian ini sebagian besar ibu dari sampel sebagai ibu
rumah tangga yaitu sebanyak 75,9%. Menurut Mumtahinah (2011),
ibu rumah tangga adalah wanita yang telah menikah dan tidak
bekerja, meghabiskan sebagian waktunya untuk mengurus rumah
tangga dan setiap hari menjumpai suasana yang sama serta tugas-
tugas rutin. Menurut Respati (2009), peran ibu rumah tangga
adalah mengurus rumah tangganya, merawat dan mendidik
anaknya. Peran tersebut merupakan kodrat dan kewajiban yang
harus dijalani oleh wanita. Selain itu, ibu rumah tangga memiliki
peran utama yang dilakukan sesuai dengan fitrah kewanitaan
(hamil, menyusui, membina anak dan membesarkan anak)
merupakan aktivitasnya. Menurut Latang (2010), ibu dapat
memiliki banyak waktu untuk mendidik dan membentuk pola
konsumsi pangan pada anak yang akan mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya.
d. Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan ibu pada penelitian ini sebagian besar
ibu memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 46,6%. Tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seorang ibu dalam cara mendidik anak dan menerima
informasi yang berkualitas berkaitan dengan perkembangan anak.
Pendidikan seorang ibu kepada anak merupakan pendidikan dasar
yang tidak dapat diabaikan. Seorang ibu hendaklah seorang yang
bijaksana dan pandai dalam mendidik anak. Menurut Notoatmojo
(2011), semakin tinggi pendidikan, maka hidup manusia akan
semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan
menghasilkan pengetahuan yang baik dan mampu menjadikan
hidup lebih berkualitas.
62
e. Asupan Protein
Asupan protein dapat diketahui bahwa, sebanyak 58 sampel
terdapat 46,6% dalam kategori normal dan 53,4% kategori tidak
normal. Jumlah tingkat kecukupan protein yang dikonsumsi sampel
rata-rata 115,86±18,84 %. Salah satu penyebab konsumsi protein
sampel lebih banyak pada kategori tidak normal yaitu pada
kategori diatas kebutuhan dapat dikarenakan jumlah asupan
makanan yang dikonsumsi sampel setiap hari, dimana sampel
makan makanan selingan dengan porsi kecil namun sering
terutama telur dan susu.
Protein merupakan zat gizi yang paling erat hubunganya
dengan proses-proses kehidupan. Konsumsi protein yang cukup
akan mampu melakukan fungsinya untuk peoses pertumbuhan dan
perkembangan (Manuhutu dkk., 2017 ). Energi dan protein dalam
fungsi motorik berperan dalam proses poliferasi dan diferensiasi
sel dan synaptogenesis (Susanty, 2012).
Penelitian dari Prado dan Dewey (2012) menyatakan zat
gizi yang mempengaruhi perkembangan otak salah satunya adalah
protein. Protein berperan penting dalam proses mielinasi, hal ini
disebabkan karena lemak dan protein merupakan komponen utama
dari mielin yang menyelubungi akson untuk mempercepat impuls
dari satu sel menuju sel otak yang lain. Penelitian lain yang
mendukung hubungan asupan protein dengan perkembangan anak
adalah penelitian dari Setiawan (2017) menyatakan bahwa
kekurangan asupan protein berpengaruh kepada kemampuan
kognitif, kemampuan kognitif adalah aktifitas otak yang terjadi
dalam rangka mendapatkan pengetahuan atau informasi. Proses
kemampuan kognitif adalah terjadinya komunikasi antar sel otak
yang sangat aktif. Komunikasi antar satu sel otak dengan sel otak
yang lain terjadi melalui penghantar pesan oleh suatu
63
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti belum bisa
mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak seperti status gizi, stimulasi dari orang tua, status
ekonomi dan lingkungan anak.
BAB V
PENUTUP
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan asupan protein, zat
besi dan zink dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun dapat
disimpulkan bawa :
1. Tingkat konsumsi protein sebagian besar dalam kategori tidak normal
sebesar 53,4 % dengan rata-rata tingkat konsumsi protein sebesar
115,86±18,84 % dan rata-rata asupan protein sebesar 33,1±5,17 gr.
