Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial
(Keliat, et al., 2011). Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk
penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan
ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya
semua fungsi kejiwaan. Seseorang dikatakan mengalami gangguan jiwa apabila
ditemukan adanya gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran,
perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan, daya tilik diri, dan persepsi
sehingga mengganggu dalam proses hidup di masyarakat (Nasir & Muhith,
2011).
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang
sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita
gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) tahun 2003 ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
gangguan jiwa, hampir 1 juta orang melakukan bunuh diri setiap tahun. WHO
menyatakan setidaknya ada satu dari empat keluarga memiliki setidaknya satu
anggota keluarga di dunia mengalami gangguan mental. Masalah gangguan
kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat
serius.
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013 membagi gangguan jiwa
atas gangguan mental emosional dan gangguan jiwa berat. Gangguan mental
emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu
mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi
keadaan patologis apabila terus berlanjut. Gangguan jiwa berat adalah
gangguan yang menyebabkan klien tidak mempunyai kontak dengan realitas
sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara
bertahap menuju kronisitas.

26
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, dinyatakan bahwa terdapat 1,7 per
1000 penduduk Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat
(psikosis/skizofrenia). Proporsi rumah tangga (RT) yang memiliki anggota
rumah tangga (ART) psikosis dan pernah melakukan pemasungan (14,3%).
Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar
(6%). Proporsi rumah tangga (RT) yang pernah membawa anggota rumah
tangga (ART) psikosis mendapatkan pengobatan (61,8%). Proporsi anggota
rumah tangga (ART) gangguan mental emosional pernah berobat (26,6%)
(Balitbang Kemenkes RI, 2013).
Data atau hasil pengkajian diperoleh oleh mahasiswa dari pengumpulan
data dimana bertujuan untuk mengetahui data jumlah warga per RT di Dusun
Klipang Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang
yang dimulai dari tanggal 20-24 mei 2019, dan memperoleh data kesehatan
masyarakat serta analisa data. Setelah memperoleh analisa data, selanjutnya
akan didapatkan gambaran masalah kesehatan di Dusun Klipang Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Berdasarkan jumlah penduduk didapatkanhasiljumlshpenduduk di Warga
Dusun Klipang Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang adalah ±635 jiwa. Setelah data dikumpulkan ditemukan beberapa
masalah yaitu, unit kesehatan jiwa: Potensial peningkatan kesehatan jiwa di
Warga Dusun Klipang Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Berikut ini akan diuraikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
jiwa komunitas yang dimulai dari pengkajian, merumuskan masalah
keperawatan komunitas yang muncul di masyarakat sesuai dengan rencana
tindakan yang telah disepakati bersama masyarakat pada Musyawarah
Masyarakat Desa I (MMD I) sampai dengan evaluasi dan rencana tindak lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
diharapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan

2
Komunitas di wilayah Warga Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi
data serta mempresentasikan data yang diperoleh di lapangan.
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa
data yang sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun.
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah
kesehatan yang akan dijumpai dan diprioritaskan.
d. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana
tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal.

C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan Kota Magelang
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi gambaran
bagi dinas kesehatan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan
masyarakat di Warga Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang.
2. Pihak Puskesmas
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi data untuk
menyusun program kerja dan kebijakan kesehatan yang akan datang.
3. WargaDusunTlatarDesaKrogowananKecamatanSawanganKabupatenMage
lang
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan masukan
untukmemantau jalannya program-program yang telah dibentuk dalam
CMHN diWarga Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang untuk masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

3
4. Institusi Pendidikan
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi bahan
perbandingan untuk praktik profesi jiwa komunitas (CMHN) di masa yang
akan datang dan menjadi evaluasi terhadap program komunitas yang telah
ditetapkan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Sehat 2015


Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan
kesehatan. Sasaran pokok pembangunan kesehatan 2015-2019:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

B. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat


1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-
2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang
Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,

5
menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka
strategi pembangunan kesehatan 2005- 2025 adalah :
a. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
b. Pemberdayaan masyarakat dan daerah.
c. Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan.
d. Pengembangan dan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
e. Penanggulangan keadaan darurat kesehatan.

2. Strategi Pembangunan Kesehatan 2015-2019


a. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan Ibu, anak, remaja, dan
lanjut usia yang berkualitas.
b. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
c. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
d. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
e. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.
f. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas
farmasi dan alat kesehatan
g. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan.
h. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia
kesehatan.
i. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
j. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi.
k. Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang
Kesehatan.
l. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.

