Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG SUNAN BONANG


RSI SAKINAH MOJOKERTO

Disusun Oleh Kelompok 1:

Sulaiman S, S.Kep
Yueseva Nury Rodhyati, S.Kep
Eli Susanti, S.Kep
Abdul Mujib, S.Kep
Miftachurningsih , S.Kep
Chusnul Khotimah, S,Kep
Widha Safitri I, S.Kep
Ari Dwi Indarsih, S.Kep
Dewi Rakhmawati, S.Kep
Menik Mei, S.Kep
Enik Mardiana, S.Kep
Whiwin Niastri, S.Kep
Desy Dwi F, S. Kep
Fatma Eka Wati, S. Kep
Henita Binawati, S. Kep
Endang Wirayanti, S. Kep
Heni Purwoyanti, S.Kep
Nur Latifah, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul Laporan Stase Manajemen Keperawatan.
Tugas ini disusun untuk memenuhi sistem pembelajaran untuk Gerbong Manajement
Keperawatan di STIKes YATSI Tangerang Program Profesi (Ners).
Dalam pembuatan tugas ini kami mendapatkan hambatan dan kesulitan, namun
berkat kerja sama dan usaha dalam kelompok serta dukungan dari semua pihak,
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dwi ….

2. Maharani, S.Kep.,Ns.,M.M sebagai pembimbing dari kampus

3.

Atas semua bantuan dan dukungan semua pihak kepada kami, kiranya Allah SWT ,
akan membalas semua kebaikan yang telah di berikan. Oleh karena itu pada kesempatan
ini kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta memberikan
motivasi untuk kedepannya.

Mojokerto , Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................ 2
C. Waktu dan Tempat Praktek ....................................................... 2
D. Cara Pengumpulan Data ............................................................. 3
E. Peserta Praktek ........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
BAB III HASIL PENGKAJIAN...................................................................... 18
BAB III INVENTARIS, PRIORITAS MASALAH DAN POA ..................... 124
A. Inventaris Masalah ...................................................................... 124
B. Prioritas Masalah ....................................................................... 124
C. Tabel Plan Of Action ................................................................. 125
BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI .............................................. 127
BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 135
A. Kesimpulan ................................................................................ 135
B. Saran .......................................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber
daya secara aktif, inovatif dan kreatif serta rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Keperawatan professional dalam pelayanannya diperlukan adanya pengembangan
keperawatan secara professional. Dalam mengoptimalkan peran dan manajemen
keperawatan perlu adanya strategi yang salah satunya adalah dengan harapan adanya
faktor pengelolaan yang optimal serta mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelayanan keperawatan.
Suatu organisasi dalam mencapai tujuan perlu didukung oleh pengelolaan
faktor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan
yang seimbang dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan
kepada klien dan pelanggan rumah sakit. Kelima standar rumah sakit tersebut
harusnya telah dimiliki oleh rumah sakit yang telah terakreditasi.
Di dalam suatu rumah sakit unit pelayanan kesehatan terkecil adalah suatu
ruangan yang merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan
ilmu dan asuhan keperawatanya secara optimal. Akan tetapi, tanpa adanya tata
kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari
semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi suatu
teori. Untuk itu perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model
Praktek Keperawatan Profesional yang merupakan penataan sistem pemberian
pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan.
Model praktek keperawatan professional salah satunya adalah dengan adanya
posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau perawat pelaksana,
dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola
dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhui

1
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara salah
satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan ketrampilan melalui bangku
kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.
Ruang interna sunan bonang di RSI Sakinah Mojokerto merupakan salah satu
ruang perawatan membutuhkan manajemen keperawatan yang baik demi
tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya Ruang Sunan Bonang
merupakan ruang rawat inap penyakit dalam yang terdiri dari Sunan Bonang A dan
B, Ruangan A terdiri dari 9 kamar, dan Ruangan B terdiri dari 5 kamar. Maka perlu
dilakukan sebuah studi tentang proses keperawatan di Ruang Sunan Bonang dimana
salah satu terbentuknya adalah praktek stase manajemen keperawatan.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat praktek mahasiswa profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan
dilaksanakan di Ruang Sunan Bonang Rumah Sakit Islam Sakinah mulai tanggal
9 Desember 2019 sampai dengan 4 Januari 2020.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang Sunan Bonang RSI
Sakinah Mojokerto selama 12 hari diharapkan mahasiswa mampu menerapkan
konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan
secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang Sunan Bonang
RSI Sakinah mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan
b. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan
c. Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan
d. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan
2
e. Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan
f. Mengidentifikasi masalah yang terjadi
g. Merencanakan beberapa alternatif penyelesaian masalah
h. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer
keperawatan
i. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah

D. Cara Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan
ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat, dan keluarga pasien
untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan
pasien.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur
tetap ruangan, dan inventaris ruangan.

E. Peserta Praktek
Mahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Mediaka Jomabg dengan anggota :
1. Sulaiman S, S.Kep
2. Yueseva Nury Rodhyati, S.Kep
3. Eli Susanti, S.Kep
4. Abdul Mujib, S.Kep
5. Miftachurningsih , S.Kep
6. Chusnul Khotimah, S,Kep
7. Widha Safitri I, S.Kep
8. Ari Dwi Indarsih, S.Kep
9. Dewi Rakhmawati, S.Kep
10. Menik Mei, S.Kep
11. Enik Mardiana, S.Kep

3
12. Whiwin Niastri, S.Kep
13. Desy Dwi F, S. Kep
14. Fatma Eka Wati, S. Kep
15. Henita Binawati, S. Kep
16. Endang Wirayanti, S. Kep
17. Heni Purwoyanti, S.Kep
18. Nur Latifah, S.Kep

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Menejemen


Manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen secara umum.
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
kepada pasien, keluarga, masyarakat
Manajemen adalah pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen
rumah sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen
lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan. Lingkup
manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-
fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi
yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat
memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek
keperawatan ( Depkes RI, 1994 ). Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer
dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
Sebagaimana kita ketahui bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik
sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

2.2 Teori Kepemimpinan dalam Manajemen


2.2.1 Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Kepemimpinan merupakan suatu teori sifat-sifat dari aliran perilaku pemikiran
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman

5
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

2.2.2 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu :
Pertama (teori X) yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang
ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua ( teori Y) disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan,
dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap
hasil yang tinggi pula.
5
2.2.3 Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
2.2.4 Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

2.3 Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan sebagai
berikut (Mustiksari: 2007)

Perencanaan

Penghapusan Penganggaran

Pengendalian (control)

Pendistribusian Pengadaan

Penyimpanan

Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan


yang lain.

6
2.3.1 Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan
menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah
merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua
calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan
perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan,
pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara
terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman
tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya
sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem
monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan
balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara
pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a. Rencana jangka panjang (Long range)
b. Rencana jangka menengah (Mid range)
c. Rencana jangka pendek (Short range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha
penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak
lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini
akan menghasilkan antara lain:
a. Rencana Pembelian
b. Rencana Rehabilitasi
c. Rencana Dislokasi
d. Rencana Sewa
7
e. Rencana Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan
menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:
a. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat
b. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah
yang tepat
c. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
d. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
e. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan
orang atau unit yang tepat
f. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat
g. Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di
ambil benar-benar tepat

2.3.2 Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk
merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala
standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari).
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi
perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan
dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui
hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka
anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang
kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya
keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali
dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat
membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan antara lain adalah:
a. Peraturan–peraturan terkait
b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
8
d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan
pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung
pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah
sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi
(Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada
rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan
Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-
obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan
makanan, alat kebersihan dan suku cadang.

2.3.3 Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku
dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan
ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada
dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari
berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau
mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi
didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien
untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk
menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut:
9
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j. Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak
luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian.
Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan.
Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah
Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a. Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara
lain:
 Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang
pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
 Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
 Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b. Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk
panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai
berikut:
 Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur:
Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab
keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
 Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan
pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-
unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.

10
 Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin
proyek
 Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang
pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)

2.3.4 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007)
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan
dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan
biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah:
Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan,
pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan
adalah:
a. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung
barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
 Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi
roda dll.
 Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan
ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan,
cara pengambilan barang, pengawetan dll.
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap
kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
11
2.3.5 Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk
mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya:
1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a. Proses Administrasi
b. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c. Proses pengeluaran fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran
merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

2.3.6 Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
(Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antaralain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya.
Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat
diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa
yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu
yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut,
menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga
barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai,
identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan
12
atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban
sebelum barang dihapus.
b. Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak
lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
 Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-
komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai
barang persediaan baru.
 Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang
yang dihapus menjadi barang lain
 Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka
pemanfaatan langsung
 Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau
pihak di luar instansi (Pemerintah)
 Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
 Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan

2.3.7 Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian,
pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik
yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan
pengendalian antara lain:
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,
instruksi dan prosedur lain
b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya
pelaksanaan dari rencana
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan
dalam rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan
sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
13
c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d. Pendidikan dan pelatihan

14
BAB III
HASIL PENGKAJIAN

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto


1. Profile RSI Sakinah Mojokerto
Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto merupakan salah satu lembaga
yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang secara formal
dimiliki oleh Nahdlatul Ulama Cabang Mojokerto yang didirikan pada
tanggal 17 Romadlon 1410 H atau bertepatan tanggal 12 April
1990. Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto mulai beroperasi dalam
melakukan pelayanan kesehatan pada tanggal 2 Oktober 1990 yang
selanjutnya diperingati sebagai Hari Lahirnya ( HARLAH ) Rumah Sakit
Islam Sakinah Mojokerto.
Pendirian Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto berawal dari gagasan
K.H.Achyat Chalimy yang direalisasikan oleh tokoh dan pengurus NU yang
lain.
Modal penyelenggaraan operasional Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
adalah :
- Diperpanjang lagi dengan nomor : 440/089/KES.5/416-207.2/2013,
pada tanggal 05 Pebruari 2013 berlaku sampai tanggal 05 februari 2018.

Pada tahun 2006 ada perubahan nama pengelola Rumah Sakit Islam
Sakinah dari Yayasan berubah menjadi Perkumpulan Kesehatan Sakinah
Mojokerto dengan Akte Notaris GRACE YANETTE POHAN, SH Nomor :
14 Tanggal 9 September 2006.

2. Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto


a. Visi RSI Sakinah Mojokerto
“Menjadi Rumah Sakit professional yang Islami, kebanggan pasien dan
keluarga”
b. Misi RSI Sakinah Mojokerto
 Meningkatkan pendidikan dan kompetensi SDM demi pelayanan yang
bermutu dan unggul;
 Melayani dengan senyum salam dan sapa seperti keluarga sendiri;
 Mengutamakan keselamaan dan kepusan pasien sebagai pondasi
pelayanan;
 Inovatif berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

16
3.2 Gambaran Umum Ruang Sunan Bonang RSI Sakinah Mojokerto
1. Visi dan Misi Ruang Sunan Bonang
Hasil :
- Wawancara : menurut karu visi dan misi ruangan tidak ada, yang ada
dalam ruanagan adalah visi dan misi rumah rumah sakit.
- Observasi : berdasarkan pengamatan ada visi dan misi ruangan ditempel
ama dengan visi misi Rumah Sakit Islam Sakinah Kab.Mojokerto.

2. Program dan Fungsi Manajemen di Ruangan Sunan Bonang


a. Perencanaan ( Planning )
1. Jangka Pendek
Perencanaan yang dilakukan di Sunan Bonang yaitu dengan
melakukan pre komference setiap pergantian shift, didalam pre
koference dibicarakan mengenai keadaan pasien, perencanaan pada
pasien yang masih di rawat maupun yang akan pulang, tindakan yang
sudah dilakukan oleh perawat sebelumnya dan tindakan yang belum
dilakukan maka akan dilanjutkan oleh perawat sift selanjutnya.
2. Jangka Panjang
Didalam pre konference diruang Sunan Bonang dipimpin oleh Ka
Jaga. Kepala ruangan hanya mengontrol ruangan untuk mengetahuai
kekurangan dan kebutuhan yang ada diruangan Sunan Bonang serta
mengidentifikasi seluruh kondisi klien, jika ada kekurangan kepala
ruangan mengajukan proposal ke bagian manager pembiayaan pusat
di RSI Sakinah. Contohnya pengajuan untuk jangka panjang yaitu
kekurangan alat-alat medis, sarana dan prasarana pasien

b. Pengorganisasian (organizing)
Diruang Sunan boning pengorganisasiannya menggunakan Ka
Jaga, dimana dalam setiap sift terdapat 1 Ka Jaga. Setiap penanggung
jawab pada sift tersebut bertanggung jawab pada SDM (sumber daya
manusia) dan inventaris ruangan. Ka Jaga bertugas mengatur dan
menentukan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh perawat pelaksana.
Ruang Sunan Bonang terdiri dari 2 ruangan dengan rincian ruang A ada

17
9 kamar dengan fasilitas bad 18 pasien. Ruang B ada 5 kamar dengan
fasilitas total bad 10 pasien

c. Penggerak (actuating)
Kepala ruang Sunan Bonang bersifat terbuka dan demokrasi kepada
semua perawat diruang Sunan Bonang sehingga semua perawat diruang
Sunan Bonang terjalin keakraban satu sama lain.

d. Pengendalian / pengawasan (controling)


1. Jangka Pendek
Contoh Kepala ruang Sunan Bonang selalu mengawasi perawat
pelaksana agar mengetahui sejauh mana pekerjaan yang sudah
dilakukan dan masalah-masalah apa saja yang ada.
Contohnya kepala ruang Sunan Bonang selalu bertanya kepada
perawat ruang Sunan Bonang ada permasalah atau tidak dalam tugas
yang diberikannya.
2. Jangka panjang
Kepala ruang Sunan bonang selalu pengontrolan evaluasi tenaga
kerja. atau barang biasanya dilakukan pengawasan 1 kali dalam
seminggu.
e. Penilaian (evaluasi)
Diruang Sunan Bonang evaluasi dilakukan oleh kepala ruangan pada
saat post konferens, dimana Ka Jaga pertama melakukan operan dengan
Ka Jaga selanjutnya.
Contohnya Kepala ruang Sunan bonang mengecek kembali
pendokumentasian yang telah ditulis oleh perawat-perawat pelaksana.

18
3.3 Tenaga dan pasien (M1/MAN)

1. Struktur Organisasi Ruangan


Direktur
dr A. Lhatifi

Medical Sevice
Manager
dr. Roisul Umam

Nursing Section Manager


Nunuk, S. Kep. Ns

Ward Chief
Ruangan A Ruangan B
Kodir Sutriono, S. Kep. Ns

Ka Jaga Ka Jaga
Ka Jaga Ka Jaga
Sudi Hartatik, AMd. Kep Yeni Dwi P, S.Kep.Ns
Khasanah, AMd. Kep Adi S, S.Kep.Ns

PP PP PP PP PP PP PP
Amin S, Safran C, Bambang, Nova F, Eric P, Rutin A, Erwin A,
S.Kep.Ns S.Kep.Ns S.Kep.Ns AMd.Kep S.Kep.Ns Amd.Kep S.Kep.Ns

PP PP PP PP PP PP PP
Rizki, Ismi, Isna S, Agnes, Nanang H, Melinda, Siska A,
AMd.Kep AMd.Kep 19 AMd.Kep S.Kep.Ns S.Kep. Ns Amd.Kep S.Kep.Ns
2. Uraian Tugas Tenaga Kesehatan Di ruang Sunan Bonang
a. Kepala Ruangan Sunan Bonang
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
 Menyususn rencana kerja kepala ruangan
 Menyususn rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari
segi jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat dan
pengembangan staff
 Menyusun rencana kebutuhan alat kesehatan dan sarana
penunjang pelayanan di ruangan
 Menyusun jadwal dinas sesuai beben kerja dan kebutuhan
pelayanan di ruangan
 Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksananna
 Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang rawat melalui
kerjasama dengan petugas lain yang bertugas di ruang
 Menyusun jadwal daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan
 Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan
baru yang akan bekerja di ruang rawat
 Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan
 Mengadakan pertemuan berkala dengan staff
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang
pelayanan
 Memberi kesempatan dan ijin setaff keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah, koordinasi dengan kepala
seksi
 Mengupayakan tersedianaya peralatan dan obat-obatan
sesuai kebutuhan dan kebijakanrumah sakit

20
2) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
pemelitian meliputi:
 Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh kompetensi klinik sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan
 Mekalukan penilaian kinerja tenaga keperawatan dan
lainya yang berada di bawah tanggung jawabnya
 Mengawasi dan mengendalikan dan menilai
pemberdayaan tenaga keperawatan, peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efisien
 Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan suseuai
standar yang berlaku secara mendiri atau koordinasi
dengan tim pengendalian mutu
b. Case Manager
1) Tanggung Jawab
 Memfasilitasi kesinambungan peayanan di semua tatanan
pelyanan rumah sakit maupun rawatb inap
 Melakukan asesmen utilitas : mampu mengakses semua
informasi dan data untuk mengevaluasi manfaat/utilitas,
untuk kebutuhan manajemen pelayanan pasien
 Melakukan asesmen diperluas dan lengkap terhadap
pasien dan keluarga yang diperlukan pada saat
administrasi, termasuk asesmen psikososial-ekonomi
lengkap
2) Fungsi Perencanaan
 Menyusunrencana untuk pelaksanaan manajemen pelayan
pasien
 Menyusun proses asuhan pasien ( yang ”personalized” /
unik) selama rawat inap sampai kembali ke pasien (case-
manageman)

21
3) Fungsi penggerakan dan pelaksanaan
 Melakukan kooordinasi pelayanan untuk kontinuitas
pelayanan dan pemenuhan kebutuhan asuhan pasien
 Melakukan koordinasi dan ientergrasi pelayan sosial ke
dalam asuhan pasien, discharge planning/pemulangan
pasien
 Mengkoordinasikan pemberian pelayanan sosial kepada
pasien, keluarga, dan orang-orang lain yang penting untuk
nemampukan mereka menghadapi dampak penyakit
terhadap fungsi keluarga pasien dan untuk memperoleh
manfaat maksimun dari pelyanan kesehatan
4) Fungsi evaluasi
 Melakukan telaah utilisasi (utilization review), melalui
tugas evaluasi, clinical pathway, mencakup mekanisme
kendali biaya, dan ketepatan kebutuhan dan mutu
pelayanan oleh para pembayar dan provider
 elakukan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak
admisi sampai tindak lanjut menjaga pelayanan asuhan
pasca discharge
 mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan yang di
berikan
 memantau length of stay
 menantau pasca dhischarge
c. Perawat Primer
 Melakukan asesmen dan pengkajian klien secara
komprehensif
 Membuat analisa hasil pengkajian
 Menetukan diagnosa keperawatan
 Membuatrencana intervensi keperawatan
 Mengimplementasikan rencana intervensi bersama perawat
assosiaate

22
 Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayan yang
diberikan oleh tim kesehatan lain maupun perawat lain,
bersama timnya
 Melaksanakan evaluasi kebrhasilan yang dicapai bersama
perawat assosiate
 Membuat rencana intervensi lanjutan setelah melkukan
evaluasi perkembangan bersama tim lain
 Melkukan discharge planning pemulangan pasien
 Membuat resume keperawatan selama dirawat
d. Perawat assosite
 Melaksanakan timbang terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian
dinas
 Menetima pasien baru sesuai prosedur dan peraturan yang
berlaku
 Menyiapkan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran
pelayanan serta memudahkan pasien dalam menerima
pelyanan dengan caraa :
 Mengawasi kebersihan lingkungan
 Mengatur tat ruang agar memudahkan dan memperlancar
pelyanan yang diberikan kepada pasien
 Memeriksa persiapan peralatan yang diperlukan dalam
memberikan pelayanan
 Mengamati keadaan umum pasien (tanda vital, kesadaran,
keadaan mental, dan keluhan uutama)
 Melaksanakan tugas perawat primer saat bertugas, sesuai
kewenangan meliputi:
 Melakukan pengkajian
 Melakukan analisa dan diagnosa
 Membuat intervensi
 Melakukan implementasi asuhan keperawatan baik mandiri
maupun kolaborasi dengan ksehatan lainnya
 Melakukan evaluasi

23
 Menyiapakan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
kebutuhan
 Melakukan tindakan darurat sesuai kebutuhan pasien
khusunya pada kasus darurat sesuai dengan kewenagan,
bersama tim
 Membantu pasien selama pemeriksaan dokter
 Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan

3. Latar Belakang pendidikan


No Karakteristik responden Jumlah Prosentase
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 3 21,4%
b. perempuan 11 78,6%
Total 14 100%
2 Pendidikan
a. S1 Keperawatan 8 57,1%
b. D3 Keperawatan 6 42,9%
14 100%

Dari tabel diatas dikethuai bahwa tenaga keperawtan dengan tingkat


pendidikan terakhir S1 sebanyak 8 orang (57,1%), sedangkan D3
keperawatn sebanyak 6 orang ( 42,9%).

4. Masa kerja Perawat


No Masa Kerja Jumlah presentase
1 1-3 tahun 8 orang 57,1%
2 4-10 tahun 4 orang 28,6%
3 >15 tahun 2 orang 14,3%

Total 14 orang 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa tenaga keperawatan berdasarkan lama


masa kerja adalah 1-3 tahun sebanyak 8 orang (57,1%%), 4-10 tahun
sebanyak 4 orang(28,6%) dan > 15 tahun sebanyak 2 orang(14,3%).

24
5. Pelatihan
Semua perawat di ruang Sunan Bonang sudah mengikuti peltihan PPGD
sebanyak 14 orang
6. Tenaga Mahasiswa Praktek
Di ruang Sunan Bonang mulai bulan Desember 2019 terdapat
mahasiswa praktek dari institusi STIKES INSAN CENDEKIA
MEDIKA JOMBANG Profesi Keperawatan (Praktek dengan
kompetensi Manajemen) sebanyak 18 orang.