2. Tingkat konsumsi zat besi sebagian besar dalam kategori kurang
sebesar 72,4 % dengan rata-rata tingkat konsumsi zat besi sebesar
60,45±24,26 % dan rata-rata asupan zat besi sebesar 5,0±1,99 mg.
3. Tingkat konsumsi zink sebagian besar dalam kategori cukup sebesar
70,7% dengan rata-rata tingkat konsumsi zink sebesar 88,92±19,43 %
dan rata-rata asupan zink sebesar 3,8±0,87 mg.
4. Perkembangan anak sebagian besar dalam kategori sesuai sebesar 96,6
%.
5. Tidak ada hubungan antara asupan protein dengan perkembangan anak
usia 3-5 tahun (p= 1,00).
6. Tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan perkembangan anak
usia 3-5 tahun (p= 0,479).
7. Tidak ada hubungan antara asupan zink dengan perkembangan anak
usia 3-5 tahun (p= 1,00).
B. Saran
1. Bagi Orang Tua
Diharapkan orang tua balita dapat memberikan asupan gizi
seimbang sehari-hari sesuai dengan kebutuhan dan memperbaiki pola
makan balita.
73
74
Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Alfiani, Y. 2016. Hubungan Status Gizi, Jenis Kelamin dan Usia Anak Dengan
Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Usia Pra Sekolah Di TK
Melati Ikhlas Padang Tahun 2016. Skripsi. Bukit Tinggi: Program Studi
Kebidanan Stikes Fort De Kock.
Ardiaria dan Nuryanto. 2014. Hubungan Status Gizi Dan Asupan Besi Dan Seng
Terhadap Fungsi Motorik Anak Usia 2-5 Tahun. JNH. 2(2).
Badan POM RI. 2013. Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk
Pencapaian Gizi Seimbang. Direktorat Standardisasi Produk Pangan,
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya,
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Emalia, Febry dan Rahmiwati. 2015. Hubungan Asupan Gizi, Pengetahuan Dan
Stimulasi Ibu Dengan Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Tk Handayani
Dan Tk Teratai 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang 2014. Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat. 6(1).
Estiasih, H., Waziiroh dan Febrianto. 2016. Kimia dan Fisik Pangan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Faruq, M. 2015. Hubungan Pola Konsumsi Dan Persen Lemak Tubuh Dengan
Performa Atlet Renang. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Gandy, M. and Holdsworth. 2014. Gizi Dan Dietetika. Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Hardinsyah dan Supariasa. 2017. Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi. Cetakan 2017.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hurrell, R dan Egli, I. 2010. Iron Bioavailability and Dietary Reference Values.
American Journal of Clinical Nutrition. 91(5): 146S-1467S.
Krisno, B.A. 2009. Gizi dan Kesehatan. Malang: Banyu Media dan UMM Press.
Mansyur, H. 2009. Psikologi Ibu Dan Anak Untuk Kebidanan. Salemba Medika:
Jakarta.
Maylina, L.A. 2010. Hubungan Antara Konsumsi Pangan Sumber Protein, Zat
Besi, Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Siswa Sekolah Dasar.
Skripsi. Jember: Universitas Jember.
Mumtahinnah, N. 2011. Hubungan Antara Stres Dengan Agresi Pada Ibu Rumah
Tangga Yang Tidak Bekerja. Jurnal Penelitian. Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Notoadmojo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Pardo, E.L and Dewey, K. 2012. Nutrition and Brain Development in Early Life.
Nutrition Reviews.72.
Potter, P.A dan Anne, G.P. 2009. Fundamental keperawatan edisi ke-7. Jakarta:
Salemba Medika.
Puspita,. Octavia dan Saputro. 2017. Hubungan Asupan Gizi Seimbang, Pola
Asuh Dengan Perkembangan Motorik Balita Gizi Kurang di Kota Jambi.
Riset Informasi Kesehatan. 6(1).
Rahfiludin, M.Z dan Pradigdo, S.F. 2013. Pengaruh Suplementasi Seng Terhadap
CD 4⁺ Pengidap Human Immundeficiency Virus. MGMI.5(1).
Safitri, P dan Respati, W. 2009. Makna Hidup pada Perempuan Dewasa yang
Berperan Ganda. Jurnal Psikologi. 7(2): 43-56.
