Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lu’lu Shabrina Aziz

NIM : 19081015

Kelas : 1G Farmasi Regplus

Dosen : Anggun Setya Wibawa, S.Farm, Apt.

Limbah B3 Infeksius
A. Definisi Limbah B3 Infeksius
B3 adalah Bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan pembuangan limbah dapat
melepaskan debu, partikel, gas, serat, radiasi yang bisa menimbulkan iritasi, korosif,
keracunan, kebakaran, ledakan dan bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan
kesehatan, cacat, kematian dan kerusakan harta benda dan lingkungan hidup.
Limbah infeksius adalah limbah yang dicurigai mengandung bahan patogen contoh
kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas, materi atau peralatan yang
tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta.
Contoh bahan infeksius :limbah medis, cairan tubuh pasien infeksius, dll.

B. Tempat Penyimpanan B3 Infeksius


Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas
1. Dekat dengan hidrant / safety shower.
2. Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk,
3. Menjamin keamanan produk
4. Menjamin keamanan petugas
5. Ada rambu / tanda, denah lokasi , jalur evakuasi.
6. Bahan tidak diletakkan di lantai (palet, rak, lemari),
7. Ada APD
Pelindung Diri
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan masker
 Menggunakan skort pelindung

C. Tindakan Pencegahan Infeksi


1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Contoh : Pencucian alat dengan menggunakan sabun.
2. Antiseptik,yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya. Contoh :

1
» Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering dilanjutkan dengan
mencuci menggunakan alkohol.
» Menuangkan alat dengan alkohol, lalu dibakar
3. Dekontaminasi,tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman,terutama petugas pembersihan medis sebelum
pencucian dilakukan.

D. Pengelolaan Limbah Infeksius


Pengelolaan limbah meliputi :
1. Pemisahan Limbah Infeksius
 Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
 Semua limbah beresiko infeksi hendaknya diberi label jelas
 Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda dan anti
sobek yang menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk
insinerasi atau dibuang.
2. Penyimpanan Limbah Infeksius
Dibeberapa negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai gantinya
dapat digunakan kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga
dapat diperloleh dengan mudah) kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip
berwarna, kemudian ditempatkan ditong dengan kode warna dibangsal dan unit-
unit lain.
3. Penanganan Limbah Infeksius
a) Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.
Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas.
b) Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa
mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan diletakkan
ditempat tertentu untuk dikumpulkan.
c) Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna
yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai.
d) Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan
hewan perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.

E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah medis infeksius :
1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu (disposafe box)
segera setelah pemakaian.
2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu
penyuntikan ( 1 al sun = 1 pasien )
3. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak
dicampur dengan limbah-limbah lainnya.
4. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk
menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja

2
5. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box
6. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman,
semisal sarung tangan dari karet.

F. Pengangkutan Limbah
Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode
warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah
bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan dengan kendaraan khusus
(mungkin ada kerjasama dengan dinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan
untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap
hari, jika perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan
menggunakan larutan klorin.

G. Pembuangan Limbah Infeksius


1. Autoclaving
Limbah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Kantong limbah plastik biasa
hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan meleleh selama
autoclaving. Karena itu diperlukan kantong autoclaving.
2. Disinfeksi dengan Bahan Kimia
3. Insinerator
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampah
dengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 0F
dan dapat mengurangi sampah 70 %.
4. Penguburan
Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan anggota tubuh
dari ruang operasi atau otopsi yang mudah membusuk, perlu segera dikubur.
5. Sanitary Landfill
Sampah medis terlebih dahulu dilakukan sterilialisasi atau disinfeksi kemudian
dibuang dan dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah setiap akhir hari kerja.

Anda mungkin juga menyukai