3.4 SARANA DAN PRASARANA ( M2/MATERIAL)


1. Deskriptif Ruangan
Nama RS : Rumah Sakit Sakinah Mojokerto
Nama Ruangan : Sunan Bonang
Jenis type / kelas : kelas 2 dengan 1 kamar 2 orang
Kapasitas Ruangan : ada 2 ruangan, ruangan A 9 kamar,
ruangan B 5 kamar
Jumlah Klien : 28 Orang
Jenis Penyakit : Penyakit Dalam
Jumlah perawat : 15 Orang (8 lulusan S1 Ners, 7 lulusan
D3 keperawatan).

25
2. Denah Ruang Sunan Bonang RSI Sakinah Mojokerto

RUANG SUNAN BONANG


S.B
1

NURSE RUANG S.B


SUNAN CHIEF/RUANG EDUKASI 2
STATIO ALKES
BONANG 10 N
S.B
3
SUNAN
S.B
BONANG 11 4

SUNAN S.B
BONANG 12 5

S.B
SUNAN 6

BONANG 13 S.B
U 7
SUNAN S.B
BONANG 14 R.02 8
B T K. M SENTRA LIFT
LISASI

3. Peralatan Dan Fasilitas Pasien Ruang boning 1-8

Kondisi
NO Nama barang Jumlah Standar kekurangan
Baik Rusak
1 TV 6 6 - 6 -
2 Bed 18 18 - 18 -
3 Kursi penunggu 12 12 - 12 -
4 AC 6 6 - 6 -
5 Jam Dinding 6 6 - 6 -
6 Gorden 9 9 - 9 -

26
Kondisi
NO Nama barang Jumlah Standart Kekurangan
Baik Rusak
7 Watafel 6 6 - 6 -
8 Gayung kamar 6 6 - 6 -
mandi
9 Kaca Wastafel 6 6 - 6 -
10 Tempat sampah 6 6 - 6 -
11 Standart Infus 18 18 - 18 -
12 Rak sepatu 6 6 - 6 -

4. Peralatan Dan Fasilitas Pasien Ruang boning 10-14

Kondisi
NO Nama barang Jumlah Standar kekurangan
Baik Rusak
1 TV 2 2 - 2 2
2 Bed 10 10 - 5 -
3 Kursi penunggu 10 10 - 10 -
4 AC 2 2 - 2 -
5 Jam Dinding 2 2 - 2 -
6 Gorden 2 2 - 2 -
7 Watafel 2 2 - 2 -
8 Gayung kamar 2 2 - 2 -
mandi
9 Kaca Wastafel 6 6 - 6 -
10 Tempat sampah 2 2 - 2 -
11 Standart Infus 10 10 - 10 -
12 Rak sepatu 4 4 - 2 -

27
5. Peralatan dan Fasilitas Medis

Kondisi Standar SK
No Nama Barang Jumlah Kekurangan
Baik Rusak yanmed 1994
1 Ambubag - - - 3 3
2 Suction 1 1 2 1
3 O2 Transport 1 1 - 1 -
4 Lampu Tindakan 1 1 - 1 -
5 Tensi Dewasa 2 1 1 1 1
6 Nebulazer 1 1 - 1 1
7 Trolly 2 2 - 1 -
8 Tourniquet 1 1 - 1 1
9 GDA 1 1 - 1 -
10 Thermometer 1 1 - 1 -
11 Stetoscope 1 1 - 1 -
12 Timbangan 1 1 - 1 -
13 Bengkok 1 1 - 1 -
14 Rawat luka set 1 1 - 1 -
15 Gunting kassa 1 1 - 1 -
16 senter 1 1 - 1 -
17 Timbangan digital 1 1 - 1 -
18 Kursi roda 1 1 - 1 -
19 Brangkar - - - 1 1
20 Almari sentralisasi 2 2 - 2 -
obat

28
6. Buku Standar Operasional Prosedur

NO NO DOKUMEN JUDUL
1 001/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Irigasi Mata
2 002/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Irigasi telinga
3 003/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Kumbah lambung
4 004/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Melaksanakan ambulasi dini
5 005/RSIS,NU /NURSING/SPO/IV/2017 Melakukan skin tes
6 006/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Melepas kateter
7 007/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memakai masker
8 008/RSISI.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memakai skort
9 009/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memandikan pasien di tempat tidur
10 010/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memasang infus
11 011/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memasang kap kutu
12 012/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memasang kateter
13 013/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memasang kondom kateter
14 014/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memasang sarung tangan steril
15 015/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Membantu pasien dalam latihan
aktif
16 016/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Membantu pasien pindah dari
tempat tidur ke kursi roda
17 017/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Membantu pasien untuk istirahat
/tidur
18 018/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberi bantuan oksigen
19 019/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberi huknah rendah
20 020/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberi huknah tinggi
21 021/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberi tetes hidung
22 022/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan posisi dorsal
recumbent
23 023/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan posisi genupectoral
/nungging
24 024/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberi posisi SIM
25 025/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 memberikan kompres dingin

29
26 026/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan kompres hangat
27 027/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Melakukan nebulizer
28 028/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan obat mata
29 029/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan obat oral
30 030/RSIS.NU/ NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan oksigen
31 031/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan posisi litotomi
32 032/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan posisi tredelenberg
33 033/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan suntiakan intra
cutan(IC0
34 034/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan suntikan subcutan
35 035/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Membersihkan mulut
36 036/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memeriksa gula darah dengan
metode cepat
37 037/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memiringkan pasien
38 038/RSIS.NU/ NURSING/SPO/IV/2017 Memotong kuku
39 039/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mencuci rambut
40 040/RSIS.NU/NURSING/SPO /IV/2017 Mencukur rambut
41 041/RSI S.NU/ NURSING/SPO/IV/2017 Menerima pasien baru
42 042/RSIS.NU / NURSING/SPO Mengelurakan faeses secara
/IV/2017 manual(rectal taucher)
43 043/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV /2017 Menggantikan alat tenun kotor pada
tempat tidur tanpa memindahkan
pasien
44 044/RSIS.NU / NURSING/SPO/IV/2017 Menghitung denyut nadi dan
pernafasan
45 045/RSIS.NU/ NURSING /SPO/IV/2017 Mengukur cairan yang masuk dan
keluar
46 046/RSIS.NU/ NURSING/SPO/IV/2017 Mengukur tekanan darah
47 047/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Menimbang berat badan
48 048/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Menyiakan tempat tidur
49 049/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Menyikat gigi
50 050/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Menyisir rambut
51 051/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Menyuapi pasien

30
52 052/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Merapikan tempat tidur
53 053/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Merawat colostomi
54 054/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Merawat pasien pasca tracheostomy
55 055/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Orientasi pasien baru
56 056/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Pemasangan kateter sementara
57 057/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan makanan cair melalui
magslang/naso gastrik tube(NGT)
58 058/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Penghisapan lender dari mulut
,hidung dan tracheostomy
59 059/RSIS.NU/NURSING/SPO IV/2017 Perawatan luka dan mengangkat
jahitan
60 060/RSIS.NU /NURSING/SPO/V/2017 Sebelum dan sesudah tindakan
61 061/RSIS.NU/NURSING /SPO/IV/2017 Tindakan coklok anus ( darmbuis)
62 062/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Tindakan uji rumple-leede
63 063/RSIS.NU /NURSING/SPO/IIV/2017 Membantu pasien BAB
64 064/RSIS.NU /NURSING/SPO /IV/2017 Memberikan suntikan intra
muskuler(IM)
65 065/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Pemasangan mag slang/naso gastrik
tube(NGT)
66 066/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan suntikan melalui intra
vena(IV)
67 067/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Monitoring cairan infus
68 068/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Pasien operasi elektif
69 069/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Pembalutan
70 070/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan obat melalui kulit
71 071/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan obat melalui
sublingual
72 072/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Membersihkan mulut
73 073/RSIIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan buli buli panas
74 074/RSS.NUI/NURSING/SPO/IV/2017 Pertolongan pertama pada pasien
muntah
75 075/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Pertolongan pertama perdarahan
mata

31
76 076/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memberikan obat tetes mata
77 077/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Merawat pasien dengan kanula
tracheostomy
78 078/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mengeluarkan benda asing dari
saluran nafas
79 079/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Menyiapkan makanan dan minuma
pasien
80 080/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Membantu pasien makan dan
minum
81 081/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Pemasangan pengaman pada tempat
tidur
82 082/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Menjaga keselamatan penderita di
tempat tidur
83 083/RSIS.NU//NURSING/SPO/IV/2017 Membantu penderita pindah dari
tempat yidur ke kursi roda
84 084/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memantau penderita pasca bius
85 085/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memandikan pasien dalam posisi
berbaring
86 086/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Memandikan pasien dalam posisi
duduk
87 087/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memberi rendam duduk
88 088/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memandikan anak
89 089/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Melakukan lavementpada pasien
dengan colostomy
90 090/RSIS.NU /NURSING/SPO/IV/2017 Merawat pasien dengan colostomy
91 091/RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Memasang sarung tangan steril
92 092/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Membuat anamneses/pemeriksaan
fisik
93 093/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Menimbang berat badan dewasa
94 094/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mengukur tinggi badan dewasa
95 095/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mengukur pernafasan /rr
96 096/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mengukur suhu badan di axila
97 097/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mengukur suhu badan di rectal

32
98 098/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Mengukur suhu badan per oral
99 099/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Perawaytan kateter menetap//DC
100 100/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Melakukan pemeriksaan ECG
101 101/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Membuat larutan desinfektan
102 102/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Alur permintaan darh ke PMI
103 103/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Penanganan reaksi transfusi
104 104/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Pencatatan dan pelaporan pasca
reaksi transfusi
105 105/ RSIS.NU/NURSING/SPO/IV/2017 Penyerahan darah dari PMI ke
perawat ruangan
106 106/RSIS.NU/Med/SPO/I/2017 Pemberian transfusi darah
107 107/RSIS.NU/Dir/Kep/IV/2017 Prosedur cuci tangan (biasa dan
antiseptic)
108 108/RSIS.NU/NURSING/SPO/X/2017 Operan jaga perawat/bidan (timbang
terima)
109 109/RSIS.NU/NURSING/SPO/X/2017 System penyusunan laporan kepala
jaga /penaanggung jawab shif