C. Karakteristik Wilayah Binaan


1. Geografis
DusunTlatarDesaKrogowananKecamatanSawanganKabupatenMagela
ngdimanaterdiridari 8 RT.

6
2. Penduduk
Dari hasil survey mahasiswadidapatkan jumlah penduduk
dusunTlatarDesaKrogowananKecamatanSawanganKabupatenMagelang
mencapai 635 jiwa per bulan Mei 2018.JumlahSecara umum
pendudukkelompoksehat, bayidenganjumlah 8, usiatoodler 9,
usiaprasekolah 19, usiasekolah 35, usiaremaja 43, usiadewasaawal 72,
usiadewasalanjud 348, danuntukusialansia 101.

D. Keperawatan Jiwa
1. PengertianKeperawatanJiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi
utuh sebagai manusia (Dalami, 2010).
Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan profesional yang
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia
sepanjang siklus kehidupan dengan respon psiko-sosial yang maladaptif
yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri
sendiri (use self) dan terapi keperawatan jiwa melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan
memulihkan masalah kesehatan jiwa individu, keluarga dan masyarakat
(Riyadi& Purwanto, 2009).

2. Prinsip-prinsip keperawatan jiwa


Prinsip keperawatan jiwa berdasarkan pada paradigma kesehatan
dibagi menjadi 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.
a. Manusia
Manusia merupakan komponen paradigm keperawatan yang
menjadi salah satu fokus dari pelayanan keperawatan (Mubarak &
Chayatin, 2009).Manusia berfungsi sebagai mahluk holistik yaitu
bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara
keseluruhan.Sebagai individu yang unik secara biologis, psikologis,

7
sosial, dan spiritual, setiap individu tidak bereaksi sama, akan berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Setiap individu mempunyai harga diri,
martabat, kemampuan untuk berubah dan kemauan untuk mengejar
tujuan.
Tujuan setiap individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan
tercapai aktualisasi diri.Dalam menjalankan tujuannya, setiap individu
mempunyai kemampuan dan hak untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan dirinya (Dalami, 2010; Kusumawati
& Hartono, 2011).
b. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia, mencakup antara lain lingkungan sosial, status
ekonomi dan kesehatan (Riyadi& Purwanto, 2009). Manusia sebagai
mahluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam (dirinya sendiri)
dan lingkungan dari luar (keluarga, kelompok, maupun
komunitas).Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus
mengembangkan strategi koping agar dapat beradaptasi (Dalami, 2010).
c. Kesehatan
Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses
kehidupan manusia yang berlangsung terus menerus menuju kehidupan
yang kreatif dan konstruktif (Riyadi& Purwanto, 2009). Kesehatan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah
satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu setiap individu
mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat (Dalami, 2010).
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan.Pelaksanaannya berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif
(Mubarak & Chayatin, 2009).Dalam keperawatan jiwa, perawat
memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara

8
terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri
secara terapeutik, yang mana cara dalam berkomunikasi dengan
menekankan pengalaman belajar bersama dengan pasien untuk
memperbaiki emosi pasien (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).
Perawat menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya dan
keterampilan yang khusus dalam bekerja sama dengan klien untuk
merubah perilaku klien serta perawat dapat memberi stimulus yang
konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah
yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah
kehidupan (Dalami, 2010; Kusumawati & Hartono, 2011).
3. Peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan proses interpersonal yang
berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
mendukung pada fungsi yang terintegrasi sehingga sanggup
mengembangkan diri sendiri secara wajar dan dapat melakukan fungsinya
dengan baik, sanggup menjalankan tugasnya sehari-hari sebagaimana
mestinya. Perawat jiwa berusaha menemukan dan memenuhi kebutuhan
fisik (physiologis needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan
mencintai dan disayangi (belonging loving needs), kebutuhan harga diri (self
esteem) dan kebutuhan aktualisasi (actualization needs) (Dalami, 2010;
Kusumawati & Hartono, 2011).
Dalam upaya mengembangkan pelayanan keperawatan jiwa,
sangan penting bagi perawat untuk mengetahui dan meyakini akan peran
dan fungsinya. Peran perawat psikiatrik bervariasi dan spesifik, meliputi
kemandirian dan kolaborasi. Adapun peran perawat kesehatan jiwa adalah
sebagai berikut :
1. Pelaksana asuhan keperawatan
Dalam peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan,
perawat memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa kepada
individu, keluarga dan komunitas.Dalam menjalankan perannya, perawat
menggunakan konsep perilaku manusia, perkembangan kepribadian dan

9
konsep kesehatan jiwa serta gangguan jiwa dalam melaksanakan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga dan komunitas (Dalami, 2010).
Perawat melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif
melalui pendekatan proses keperawatan jiwa, yaitu pengkajian,
penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap
tindakan tersebut. Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa seorang
perawat harus memiliki kemampuan. Kemampuan yang harus dimiliki
perawat kesehatan jiwa menurut Dalami (2010) ; Yusuf, Fitryasari, dan
Nihayati (2015) adalah sebagai berikut :
a. Membuat pengkajian kesehatan biopsiko-sosial-budaya dan spiritual.
b. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk klien
dan keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks dan kondisi
yang dapat menimbulkan sakit.
c. Perawat berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus, seperti
mengorganisasi, mengkaji, negosiasi, koordinasi, dan
mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi individu dan
keluarga.
d. Memberi pedoman pelayanan kesehatan untuk individu, keluarga,
kelompok untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas
kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, teknologi, serta sistem
sosial yang paling tepat.
e. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi
pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.
f. Memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
penyakit fisik dengan masalah psikologis dan gangguan jiwa dengan
masalah fisik.
g. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan klien, keluarga, staf, dan pembuat
kebijakan.

10
2. Pelaksana pendidikan keperawatan
Perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu,
keluarga dan komunitas agar mampu melakukan perawatan pada diri
sendiri, anggota keluarga dan anggota masyarakat lain. Pada akhirnya
diharapkan setiap anggota masyarakat bertanggung jawab terhadap
kesehatan jiwa (Dalami, 2010).
Sebagai seorang pendidik, perawat memberikan edukasi kepada
klien dengan menjelaskan kosep dan fakta tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur asuhan, memperbaiki tingkah laku belajar,
dan mengevaluasi kemajuan klien dalam belajar.Dalam memberikan
edukasi kepada klien perawat harus menentukan metode pengajaran
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien dan melibatkan sumber
daya lainnya dalam perencanaan seperti keluarga (Potter & Perry, 2010).
Selain itu perawat juga memberikan edukasi kepada staf penerima
delegasi asuhan keperawatan, staf baru yang belum memiliki izin, dan
membagi keahlian dengan perawat ataupun professional kesehatan lain
(Kozier, 2010).
3. Pengelola keperawatan
Dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa, perawat harus
menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab. Dalam
melaksanakan perannya ini perawat perlu (1) menerapkan teori
manajemen dan kepemimpinan dalam mengelola asuhan keperawatan
jiwa, (2) menggunakan berbagai strategi perubahan yang diperlukan
dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa, (3) berperan serta dalam
aktifitas pengelolaan kasus seperti mengorganisasi, koordinasi, dan
mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi individu maupun
keluarga, dan (4) mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas
keperawatan (Dalami, 2010).
4. Pelaksana penelitian
Perawat sering memanfaatkan penelitian untuk memperbaiki
asuhan keperawatan kepada klien. Dalam area klinis, perawat perlu (1)
memahami proses dan bahasa penelitian, (2) peka terhadap isu terkait

11
keperawatan jiwa untuk melindungi hak-hak asasi subjek, (3)
berpartisipasi dalam mengidentifikasi masalah penting yang dapat
diteliti, dan (4) menjadi konsumen yang dapat membedakan temuan
penelitian (Kozier, 2010). Selain itu peran perawat jiwa dalam
pelaksanaan penelitian adalah perawat perlu menggunakan hasil
penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa (Dalami, 2010).
Fungsi perawat psikiatrik adalah memberikan asuhan keperawatan
kepadaklien baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Menurut Dalami(2010) fungsi dapat dicapai melalui aktifitas perawat
psikiatri, yaitu:
1) Memberikan lingkungan terapeutikLingkungan yang ditata
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman dan
nyaman baik secara fisik, mental, maupun sosial sehingga dapat
membantu penyembuhan pasien.
2) Bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now”Dalam
membantu mengatasi masalah klien, perawat bekerja dengan segera
dan tidak ditunda sehingga tidak terjadi penumpukan masalah.
3) Sebagai model peran perawat dalam memberikan bantuan kepada
pasien menggunakan diri sendiri (use self therapeutic) sebagai alat,
melalui contoh perilaku yang ditampilkan oleh perawat.
4) Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien
memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan
hal yang sangat penting. Dalam hal ini perawat perlu memasukkan
pengkajian biologis secara menyeluruh dalam evaluasi pasien
psikiatrik untuk mengidentifikasi adanya penyakit fisik sedini
mungkin sehingga dapat diatasi dengan cara yang tepat.
5) Memberi pendidikan kesehatan memberi pendidikan kesehatan yang
ditunjukkan kepada pasien, keluarga dan komunitas yang mencakup
pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, ciri-ciri sehat jiwa,
penyebab gangguan jiwa, ciri-ciri gangguan jiwa, fungsi dan tugas
keluarga, dan upaya perawatan pasien gangguan jiwa.