Sediaoetama. 2010. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian
Rakyat.
Soetjiningsih dan Ranuh I.N. 2015. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Sudargo, T., Huriyati E, Safitri L., Irwanti, W., Ahadi, N.S. 2012. Hubungan
Antara Status Gizi, Anemia, Status Infeksi, Dan Asupan Zat Gizi Dengan
Fungsi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar Di Daerah Endemik Gaki. Gizi
Indonesia. 35(2): 126-136.
Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I. 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L dan Schwartz, P.
2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. edisi 6. Jakarta: EGC.
Yamin, M dan Sabri, J.S. 2013. Panduan Lengkap PAUD Melejitkan Potensi Dan
Kecerdasan Anak Usia Dini. Ciputat: Gaung Persada.
Zulkarnain., Khidri., dan Patimah. 2017. Pengaruh Asupan Zat Gizi Terhadap
Perkembangan Psikomotorik Anak Usia 25-60 Bulan Pada Yayasan An-
Nur Kalla Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 11(4):
434-439.
LAMPIRAN
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
8. Revisi hasil
penelitian dan
pengumpulan skripsi
Lampiran 2
Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden. Jawaban
akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan, saya ucapkan terimakasih.
Saya, Nur Hidayah Safitri Dewi akan melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan Antara Asupan Protein, Zat besi dan Zink Dengan
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun”. Penelitian ini bertujuan mengetahui
perkembangan anak usia 3-5 tahun.
A. Keikutsertaan dalam penelitian
Ibu bebas memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
Bila ibu sudah memutuskan untuk ikut serta, Ibu juga bebas untuk
mengundurkan diri setiap saat tanpa dikenakan denda atau sanksi apapun.
B. Prosedur penelitian
Apabila Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Ibu diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan ini dua rangkap, satu untuk Ibu simpan
dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:
1. Mengukur berat badan anak.
2. Wawancara kepada ibu tentang identitas sampel, asupan protein, zat besi,
zink dan data perkembangan anak dengan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian akan
dirahasiakan dan hanya akan digunakan dalam penelitian.
G. Pembiayaan
Semua biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti.
H. Informasi tambahan
Ibu diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Sewaktu-waktu jika membutuhkan
penjelasan lebih lanjut atau dapat mengubungi Nur Hidayah Safitri Dewi :
(082242421412)
Lampiran 6
Lampiran 7
Output SPSS
a. Data Deskriptif
Descriptive Statistics
Sesuai Meragukan
Count 26 1 27
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,010 1 ,921
b
Continuity Correction ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,010 1 ,921
Fisher's Exact Test 1,000 ,719
N of Valid Cases 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,93.
b. Computed only for a 2x2 table
c. Uji Hubungan Asupan Zat Besi dengan Perkembangan Anak
Sesuai Meragukan
Count 41 1 42
balita Count 15 1 16
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,521 1 ,470
b
Continuity Correction ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,467 1 ,494
Fisher's Exact Test ,479 ,479
N of Valid Cases 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,55.