33
Tinjauan ruangan berdasarkan analisis SWOT
THREATS /
NO ANALISA STRENGTH WEAKNEES OPPORTUNITY
ANCAMAN

1 Man

a. Ketenagaan - Ketenagaan - Jumlah perawat yang masih kurang menyebabkan - Adanya peluang Kekurangan
adanya pekerjaan perawat yang dikerjakan oleh dalam perawat dapat
 Ka.Ru = 1 org administrasi contoh : menjelaskan obat pulang klien penerimaan menimbulkan
 Ka Jaga = 4 org yang harusnya dilakukan oleh perawat tapi di jelaskan perawat baru.
 PP = 10 org peningkatan
oleh administrasi.
- Jam visit dokter yang tidak tetap menyebabkan kelebihan beban
penumpukan kerja perawat di pagi hari, sehingga kerja perawat
perawat di pagi hari kelebihan beban kerja. sehingga terjadi
- Berdasarkan penghitungan ketenagaan menurut penurunan kinerja
Thailand & Philiphine : perawat dan
Jumlah jam perawatan /pasien = 7 jam kualitas asuhan
Tenaga yang dibutuhkan =
keperawatan.
Jml jam perawatan x 52mgg x 7 hr x jml TT x BOR
Jml mgg efektif x 40 jam

 Koreksi = 25%
 Tenaga yang dibutuhkan =
jml tenaga yang di butuhkan + 25 %
7 jam x 52mgg x 7 hr x 28 TT x 85%

39 mgg x 40 jam
60642,4
  38,87
1560
 Faktor koreksi = 38,87 x 25 % = 9,71  10
 Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan : 17 + 10 = 27

34
orang
 Saat ini tenaga perawat di Ruang Sunan Bonang=
14 + 1 Ka.ru

THREATS /
NO ANALISA STRENGTH WEAKNEES OPPORTUNITY
ANCAMAN

b. Latar Belakang - Tingkat Pendidikan - Perawat dengan tingkat - Adanya kesempatan Tuntunan masyarakat
Pendidikan pendidikan S1 Ners 8 orang untuk melanjutkan dalam pelayanan yang
 S1 Kep Ns = 8 org dan 6 orang dengan latar pendidikan ke jenjang optimal dan holistic.
 D3 Kep = 6 org belakang hanya dengan yang lebih tinggi
 pendidikan Diploma - Adanya pre conference
Keperawatan sebelum memulai
- Kesempatan dalam asuhan keperawatan
melanjutkan pendidikan yang - Adanya post conference
lebih tinggi sudah tercukupi. di akhir.
- Belum adanya perbedaan - Adanya sharing dengan
antara perawat lulusan DIII kepala ruangan
dengan perawat lulusan - Adanya rapat bulanan
S1dalam tugas sebgai evaluasi.
keperawatannya.
- Adanya motivasi dari kepala
ruangan.
c. Pendidikan - Kesempatan dalam - Perawat mempunyai Adanya keterbatasan
dan Pelatihan - Motivasi perawat dalam mengikuti pelatihan / peluang untuk mengikuti perawat dan kemampuan
mengembangkan diri seminar terbatas seminar/ pelatihan perawat dalam kualitas
- Informasi yang kurang - Kesempatan dalam.
-

35
OPPORTUNITY / THREATS /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN WEAKNEES / KELEMAHAN
KESEMPATAN ANCAMAN

- Ka Jaga dan perawat - tentang pelatihan dan meningkatkan Sumber daya pelayanan.
pelaksana diikut sertakan seminar diluar RS perawat
dalam pelatihan-pelatihan - Tidak adanya reward yang
significant bagi karyawan
- Adanya kesempatan untuk yang berprestasi
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi

d. Karakteristik - Klien di Sunan Bonang - Tenaga perawat yang terbatas - Tingkat ketergantungan - Rumah sakit swasta di
pasien memiliki tingkat dan jam visite dokter yang klien yang berbeda dapat kota Tangerang yang
ketrgantungan yang berbeda- tidak tetap meningkatkan memiliki ruangan dan
beda mulai dari yang yang - Tidak ada data karakteristik pengetahuan dan asuhan keperawatan
minimal care sampai total pasien sesuai tingkat ketrampilan perawat yang berkualitas.
care. Namun rata-rata ketergantungan pasien dalam memberikan
memiliki tingkat Asuhan keperawatan.
ketergantungan minimal care.

e. Kedisiplinan - Kejelasan jadwal mulai dari - Ketidak disiplinan perawat - Kedisiplinan yang tinggi - Ketidakdisiplinan
ketepatan waktu datang dan dalam hal kehadiran akan tercipta suasana perawat terhadap
jadwal dinas. (ketepatan waktu datang) yang nyaman bagi kehadiran akan
- Banyaknya keluarga klien pasien dan perawat. menghambat proses
- Adanya kejelasan waktu yang berkunjung tidak patuh pelayanan asuhan
berkunjung dan batas umur terhadap peraturan batas keperawatan.
waktu berkunjung dan - Ketidakpatuhan
pengunjung
jumlah penunggu keluarga pasien

36
OPPORTUNITY / THREATS /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN WEAKNEES / KELEMAHAN
KESEMPATAN ANCAMAN

- - - terhadap peraturan
batas waktu
berkunjung dan
jumlah penunggu akan
menimbulkan infeksi
nosokomial dan
menghambat asuhan
keperawatan.
-

f. Jumlah pasien - Jumlah BOR pada bulan - Hanya klien jenis kelamin - Adanya Peningkatan - Banyaknya RS yang
februari 2018 = 86,58% laki-laki yang dapat dirawat di mutu pelayanan. berlokasikan di kota
ruang Sunan Bonang. - Peningkatan BOR dari tangerang sehingga
klien yang di kirim oleh masyarakat bebas
IGD dan poli penyakit memilih pelayanan
dalam. yang merasa dapat
memberikan pelayanan
yang optimal.

g. Kinerja - Perawat ruangan memiliki - Masih adanya tenaga perawat - Klien dan keluarga klien - Sikap perawat yang
sikap yang baik, ramah kepada yang kurang ramah, kurang yang merasa puas kurang baik dapat
klien dan keluarga klien. sabar terhadap klien dan dengan pelayanan mengakibatkan
keluarga klien. perawat Sunan Bonang. pelayanan yang kurang
optimal.