12
6) Sebagai perantara sosial perawat dapat menjadi perantara dari pihak
pasien, keluarga dan masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan
masalah pasien.
7) Kolaborasi dengan tim lain perawat dalam membantu pasien
mengadakan kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitu dokter
jiwa, perawat kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja
sosial, psikolog, dan lain-lain.
8) Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan
pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada manajemen
keperawatan kesehatan jiwa.Sebagai pimpinan diharapkan dapat
mengelola asuhan keperawatan kesehatan jiwa dan membantu tenaga
perawat yang menjadi bawahannya.
9) Menggunakan sumber di masyarakat menggunakan sumber di
masyarakat sehubungan dengan kesehatan mental.Hal ini harus
diketahui oleh perawat diketahui oleh perawat bahwa sumber-sumber
yang ada di masyarakat perlu diidentifikasi untuk digunakan sebagai
faktor pendukung dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada
di masyarakat.

E. Proses Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga,
atau komunitas yang menyangkut pada fisiologi, psikologi, sosial, ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan.
a) Pengumpulan data
b) Data inti
c) Data 8 subsistem
d) Jenis Data
e) Data Subjektif

13
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
f) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
1) Sumber Data
a) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
b) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
2) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara
b) shield survey
3) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
4) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.

14
5) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
6) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow:
a) Keadaan yang mengancam kehidupan
b) Keadaan yang mengancam kesehatan
c) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah:

15
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang pesnyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit.
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit.
d. Advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan
dalam melakukan evaluasi adalah:

16
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
b. Menilai kemajuan komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan.

17
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
DIDUSUN TLATAR DESA KROGOWANAN KECAMATAN SAWANGAN
KABUPATEN MAGELANG

Asuhan keperawatan komunitas Di Dusun Tlatar Desa Krogowanan


Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang dilaksanakan pada tanggal 04 Juni
2018 – 09 Juni 2018, dimana asuhan keperawatan diberikan dalam beberapa tahap
wawancara dan shield survey. Tahap pertama yaitu pembuatan angket selanjutnya,
tahap penyebaran angket dan membuat perumusan masalah. Berdasarkan uraian
konsep keperawatan jiwakomunitas maka mahasiswa ProfesiNersProgram Studi
Ilmu Keperawatan UNIMUS mencoba untuk mengaplikasikan Asuhan
Keperawatan Jiwa Komunitas pada masyarakat Dusun Tlatar Desa Krogowanan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
Asuhan keperawatan ini dilaksanakan mulai tanggal 04 Juni 2018 – 09Juni
2018, yang pelaksanaannya sebagai berikut:
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
diantaranya menurut wawancara danwindshield survey yaitu mengobservasi
secara langsung keadaan wilayah untuk melihat secara garis besar situasi dan
keadaan wilayah Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang. Setelah survey dilakukan, selanjutnya dilaksanakan
penyusunan angket untuk mengetahui secara keseluruhan masalah kesehatan
yang terjadi di wilayah Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang.
Angket yang telah disusun kemudian disebarkan kepada masyarakat yang
bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masyarakat.
Hasil pengumpulan data di analisa untuk mengetahui masalah kesehatan yang
mungkin muncul di wilayah Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh
gambaran kesehatan masyarakat di wilayah Dusun Tlatar Desa Krogowanan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang

18
B. Pelaksanaan Pengkajian
Tahap ini dimulai dari memperbanyak kuesioner dan menyebarkan kuesioner
dengan menggunakan metode wawancara terpimpin, pengumpulan angket,
serta observasi terhadap kelompok masyarakat, lingkungan, dan kebiasaan
masyarakat di Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang. Dengan jumlah penduduk yang terdata adalah sebanyak
668. Jumlah Secara umum penduduk kelompok sehat, bayi dengan jumlah 8,
usia toodler 9, usia prasekolah 19, usia sekolah 35, usia remaja 43, usia dewasa
awal 72, usia dewasa lanjud 348, dan untuk usia lansia 101.Untuk kelompok
sosial yang terdiri dari berduka 2, penyakit kronis 14, ibu hamil 1, ibu
melahirkan (bayi 0-6 bulan) 1, retardasi mental 1dan anak berkebutuhan
khusus 0. Untuk kelompok gangguan yang terdiri dari pascarawat RSJ 2,
terindentifikasi gangguan jiwa 4 dan pasung 0.
Berdasarkan hasil pengumpulan data masyarakat diatas didapatkan data-data
sebagai berikut:

19
1. Data Kuesioner
a. Data Demografi JumlahPenduduk
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan Kelompok Sehat di
Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten
Magelang (n=668jiwa)

Kelompok Sehat
Bayi (0-18 bulan) Toddler (18 bulan - 3 tahun)
Prasekolah (3-5 tahun) Sekolah (6-11 tahun)
Remaja (12-17 tahun) Dewasa awal (18-25 tahun)
Dewasa lanjut (26-64 tahun) Lansia (Lebih dari 65 tahun)
1% 1% 3%
16% 6%
7%

11%

55%

Diagram 3.1
Berdasarkan diagram 3.1, didapatkan data bahwa dari 668 jiwa
pendudukdidapatkan mayoritas berada kategori umur dewasa lanjut sebnayk 348
jiwa (55%)dan terendah kategori umur bayi (0-18 bulan) sebanyak 8 jiwa (1%).

20
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan KelompokPsikososial di
Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten
Magelang (n=668jiwa)

Kelompok Psikososial
Berduka Penyakit kronis
Ibu hamil Ibu melahirkan (bayi 0-6 bulan)
Retardasi mental Anak Berkebutuhan Khusus

5% 5% 0% 11%
5%

74%

Diagram 3.2
Berdasarkan diagram 3.2, didapatkan data bahwa dari 668 jiwa penduduk
didapatkan terbanyak adalah penduduk yang mengalami penyakit kronis yakni 14
(74%) dan terendah anak berkebutuhan khusus 0 jiwa (0%).

21
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan Kelompok Gangguan di
Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten
Magelang (n=668 jiwa)

Kelompok gangguan
Pasca rawat RSJ Teridentifikasi gangguan jiwa Pasung

0%

33%

67%

Diagram 3.3
Berdasarkan diagram 3.3, didapatkan data bahwa dari 668 didapatkanhasil
yang terbanyakterindentifikasigangguanjiwasebanyak 4 orang (67%)
danterendahpasung 0%.

Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan pekerjaan di Dusun


Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
(n=668)

22
Pekerjaan
Buruh tani Buruh Nelayan Buruh
PNS Ibu rumah tangga Petani
Buruh Harian Konstruktor Transportasi
Pensiunan Pelajar Pedagang
Wiraswasta tidak bekerja
19% 1% 2% 5%
3% 2%
2%
1%
31%
10%
8%
1% 0% 15%

Diagram 3.4
Berdasarkan diagram 3.4, didapatkan hasil bahwa pekerjaan terbanyak
adalah petani 208 (31,13%) dan terendah pekerjaan konstruktor 2 (0,29%)

Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan Agama di Dusun Tlatar


Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang (n=668)

Agama
islam katolik kristen budha
0%
1%

29%

70%

Diagram 3.5
Berdasarkan diagram 3.5 didapatkan data bahwa dari 668
pendudukmayaroritas yang agama Islam yaitu 469 jiwa , yang agama Katolik194,
agama Budha 1 jiwa, dan agama kristen 4 jiwa.