b. Computed only for a 2x2 table
d. Uji Hubungan Asupan Zink dengan Perkembangan Anak
Sesuai Meragukan
Count 17 0 17
balita Count 39 2 41
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,859 1 ,354
b
Continuity Correction ,019 1 ,892
Likelihood Ratio 1,417 1 ,234
Fisher's Exact Test 1,000 ,496
N of Valid Cases 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,59.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 9
No Nama U JK BB Perkembangan Rata Rata As Rata As. % Kons % Kons %Kons Z Kategori As.P Kategori As. Kategori
Sampel (bln) As.P ZB Z P ZB ZB As. Z
1 Ama 38 L 12 Sesuai 32,82 3,25 4,00 136,75 44,01 108,33 tidak normal Kurang Cukup
2 33,175 4,09 3,40 103,67 41,49 69,06 Normal Kurang Kurang
Ar 41 L 16 Sesuai
3 Ra 46 L 16 Sesuai 36,7 4,85 4,65 114,69 49,26 94,45 Normal Kurang Cukup
4 32,15 4,95 3,40 96,96 58,06 71,78 Normal Kurang Kurang
Sns 57 P 18 Sesuai
5 Aqn 45 P 12 Sesuai 33,125 6,10 3,65 138,02 82,60 98,85 tidak normal Cukup Cukup
6 38,5 5,50 5,15 128,33 59,58 111,58 tidak normal Kurang Cukup
Ak 45 L 15 Sesuai
7 Mhb 44 L 18,2 Sesuai 37,65 9,65 5,20 103,43 86,16 92,86 Normal Cukup Cukup
8 28,85 4,65 3,65 138,70 72,66 144,06 tidak normal Kurang Cukup
So 39 P 10 Sesuai
9 Rl 40 P 11,5 Sesuai 29,65 6,30 3,90 128,91 89,02 110,22 tidak normal Cukup Cukup
10 33,2 7,20 4,35 132,80 93,60 113,10 tidak normal Cukup Cukup
Mr 45 P 12,5 Sesuai
11 As 45 L 13,3 Sesuai 36,75 10,50 4,65 138,16 128,29 113,63 tidak normal Cukup Cukup
12 32,6 4,70 3,35 123,48 57,86 82,48 tidak normal Kurang Cukup
Ma 46 L 13,2 Sesuai
13 A 58 L 17 Meragukan 33,825 6,89 3,70 108,01 85,50 82,71 Normal Cukup Cukup
14 31,75 6,75 3,85 115,04 79,48 90,67 Normal Cukup Cukup
Cs 40 P 13,8 Sesuai
15 28,575 6,45 2,85 137,38 100,78 89,06 tidak normal Cukup Cukup
Eak 39 P 10,4 Sesuai
16 32,5 6,80 4,60 138,89 94,44 127,78 tidak normal Cukup Cukup
Ra 39 L 11,7 Sesuai
17 24,7 2,30 3,25 81,25 24,59 69,49 tidak normal Kurang Kurang
As 39 P 15,2 Sesuai
18 29,155 3,20 3,25 116,62 41,60 84,50 Normal Kurang Cukup
Ia 46 P 12,5 Sesuai
No Nama U JK BB Perkembangan Rata Rata As Rata As. % Kons % Kons %Kons Z Kategori As.P Kategori As. Kategori
Sampel (bln) As.P ZB Z P ZB ZB As. Z
19 Sa 43 P 12,1 Meragukan 30,97 4,01 3,30 127,98 53,85 88,64 tidak normal Kurang Cukup
20 31,45 6,20 3,95 111,52 71,45 91,05 Normal Kurang Cukup
N 41 P 14,1 Sesuai
21 Ni 51 L 17,4 Sesuai 34,70 6,30 4,40 108,26 76,44 96,09 Normal Kurang Cukup
22 35,27 10,00 7,15 74,20 81,83 105,31 tidak normal Cukup Cukup
Tsw 56 L 25,8 Sesuai
23 Ra 38 L 12,8 Sesuai 33,25 4,85 4,15 129,88 61,57 105,37 tidak normal Kurang Cukup
24 40,90 7,20 5,40 132,16 90,48 122,14 tidak normal Cukup Cukup
Aa 57 P 16,8 Sesuai
25 Hk 37 L 13,4 Sesuai 27,33 3,19 2,75 101,96 38,62 66,70 Normal Kurang Kurang
26 26,55 4,65 3,55 127,55 86,87 119.38 tidak normal Cukup Cukup
Za 55 P 11,3 Sesuai