37
WEAKNEES / OPPORTUNITY / THREATS /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN
KELEMAHAN KESEMPATAN ANCAMAN

2
Material
a. Ruang Rawat Nama Ruangan Sunan Bonang - Cleaning service terbatas - Adanya dana untuk - Banyaknya RS berdiri
Jenis type / kelas : kelas 2 - Hordeng ruangan hanya penambahn cleaning di Tangerang dengan
Kapasitas Ruangan ada 2 ruangan, satu. service kondisi ruangan yang
ruangan A 9 kamar, ruangan B 5 - Adanya pembagian lebih nyaman dan lebih
kamar jadwal yang jelas menarik
Jumlah Klien : 28 Orang cleaning service
- Adanya kesempatan
untuk merenovasi dan
ruangan

b. Ruang Perawat - Ruang ka.Ru dan ruang perawat - Dalam pelaksanaannya - Adanya kesempatan - Membahayakan
menjadi satu km ganti masih terdapat penyatuan untuk permintaan lemari bagian lain bila
- Terdapat lemari Obat, alat medis pembuangan sampah Obat sampah medis dan
dan lemari obat emergency medis dan non medis - Adanya kesempatan nonmedis sampai
- Kondisi lemari tempat permohonan dibuatkan menyatu
- Adanya Ners station di ruang penyinmpanan Obat perlu kamar ganti dan tempat - Ketidaknyamanan
Sunan Bonang perbaikan/pergantian sholat petugas ruang kerja, kamar
- Terdapat gudang yang berfungsi karena masih kekurangan - Kolaborasi ruangan ganti dan tempat
meletakkan tempat sampah tempat untuk peyimpanan dengan management RS sholat dapat
medis dan nonmedis, obat pasien menurunkan motivasi
penyimpanan alat kesehatan kerja perawat

38
WEAKNEES / OPPORTUNITY /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN THREATS / ANCAMAN
KELEMAHAN KESEMPATAN

- Adanya tempat sampah yang - Permintaan bahan Perlu sosialisasi tentang Resiko pada keselamatan
sudah terpisah medis dan non medis (APD) maksud tujuan dari prosedur kerja bagi petugas terutama
medis terbatas pemakaian APD perawat.
- Sudah terlaksananya cara
pembuangan spuit.
- Tersedianya alat-alat pelindung
di ruangan (masker dan
handscoon)
3. Metode
a. Penugasan - Metode yang digunakan adalah
Kerja metode Ka Jaga, Karu = 1 - Pelaksanaan - Pelaksanaan asuhan - Kurang meratanya
Orang, Ka Jaga 4 orang, penugasan metode Ka keperawatan dilakukan pengetahuan perawat
Pelaksana = 10 orang Jagat belum optimal secara menyeluruh, setiap diruangan dapat
dan bersifat pelaksana mempunyai
menurunkan kualitas askep
fungsional peluang untuk
bertanggung jawab pada
pasien.

- Operan shift sudah - Materi Operan shift - Ciptakan komunikasi - Isi dari operan shift yang
dilaksanakan di nurse station belum berfokus pada yang lebih baik dalam tidak lengkap dan belum
dan keliling melihat kondisi masalah keperawatan. tukar informasi pasien berfokus pada masalah
klien saat Operan shift keperawatan menyebabkan
perawat yang dinas
selanjutnya tidak
mengetahui kondisi klien
secara menyeluruh.

39
WEAKNEES / OPPORTUNITY / THREATS /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN
KELEMAHAN KESEMPATAN ANCAMAN

b. Protap - Adanya SPO  Belum adanya SAK - Meminimalkan terjadinya Kesalahan kerja dapat
kesalahan dalam terjadi kapan saja dalam
pemberian asuhan pemberian Asuhan
keperawatan dengan
Keperawatan diruang
protap.
rawat

c. Pendokumen - Adanya pendokumentasian


tasian pengkajian, diagnosa - Terdapat ketidakrelevanan - Adanya pendoku- - Keterbatasan waktu
keperawatan dan catatan pendokumentasian antara mentasian yang jelas dan dalam pendokumen-
perkembangan pasien diagnosa keperawatan yang akurat dapat tasian menyebabkan
meminimalisir kesalahan pendokumentasian
ditegakkan dengan catatan
askep tidak
keperawatan dan berkesinambungan
perkembangan. - Ketidakrelevanan
diagnosa yang
ditegakkan dengan
rencana tindakan
keperawatan yang
dilakukan
menyebabkan askep
tidak maksimal dan
komprehensif

40
WEAKNEES / OPPORTUNITY / THREATS /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN
KELEMAHAN KESEMPATAN ANCAMAN

5. Machine
a. Peralatan - Adanya alat TPRS.
- Terdapat alat neubulizer 1 buah - Alat sering rusak - Mempermudah dalam - Alat suction, alat
Terdapat alat suction disetiap TT pemberian Askep neubulizer, bila
Adanya fasilitas AC di ruang - Hilang alat - Kalibrasi alat secara perawatannya kurang
visite dr, serta lemari es untuk berkala / 6 bulan dan baik dapat berisiko
penyimpanan obat rutin dapat meminimalisir meningkatkan angka
.
- Terdapat tabung oxigen yang angka kerusakan alat. infeksi nosokomial
dapat membantu dalam bila angka
memberikan askep secara perbaikannya lebih
kolaboratif. tinggi menimbulkan
- Adanya 2 buah rostour kerugian bagi RS

41
42

Anda mungkin juga menyukai