23
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun
Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
(n=668)

Jenis kelamin
perempuan laki-laki

49%
51%

Diagram 3.6
Berdasarkan diagram 3.4, didapatkan data bahwa terbanyak jenis kelamin
perempuan sebanyak 339 jiwa (51%) dan terendah jenis kelamin laki-laki
sebanyak 329 jiwa (49%)

Analisa Data
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. KESEHATAN JIWA Potensial peningkatan kesehatan jiwa di

24
1. HASIL ANGKET Dusun Tlatar Desa Krogowanan
Penduduk berdasarkan Kecamatan Sawangan Kabupaten
kesehatan jiwa (n=668 Magelang
jiwa)dapatkan data dari 668
jiwa mayoritas kesehatan
jiwa yang sehat yaitu 95%
sedangkan kesehatan jiwa
dengan masalah psikososial
yaitu 2,39% dan gangguan
jiwa 0,89%.
2. HASIL WAWANCARA
Dari hasil wawancara
didapatkan hasil bahwa ada
6warga yang mengalami
gangguan jiwa dimana
terdiri 2 pascarawat RSJ
dan 4 teridentifikasi
gangguan jiwa

3. DiagnosaKeperawatan
Potensial peningkatan kesehatan jiwa di Dusun Tlatar Desa Krogowanan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang

25
26
4. Rencana Asuhan Keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Kegiatan
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Strategi Intervensi
6. Potensial Setelah dilakukan Setelah dilakukan
peningkatan kegiatan selama 2 kegiatan selama 2
kesehatan jiwa di minggu minggu diharapkan:
DusunTlatarDesa diharapkan
KrogowananKeca peningkatan 1. Meningkatnya Respon verbal 80% Pendidikan 1.1 Melakukan
kesehatan pada pengetahuan wargamengikuti kesehatan penyuluhan tentang
matanSawanganK
masyarakat terkait masyarakat tentang penyuluhansehat sehat jiwa, masalah
abupatenMagelan kesehatan jiwa kesehatan jiwa jiwa, psikososial,
g masalahpsikosos gangguan jiwa
ial,
gangguanjiwa

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan ini dijabarkan berdasarkan faktor pendukung dan penghambat yang terjadi
selama pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 yang dimulai dari tanggal 04 Juni
2018 sampai 09 Juni 2018 berdasarkan planning of action (POA)

A. Tahap pengkajian
Pelaksanaan kegiatan praktik keperawatan komunitas merupakan kegiatan yang
berorientasi pada perawatan kesehatan masyarakat. Tahap persiapan yang dilalui oleh
mahasiswa meliputi administrasi, persiapan lokasi praktik lapangan, izin pemakaian praktik
lapangan, izin dan koordinasi dinas kesehatan kota, pihak kecamatan, pihak kelurahan,
puskesmas dan pihak RT 1 - 8 Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang. Mahasiswa juga melakukan perkenalan dengan kepala Lurah ,beserta
ketua RT dan tokoh masyarakat dilingkungan Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang serta menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan oleh
mahasiswa pada saat praktik profesi keperawatan komunitas
Setelah lahan praktik ditinjau, mahasiswa melakukan windshield survey yaitu melihat
secara garis besar situasi dan keadaan wilayah Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang. Hal ini sesuai dengan keadaan teori yang telah didapatkan
mahasiswa dimana sebelum melakukan suatu kegiatan terlebih dahulu harus mengetahui
bagaimana keadaan lingkungan, kemudian juga melibatkan orang-orang yang cocok serta
membuat komitmen untuk bekerja sama (Stanhope, 2004).
B. Tahap persiapan
Pada tahap pengkajian telah dilakukan kegiatan windshield survey, penyebaran kuesioner,
kemudian melakukan perumusan masalah, dan menyusun rencana kegiatan (POA) bersama
masyarakat pada saat musyawarah masyarakat desa I (MMD I). Pada saat penyebaran
kuesioner, teknik yang dilakukan oleh mahasiswa adalah door to door (rumah ke rumah), di
puskesmas. Adapun proses pengumpulan data ini mahasiswa menggunakan teknik total
sampling, yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan.

27
1. Faktor pendukung
a. Secara umum masyarakat berpatisipasi aktif dalam memberikan informasi selama
pengumpulan data.
b. Adanya dukungan positif dari aparat pemerintah (ketua RW dan perangkat, serta
ketua RT dan perangkat), tokoh masyarakat dan tokoh agama di Dusun Tlatar Desa
Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
c. Tersedianya alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dirancang oleh
mahasiswa berdasarkan hasil windshield survey.
2. Faktor penghambat
a. Mayoritas masyarakat di wilayah ini terutama kepala keluarga (KK) bekerja dipagi
hari sehingga sulit ditemui untuk mengumpulkan data.
b. Masih ada beberapa masyarakat yang kurang pengetahuan tentang pentingnya
memperhatikan masalah kesehatan

