PEMBAHASAN
Sumber arus listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan
panel surya. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor walaupun mungkin saja
arus searah mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber
arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa
sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke
kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif,
yang "tampak" mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
luar sumber) maka resultan = 0 di setiap titik, jadi + =0 Jadi pada rangkaian terbuka:
Vab = Ԑ
Meskipun demikian gaya gerak listrik Ԑ bukanlah beda potensial. Beda potensial Vab adalah
usaha per muatan oleh medan elektrostatik (besarnay tergantung arus) sedangkan ggl adalah
usaha per satuan muatan oleh medan non elektrostatik (tidak bergantung pada arus).
2.1.2 Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran dari muatan listrik dari satu titik ke titik yang lain. Arus listrik
terjadi karena adanya media penghantar antara dua titik yang mempunyai beda potensial.
Semakin besar beda potensial listrik antara dua titik tersebut maka semakin besar pula arus
yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah diperoleh tenaga listrik yang disebut dengan daya.
Dalam aplikasinya, arus listrik terjadi saat muatan pada tegangan listrik dialirkan melalui
beban. Contohnya saat kita menyalakan televisi maka arus listrik rumah kita mengalir dari titik
phase ke titik netral. Dalam hal ini televisi dianggap sebagai beban yang dialiri oleh arus listrik
dan tenaga atau daya yang ditimbulkan karena aliran listrik inilah yang menyebabkan televisi
bisa menyala
Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian disebut dengan kuat arus. Dan
karena mengalir maka arus listrik merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai
arah. Arah yang dimaksud adalah arah aliran muatan listrik. Simbol dari besaran kuat arus
dinyatakan dengan huruf I besar berasal dari kata dalam bahasa perancis, Intensite yang berarti
intensitas. Kuat arus merupakan muatan listrik yang mengalir dalam waktu tertentu. Dalam hal
ini dapat dirumuskan bahwa besarnya kuat arus merupakan jumlah muatan (Q) dibagi dengan
waktu (t).
I = Q/t
Keterangan : I = kuat arus listrik ampere
Q = jumlah muatan
T = waktu
Satuan kuat arus dinyatakan dalam Ampere atau disingkat dengan huruf A besar. Nilai kuat
arus sebesar 1 Ampere adalah aliran muatan listrik sejumlah 1 Coloumb dalam waktu 1 detik.
Muatan listrik adalah satuan terkecil dari atom. Dalam inti atom terdapat muatan positif yang
disebut proton dan muatan netral yang disebut neutron. Sedangkan pada kulit atom terdapat
muatan negatif yang disebut elektron.
2.1.3 Hambatan
Resistansi atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik adalah kemampuan
suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Seperti yang kita
ketahui bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh adanya pergerakan elektron-
elektron pada konduktor.
besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
Jenis bahan contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah
dibandingkan dengan baja.
Suhu Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada
penghantar.
Panjang penghantar Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai
resistansinya.
Luas penampang Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula
nilai resistansinya.
Jika kita memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung-ujung tembaga yang
mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda.
Karakteristik penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance). Hambatan
dari sebuah penghantar di anatara dua titik dengan perbedaan potensial V diantara titik-titik
tersebut, dan dengan mengukur arus i, dan kemudian melakukan pembagian:
R=V/I
Keterangan : V = Tegangan Listrik (Voltage), diukur dalam satuan Volt
I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere
R= Hambatan Listrik atau Resistansi (Resistance), diukur dalam satuan Ohm
Hukum Kirchhoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus dan beda
potensial (umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik. Hukum ini pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-
1887) pada tahun 1845.
A. Hukum Kirchhoff 1
Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule), karena hukum
ini memenuhi kekekalan muatan. “Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan
dalam suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan
tersebut”
Rumus:
Keterangan : I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere
B. Hukum Kirchhoff 2
Bunyi hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:
“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”
Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena pada
kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu rangkaian pada keadaan
tunak adalah konstan.
Rumus :
Secara umum, rumus pengisian kapasitor untuk tegangan dan arus dapat dinyatakan seperti
berikut :
apabila sebelum pengisian tidak terdapat adanya tegangan awal pada kapasitor, Vc(0)=0V,
maka persamaan diatas menjadi :
Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengisian kapasitor akan
membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Berdasarkan rumus pengisian kapasitor untuk tegangan, bisa didapat pula hubungan antara
waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada kapasitor yang dinyatakan dalam tabel
berikut
t Vc
0 0
0,7RC 50%
RC 63%
2RC 86,5%
3RC 95%
4RC 98,2%
5RC 99%
2. Pengosongan Kapasitor
Apabila suatu kapasitor yang telah berisi penuh muatan Q (dengan beda potensial V)
dihubungkan kedua kepingnya dengan kawat penghantar melalui hambatan R, maka elektron
dari keping negatif akan mengalir ke keping positif. Dengan demikian arus mengalir melalui
R dari keping positif ke keping negatif. Maka muatan kapasitor akan berkurang terus sampai
nol.
Berlanjut dari artikel diatas, kali ini akan dibahas mengenai pengosongan kapasitor. Saat
kapasitor sudah terisi oleh sebagian atau penuh muatan listrik maka kapasitor tersebut dapat
dikosongkan dengan cara menghubungkan saklar (S) pada ground. Akibatnya tegangan
kapasitor dan arus akan berkurang secara eksponensial sampai nol.
Lamanya proses pengosongan kapasitor ini juga ditentukan oleh nilai R-C yang dipakai pada
rangkaian. Berikut adalah rumus umum untuk pengosongan kapasitor
Vs adalah tegangan kapasitor sebelum dikosongkan. Vs akan bernilai sama dengan tegangan
input pengisi kapasitor apabila kapasitor diisi sampai penuh (fully charged).
arus pengosongan setelah t detik
Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengosongan kapasitor akan
membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Untuk tabel hubungan antara waktu pengosongan terhadap persentase tegangan pada
kapasitor dinyatakan dalam tabel berikut.
t Vc
0 99%
RC 37%
2RC 14%
3RC 5%
4RC 2%
5RC 1%
e = - N df/ dt
f : fluksi magnetik
Dengan lain perkataan, apabila suau konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik
yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam konduktor itu.
- harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi yang berubah
yang memotong konduktor itu.
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan utamanya
adalah pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan
pada kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-
ubah tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan:
saklar,komutator,dioda.
Di pos t i ng ol eh i
2.2 Jenis Rangkaian Listrik Arus Searah
Dari gambar di atas, . Beda potensial/tegangan antara titik A dan B sebanding dengan besar
kuat arus dan sebanding dengan besar hambatan listrik.
Hukum Ohm:
Kuat arus yang melalui suatu konduktor ohm adalah sebanding (berbanding lurus) dengan
beda potensial antara ujung-ujung konduktor asalkan suhu konduktor tetap.
C. Rangkaian Seri
Perhatikan gambar di atas!
Gaya gerak listrik (GGL) adalah beda potensial di antara ujung-ujung baterai ketika belum
mengalirkan arus listrik (ketika saklar masih terbuka).
Tegangan jepit adalah beda potensial/tegangan diantara ujung-ujung baterai ketika baterai
telah mengalirkan arus listrik ( ketika saklar tertutup).
1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pemilihan
arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan arah arus listrik.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan tegangan
(IR) bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan arah arus,
maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai
adalah kutub positif, maka gaya gerak listrik bertanda positif, sebaliknya bila
kutub negatif maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
1. Suatu rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar 5.10, dengan hukum Kirchhoff II
hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut.