Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SECTIO


CAESAREA DENGAN NYERI AKUT DI RUANG DEWI KUNTI
RSUD K.M.R.T WONGSONEGORO SEMARANG

ISMAWATI LATADO
G3A010092

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
mendekati cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin yang
dikeluarkan melalui jalan lahir (Mitayani, 2012). Ada dua cara dalam proses persalinan, yaitu
persalinan pervaginam dan persalinan dengan cara operasi sectio caesarea (Kasdu, 2010).
Sectio caesarea merupakan suatu tindakan pengeluaran janin dan plasenta melalui tindakan
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh (Mitayani, 2011).
Menurut Word Health Organization (WHO) angka persalinan dengan metode sectio
caesarea meningkat 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara – negara
berkembang (WHO, 2015)
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menunjukkan prevalensi tindakan sesar pada persalinan adalah 17,6 persen tertinggi
di wilayah DKI Jakarta (31,3%). Sedangkan angka kejadian persalinan section caesarea di
jawa tengah pada tahun 2018 mencapai …….%
Indikasi dilakukan sectio caesarea dapat dikarenakan dari faktor ibu maupun janin.
Indikasi dari ibu antara lain : induksi persalinan gagal, proses persalinan tidak maju,
disproporsi sefalopelvik, diabetes, kanker serviks, riwayat sectio caesarea sebelumnya,
riwayat ruptur uterus, obstruksi jalan lahir, plasenta previa, sedangkan indikasi dari janin antar
lain : gawat janin, prolaps tali pusat, posisi melintang, malpresentasi janin, kelainan janin dan
indikasi yang paling umum untuk proses sectio caesarea adalah kegagalan proses persalinan
(Norwitz, 2010).
Komplikasi post sectio caesarea juga terjadi pada ibu. Komplikasi yang timbul setelah
dilakukannya SC pada ibu seperti nyeri pada daerah incisi, potensi terjadinya thrombosis,
potensi terjadinya penurunan kemampuan fungsional, penurunan elastisitas otot perut dan otot
dasar panggul, perdarahan, luka kandung kemih, infeksi, bengkak pada extremitas bawah dan
gangguan laktasi (Kurniawati, 2010). Pasien post SC akan mengeluh nyeri pada daerah incisi
yang disebabkan oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus. Post sectio
caesarea akan menimbulkan nyeri hebat dan proses pemulihannya berlangsung lebih lama
dibandingakan dengan persalinan normal (Sari, 2014).
Dampak nyeri post SC pada ibu jika tidak ditangani yaitu mobilisasi terbatas, bonding
attachment (ikatan kasih sayang) terganggu/tidak terpenuhi, Activity of Daily Living (ADL)
terganggu, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tidak dapat terpenuhi karena adanya peningkatan
intensitas nyeri apabila ibu bergerak jadi respon ibu terhadap bayi kurang, sehingga ASI
sebagai makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai banyak manfaat bagi bayi maupun ibunya
tidak dapat diberikan secara optimal (Afifah, 2011). Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik
dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat
subjektif (Mutaqqin, 2011). Menurut Solehati & Rustina (2013), 75% dari 5 pasien bedah
mengalami nyeri sedang sampai berat setelah operasi. Durasi nyeri dapat bertahan selama 24
sampai 48 jam, tapi bisa bertahan lebih lama tergantung pada bagaimana klien dapat menahan
dan menanggapi sakit.
Upaya - upaya untuk mengatasi nyeri pada ibu post SC adalah dengan menggunakan
farmakologis dan nonfarmakologis. Penalaksanaan nyeri dengan farmakologis yaitu dengan
menggunakan obat-obat analgesik narkotik baik secara intravena maupun intramuskuler.
Kelebihan dari penanganan farmakologis ini adalah rasa nyeri sedang sampai berat dapat
diatasi dengan cepat namun pemberian obat-obat kimia dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan pemakainya seperti gangguan pada
ginjal dan seseorang tidak mampu mengontrol nyeri, sehingga dibutuhkan kombinasi
farmakologi untuk mengontrol nyeri dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat
berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang (Yosep, 2013).
Penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis antara lain menggunakan sentuhan
afektif, sentuhan terapeutik, akupresur, relaksasi dan tehnik imajinasi, distraksi, hipnosis,
kompres dingin atau kompres hangat, stimulasi/message kutaneus, TENS (transcutaneous
eletrical nervestimulation) dan relaksasi Benson (Gondo, 2011). Salah satu tekhnik relaksasi
yang mudah dalam pelaksanaanya serta tidak memerlukan biaya adalah tekhnik relaksasi
benson yang merupakan penggabungan antara tekhnik respon relaksasi dengan sistem
keyakinan. Relaksasi Benson adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan
mengalihkan perhatian kepada relaksasi sehingga kesadaran klien terhadap nyeri-nya
berkurang, relaksasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan relaksasi yang diberikan
dengan kepercayaan yang dimiliki klien. Relaksasi Benson pada penelitian ini
penatalaksanaannya menggunakan kepercayaan orang-orang muslim, dimana klien akan
diminta menyebutkan Nama Allah secara berulang-ulang dengan sikap yang khusyu’.
Pelatihan relaksasi Benson cukup efektif untuk memunculkan keadaan tenang dan
relaks dimana gelombang otak mulai melambat akhirnya membuat seseorang dapat istirahat
dengan tenang. Hal ini terjadi ketika subjek mulai merebahkan diri dan mengikuti instruksi
relaksasi yaitu pada tahap pengendoran otot dari bagian kepala hingga bagian kaki.
Selanjutnya dalam keadaan relaks mulai untuk memejamkan mata, saat tersebut frekuensi
gelombang otak yang muncul mulai melambat dan menjadi lebih teratur. Tahap ini subjek
mulai merasakan relaks dan mengikuti secara pasif keadaan relaks tersebut sehingga menekan
rasa tegang dan nyeri (Datak, 2010). Keuntungan dari relaksasi Benson selain mendapatkan
manfaat dari relaksasi juga mendapatkan kemanfaatan dari penggunaan keyakinan seperti
menambah keimanan.
Berdasarkan hasil wawancara pada bulan september – desember 2019 terdapat…..%
ibu post sectio caesarea di ruang dewi kunti RSUD KMRT Wongsonegoro Semarang.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas membuat peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio caesarea dengan
nyeri akut di ruang dewi kunti rsud k.m.r.t wongsonegoro kota semarang?”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio caesarea dengan nyeri di ruang dewi kunti
RSUD K.M.R.T Wongsonegoro Semarang?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan teknik relaksasi benson untuk mengurangi nyeri pada pasien post
partum sectio caesarea.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada pasien post partum sectio caesarea.
b. Mengidentifikasi perubahan tingkat nyeri dengan penggunaan teknik relaksasi benson
D. Manfaat
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai maternitas dalam
melakukan terapi non- farmakologi teknik relaksasi benson
2. Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi tentang pemberian teknik relaksasi benson terhadap
penurunan nyeri pada asuhan keperawatan pasien post partum sectio caesarea.
b. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan secara komperhensif khususnya terapi non farmakologi dalam
pemberian teknik relaksasi benson pada pasien yang mengalami nyeri.
c. Bagi Profesi Keperawatan
Dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan
maternitas dan pemecahan masalah khususnya pada kasus pasien dengan post partum
sectio caesarea dengan tindakan non farmakologi teknik relaksasi benson untuk
mengontrol nyeri.
d. Bagi Responden
Teknik relaksasi benson yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
dapat mengurangi rasa nyeri pada ibu post partum sectio caesarea.
e. Bagi Peneliti
Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya
tentang pelaksanaan terapi teknik sectio caesarea terhadap perubahan rasa nyeri pada
ibu post partum sectio caesarea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Definisi

Anda mungkin juga menyukai