C. Diagnosa keperawatan
Potter & Perry (2005), diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis terhadap respon
individu keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual
atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan.
Ada tiga jenis diagnosa keperawaan yaitu aktual, resiko, serta potensial. Diagnosa
dinyatakan aktual jika masalah dirasakan, resiko jika masalah belum terjadi tetapi telah
ditemukan data yang mendukung untuk timbulnya masalah, sedangkan diagnosa
keperawatan yang bersifat potensial adalah diagnosa keperawatan yang mengacu kepada
peningkatan derajat kesehatan.
Masalah keperawatan yang ditemukan di Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang dapat dirumuskan dengan diagnosa keperawatan sebagai
berikut:
 Potensial peningkatan kesehatan jiwa di Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang
Semua masalah kesehatan yang ditemukan oleh mahasiswa akan
diimplementasikan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun dan disepakati.
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan, mahasiswa tidak menemukan hambatan

28
yang signifikan, hal ini disebabkan adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan
masyarakat.

D. Tahapan intervensi
Setelah ditemukan diagnosa keperwatan komunitas pada masyarakat di wilayah Dusun
Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang , maka langkah
selanjutnya adalah merumuskan perencanaan POA untuk mengatasi masalah tersebut. POA
dipaparkan melalui MMD I yang dengan memperolah data calon kader per RT untuk dilatih
yang dilaksanakan pada tanggal 06 Juni 2018 pukul 20.00 WIB di kediaman Kepala Dusun
Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
Hal ini didukung oleh teori yang dikemukan oleh Stanhope (2004), bahwa untuk
pengembangan rencana yang strategis perlu adanya penjelasan tentang bentuk-bentuk
kegiatan yang dilakukan adanya peralatan untuk mendukung kegiatan dan peran serta
masyarakat. Menurut MC. Farley dan Anderson (2002) strategi intervensi terdiri dari
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kegiatan kelompok dan pemberdayaan.
Pencegahan penyakit tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan rencana ini
sesuai dengan model keperawatan komunitas yang digunakan yaitu dengan pendekatan
intervensi primer, sekunder, dan rehabilitattif.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan intervensi keperawatan adalah masyarakat
menyadarai bahwa masalah kesehatan yang ditemukan serta dirumuskan oleh mahasiswa
adalah hal yang nyata yang ditemukan dan dirasakan masyarakat. Faktor penghambat yang
ditemukan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan yaitu sulitnya mengumpulkan
masyarakat dalam waktu yang bersamaan karena pekerjaan dan kesibukan yang berbeda-
beda dari masing-masing keluarga.
Adapun rencana intervensi dari kegiatan yag dilakukan adalah :
 Potensial peningkatan kesehatan jiwa di Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang

Rencana Kegiatan :
a. Disepakati dibentuknya DSSJ ( Desa Sehat Jiwa)
b. Membentuk calon kader per RT untuk dilatih dalam pelatihan kader KKJ

29
a. Faktor pendukung :
1) Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan POA,
sehingga kegiatan yang direncanakan sesuai dengan POA yang sudah dibentuk.
2) Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan kesepakatan antara masyarakat yang
diwakili oleh ketua Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang
b. Faktor penghambat :
1) Masyarakat yang heterogen di wilayah Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang
2) Kesibukan dari masing-masing masyarakat sehingga sulit melakukan musyawarah.

E. Tahap Implementasi
Setelah disusun perecanaan yang telah disepakati oleh masyarakat maka
dilakukan tahapan implementasi dari rencana tersebut. Pelaksanaan kegiatan pada tahap
ini dilakukan selama lebih kurang 1 minggu dengan partisipasi masyarakat. Menurut
Mc. Farley & Adreson (2002). Bahwa dalam melakukan sesuatu tindakan perlu adanya
perumusan strategi kegitan serta bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu promosi kesehatan, pelayanan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan kelompok kerja.
2. Potensial peningkatan kesehatan jiwa di Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang
a. Dibentuknya DSSJ dan diperoleh data calon kader per RT untuk dilakukan
pelatihan pengkaderan
Musyawarah masyarakat desa 1 dilaksanakan pada tanggal 06 Juni 2018
pukul 20.00 WIB di kediaman Kepala Dusu Dusun Tlatar Desa Krogowanan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Pada acara MMD 1 tersebut telah
disepakati dibentuknya desa sehat jiwa dan dan diperolehnya calon kader untuk
dilakukan pelatihan pengkaderan KKJ, dimana di Dusun Tlatar Desa
Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang terdapat 8 RT dan
setiap RT terdapat 2 calon kader sehingga jumlah keseluruhan kader adalah 16

30
kader. Berikut daftar nama kader di RT 1- 8 Dusun Tlatar Desa Krogowanan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, antara lain :
No. Nama Calon Lader Alamat No. Hp

1. Yunarni RT 1

2. Sutris RT 1

3. Siti Munawaroh RT 2

4. Ratna RT 2

5. Winarti RT 3

6. Sarjan RT 3

7. Faizin RT 4

8. Parmi RT 4

9. Parsih RT 5

10. Marni RT 5

11. Tumar RT 6 081225225917

12. Parsini RT 6

13. Ernawati RT 7

14. Triyani RT 7

15. Suprianto RT 8

16. Anton RT 8

31
Faktor Pendukung
1) Terdapatnya motivasi masyarakat untuk mengetahui tentang Kesehatan Jiwa dan
masalah Psikososial
2) Adanya dukungan dari warga RT 1 – 8 dusun Tlatar Desa Krogowanan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
3) Besarnya keingintahuan peserta yang mengikuti kegiatan tentang tumbuh
kesehatan jiwa dan masalah psikososial.
Faktor Penghambat
1) Masih kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya kesehatan jiwa dan
ditunjukkan dengan masih ada warga yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan
penyuluhan ini
2) Sulitnya mengumpulkan warga, karena mayoitas warga sebagai pekerja swata

Rencana Tindak Lanjut


1) Pelatihan kader KKJ dan terbentuknya struktur organisasi DSSJ

F. Analisa SWOT
1. Kekuatan
a. Kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari perangkat desa (RT, RW,
Tokoh Masyarakat dan Agama, Lurah, Camat) dan juga pihak puskesmas yang
membina.
b. Diperolehnya data calon kader per RT untuk dilatih
2. Kelemahan
a. Mayoritas masyarakat RT 1 – 8 dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang terutama kepala keluarga bekerja pada pagi
hingga pagi hari, sehingga sulit ditemui pada pagi hari.
b. Wilayah yang cukup luas dengan jumlah anggota kelompok yang kurang
memadai, sehingga tidak dapat mencakup seluruh masyarakat.
c. Masih ditemukannya masalah kesehatan yang kurang disadari oleh masyarakat.

32
3. Kesempatan
a. Dukungan dari lintas program (Puskesmas).
b. Dukungan dari lintas sektoral (Kelurahanan dan Kecamatan).
c. Dukungan dari aparat pemeritahan desa (RT, RW, Lurah, Camat) dan tokoh
masyarakat, tokoh agama di RT 1 – 8 dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang
d. Diterimanya windshield survey dan data kuesionar yang telah diolah oleh
masyarakat.
4. Ancaman
a. Kesibukan dari masing-masing calon kader KKJ dan masyarakat sehingga sulit
melakukan musyawarah maupun dalam pendataan
b. Kesibukan warga terhadap kegiatan masing-masing sehingga kurang mempunyai
waktu luang dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.

33
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah diperolehnya data calon kader KKJ untuk dilakukan pelatihan pengkaderan dimana
terdapat 16 kader yang masing-masing terdiri dari 2 orang per RT dimana terdapat 8 RT di
dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kelompok dapat mengemukakan beberapa saran
antara lain :
1. Bagi Puskesmas Sawangan 1 diharapkan dapat membantu dalam program-program yang
akan dilaksanakan untuk terbentuknya DSSJ
2. Bagi Kelurahan Dusun Tlatar Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Kabupaten
Magelang diharapkan dapat bekerja sama dalam menjalankan rencana dan program.
3. Bagi kader CMHN yang akan mendapatkan pelatihan pengkaderan tentang kesehatan
jiwa komunitas untuk dapat berpartisipasi dengan baik, sehingga upaya peningkatan
kesehatan oleh masyarakat dapat terlaksanakan

34
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; Kesehatan Jiwa. http://litbang.depkes.
go.id. Diakses pada tanggal 2 Januari 2016.
Kusumawati, F. & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W. I., & Chayatin N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
Nasir, A., & Muhith A. (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta:
Salemba Medika.
Riyadi, S., & Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Surakarta: Media Nusantara.
World Health Organization. (2003). Investing in Mental Health. Geneva: WHO.
Yusuf, A., Fitryasari P. K. R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.

35

Anda mungkin juga menyukai