27 Maf 41 L 13,5 Sesuai 36,64 4,38 4,20 135,69 52,72 101,11 tidak normal Kurang Cukup
28 31,55 3,85 3,45 116,85 46,34 83,06 Normal Kurang Cukup
Far 46 L 13,5 Sesuai
29 Ak 39 L 15,2 Sesuai 37,85 4,90 4,55 124,51 52,38 97,29 tidak normal Kurang Cukup
30 38,98 8,04 4,30 136,28 91,31 97,73 tidak normal Cukup Cukup
Da 38 P 14,3 Sesuai
31 Bs 38 P 12,3 Sesuai 33,10 4,90 4,70 134,55 64,74 124,19 tidak normal Kurang Cukup
32 33,70 4,70 3,95 112,33 50,92 85,58 Normal Kurang Cukup
Ms 44 P 15 Sesuai
33 44,37 2,82 3,65 118,64 24,51 63,44 Normal Kurang Kurang
Mea 44 L 18,7 Sesuai
34 34,85 5,98 3,30 95,22 53,06 58,61 Normal Kurang Kurang
Mn 45 L 18,3 Sesuai
35 29,36 9,18 3,14 93,75 114,00 70,08 Normal Cukup Kurang
Zi 53 P 17 Sesuai
36 34,74 2,31 2,90 96,49 20,81 52,36 Normal Kurang Kurang
Lna 44 P 18 Sesuai
No Nama U JK BB Perkembangan Rata Rata As Rata As. % Kons % Kons %Kons Z Kategori As.P Kategori As. Kategori
Sampel (bln) As.P ZB Z P ZB ZB As. Z
37 Fnb 51 P 19 Sesuai 46,85 4,80 4,85 133,86 53,33 97,00 tidak normal Kurang Cukup
38 42,43 7,79 5,80 130,15 77,66 115,64 tidak normal Cukup Cukup
Sn 44 P 16,3 Sesuai
39 Am 58 L 18 Sesuai 37,41 4,20 3,95 112,82 49,26 83,39 Normal Kurang Cukup
40 29,52 2,33 2,55 137,94 35,39 77,45 tidak normal Kurang Cukup
Ka 38 P 10,7 Sesuai
41 Cp 42 P 14 Sesuai 28,35 4,20 3,05 101,25 48,75 70,80 Normal Kurang Kurang
42 23,97 6,47 2,60 108,93 95,51 76,82 Normal Cukup Kurang
Ef 47 P 11 Sesuai
43 An 47 P 13 Sesuai 26,27 2,63 2,67 101,04 32,81 66,63 Normal Kurang Kurang
44 19,52 2,38 2,10 84,87 33,63 59,35 tidak normal Kurang Kurang
Gj 45 P 11,5 Sesuai
45 N 54 L 18 Sesuai 20,77 2,66 2,85 62,62 31,20 60,17 tidak normal Kurang Kurang
46 36,85 4,55 4,05 117,67 56,50 90,53 Normal Kurang Cukup
Za 52 L 17 Sesuai
47 Ia 52 L 18 Sesuai 35,30 3,50 4,75 106,46 41,05 100,28 Normal Kurang Cukup
48 33,40 4,60 3,65 115,17 51,55 81,81 Normal Kurang Cukup
Fz 45 L 14,5 Sesuai
49 Km 50 P 19,7 Sesuai 35,85 6,00 3,65 98,79 64,30 70,41 Normal Kurang Kurang
50 39,40 3,65 3,40 92,92 27,98 52,12 Normal Kurang Kurang
Ro 44 P 21,2 Sesuai
51 31,90 5,45 3,60 115,58 64,18 84,78 Normal Kurang Cukup
Ag 40 P 13,8 Sesuai
52 35,70 2,70 4,35 132,22 32,50 104,72 tidak normal Kurang Cukup
Skl 46 P 13,5 Sesuai
53 29,30 4,50 3,80 133,18 66,48 112,27 tidak normal Kurang Cukup
Ma 46 P 11 Sesuai
54 28,00 2,40 2,95 84,44 28,15 62,28 tidak normal Kurang Kurang
D 51 L 18 Sesuai
No Nama U JK BB Perkembangan Rata Rata As Rata As. % Kons % Kons %Kons Z Kategori As.P Kategori As. Kategori
Sampel (bln) As.P ZB Z P ZB ZB As. Z
55 Ak 46 P 14 Sesuai 40,83 3,86 3,65 129,04 44,80 84,73 tidak normal Kurang Cukup
56 33,60 4,00 3,55 90,30 41,80 66,78 Normal Kurang Kurang
Ars 60 P 20,2 Sesuai
57 Af 47 P 12 Sesuai 33,15 2,80 3,55 138,13 37,92 96,15 tidak normal Kurang Cukup
58 39,94 6,10 3,90 133,88 70,80 90,54 tidak normal Kurang Cukup
Rd 47 P 14 Sesuai
Lampiran 14.