Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman seperti sekarang ini, yang ditandai dengan kemajuan teknologi, ternyata

selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif. Kemajuan teknologi mengubah

gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang. Hal

tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah masyarakat yang terkena penyakit tidak

menular.sehingga Saat ini masalah kesehatan telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit

degeneratif. Penyebabnya diduga akibat perubahan gaya hidup, pola makan, faktor lingkungan,

kurangnya aktivitas fisik dan faktor stres. Gaya hidup kurang aktivitas, terlalu banyak

mengonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol serta kurangnya asupan serat dapat

memicu penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang cukup banyak memengaruhi angka

kesakitan dan kematian adalah penyakit kardiovaskular.(1) Penyakit kardiovaskuler merupakan

jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah, dan infark miokard merupakan

salah satu penyakit kardiovaskuler, Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian

di dunia.(2)

Di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir infark miokard lebih sering ditemukan, apalagi

dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit perawatan penyakit jantung koroner yang

semakin tersebar merata. Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus arteri

koroner.Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh

pembentukan trombus dan trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark tergantung pada arteri

yang oklusi dan aliran darah kolateral. Oklusi arteri koronaria bisa juga tidak sampai

1
menimbulkan infark bila daerah yang diperdarahi arteri yang oklusi tersebut mendapat pasok

oleh kolateral pembuluh arteri lainnya. Namun demikian penderita dengan Infark miokard

hendaknya segera mendapat pertolongan oleh karena angka kematian sangat tinggi,terutama

dalam jam-jam pertama serangan.(3)

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka kematian akibat penyakit

jantung dan pembuluh darah di Indonesia adalah sebesar 59,5%.(4) dan pada tahun 2002,

penyakit infark miokard akut merupakan penyebab kematian pertama, dengan angka mortalitas

220.000 (14%).(5) Menurut Data Statistik American Heart Association (AHA) 2008, pada tahun

2005 jumlah penderita yang menjalani perawatan medis di Amerika Serikat akibat PJK hampir

mencapai 1,5 juta orang.(4)

Dan menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2011 memperlihatkan

penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Penyakit

kardiovaskuler sering terjadi akibat aterosklerosis. Dan data tahun 2004 penyakit infark miokard

akut merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7,2 juta (12,2%)

kematian terjadi akibat penyakit ini di seluruh dunia.(5)

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit aterosklerotik yang terutama

disebabkan oleh dislipidemia, suatu kelainan metabolisme lipid. Dislipidemia merupakan

gangguan metabolisme lipid yang menyebabkan kadar lipid darah menjadi tidak normal yang

biasanya ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, low density lipoproterin (LDL-C),

trigliserid dan menurunnya high density lipoprotein (HDL-C) dalam darah. Peningkatan

kolesterol total yang melebihi batas normal merupakan faktor dominan terjadinya dislipidemia.

Peningkatan ini disebut hiperkolesterolemia dimana kadar kolesterol total darah ≥ 240 mg/dL (≥

6,2 mmol/L).(2)

2
Salah satu jenis dislipidemia adalah hiperkolesterolemia yang ditandai dengan

peningkatan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dan kadar kolesterol total. Data

survei kesehatan rumah tangga (SKRT) penduduk Indonesia tahun 2004 menunjukkan prevalensi

hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun sebesar 9,3% dan pada kelompok usia 55-

64 tahun sebesar 15,5%.7 Partikel LDL merupakan lipoprotein yang berperan dalam transport

kolesterol ke hepar dan jaringan perifer yang membutuhkan. Jika terdapat kelebihan partikel

LDL dalam darah, LDL tersebut akan masuk ke lapisan sub-endotel pembuluh darah dan memicu

pembentukan sel busa yang selanjutnya dapat berkembang menjadi fatty streak (alur lemak).

Perkumpulan endokrinologi Indonesia (PERKENI) menyarankan untuk mempertahankan kadar

kol-LDL <100mg/dL dan kadar kol-HDL ≥60 mg/dL. Asupan gizi yang tepat serta pola hidup

sehat dapat mengontrol kadar kolesterol dan merupakan faktor penting untuk menjaga kesehatan.
(4)

Dengan meningkatnya angka kejadian Infark Miokard dan Hiperkolesterolemia di

Indonesia, perlu upaya pengendalian kejadian Infark miokard dengan mengurangi faktor risiko

yang berperan terhadap terjadinya Infark Miokard. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

prevalensi infark yang di sebabkan oleh Hiperkolesterolemia.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah “Berapakah prevalensi pasien Infark Miokard dengan riwayat

Hiperkolesterolemia di RS Ibnu Sina Makassar 2012-2014 ?”.

I.3 Tujuan Penelitian


3
I.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi hiperkolesterolemia terhadap kejadian Infark Miokard pada pasien

di RS Ibnu Sina tahun 2012-2014

I.3.2 Tujuan khusus

1. Menghitung pasien dengan riwayat hiperkolesterolemia di RS IBNU SINA Makassar

tahun 2012-201

2. Menghitung jumlah pasien infark miokard di RS IBNU SINA Makassar tahun 2012-2014

3. Membandingkan jumlah pasien dengan riwayat hiperkolesterolemia dengan jumlah

pasien infark miokard di RS IBNU SINA Makassar tahun 2012-2014

I.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai pengetahuan baru untuk masyarakat tentang angka kejadian infark miokard

akibat hiperkolesterolemia

2. Memberi informasi bahwa keadaan hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor

pemicu terjadinya infark miokard

3. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis serta memperoleh pengalaman berharga dalam

penelitian ini.

I.5 Hipotesis

Tingginya angka kejadian Infark Miokard akibat peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai